Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


“PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
PENGEMBANGAN ILMU”

Disusun Oleh :

Agnes Kusumatantri (175060101111031)

Alan Dharmasaputra S. (175060100111020)

Khalda Yustica

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA – MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar Negara Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Hal
ini tertuang dalam alinea keempat Undang – Undang Dasar tahun 1945. Nilai-nilai dari
pancasila berasal dari akar budaya bangsa Indonesia yang luhur. Sebagai suatu dasar negara
maka pancasila senantiasa dijadikan landasan dalam pengaturan kehidupan bernegara, yang
berarti bahwa segala macam peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang diambil oleh
para penyelenggara negara tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia masih relatif
sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai
penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan
terus semakin berkembang. Selain itu, dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan
masyarakat yang berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang
tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam
dan canggih, sehingga diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan
kemampuan dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi
yang ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian. Oleh karena itu, pancasila sebagai
ideologi bangsa harus dijadikan sebagai paradigma yang mengakomodir dan mengantisipasi
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan paradigma?


2. Bagaimana pancasila dapat menjadi paradigma kemajuan ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana hubungan sila-sila pancasila dengan kemajuan ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan paradigma


2. Memahami bagaimana pancasila dapat menjadi paradigma kemajuan ilmu
pengetahuan
3. Memahami bagaimana hubungan sila-sila pancasila dengan kemajuan ilmu
pengetahuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Paradigma

Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam falsafat ilmu pengetahuan. Secara
terminologis tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan
adalah Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scienticif
Revolution”, paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dasar dan teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter
ilmu pengetahuan itu sendiri.

Dalam masalah populer istilah paradigma berkembang menjadi terminologi yang


mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas
serta tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dari suatu bidang tertentu
termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.

2.2. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil kreatifitas jiwa manusia.
Atas dasar kreatifitas akalnya, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan untuk mengolah
kekayaan alam yang diciptakan tuhan yang maha esa. Tujuan dari ilmu pengetahuan ialah
untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia, maka ilmu
pengetahuan pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai – nilai. Pancasila telah
memberikan dasar nilai – nilai dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Ilmu pengetahuan harus diletakkan diatas pancasila sebagai paradigmanya dan juga perlu
dipahami dasar dan arah peranannya yaitu aspek ontology yang pada dasarnya ilmu
pengetahuan merupakan aktivitas manusia yang tidak mengenal titik henti dalam upaya
mencari kebenaran dan kenyataan. Aspek selanjutnya adalah aspek espimotologi yang berarti
nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila harus dijadikan metode berpikir dalam
perkembangan ilmu pengetahuan kemudian aspek terakhir adalah aspek askiologi yang
berarti kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara negatif tidak
bertentangan dengan ideal dari pancasila dan secara positif mendukung atau mewujudkan
nilai-nilai ideal pancasila.
2.3. Hubungan Sila-Sila Pancasila dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Pancasila memiliki peran dalam kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini dan di masa mendatang sangatlah cepat, serta
akan mempengaruhi dalam segala aspek kehidupan dan budaya. Pancasila bukan merupakan
ideologi yang kaku dan tertutup, namun lebih bersifat dinamis dan antisipatik. Oleh karena
itu, pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan serta teknologi (IPTEK) dengan memperhatikan perubahan-perubahan
kehidupan masyarakat. Hal ini tidak berarti bahwa pancasila dapat mengubah nilai-nilai dasar
yang terkandung, tetapi lebih kepada kemampuan dalam mengaplikasikan suatu nilai menjadi
aktivitasnya dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Ilmu
pengetahuan dan teknologi pada dasarnya merupakan hasil kreativitas manusia. Atas dasar
kreativitas akalnya, manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah dan memanfaatkan
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan dari IPTEK adalah untuk mewujudkan kesejahteraan
dan peningkatan harkat dan martabat manusia, nilai-nilai pancasila telah memberikan dasar
nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Iptek tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus
sebagai kebutuhan kehidupan manusia. IPTEK juga harus menjaga keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan, dalam hubungannya dengan sesama, Tuhan,masyarakat, dan
bangsa. Dalam butir-butir pancasila yaitu:

1. Sila pertama mengenai hakikat ketuhanan. Artinya ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
melampaui atau menyisihkan hakikat Tuhan sebagai pencipta semesta. Kita hanya bertugas
memelihara dan mengembangkan apa yang telah disediakan oleh Tuhan. Contohnya, kita
tidak boleh hanya mempelajari tentang ilmu dunia, namun juga harus mengaplikasikan ilmu
tentang ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Sila kedua mengenai kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus sesuai dengan kemanusiaan, layak tidaknya untuk
diterapkan dalam kehidupan. Contohnya tentang penggunaan gadget dan sosial media yang
tidak boleh bertujuan untuk mengucilkan atau membully seseorang. Kemajuan dalam alat
komunikasi tersebut seringnya disalahgunakan untuk menyerang pihak-pihak tertentu di
kolom komentar suatu sosial media.

3. Sila ketiga mengenai persatuan Indonesia. Masuknya era globalisasi baik ilmu
pengetahuan maupun teknologi jangan sampai membuat kesenjangan kita untuk hidup
bermasyarakat, bersatu, dan berpadu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Contohnya, masuknya teknologi canggih seperti HP, laptop, internet yang digunakan sebagai
media komunikasi tidaklah boleh disalahgunakan oleh suatu oknum dalam menyebarkan
hoax di masyarakat untuk mengadu domba pihak-pihak tertentu yang bertujuan untuk
memecah belah bangsa.

4. Sila Keempat mengenai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua
warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan
keperluan masing – masing.
5. Sila terakhir yaitu mengenai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, IPTEK
didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Contoh dari sila
keempat dan kelima dapat dilihat dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang
mempermudah meluasnya berbagai informasi. Serta bertambahnya pengetahuan dan
wawasan karena dulu komputer, internet dan handphone merupakan peralatan yang sangat
canggih dimana hanya orang – orang tertentu yang mampu membelinya dan
menggunakannya, namun karena perkembangan IPTEK yang merata dan adil, peralatan
elektronik tersebut menjadi benda yang menjamur dimana tidak hanya orang – orang tertentu
yang mampu menggunakannya. Namun bila kita mengimplementasikan sila keempat dan
kelima maka tentunya tidak boleh ada pemonopolian iptek dan semua masyarakat haruslah
dapat menggunakan iptek secara merata.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran pancasila sebagai paradigma
pengembangan ilmu pengetahuan belum sepenuhnya terimplementasikan dengan baik. Hal
ini terbukti dengan adanya nilai-nilai pancasila yang belum diterapkan sesuai harapan.
Adanya banyak faktor yang mempengaruhi seperti ekonomi, kesenjangan sosial, serta
wilayah yang sulit untuk dicapai menjadi masalah penting yang harus dievaluasi.

3.2. Saran

Pemerintah perlu mengevaluasi kembali dalam pembuatan kebijakankebijakan terkait


pendidikan dan pengembangan IPTEK dan harus disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila
agar penerapan sesuai dengan yang dicita-citakan tanpa menghilangkan unsur-unsur nilai
luhur bangsa kita. Sebagai rakyat pun kita juga perlu sadar paradigma pancasila, bagaimana
menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik serta mengerti pentingnya hidup sebagai warga
negara Indonesia yang berpedoman dengan pancasila.
Daftar Pustaka

Novi, Trisna, 2014, Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan Pendidikan dan
Pengembangan IPTEK, Universitas PGRI, Yogyakarta.

Choirul, Ummam, Pancasila sebagai Paradigma dalam Pembangunan Nasional dan


Aktualisasi Diri, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai