Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah PPKn ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat
dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Sikap Positif dalam Menghadapi Berbagai Pengaruh IPTEK ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Sikap Positif dalam Menghadapi Berbagai
Pengaruh IPTEK ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) adalah teknologi yang dapat menunjang
segala macam kehidupan manusia sehingga bisa membangun peradaban purba hingga
menjadi peradaban modern seperti sekarang ini. IPTEK terus berkembang dan meningkat
secara signifikan. Dilansir dari NBC News, selama 50 tahun terakhir terobosan teknologi
telah merevolusi cara hidup manusia. Contoh terobosan tersebut adalah teknologi
transplantasi organ, robot dan kecerdasan buatan (artifisial intelligent), transfer dana
elektronik, tenaga nuklir, smartphone, penerbangan luar angkasa, media digital, rekayasa
genetika (bioteknologi modern), serta internet. Dibalik majunya IPTEK terdapat dampak
buruk yang juga mengirinya seperti kejahatan online (cybercrime), konten-konten
kekerasan, pornografi, juga hal-hal berbau sara, dan juga masalah kesehatan.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama
Nusantara yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah
kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Letak wilayah NKRI berada di antara:


 Dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia; serta
 Dua samudra. yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia
berada di:
 6° lintang utara (LU) – 11° lintang selatan (LS), dan
 95° bujur timur (BT) – 141° bujur timur (BT).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kemajuan iptek terhadap NKRI?
2. Bagaimana pengaruh positif kemajuan iptek bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara?
3. Bagaimana sikap tanggung jawab dalam pengembangan iptek?
4. Bagaimana sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan iptek?
5. Apa pengertian NKRI ?
6. Bagaimana sejarah NKRI
7. Bagaimana manjaga keutuhan NKRI ?
8. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI?
BAB II
PEMBAHASAN

SIKAP POSITIF DALAM MENGHADAPI BERBAGAI PENGARUH KEMAJUAN


IPTEK

A. Mengidentifikasi Pengaruh Kemajuan Iptek terhadap NKRI

Pada abad ke-20, rekayasa teknologi yang dikembangkan oleh manusia terus mengalami
kemajuan bahkan menuju kesempurnaan. Pada abad ini ditemukan beberapa alat yang sangat
menunjang pada perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, seperti munculnya televisi,
komputer, telepon dan sebagainya. Selain itu, perkembangan teknologi transportasi juga
semakin menunjukkan bahwa dunia ini tanpa batas. Alat-alat transportasi seperti mobil, kapal
laut dan pesawat udara seakan-akan membuat jarak antardaerah bahkan antarnegara sekalipun
semakin pendek dan bisa ditempuh hanya dengan hitungan jam paling lama hitungan hari.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan iptek sedang dinikmati oleh seluruh masyarakat
dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Kemajuan iptek tentunya memberikan pengaruh bagi
kehidupan sebuah bangsa, baik itu pengaruh positif maupun negatif.

B. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek bagi Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa


dan Bernegara

1. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek di Bidang Politik


Tidak dapat pungkiri bahwa kemajuan iptek telah berhasil menanamkan nilai-nilai
dalam kehidupan politik bangsa Indonesia yang selama ini dianggap tabu. Kemajuan iptek,
menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat
terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. Dengan adanya keterbukaan,
dimungkinkan akan dapat mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga dapat
dicapai pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan adanya pemerintahan yang
demokratis, sangat dimungkinkan akan meningkatnya kualitas dan kuantitas partisipasi
politik rakyat dalam penentuan kebijakan publik oleh pemerintah.
Sementara itu dengan adanya kebebasan dalam arti kebebasan yang bertanggung jawab,
maka setiap orang dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan kreativitas dalam
kehidupannya tentu saja dalam hal-hal positif. Dengan dilaksanakannya nilai-nilai tersebut,
akan menjadi alat kontrol yang efektif dan efisien terhadap keberlangsungan suatu
pemerintahan, sehingga pada akhirnya akan tercipta pemerintahan yang bersih, jujur, adil,
dan aspiratif. Pada saat ini, di Indonesia makin banyak lahir partai politik, lembaga swadaya
masyarakat dan organisasi lainnya. Hal tersebut berpengaruh pada perwujudan supremasi
hukum, jaminan hak asasi manusia, demokratisasi, perlindungan lingkungan dan sebagainya.

2. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek di Bidang Ekonomi


Pengaruh positif iptek bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita ambil di antaranya:
a. Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
b. Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
c. Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya
tinggi.
d. Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
e. Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
f. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

3. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek di Bidang Sosial Budaya


Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya internet dan makin
canggihnya alat-alat komunikasi secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh
informasi dari belahan bumi lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan
proses transformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita. Selain itu juga, dengan adanya
informasi tersebut kita bisa mencontoh atau belajar banyak dari tata nilai sosial budaya, cara
hidup, pola berpikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain
yang telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita. Misalnya kita bisa mencontoh etos
kerja dan semangat kerja keras yang ditampilkan oleh orang lain untuk kita terapkan dalam
kehidupan kita.

4. Pengaruh Positif Kemajuan Iptek di Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan


Pengaruh positif iptek dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan yang dapat kita
ambil di antaranya:
a. Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
b. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim)
yang lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.

C. Sikap Tanggung Jawab dalam Pengembangan Iptek

Bagaimanapun juga, manusia hidup di dunia ini tidak dapat melepaskan diri dari
kemajuan iptek. Dengan iptek, hidup manusia akan dipermudah. Agar tidak menimbulkan
permasalahan dan dampak negatif, manusia perlu memiliki tanggung jawab etis di dalam
mengembangkan dan menerapkan iptek. Bagi bangsa Indonesia, di dalam mengembangkan
dan menerapkan iptek perlu mengingat landasan idealnya, yaitu Pancasila dan landasan
konstitusionalnya, yaitu UUD NRI Tahun 1945. Dalam kaitannya dengan Pancasila terutama
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sebenarnya telah memberikan peringatan kepada kita bahwa
semua ilmu yang ada di dunia berasal dari Tuhan. Alam semesta ini adalah objek kajian ilmu
pengetahuan. Sebagai contoh, sejak dahulu Tuhan telah menciptakan bahwa benda yang berat
jenisnya kurang dari satu akan terapung di air. Prinsip ini kemudian ditemukan oleh manusia.
Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan alam semesta untuk kemaslahatan umat manusia.
Menyadari kenyataan ini, setiap manusia Indonesia di dalam mengembangkan dan
menerapkan iptek sudah selayaknya mengingat ajaran dan perintah Tuhan. Iptek harus
dikembangkan dan diterapkan untuk kemaslahatan manusia, bukan untuk menyiksa dan
mencelakakan manusia.
Sementara itu, UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa tujuan nasional, antara
lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu,
bumi dan air, serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Untuk itu, upaya memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai iptek diarahkan agar senantiasa meningkatkan kecerdasan
manusia, meningkatkan pertambahan nilai barang dan jasa, serta kesejahteraan masyarakat
melalui pencepatan industrialisasi sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan
dengan mengindahkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat.
Dari amanat UUD NRI Tahun 1945 jelas bahwa pengembangan dan pemanfaatan iptek
untuk meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat secara lahir maupun batin. Itu
semua harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi sosial masyarakat. Ini
artinya pengembangan dan pemanfaatan Iptek di Indonesia tidak bebas nilai, tetapi harus
mempertimbangkan lingkungan dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang ada di
Indonesia.
Usaha pengembangan dan pemanfaatan iptek, setiap manusia Indonesia harus memiliki
kearifan dan berpegang pada prinsip moral. Dengan demikian, pemanfaatan iptek dalam
kegiatan pembangunan tidak akan merusak lingkungan hidup. Akan tetapi, kalau iptek
dimanfaatkan tanpa kearifan dan tidak dengan pertimbangan moral, kecenderungan untuk
merusak lingkungan lebih besar. Sebagai contoh dinamit dan bahan peledak dimanfaatkan
untuk mencari dan menangkap ikan. Hal itu tentunya yang akibatnya dapat merusak habitat
dan lingkungan.
Seseorang yang menggunakan bahan peledak, jelas semata-mata hanya demi keuntungan
pribadi, tidak didasari pertimbangan moral dan akibat baik buruknya dari tindakan itu.
Contoh lain misalnya nuklir. Energi ini sebenarnya besar sekali manfaatnya dalam
pembangunan, termasuk untuk bidang kesehatan. Akan tetapi, kalau nuklir jatuh ke tangan
orang yang tidak bertanggung jawab, dibuatlah senjata pemusnah, yang sangat mengancam
hidup manusia dan lingkungannya.
Manusia di dalam mengembangkan dan menerapkan iptek sudah selayaknya disertai
etika dan rasa tanggung jawab. Etika dalam hal ini, menyangkut pengertian luas, baik etika
keilmuan maupun etika sosial kemanusiaan atau etika moral. Dari segi etika keilmuan,
artinya di dalam mengembangkan iptek berdasarkan metode keilmuan dengan langkah-
langkah yang sistematis dan bersifat objektif. Manusia mempelajari gejala alam apa adanya
dengan tujuan dapat mengungkap rahasia alam dan menciptakan peralatan untuk mengontrol
gejala tersebut sesuai dengan hukum alam.
Sebuah ilmu dapat saja bebas nilai, dalam arti tanpa pamrih dan tidak memihak. Akan
tetapi, dari segi aksiologi, penerapan dan pemanfaatan hasil iptek harus mengingat pada etika
sosial kemanusiaan atau etika moral. Di sini, iptek tidak bebas nilai. Di dalam memanfaatkan
iptek, manusia perlu mengingat nilai-nilai kemanusiaan, norma, bahkan mengingat nilai-nilai
keagamaan.
Pada segi agama, etika, dan tujuan pengembangan iptek secara sistematis dapat dibagi
menjadi dua. Pertama, untuk membantu manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.
Berbagai penelitian atau eksperimen yang dilakukan manusia, pada hakikatnya adalah
memahami dan ingin mencari kebenaran ilmu dan hukum-hukum Tuhan di alam raya ini.
Orang yang makin paham tentang alam semesta ini tentu makin kagum dan yakin akan
kebesaran dan kemahakuasaan Tuhan. Kedua, untuk membantu manusia dalam menjalankan
tugasnya untuk membangun alam semesta ciptaan Tuhan. Dengan iptek, akan diciptakan
berbagai perangkat yang dapat mempermudah manusia dalam menjalankan aktivitas
kehidupannya di muka bumi ini.
Sementara itu, yang berkaitan dengan rasa tanggung jawab, seseorang harus sadar
bahwa iptek yang dipergunakan itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping
itu, rasa tanggung jawab juga mengandung arti bahwa dalam menerapkan iptek, tidak hanya
untuk kepentingan pribadi, tetapi semata-mata demi kemaslahatan orang banyak.
Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang selalu disertai dengan etika dan rasa tanggung
jawab akan mendatangkan hikmah. Selain itu, juga akan terhindar dari kerusakan lingkungan
hidup. Pengembangan dan pemanfaatan iptek yang demikian harus disadari sebagai ibadah.

D. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek

Tidak ada satu pun negara bangsa di dunia ini yang bisa lepas dari pengaruh kemajuan
iptek. Meskipun negara tersebut dikenal sebagai negara adidaya atau negara maju, tetap saja
tidak bisa melepaskan diri dari kemajuan iptek. Terlebih lagi Indonesia yang baru disebut
sebagai negara berkembang, akan sangat sulit bagi negara kita untuk mengelak dari pengaruh
atau implikasi kemajuan iptek. Akan tetapi, Indonesia sebagai bangsa yang besar harus
mempunyai sikap yang tegas terhadap kemajuan iptek ini. Ada tiga alternatif sikap yang bisa
diambil oleh bangsa kita dalam menghadapi kemajuan iptek.
Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan iptek dalam semua aspek
kehidupan. Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring terlebih dahulu.
Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita mengambil hal-hal positif dari
kemajuan iptek dan membuang hal-hal negatifnya. Dari ketiga alternatif tersebut, sikap
terbaik yang mesti kita ambil adalah sikap selektif. Dengan sikap seperti itu, kita dapat
mengambil keuntungan dari kemajuan iptek dan terhindar dari dampak buruknya, karena
semua pengaruh kemajuan iptek yang kita terima telah melalui proses penyaringan terlebih
dahulu. Adapun alat penyaringnya adalah Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya bangsa yang dapat
diterima oleh semua kalangan sehingga dapat dijadikan benteng yang kukuh dalam
menghadang pengaruh negatif dari kemajuan iptek.

1. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang Politik


Ada empat hal yang selalu dikedepankan pada saat ini dalam bidang politik, yaitu
demokratisasi, kebebasan, keterbukaan dan hak asasi manusia. Keempat hal tersebut oleh
negara-negara adidaya (Amerika Serikat dan sekutunya) dijadikan standar atau acuan bagi
negara-negara lainnya yang tergolong sebagai negara berkembang. Acuan tersebut dibuat
berdasarkan kepentingan negara adidaya tersebut, tidak berdasarkan kondisi negara yang
bersangkutan. Apabila suatu negara tidak mengedepankan empat hal tersebut, akan dianggap
sebagai musuh bersama. Selain itu, sering dianggap sebagai teroris dunia serta akan diberikan
sanksi berupa embargo dalam segala hal yang menyebabkan timbulnya kesengsaraan seperti
kelaparan, konflik, dan sebagainya. Sebagai contoh, Indonesia pernah diembargo oleh
Amerika Serikat, yaitu tidak memberikan suku cadang pesawat F-16 dan bantuan militer
lainnya, karena pada waktu itu, Indonesia dituduh tidak demokratis dan melanggar hak asasi
manusia. Sanksi tersebut hanya diberlakukan kepada negara-negara yang tidak menjadi
sekutu Amerika Serikat, sementara sekutunya tetap dibiarkan meskipun melakukan
pelanggaran. Misalnya Israel yang banyak membunuh rakyat Palestina dan menyerang
Lebanon tetap direstui tindakannya tersebut oleh Amerika Serikat.
Di sisi lain, isu demokratisasi yang sekarang menjadi acuan utama bagi eksistensi suatu
negara sebenarnya secara tidak langsung telah menutup mata kita terhadap mana yang benar
dan yang salah. Segala sesuatu peristiwa selalu dikaitkan dengan demokratisasi. Akan tetapi,
demokratisasi yang diusung adalah demokrasi yang dikehendaki oleh negara-negara adidaya
yang digunakan untuk menekan bahkan menyerang negara-negara berkembang yang bukan
sekutunya. Akibatnya, selalu terjadi konflik kepentingan yang pada akhirnya mengarah pada
pertikaian antarnegara.
Permasalahan di atas dapat ditaati oleh, Indonesia apabila menerapkan menganut paham
demokrasi Pancasila. Melalui paham inilah akan tercipta pemerintahan yang kuat, mandiri
dan tahan uji serta mampu mengelola konflik kepentingan yang dapat menghancurkan
persatuan dan kesatuan apalagi bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pluralistis, dapat
memperteguh wawasan kebangsaannya melalui sebagian Bhinneka Tunggal Ika.
Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai negara yang kuat
dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan kerja sama dengan negara-negara lain
dalam hubungan yang seimbang, saling menguntungkan, saling menghormati, dan
menghargai hak dan kewajiban masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa
Indonesia harus segera mewujudkan hal-hal sebagai berikut.
a. Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
b. Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
c. Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya
secara baik dan benar.
d. Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
e. Menegakkan supremasi hukum.
f. Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

2. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang Ekonomi


Sebenarnya sebelum menyentuh bidang politik, kemajuan iptek lebih dahulu terjadi pada
bidang ekonomi seiring dengan berkembangnya proses globalisasi ekonomi. Sejak
digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith sekitar abad ke-15, telah melahirkan
perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas perdagangannya ke berbagai
negara. Mulai abad ke-20, paham liberal kembali banyak dianut oleh negara-negara di dunia
terutama negara maju. Hal ini membuat globalisasi ekonomi makin mempercepat perluasan
jangkauannya ke semua tingkatan negara mulai negara maju sampai negara berkembang
seperti Indonesia.
Kenyataan yang terjadi, globalisasi ekonomi lebih dikendalikan oleh negara-negara
maju. Sementara negara-negara berkembang kurang diberi ruang dan kesempatan untuk
memperkuat perekonomiannya. Negara-negara berkembang semacam Indonesia lebih sering
dijadikan objek yang hanya bertugas melaksanakan keinginan-keinginan negara maju.
Keberadaan lembaga-lembaga ekonomi dunia seperti IMF (International Monetary Fund),
Bank Dunia (World Bank) dan WTO (World Trade Organization) belum sepenuhnya
memihak kepentingan negara-negara berkembang. Dengan kata lain, negara-negara
berkembang hanya mendapat sedikit manfaat. Hal tersebut dikarenakan ketiga lembaga
tersebut selama ini selalu berada di bawah pengawasan pemerintahan negara-negara maju.
Akibatnya, semua kebijakan selalu memihak kepentingan-kepentingan negara maju.
Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan pengaruh
negatif dari kemajuan iptek dan memperkuat kemandirian bangsa kita dalam semua hal.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu kiranya segera diwujudkan hal-hal di bawah ini:
a. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam
negeri sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
b. Pertanian dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia bermata
pencaharian sebagai petani.
c. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak
bergantung impor dari luar negeri.
d. Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala
sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan terjangkau.
e. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.
f. Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama
menghadapi kepentingan negara-negara maju.

3. Sikap Selektif terhadap Pengaruh Kemajuan Iptek di Bidang Sosial Budaya


Dalam bidang sosial budaya, kemajuan iptek telah membawa pengaruh dalam perilaku
yang ditampilkan oleh setiap masyarakat. Di antara pengaruh tersebut adalah dalam hal gaya
hidup, gaya pakaian, dasar ikatan hidup bermasyarakat, dan semakin mudahnya mendapatkan
informasi dan ilmu pengetahuan. Tiga hal yang disebutkan pertama, cenderung memberikan
pengaruh yang negatif. Oleh karena itu, kita harus membentengi diri dengan nilai-nilai yang
selama ini sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, yaitu nilai-nilai Pancasila. Adapun
pengaruh yang disebutkan terakhir cenderung memberikan keuntungan bagi bangsa kita.
Oleh karena itu, kita perlu mengadopsi hal tersebut dengan tidak mengabaikan nilai-nilai jati
diri bangsa kita.
Kemajuan iptek salah satunya ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Agar hal tersebut bersifat positif dan dapat diserap ke dalam budaya kehidupan
kita sehari-hari, maka kita perlu mengusahakan perubahan nilai dan perilaku, antara lain:
1. Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
2. Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.
3. Dapat memanfaatkan kegunaan iptek.
4. Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
5. Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
6. Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. Pengertian NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara
kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945),
di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang
2) Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7) Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang- undang.

B. Sejarah NKRI
Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya
tanam paksa (Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah
menyebabkan hancurnya struktur tanah yang dimiliki pribumi, dimana tanah
sebagai modal dasar pribumi dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dengan
adanya tanam paksa yang diterapkan telah mengubah jenis tanaman pribumi
dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa yang nota bene tidak di
kuasai oleh pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagi mampu mengelola
tanah yang dimilikinya dan tidak mengerti jenis tanaman yang berasal dari
Eropa, sehingga pribumi pada saat itu terbodohkan, termiskinkan, terbelakang
dan tertindas. Hal inilah kemudian yang di manfaatkan oleh pihak Belanda
untuk membangun pemerintahan yang dinamakan Hindia-Belanda guna
mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas, yang pada akhirnya
terjadilah sistem kerja rodi untuk mengeksplorasi hasil bumi yang ada di
Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan
politik ethis sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan
suatu sistem pendidikan di wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang
dibebankan untuk mendapatkan pendidikan ini terlalu mahal, maknanya tidak
semua pribumi mampu menikmati pendidikan yang diterapkan di Indonesia.
Dari sinilah terbangun strata sosial di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Adapun bentuk strata sosial tersebut telah memposisikan pribumi sebagai kaum
mayoritas berada pada kelas terbawah, kelas di atasnya adalah ningrat-
ningratnya pribumi dan para pendatang dari Asia Timur (Cina, India, Arab, dsb),
kemudian kelas teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit putih lainnya. Hal ini
menjadikan pribumi sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan,
termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga pada tahun 1908, Dr.
Soetomoe membangun pendidikan bagi kaum pribumi secara informal dan gratis
dengan nama Budi Utomo sebagai bentuk kepedulian terhadap pribumi yang
semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi tersebut diteruskan oleh Ki
Hajar Dewantara dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920 secara
formal, pendidikan pribumi yang di jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar
Dewantara telah membangkitkan jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk
melakukan perlawanan kepada Belanda, yang pada akhirnya mengakumulasi
lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui momen
Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal dari Jong-jong
atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki
komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia
(pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian
bahu membahu mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut
kemerdekaan Indonesia dan barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari
atau tepatnya pada tanggal
17 Agustus 1945 atas berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia dapat
mencapai kemerdekaannya dalam bentuk Teks Proklamasi yang dibacakan oleh
Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya pada tanggal 18
Agustus 1945 Bangsa Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia
dengan disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan
dasar di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Menjaga keutuhan NKRI


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa
Indonesia. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak
untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu
digagalkan oleh rakyat. Misalnya, ada upaya untuk menggantikan bentuk negara
menjadi Indonesia Serikat. Tetapi upaya untuk menggantikan bentuk negara itu
segera berlalu. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini
negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan
juga sebagai peserta didik kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha
membela negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai
kemajuan dan perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman
terhadap kedaulatan dan keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi,
meskipun intesitasnya kecil. Ancaman-ancaman itu meskipun dalam intesitas
yang kecil tapi jauh lebih rumit. Ancaman-ancaman itu dapat dikelompokkan
menjadi dua bagaian, yaitu ancaman yang dating dari luar negeri dan ancaman
dari dalam negeri.
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan
dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok,
maupun tingkat nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn,
Globalisasi adalah suatu proses dimana batas- batas negara luluh dan tidak
penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar
dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang
dimiliki dan kemampuannya.
2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam
berbagai sektor kehidupan.
3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar
negeri / regional.
4. Kesiapan perekonomian rakyat.

Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola


dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula
bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan
nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena
itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk
menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan
pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk
membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan
strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan
nontradisional.
Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan
militer negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan
kebutuhan wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan
kebutuhan wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip
sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu
mengutamakan tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik
dalam kerangka Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive
Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan
tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara
damai tidak membuahkan hasil.
Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat
dinamika politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang
makin lebar telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang
dan menjalar melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional
yang timbul di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan
mengedepankan cara-cara dialogis.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara
dialogis harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam
pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena
yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta
oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari “Budaya” adalah
sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok
(held in common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa,
tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti
“kualitas produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan
terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang
mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami
keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi
(kegoncangan budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).

D. Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber
konflik yang dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang
dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah
belah persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :


 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan
yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki
bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan
dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan
UUD 1945.
 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar
yang harus dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen
masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu antara lain pancasila sebagai landasan
idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya
dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.
 Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan
dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi
kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemajuan iptek tentunya memberikan pengaruh bagi kehidupan sebuah bangsa, baik itu
pengaruh positif maupun negatif. Kemajuan iptek telah menjadikan nilai-nilai seperti
keterbukaan, kebebasan dan demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan
bangsa Indonesia. Kecanggihan alat komunikasi yang ditandai dengan munculnya internet
secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh informasi dari belahan bumi
lainnya, sehingga kita secara tidak langsung telah melakukan proses transformasi ilmu yang
sangat bermanfaat bagi kita.
Sikap selektif terhadap dampak kemajuan iptek dapat dipertegas salah satunya dengan
meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional. Kegiatan konkretnya adalah:
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, misalnya tingkat
pendidikannya, derajat kesehatannya, dan tingkat kesejahteraannya.
2. Meningkatkan komoditas ekonomi yang mutunya, jumlahnya, dan pasokannya, serta
harganya bersaing.
3. Perbaikan perangkat hukum yang mengabdi pada kepentingan nasional. Dalam hal ini,
hukum yang dibuat harus melindungi kepentingan bangsa dan negara bukan
melindungi kepentingan asing.

NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi berdasarkan
otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat . Negara ada untuk membantu manusia
mewujudkan tujuan dan cita-citanya. Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi
manusia. Tugas manusia adalah bertanggung jawab rasa kepentingan bersama warganya.
Negara harus melindungi hak- hak warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya
sebagai warga negara. Ia juga harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh
semangat cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan
kewajiban, antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela
negara dari segala ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.

B. Saran
Ada tiga alternatif sikap yang bisa diambil oleh bangsa kita dalam menghadapi
kemajuan iptek ini. Pertama, menolak dengan tegas semua pengaruh kemajuan iptek dalam
semua aspek kehidupan. Kedua, menerima sepenuhnya pengaruh tersebut tanpa disaring
terlebih dahulu. Ketiga, bersikap selektif terhadap pengaruh tersebut, yaitu kita mengambil
hal-hal positif dari kemajuan iptek dan membuang hal-hal negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaelan. 2012. Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Yogyakarta:
Paradigma.

Republik Indonesia. 2002. UUD NRI Tahun 1945. Jakarta: Sinar Grafika.

Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aktualisasinya. Bandung:
Yapemdo.

Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21,
Indonesia”
Dephan, 2003, Jakarta.
Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta,
1990. Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta
1985.
Studi Pertahanan Nomor : 1 “Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang Hankamneg”,
Badiklat Dephan, Agustus 2005, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai