Anda di halaman 1dari 2

NAMA : RUSTON ELMAN WARIS MENDROFA

NIM : 1192111008

KELAS : A REGULER PGSD 2019

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : Dr. SURYA DHARMA., S.Pd, M.Pd

TUGAS RUTIN ANALISIS MATERI DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA


SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, artinya


kelima pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu berarti bahwa setiap ilmu
pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Oleh karena itu sila-sila dalam Pancasila menunjukkan sistem etika dalam
pembangunan iptek yakni

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan,


mencipta, perimbangan antara rasional dengan irasional, antara akal, rasa, dan
kehendak.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas
bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah
bagian dari proses budaya manusia yang beradab dan bermoral.
c. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia bahwa
rasa nasionalisme bangsa indonesia akibat dari sumbangan iptek, dengan iptek
persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara.
d. Sila Kerakvatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mendasari pengembangan iptek secara demokratis
Artinya setiap ilmuwan haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan iptek,
harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat
menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.

Sebagai sumber historis, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
dapat ditelusuri dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Pada alinea ke-4, kata mencerdaskan kehidupan bangsa, mengacu pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Jika
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak berlandasarkan pada Pancasila berarti
telah mengabaikan amanat Pembukaan UUD Negara RI 1945 sebagai dokumen sejarah
bangsa Indonesia.
Sebagai Sumber Politis, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
dapat dirunut dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh penyelenggara negara. Pada
zaman orde lama, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu belum secara
eksplisit dikemukakan tetapi oleh Soekarno, dikaitkan lansung dengan dimensi kemerdekaan
dan hubungan antara ilmu dan amal. Pada zaman orde baru, Pancasila diterapkan sebagai asas
organisasi politik dan kemasyarakatan, akan tetapi penegasan tentang Pancasila sebagai dasar
nilai dalam pengembangan ilmu, belum diungkapkan secara tegas.Pada masa reformasi,
Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu, lebih bersifat apologis karena hanya
memberikan dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-nilai Pancasila lebih
lanjut.

Sebagai Sumber Sosiologis, Pancasila sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu
dapat dilihat pada sikap masyarakat yang sangat memperhatikan dimensi Ketuhanan dan
kemanusiaan. Jika ilmu pengetahuan dan teknolgi tidak sesuai dan sejalan dengan dimensi
Ketuhanan dan kemanusiaan maka terjadi penolakan. Secara relita, Pancasila sebagai dasar
nilai dalam pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para penyelenggara
negara, belum mendapatkan perhatian yang lebih khusus oleh kaum intelektual.

Perkembangan IPTEK di Indonesia pada saat ini belum berakar pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia. Perkembangan IPTEK sekarang ini, lebih berorientasi kepada
kebutuhan pasar, sehingga mempengaruhi pada program studi di perguruan tinggi yakni
terserap oleh dunia pasar. Berdasarkan hal tersebut, bahwa terdapat tantangan Pancasila
sebagai dasar nilai dalam pengembangan ilmu.

1. Kapitalisme, yang menguasai perekonomian dunia. Akibatnya, ruang bagi penerapan


nilai-nilai Pancasila, sebagai dasar nilai pengembangan ilmu menjadi terbatas.
Globalisasi menyebabkan, lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan Ilmu pengathuan dan teknologi.
2. Konsumerisme, menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi
negara lain, yang lebih maju ilmu pengetahuan dan teknologinya. Pragmatisme yang
berorientasi pada tiga ciri yaitu kemampuan kerja, kepuasan, dan hasilnya mewarnai
perilaku kehidupan, sebagian besar masyarakat Indonesia

Setiap warga negara, memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pengembangan ilmu pengetahuan harus didasarkan pada
nilai-nilai luhur bangsa sebagai substansi pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai