Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini menyebabkan
dampak yang signifikan pada setiap aspek kehidupan manusia. Negara Indonesia merupakan
salah satu dari negara yang terkena dampak perkembangan iptek tersebut. Pada saat ini
persebaran iptek sangatlah cepat, didukung dengan jaringan informasi dan komunikasi berupa
internet yang mudah diakses oleh semua orang dari berbagai penjuru dunia maka iptek akan
tersebar luas. Pengembangan iptek banyak terjadi terutama di negara-negara barat yang maju
seperti Inggris, Amerika, Belanda, dsb. Iptek tersebut tersebar sampai ke Indonesia, tentunya
mengandung berbagai muatan nilai dari negara pengembang iptek tersebut. Nilai tersebut tentu
tidak hanya berisikan nilai positif saja, tetapi mengandung nilai negatif. Nilai tersebut terkadang
berbenturan dengan nilai-nilai bangsa Indoesia, artinya nilai tersebut tidak sesuai dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam pancasila. Sebagai contoh perkembangan internet dari negara barat
yang banyak mengandung konten pornografi, konten pornografi tersebut mudah diakses oleh
orang Indonesia, tetapi konten pornografi tersebut tidaklah sesuai dengan nilai-nilai Bangsa
Indonesia. Bangsa Indoensia memilki Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman bagi
penyelenggaraan kehdiupan berbangsa dan bernegara, pancasila dapat dijadikan sebagai landasan
nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan itu maka setiap ilmu pengetahuan
dan teknologi yang tersebar di Indonesia sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia dan tidak ada
lagi suatu iptek yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung di Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
2. Bagaimana Hubungan nilai-nilai pancasila dengan pengembangan ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana peranan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
4. Bagaimana tantangan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Untuk mengetahui hubungan nilai-nilai pancasila dengan pengembangan ilmu
pengetahuan.
3. Untuk mengetahui peranan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Untuk mengetahui tantangan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

IPTEK merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai berbagai informasi


dan pengetahuan terkait teknologi di berbagai bidang. IPTEK juga merupakan suatu
sumber atau wadah informasi yang akan meningkatkan dan menambahkan ilmu dan
wawasan seseorang dalam bidang teknologi. Menurut Poerbawadja Harahap, IPTEK
merupakan ilmu pengetahuan tentang teknik yang dapat membuat manusia terpacu untuk
mengetahui seluk beluk bidang industri. Oleh karena itu, hasil IPTEK lebih sering
dikaitkan dengan kegiatan pabrik atau industri.

2.1.2 Perkembangan IPTEK di Indonesia

Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia berkembang dari tahun ke


tahun sejak Indonesia masih dalam penjajahan Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia pada masa penjajahan dipelopori dan diperkenalkan oleh
pemerintah kolonial Belanda. Pada waktu itu masyarakat diperkenalkan pada
persenjataan modern baik yang ringan maupun yang berat. Teknologi lain yang
diperlihatkan dan digunakan oleh Belanda berupa kendaraan tempur dan alat-alat
transportasi lainnya. Teknologi-teknologi tersebut berasal dari negara-negara di Eropa.
Kemudian pemerintah kolonial Belanda menanamkan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan di sekolah-sekolah maupun dengan cara penggunaan secara langsung
kepada masyarakat di Indonesia. 

Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dari barat di Indonesia membawa


dampak bagi kemajuan negara Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai melakukan
pergerkan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di samping itu penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia juga membawa dampak bagi semangat
juang bangsa Indonesia. Mereka memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern
untuk mencari informasi-informasi terkini mengenai keadaan dunia. Oleh karena itu
masyarakat Indonesia benar-benar terbantu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.    

Pada masa kolonial perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu
maksimal. Pemerintah kolonial yang menjadi penyebab perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia. Pemerintah kolonial menghalangi akses-akses masuknya ilmu
pengetahuan dan teknologi dari barat ke Indonesia. Mereka juga melakukan pelarangan
terhadap pendidikan bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Akibatnya Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara di sekitarnya.

Setelah merdeka, perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi berkembang


pesat di Indonesia. Hal ini didorong dengan terbukanya akses-akses untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat di Indonesia. Kemerdekaan
menciptakan keadilan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat
di Indonesia. Mereka mempelajari sedikit demi sedikit di sekolah-sekolah yang sudah
dibuka untuk semua kalangan masyarakat Indonesia. Dengan bekal pengetahuan ini
kemudian masyarakat Indonesia melakukan berbagai inovasi dan eksperimen ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia setelah


merdeka terbagi menjadi dua dekade. Pada dekade pertama, yaitu tahun 1945-1960,
bangsa Indonesia mulai mengerti arti teknologi produksi, walaupun masih dalam tingkat
pasif dan penuh ketergantungan pada pihak luar negeri. Hasil dari pengenalan ilmu
pengenalan teknologi untuk pertama kali yaitu pembangunan pabrik semen di Gresik,
pabrik kertas di blabak (Magelang),pabrik gelas, dan kosmetik di Surabaya di
pertengahan dekade 1950. Pada dekade ke 2 yaitu pada tahun 1976 dengan mendirikan
pabrik pesawat terbang di Bandung yang diberi nama industri pesawat terbang Nur Tanio
(IPTN) yang menggunakan teknologi yang lebih canggih lagi. Teknologi dari pabrik
pesawat terbang ini mengacuh pada teknologi di Jerman. Begitulah sejarah singkat
perkembangan iptek di Indonesia. Pada saat sekarang bisa dibilang bahwsasanya iptek di
Indonesia sudah berkembang pesat dikarenakan derasnya arus demokrasi, banyak sekali
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk di Indonesia, sebagai salah satu
contoh adalah perkembangan energi listrik sebagai pengganti bahan bakar minyak bagi
kendaraan mesin (mobil dan sepeda motor) dan pengembangan energi surya bagi
pengganti tenaga listrik. Perkembangan tersebut sangat cepat dan tidak semua iptek
sesuai dengan nilai-nilai pancasila, untuk itu diperlukanlah pancasila sebagai benteng
utama bagi masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Pancasila dapat
menjadi pelindung sekaligus penyaring bagi bangsa Indonesia agar iptek yang masuk dan
perkembangan di Indonesia sesuai dengan jati diri dan kebutuhan bangsa Indonesia.

2.2 Hubungan Nilai-nilai Pancasila dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan


Teknologi

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil budaya manusia harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila yang sila-silanya merupakan satu kesatuan yang sistemik haruslah menjadi sistem
etika dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Ketuhanan yang Maha Esa


Mengembangkan ilmu pengetahuan harus tetap menjaga perimbangan antara
rasional dan irasional, perimbangan antara akal, rasa, dan kehendak. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga harus mempertimbangkan maksud dan
akibatnya apakah merugikan manusia dan sekitarnya. Sila pertama ini menempatkan
manusia di alam semesta bukan sebagai sentral, melainkan sebagai bagian yang
sistemik dari alam yang diolahnya.
Ketuhanan dalam kerangka Pancasila mencerminkan komitmen etis bangsa
Indonesia untuk menyelenggarakan kehidupan publik-politik yang berlandaskan
nilai-nilai moralitas dan budi pekerti yang lihur. Ilmu pengetahuan dan teknologi
dimanfaatkan untuk mengamalkan komitmen etis ketuhanan ini, Pancasila harus
didudukkan secara proporsional, bahwa ia bukanlah agama yang berpretensi
mengatur sistem keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma dan identitas
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai kemanusiaan memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah beradab demi
kesejahteraan umat manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan untuk
peningkatan harkat dan martabat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang angkuh dan sombong akibat memiliki ilmu pengetauan dan teknologi.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeadilan harus disertai
sikap empati, solidaritas, dan kepedulian yang merupakan nilai-nilai manusiawi. Visi
kemanusiaan yang adil dan beradab bisa menjadi panduan bagi proses peradaban
yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, serta bernegara, dan dalam
pergaulan antara bangsa.
3. Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia akan
rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
persatuan dan kesatuan bangsa bangsa dapat terwujud dan terpelihara. Oleh karena
itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat
rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
hendaknya diarahkan demi kesejahteraan umum manusia termasuk di dalamnya
kesejahteraan bangsa Indonesia dan rasa nasionalismenya.
Negara persatuan Indonesia, sebagai ekspresi dan pendorong semangat
kegotong-royongan, harus mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan timpah
darah Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau
bagian tertentu dari teritorial Indonesia. Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk mewujudkan negara persatuan itu diperkuat dengan budaya gotong
royong dalam kehidupan masyarakat sipil dan politik dengan tersus
mengembangkan pendidikan kewargaan dengan dilandasi prinsip-prinsip kehidupan
publik yang lebih partisipatif dan non-diskriminatif.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawa-
ratan/Perwakilan
Nilai kerakyatan mendasari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
secara demokratis, yang artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah teruji kebenarannya harus dapat dipersembahkan kepada kepentingan
rakyat banyak.
Nilai kerakyatan juga mensyaratkan adanya wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendalam yang mengatasi ruang dan waktu tentang materi yang
dimusyawarahkan. Melalui hikmah itulah, mereka yang mewakili rakyat bisa
merasakan, menyelami, dan mengambil keputusan yang bijaksana yang membawa
Indonesia kepada keadaan yang lebih baik.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Berdasrkan nilai keadilan, mengimplementasikan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus menjadi kesimbangan dan keadilan dalam
kehidupan manusia, yaitu keseimbangan dan keadilan dalam hubungan antara
manusia dengan sesamanya, manusia dengan penciptanya, dan manusia dengan
lingkungan di mana mereka berada.
Pengembangan ilmu pengetahuan yang berkeadilan harus dapat teraktualisasi
dalam pengelolaan kekayaan alam sebagai milik berasama bangsa Indonesia untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan mencegah penguasaan oleh modal
perorangan atau kelompok. (Tama Sembiring dkk, 2012: 148-150).

2.3 Peranan Pancasila Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di


Indonesia

2.3.1 Sebagai filtrasi


Pancasila berperan sebagai filtrasi masuknya ilmu pengetahuan dan
teknologi dari negara lain yang tentunya mengandung budaya atau nilai asing,
pancasila memfilter dengan 5 silanya , sehingga indonesia mampu mempertahankan
ciri khas atau integritas bangsa tanpa ketinggalan zaman di era globalisasi.
Meskipun yang kita pakai seumpama adalah ilmu atau teknologi barat, tetapi hal
tersebut tidak mengubah nilai moral kita menjadi mirip seperti barat, kita harus
menjaga nilai dan karakter kita sebagai warga negara Indonesia.

2.3.2 Sebagai tolak ukur


Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu bernilai
positif namun dapat juga bernilai negatif, oleh karena itu pancasila disini berperan
untuk mengukur baik buruknya perkembangan iptek tersebut.maksudnya dengan
memakai patokan baik dan buruk berupa pancasila, kita menjadi tahu iptek yang
mana yang baik atau buruk bagi bangsa Indonesia.

2.3.3 Sebagai Alat Kontrol


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak terkontrol akan
menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan. Dengan adanya
nilai-nilai pancasila dalam perkembangan iptek dapat mengkontrol dan memberi
arahan kemanakah akan berkembamg.

2.4 Tantangan Pancasila Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dalam pengembangan iptek berdasarkan nilai-nilai pancasila tentunya mendapat


tantangan yang tidak ringan, apalagi sekarang terjadi arus globalisasi yang sangat pesat.
Berbagai budaya, pengetahuan, dan teknologi dapat tersebar luas dengan sangat cepat.
Tantangan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan terdapat pada hal-
hal berikut ini :
Perkembangan kapitalisme yang menguasai perekonomian di dunia termasuk negara
Indonesia. Dalam kapitalisme dan terdapat nilai-nilai yang bertentangan dengan pancasila,
nilai-nilai tersebut seperti merampas, merebut, berkompetisi , bebas dan tak ada aturan.
Sedangkan di Indonesia mengandung ekonomi pancasila yang digunakan sebagai teknik
ataupun ilmu dalam perekonomian di indonesia . Ekonomi yang di dalamnya terdapat
demokrasi, asas kekeluargaan dan gotong royong dan terdapat pengawasan dari pemerintah.
Bangsa Indonesia saat ini cenderung melupakan atau bahkan tidak tahu tentang ekonomi
pancasila, mereka cenderung menganut kapitalisme.
Apresiasi yang lemah dalam pengembangan teknologi alternatif di Indonesia. Negara
Indonesia merupakan sasaran pasar utama bagi negara-negara produsen teknologi maupun
produk-produk lainnya. Sebagai contoh ketika Dahlan Iskan menjadi menteri, beliau sangat
mendukung dikembangkannya teknologi mobil listrik, setelah mobil listrik itu telah terbuat
dan diuji, mobil listrik tersebut tidak lolos uji emisi. Padahal dalam mobil listrik tidak
menggunakan knalpot maupun bahan bakar minyak sehingga tidakm mungkin terdapat emisi.
Jika pemerintah lebih mengapresiasi perkembangan teknologi tersebut bisa menjadi komoditi
utama dalam ekspor dan menjadi jalan alternatif pengganti mobil dengan bahan bakar minyak
serta dapat mengurangi polusi. Indonesia pun bisa menjadi negara produsen dan perlahan
meninggalkan atribut negara konsumen.
BAB III
STUDI KASUS

Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Indonesia, tentunya


memimiliki sisi negatif dan positif pada masyarakat Indonesia. Berikut merupakan studi kasus
yang telah kami dapat dari sumber litelatur di internet.

3.1 Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

3.1.1 Cyber Crime


3.1.1.1 Pengertian Cyber Crime
Cyber crime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan
komputer alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan dan jaringan komputer (jaringan
internet sebagai medianya). Dalam arti luas, pengertian cyber crime adalah semua
tindakan ilegal yang dilakukan melalui jaringan komputer dan internet untuk
mendapatkan keuntungan dengan merugikan pihak lain. Dalam arti sempit,
pengertian cyber crime adalah semua tindakan ilegal yang ditujukan untuk menyerang
sistem keamanan komputer dan data yang diproses oleh suatu sistem komputer. Cyber
crime atau kejahatan dunia maya dapat dilakukan dengan berbagai cara dan beragam
tujuan. Kejahatan dunia maya ini umumnya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengerti
dan menguasai bidang teknologi informasi.

3.1.1.2 Jenis-jenis Cyber Crime


Ada beberapa jenis Cyber Crime, diantaranya adalah:
1. Pencurian Data (Data Theft)
Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan
mencuri data dari sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan
dengan menjual data curian kepada pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data
ini berujung pada kejahatan penipuan secara online.
2. Akses Ilegal (Unauthorized Access)
Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja
merupakan suatu tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah dibobol
pelaku sangat mungkin membuat pemiliknya mengalami kerugian, misalnya: 
1. Membuat pemilik akun kehilangan data penting.
2. Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu orang lain
dengan memakai nama pemilik akun.

3. Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang
lain. Si pelaku, atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki
keahlian membuat dan membaca program tertentu dan terobsesi mengamati
keamanannya. 
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan
jahat. Biasanya, para cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui
simpanan para nasabah di beberapa bank atau pusat data sensitif lain untuk
menguntungkan diri sendiri. 

4. Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja
menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan
secara ilegal dan data kartu kredit biasanya didapat melalui tindakan pencurian
lewat internet.

5. Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak
lain. Pada kasus-kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku
melakukannya hanya untuk iseng, pamer kemampuan bisa membuat program,
hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual ke pihak lain.
6. Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis
kejahatan dunia maya yang masuk ke dalam kategori
domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan adalah dengan
mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain
dengan harga yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan
dirinya sendiri dengan merugikan pihak lain.

7. Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara
membuat domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu
tujuannya adalah menjatuhkan domain asli dengan melakukan penipuan atau
berita bohong kepada masyarakat.

8. Menyebarkan Konten Ilegal


Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis,
tidak benar, dan bisa jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali,
beberapa di antaranya yang sering kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang
mengandung unsur pornografi.

9. Malware
Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari
kelemahan dari suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol
atau merusak suatu software atau sistem operasi.

10. Cyber Terorism


Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika
telah mengancam pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan
melakukan cracking ke situs pemerintah atau militer.
11. Pemalsuan Data (Data Forgery)
Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data
pada dokumen penting yang disimpan sebagai scriptless document di internet.
Salah satu praktik pemalsuan data ini misalnya pemalsuan dokumen pada situs e-
commerce yang dibuat seolah-olah terjadi typo atau salah ketik sehingga
menguntungkan pelakunya.

12. Memata-Matai (Cyber Espionage)


Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan internet
untuk masuk ke sistem jaringan komputer pihak lain untuk memata-matai.
 

3.1.1.3 Contoh Kasus Cyber Crime di Indonesia

Jagad dunia maya Tanah Air kembali dihebohkan oleh pemberitaan yang
menyebutkan bahwa data pelanggan e-commerce RI berhasil dibobol
oleh hacker. Kejahatan siber (cybercrime) memang jadi ancaman semua negara, tak
terkecuali RI yang masuk golongan 'rawan'.

Mei lalu, sebuah insiden pencurian data pelanggan terjadi. Targetnya adalah


pengguna Tokopedia. Sebanyak 91 juta data pengguna dijual US$ 5.000 di dark web.
Kini data tersebut sudah bisa diunduh bebas di internet. 

Upaya pencurian data serupa juga pernah menimpa pelaku e-commerce lain
seperti Bukalapak, Lazada hingga Bhinneka. Pada 2019 seorang hacker asal Pakistan
mengklaim telah mencuri jutaan data pengguna e-Commerce yang didirikan oleh Ahmad
Zaky dan Fajrin Rasyid ini.

Bukalapak sendiri mengakui sempat ada aksi hacker di platform mereka namun
mereka menampik adanya pencurian data, tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri.
Hacker juga pernah berupaya curi data pengguna Lazada. Aksi tersebut terjadi pada 2015
di mana sekelompok hacker yang menamai dirinya 'Gantengers Crew'.
Pada halaman promo Lazada muncul warna hitam bertuliskan "Gantengers Crew
pwnz u". Atas aksi ini Lazada menyatakan melakukan investigasi dan tidak semudah itu
mengambil data-data konsumen.

Kasus yang terjadi dalam kurun waktu berdekatan dengan jumlah data yang
banyak tentunya mencerminkan bahwa penerapan keamanan siber (cybersecurity) di
Tanah Air masih terbilang lemah. 

Jika mengacu pada kajian Global Cybersecurity Index (GCI) dari International


Telecommunication Union (ITU) pada 2018 lalu, Indonesia berada di peringkat 9 secara
regional dan 41 secara global dengan skor 0,776. 

Peringkat Indonesia masih berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.


Aspek yang dinilai dalam GCI meliputi legal, teknikal, organisasi, pembangunan
kapasitas melalui kegiatan riset, pengembangan dan training hingga kooperasi. 
BAB IV
PEMBAHASAN

Seiring dengan berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak kepada


semakin banyaknya kejahatan yang dapat dilakukan sesorang. Dari kasus di atas, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat memberikan dampak
negatif kepada masyarakat terkhusus masyarakat Indonesia. Tak hanya memberikan dampak
negatif perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga bisa merugikan beberapa pihak.
Seperti yang sudah di jabarkan pada kajian pustaka bahwa nilai-nilai pancasila dapat
berhubungan erat dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Adapun peranan
Pancasila di dalam perkembangan IPTEK, salah satunya adalah sebagai alat kontrol. Semakin
banyak orang yang ahli di dalam bidang IPTEK membuat sebagian oknum memanfaatkan
keahlian mereka ke arah yang kurang baik, sebagai contoh kasus cyber crime. Maka dari itu,
peranan pancasila sebagai alat kontrol sangatlah diperlukan dalam perkembangan IPTEK.
Dengan adanya nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK dapat mengontrol dan menjadi
batasan akan adanya penyimpangan terhadap perkembangan IPTEK.
Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memiliki pemahaman terhadap
pentingnya makna dari nilai-nilai etis dalam Pancasila, sebagai dasar penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang. Di dalam Pancasila terdapat nilai-nilai
yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Pancasila memperlihatkan nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Mufakat, serta Keadilan Sosial, yang semuanya itu
menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia untuk bertindak dan bertingkah laku. Sebagai
generasi muda, nilai-nilai inilah yang harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Seperti dalam sila pertama yaitu, Ketuhanan Yang Maha Esa, memperlihatkan bahwa
berkembangnya ilmu pengetahuan harus selaras dengan adanya landasan nilai-nilai tersebut,
niscaya dapat meminimalisir, mencegah dan bahkan menghentikan penyalahgunaan IPTEK.
BAB V
KESIMPULAN

Pancasila merupakan titik acuan dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bertanah
air. Tak terkecuali perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai