Anda di halaman 1dari 11

CRITICAL JOURNAL

REVIEW

MK. KETERAMPILAN
DASAR SD

PRODI S1 PGSD-FIP

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

KETERAMPILAN DASAR SD

Dosen pengampu : Drs. Robenhart Tamba, M.Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : RUSTON ELMAN WARIS MENNDROFA

NIM : 1192111008

KELAS : REGULER A PGSD

JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report
mata kuliah Keterampilan Dasar SD. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang membimbing mata kuliah ini dan memberikan kesempatan untuk
memaparkan hasil pemahaman penulis mengenai isi suatu jurnal.

Sebagai manusia biasa tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
tugas ini sehingga tugas-tugas yang akan datang lebih baik lagi. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan wawasan pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penulis
REVIEW JURNAL

JURNAL UTAMA

No Identitas/item Keterangan
1 Kelengkapan Jurnal
Judul Metode Mind Mapping untuk meningkatkan
keterampilan berbicara siswa Sekolah Dasar
(Mind Mapping method to improve speaking skills of
elementary school students)
Nama Jurnal/ Penerbit Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya
Download Google scholar (https://eprints.uns.ac.id)
Volume dan Halaman Vol.1, No.1, 2012, hal 125-137
Tahun 2012
ISSN 12302-6405
Penulis Annisa Aini, Andayani, Atikah Anindyarini
Reviewer Ruston Elman Waris Mendrofa
Tanggal 13 Oktober 2019
2 Abstrak Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan: 1)
keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan
berbicara, dan 2) keterampilan berbicara siswa kelas IV
Sekolah Negeri Karanganyar 1 tahu akademik
2011/2012 melalui penerapan metode mind mapping
atau peta pikiran.
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah
40 siswa. Objek penelitian ini yaitu pada pembelajaran
keterampilan berbicara di kelas IV SD Negeri
Karanganyar.
Assesment Data Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemetaan
pikiran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
keterampilan berbicara, baik keaktifan maupun
hasilnya.
Kata Kunci Metode Mind Mapping (peta pikiran), keaktifan siswa,
keterampilan berbicara.
3 Pendahuluan
Latar Belakang Pembelajaran bahasa bertujuan untuk berkomunikasi,
Dan Teori sedangkan tujuan berkomunikasi ialah tercapainya
saling paham antara pembicara dan pendengar atau
antara penulis dan pembaca. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan pemahaman teknik dan tata cara
berbahasa karena komunikai lewat bahasa yang efektif
bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor penentu
dalam komunikasi berbahasa yang efektif ialah:

1) Kekhasan ciri hubungan antara para pemakai


bahasa atau antara para penutur
2) Wktu dan tempat pelangsungan komunikasi
berbahasa
3) Sarana yang dipakai untuk berkomunikasi
berbahasa
4) Tujuan komunikasi berbahasa
5) Ciri amanat yang berlangsung
6) Lingkungan pemakaian (Parera, 1991:3).

Selain itu, pembelajaran bahasa bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar,
meningkatkan kemampuan wawasan dan keterampilan
berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan
maupun tertulis.

Komponen terpenting dalam berkomunikasi adalah


keterampilan berbicara. Nurhadi (1995:342)
mengemukakan bahwa berbicara merupakan salah satu
aspek kemampuan berbahasa yang berfungsi
mengemukakan informsi secara lisan. Gofur (dalam
Saddhono, 2012:6) menjelaskan berbicara pada
hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang
dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak
(komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang
akan disampaikan kepada komunikan lbih dahulu diubah
ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah
pihak.

4 Metode
Metode Penelitian Penelitian ini penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan di SD Negeri Karanganyar 1 dengan subjek
penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 40
siswa. Adapun objek penelitian ini adalah pembelajaran
keterampilan berbicara di kelas IV SD Negeri
Karanganyar. Waktu penelitian direncanakan selama 6
bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012 sampai dengan
Juni 2012. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan
berbicara diselenggarakan awal semester II.
Langkah Penelitian Prosedur dalam PTK ini adalah persiapan, studi/survei
awal, pelaksanaan siklus, dan penyusunan laporan.
Pelaksanaan siklus meliputi kegiatan: 1) perencanaan
tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan
interpretasi, 4) analisis dan refleksi.
Teknik Pengumpulan Peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk
Data mengetahui kondisi awal sebelum menentukan tindakan
dan melakukan penelitian.
5 Hasil dan Pembahasan
Analisa Pembahasan/ Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I
penyelesaian masalah dan siklus II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatn
kualitas pembelajaran berbicara (baik keaktifan maupun
hasil) dengan metode Mind Mapping. Hal ini dapat
dilihat sebagai berikut: Pertama, keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran berbicara meningkat. Pada
siklus I sebanyak 54,4%(22 siswa) dan pada siklus II
meningkat menjadi 78,1% (32 siswa). Kedua,
kemampuan siswa dalam menyelaraskan hasil mind
mappingnya dengan keterampilannya berbicara
meningkat. Pada siklus I 62,5% (25 siswa) mampu
membuat mind mapping dengan baik dan benar
keterampilannya berbicara, dan pada siklus II
meningkat menjadi 80% (32 siswa). Ketiga,
kemampuan siswa dalam melakukan praktik berbicara
di depan kelas dengan kriteria ketuntasan minimum 68
meningkat. Pada siklus I sebanyak 62,5% (25 siswa)
mampu mendapat nilai tuntas, dan pada siklus II
meningkat menjadi 85 % (34 siswa).
Kekuatan Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian memiliki tujuan
yang jelas dan dijelaskan dengan rinci pada bagian
metode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa dari langkah-langkah penelitian yang
dilakukan. Sehingga hasil dari penelitian tersebut
mendapat hasil yang sesuai dengan apa yang dituju,
Daftar pustaka yang dilampirkan sesuai dengan isi
jurnal.
Kesimpulan sudah memuat semua pembahasan pada
jurnal.
Kelemahan Penelitian Menurut saya kekurangan dari jurnal tersebut adalah
proses dan metode penelitian sulit untuk dipahami,
karena penjelasannya kurang detail walaupun
menggunakan tabel dalam menjelaskan tentang hasil
dan pembahasan tetapi sulit dimengerti, kadang ada
istilah baru atau kosa kata yang sulit dipahami misalnya
istilah istilah asing. Selanjutnya, materi tidak banyak
disertai dengan pendapat para ahli.
6 Kesimpulan dan
Penutup
Kesimpulan Penggunaan metode Mind Mapping dapat
meningkatkan keaktifan pembelajaran berbicara pada
siswa kelas IV SD Negeri Karanganyar 1 terbukti
dengan adanya peningkatan keaktifan pembelajaran
yaitu: Pertama, keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran berbicara meningkat. Pada siklus I
sebanyak 54,4%(22 siswa) dan pada siklus II meningkat
menjadi 78,1% (32 siswa). Kedua, kemampuan siswa
dalam menyelaraskan hasil mind mappingnya dengan
keterampilannya berbicara meningkat. Pada siklus I
62,5% (25 siswa) mampu membuat mind mapping
dengan baik dan benar keterampilannya berbicara, dan
pada siklus II meningkat menjadi 80% (32 siswa).
Ketiga, kemampuan siswa dalam melakukan praktik
berbicara di depan kelas dengan kriteria ketuntasan
minimum 68 meningkat. Pada siklus I sebanyak 62,5%
(25 siswa) mampu mendapat nilai tuntas, dan pada
siklus II meningkat menjadi 85 % (34 siswa).

Menurut Saya jurnal sudah cukup baik, karena dengan


adanya penelitian dan tindakan yang dilakukan, dapat
menunjukkan adanya Peningkatan dan memberikan
hasil.

Saran Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil


penelitian ini adalah hendaknya pembelajaran berbicara
dilakukan dengan menciptakan interaksi yang aktif,
baik itu dari guru maupun siwa. Interaksi yang aktif
dapat diwujudkan melalui metode yang digunakan oleh
guru. Dengan demikian, pembelajaran berbicara mampu
mengaktifkan siswa, menumbuhkan motivasi, dan
keberanian siswa sehingga guru pun lebih mudah
menyampaikan materi.
Referensi Aini, Annisa., Andayani., anindyarini, Atikah. 2012.
Metode Mind Mapping Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya.
Vol.1 No.1, Desember 2012.

JURNAL PEMBANDING

No Identitas/item Keterangan
1 Kelengkapan Jurnal
Judul Efektivitas Model Concentrated Language Encounter
(CLE) Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca
Siswa Sekolah Dasar
(The effectiveness of the Concentrated Language
Encounter (CLE) model in improving reding skills of
elementary school students)
Nama Jurnal/ Penerbit Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar (JPSD)
Download Google scholar (htttp://jurnal.untirta.ac.id)
Volume dan Halaman Vol.2, No.1, 2016, hal 26-38
Tahun 2016
ISSN 2301-671X
Penulis Desi Sukmawati, Isah Cahyani
Reviewer Ruston Elman Waris Mendrofa
Tanggal 13 Oktober 2019
2 Abstrak Penelitian
Tujuan Penelitian Penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan: 1)
mengetahui proses pembelajaran membaca dengan
menerapkan model CLE di kelas V SD, 2) mengetahui
perbedaan peningkatan antara siswa yang mendapatkan
pembelajaran membaca dengan model CLE dan yang
tanpa menggunakan model CLE, 3) mengetahui
kelebihan dan kekurangan model CLE dalam
pembelajaran membaca.
Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siwa kelas V pada tahun ajaran
2015/2016 di komplek SDN Purwawinangun
Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Siswa
kelas V SDN 4 Purwawinangun dijadikan sebagai
kelompok eksperimen sebnyak 30 orang siswa.
Sedangkan kelompok kontrol yaitu SDN 2
Purwawinangun sebanyak 30 orang siswa.
Assesment Data Berdasarkan hasil penelitian, maka model CLE dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
membaca di SD.
Kata Kunci Model Concentreted Language Encounter (CLE),
Keterampilan membaca.
3 Pendahuluan
Latar Belakang Keterampilan membaca merupakan hal penting yang
Dan Teori harus dikuasai oleh manusia. Pendapat tersebut diperkuat
dengan pendapat Tarigan (2008:iii) yang menyatakan
bahwa kemampuan baca para siswa dan mahasiswa turut
menentukan taraf kemajuan masa depan bangsa dan
negara. Oleh karena itu, manusia harus dapat membaca
untuk menambah ilmu pengetahuan. Dengan ilmu
pengetahuan yang diperoleh tersebut, manusia akan dapat
membangun dan memejukan masa depan bangsa dan
negara.

Model CLE merupakan model pembelajaran kontruktivis


yang menekankan pada prinsip pembelajaran scaffolding
(Radesi, Marhaeni, Dan Natajaya, 2014). Model CLE
adalah model yang “membenamkan” siswa dalam
berbahasa yang terkait dengan kegiatan-kegiatan baru
dalam kegiatan kelompok, mulai dari yang sederhana
sampai pada kegiatan yang sulit. Berdasarkan pernyataan
diatas, model CLE memfasilitasi siswa untuk belajar
sosial dengan kelompoknya sehingga sesuai untuk
pembelajaran bahasa.

4 Metode
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode penelitian kuasi eksperimen. Pemilihan
pendekatan kuantitatif yang dikemukakan oleh Mulyadi
(2011) yang memaparkan bahwa pendekatan kuantitatif
menjelaskan hubungan , perbedaan atau pengaruh dari
satu yang variabel terhadap variabel lain.
Langkah Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran,
instrumen tes yang meliputi wacana untuk mengukur
kecepatan efektif membac siswa serta tes pemahaman
bacaan berupa tes pilihan ganda dan uraian, serta
instrumen nontes yang meliputi observasi dan catatan
lapangan.
Teknik Pengumpulan Untuk mengetahui apakah CLE pada pembelajaran
Data bahasa Indonesia di kelas V SD berbeda secara
signifikan, maka dilakukan perhitungan skor N- Gain,
Uji normalitas, homogenitas, dan uji test.
5 Hasil dan Pembahasan
Analisa Pembahasan/
penyelesaian masalah
Kekuatan Penelitian Kelebihan model CLE yaitu keterampilan membaca
siswa meningkat, berbagai keterampilan berbahasa
dapat berkembang, pembelajaran bermakna bagi siswa,
interaksi sosial siswa dlam pembelajaran menjadi lebih
baik, dan siswa pun dapat berpartisipasi aktif dala
pembelajaran.
Kelemahan Penelitian Adapun kekurangan model CLE dalam pembelajaran
membaca yaitu membutuhkan waktu yang lama dan
tidak semua mata pelajaran dapat menerapkan model
CLE.
6 Kesimpulan dan
Penutup
Kesimpulan Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
model CLE efektif untuk digunakan sebagai upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas V
SD. Hal tersebut dapat disimpulkan melalui hasil
penelitian berikut:

Proses pembelajaran membaca dengan menerapkan


model CLE berjalan dengan lancar. Penerapan model
CLE dilakukan setahap demi setahap sesuai dengan
tahapan model CLE yang telah ditentukan, mulai dari
yang mudah sampai yan sulit. Hal ini merupakan ciri
atau prinsip dari model CLE yaitu pembelajaran yang
berjenjang (scaffolding). Kelompok eksperimen
mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan
dengan kelompok kontrol.

Saran Saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil


penelitian ini adalah hendaknya pembelajaran berbicara
dilakukan dengan menciptakan interaksi yang aktif,
baik itu dari guru maupun siswa. Interaksi yang aktif
dapat diwujudkan melalui metode yang digunakan oleh
guru. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan
berbahasa dengan metode CLE mampu mengaktifkan
siswa, menumbuhkan motivasi, dan keberanian siswa
sehingga guru pun lebih mudah menyampaikan materi.
Referensi Sukmawati, Desi., Cahyani, Isah. 2016. Efektivitas
Model Concentrated Language Encounter (CLE) Dalam
Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Sekolah
Dasar. JPSD. Vol. 2 No. 1, Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai