1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Untuk mengetahui hubungan nilai-nilai pancasila dengan pengembangan ilmu
pengetahuan.
3. Untuk mengetahui peranan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4. Untuk mengetahui tantangan pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada masa kolonial perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu
maksimal. Pemerintah kolonial yang menjadi penyebab perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia. Pemerintah kolonial menghalangi akses-akses masuknya ilmu
pengetahuan dan teknologi dari barat ke Indonesia. Mereka juga melakukan pelarangan
terhadap pendidikan bagi masyarakat Indonesia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Akibatnya Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara di sekitarnya.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil budaya manusia harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila yang sila-silanya merupakan satu kesatuan yang sistemik haruslah menjadi sistem
etika dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang
lain. Si pelaku, atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki
keahlian membuat dan membaca program tertentu dan terobsesi mengamati
keamanannya.
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan
jahat. Biasanya, para cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui
simpanan para nasabah di beberapa bank atau pusat data sensitif lain untuk
menguntungkan diri sendiri.
4. Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja
menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan
secara ilegal dan data kartu kredit biasanya didapat melalui tindakan pencurian
lewat internet.
5. Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak
lain. Pada kasus-kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku
melakukannya hanya untuk iseng, pamer kemampuan bisa membuat program,
hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual ke pihak lain.
6. Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis
kejahatan dunia maya yang masuk ke dalam kategori
domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan adalah dengan
mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain
dengan harga yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan
dirinya sendiri dengan merugikan pihak lain.
7. Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara
membuat domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu
tujuannya adalah menjatuhkan domain asli dengan melakukan penipuan atau
berita bohong kepada masyarakat.
9. Malware
Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari
kelemahan dari suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol
atau merusak suatu software atau sistem operasi.
Jagad dunia maya Tanah Air kembali dihebohkan oleh pemberitaan yang
menyebutkan bahwa data pelanggan e-commerce RI berhasil dibobol
oleh hacker. Kejahatan siber (cybercrime) memang jadi ancaman semua negara, tak
terkecuali RI yang masuk golongan 'rawan'.
Upaya pencurian data serupa juga pernah menimpa pelaku e-commerce lain
seperti Bukalapak, Lazada hingga Bhinneka. Pada 2019 seorang hacker asal Pakistan
mengklaim telah mencuri jutaan data pengguna e-Commerce yang didirikan oleh Ahmad
Zaky dan Fajrin Rasyid ini.
Bukalapak sendiri mengakui sempat ada aksi hacker di platform mereka namun
mereka menampik adanya pencurian data, tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri.
Hacker juga pernah berupaya curi data pengguna Lazada. Aksi tersebut terjadi pada 2015
di mana sekelompok hacker yang menamai dirinya 'Gantengers Crew'.
Pada halaman promo Lazada muncul warna hitam bertuliskan "Gantengers Crew
pwnz u". Atas aksi ini Lazada menyatakan melakukan investigasi dan tidak semudah itu
mengambil data-data konsumen.
Kasus yang terjadi dalam kurun waktu berdekatan dengan jumlah data yang
banyak tentunya mencerminkan bahwa penerapan keamanan siber (cybersecurity) di
Tanah Air masih terbilang lemah.
Pancasila merupakan titik acuan dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bertanah
air. Tak terkecuali perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan