Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

BAHASA INDONESIA
DOSEN PENGAMPU :Dra.Rosmaini , M.Pd.

DISUSUN OLEH
Nama: Candra Wahyudi

NIM: 5193550044

Mata kuliah: Pendidikian Bahasa


Indonesia

Dosen pengampu : Dra.Rosmaini ,M.Pd

PRODI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2020
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Teori& Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Meningkatkan Kemampuan Menemukan Isi
dan Pesan Tembang Macapat dengan Pendekatan Quantum Learning pada siswa kelas VIII C
SMP Negeri 4 Magetan Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VII C SMPN 4 Magetan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes,
dan analisis dokumen. Uji validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitik
komparatif kritis dan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
pembelajaran dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat di kelas. VIII C SMP Negeri 4
Magetan meningkat secara signifikan. Hal tersebut terlihat dari peningkatan sikap positif siswa
dalam proses pembelajaran. Dari keaktifan siswa pada siklus I sebanyak 15 siswa (44%). Pada
siklus II keaktifan siswa meningkat tajam menjadi 25 siswa (74%). Pada siklus III keaktifan
siswa meningkat menjadi 28 siswa (84%). Nilai rata-rata kemampuan menemukan isi dan pesan
meningkat. Nilai rata-rata siklus I adalah Hasil rerata kemampuan menemukan isi dan pesan
tembang macapat yang mengalami peningkatan. Pada siklus I rerata 593. siklus II rerata 78,7 dan
siklus III rarata 83,7.
Tujuan Penelitian :
1. Mengetahui keunggulan dan kelemahan oleh kedua jurnal.
2. Mengetahui implikasi yang ditimbulkan oleh kedua jurnal.
3. Mengetahui apa perbedaan dari kedua jurnal.
4. Meningkatkan kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat dengan pendekatan
quantum learning pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan.

C. Metode
Metode Penelitianini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian
berangkat dari permasalahan nyata yang dihadapi
olehgurudalamprosesbelajarmengajar, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalah dan tindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata terencana
dan terstruktur. Hal yang penting dalam PTK adalah tindakannyata yang
dilaksanakan guru (dengan pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakandenganbaik dan
dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah. Jika ternyata
program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu
dilakukan penelitian siklus berikutnya sampai pemecahan masalah tersebut dapat
diatasi (Sarwiji Suwandi, 2011:12).
Subjek Penelitian ini adalah siswa dan guru Bahasa Jawa SMP Negeri 4
Magetan tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 32. Siswa yang dijadikan
subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C. Dengan kata lain, kelas VIII C
ditetapkan sebagai setting kelas. Sementara itu, guru bahasa Jawa yang dijadikan
subjek penelitian ini adalah bapak Susilo Triwibowo, S.Pd. Penelitian ini bersifat
kolaboratif yang melibatkan guru dan siswa. Kelas VIII C dijadikan objek
penelitian karena prestasi siswa kurang memuaskan sehingga perlu dilakukan
tindakan agar hasil prestasi siswameningkat.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, berupa peristiwa dan
informasi tentang kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat kelas
VIII SMP 4 Magetan. Data sebagian besar berupa uraian kata-kata
yangdidapatdaritigasumberantaralain:
(1) Informan (narasumber), yaitu dari guru bahasa Jawa dan siswa kelas VIII C
SMP 4 Magetan. Selain guru dan siswa, informan yang lain yaitu kepala sekolah
SMP 4 Magetan sebagai orang yang bertanggungjawabdisekolahtersebut,
(2) Peristiwa, yaitu proses pembelajaran kemampuan menemukan isi dan pesan
tembang macapat dengan menggunakan pendekatan quantum learning. Dalam
peristiwa ini, peneliti melakukan pengamatan selama proses belajar mengajar
berlangsung, dan
(3) (3) dokumen atau arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum, silabus,
rencana pembelajaran, kriteria ketuntasanminimal yang dibuat oleh guru, hasil
kerja siswa, serta buku penelitian.Teknik yang digunakan untuk mengumpulankan
data di atas meliputi pengamatan, wawancara, atau diskusi, kajian dokumen, angket
dantes.

Teknik yang digunakan memeriksa validitas data antara lain melalui trianggulasi
data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan
saranadiluar data itu untuk keperluan penegecakan ataupun membandingan data itu
(Lexy J. Moleong, 1995: 178). Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa
triangulasi sumber data dan tianggulasi metode pengumpulandata.
Analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang telah berhasil
dikumpulkan adalah dengan teknik deskriptif komparatif (stastitistik deskriptif
komparatif) dan teknik deskriptif kualitatif. Teknik stastistik deskriptif komparatif
digunakan untuk analisis data kuantitatif, yaitu dengan membandingkan hasil antar
siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelumpenelitian dengan hasil pada akhir setiap
siklus (Sarwiji Suwandi, 2011:66). Teknik deskriptif kualitatif merupakan teknik
analisis data untuk menggambarkan suatu keadaan ataufenomena .

D. Hasil dan Pembahasan

Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan isi dan pesan tembang macapat.
Hanya beberapa siswa yang mampu menentukan isi dan pesan tembang macapat. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan menentukan isi dan pesan tembang macapat
masih belum memadai. Kemampuan menentukan isi dan pesan tembang macapat yang
masih rendah disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran tembang macapat yang
kurangkreatifdanvariatif.Makadariitu, dalam menyampaikan pembelajaran tembang
macapat perlu dikemas semenarik mungkin. Hal ini bertujuan untuk dapat
menumbuhkan sikap positif sehingga prestasi atau hasil belajar siswa juga
dapatmeningkat.

Menurut hasil wawancara dan pengamatan secara langsung dapat ditemukan


bahwa kualitas pembelajaran bahasa jawa kurang maksimal. Sikap siswa dalam
mengikuti pembelajaran sangat kurang. Keadaan ini berimbas pada hasil belajar siswa
yang kurang memuaskan. Ada beberapa faktor penyebab masalah ini, yakni (1) proses
pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional, (2) pilihan materi kurang
kontekstual sehinggamenyulitkan siswa dalam mempelajarinya, (3) guru kurang
memupuk keberanian siswa untuk mengungkapkanpendapatnya.
Untuk mengatasi permasalahanitu perlu dilakukan pemilihan pendekatan yang
tepat. Salah satu alternatif pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menentukan isi dan pesan tembang macapat adalah pendekatan quantum
learning. Kelebihan quantum learning adalah : (1) menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, (2) memotivasi dan menumbuhkan sikap positif dengan menerangkan
kerangka yang dikenal dengan singkatan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan),(3)menerapkanfalsafahbelajar sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil belajar, (4) membangun rasa kebersamaan; (5)
menumbuhkan dan mempertahankan daya ingat, (6) merangsang daya dengar anak
didik, (7) tujuan pendekatan quantum learning adalah : menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan dengan bantuan visual / alat peraga yang digunakan selama
pembelajaran; dan (8) tampilan guru yang pleasant to lookat.
Dengan pendekatan quantum learning ditargetkan peningkatan sikap positif
siswa dari siklusa I ke siklus II dan pada akhirnya ke siklus III. Selain itujuga tidak
kalah penting mengenai hasil pembelajaran diupayakan meningkatdari siklus I ke
siklusberikutnya.
BAB.II
LAMPIRAN

REVIEW JURNAL I
1 Judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN ISI DAN PESAN
TEMBANG MACAPAT DENGAN PENDEKATAN QUANTUM
LEARNING PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 4 MAGETAN.
2 Jurnal Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
3 Download file:///C:/Users/Acer/Downloads/12345939.pdf
4 Volume Vol 1 & Hal (1-11)
dan
Halaman
5 Tahun 2013
6 Penulis Agus Prihandoko, Sarwiji Suwandi, Sumarlam
7 Reviewer Kelompok 1
8 Tanggal 23 Oktober 2020
9 Abstrak
Penelitian
-Tujuan 1. Mengetahui keunggulan dan kelemahan dari kedua jurnal.
Penelitian 2. Mengetahui implikasi yang ditimbulkan oleh kedua jurnal.
3. Mengetahui apa perbedaan dari kedua jurnal.
4. Meningkatkan kemampuan menemukan isi dan pesan tembang
macapat dengan pendekatan quantum learning pada siswa kelas VIII
C SMP Negeri 4 Magetan.
-Subjek Siswa dan guru Bahasa Jawa SMP Negeri 4 Magetan tahun pelajaran
Penelitian 2012/2013 yang berjumlah 32.
-Assesment (1)Informan (narasumber), yaitu dari guru bahasa Jawa dan siswa
Data
kelas VIII C SMP 4 Magetan. Selain guru dan siswa, informan
yang lain yaitu kepala sekolah SMP 4 Magetan sebagai orang
yang bertanggungjawabdisekolahtersebut,
(2)Peristiwa, yaitu proses pembelajaran kemampuan menemukan isi dan
pesan tembang macapat dengan menggunakan pendekatan quantum
learning. Dalam peristiwa ini, peneliti melakukan pengamatan
selama proses belajar mengajar berlangsung, dan
(3) dokumen atau arsip, yaitu informasi tertulis yang berupa kurikulum,
silabus, rencana pembelajaran, kriteria ketuntasanminimal yang
dibuat oleh guru, hasil kerja siswa, serta buku penelitian.Teknik
yang digunakan untuk mengumpulankan data di atas meliputi
pengamatan, wawancara, atau diskusi, kajian dokumen, angket
dantes.
-Kata Tembang macapat, quantum learning
Kunci
1 Pendahulu
0 an
-Latar Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Meningkatkan Kemampuan
Belakang Menemukan Isi dan Pesan Tembang Macapat dengan Pendekatan Quantum
dan Teori Learning pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 4 Magetan Subjek penelitian
adalah guru dan siswa kelas VII C SMPN 4 Magetan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes,
dan analisis dokumen. Uji validasi data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif analitik komparatif kritis dan teknik
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas
pembelajaran dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat di kelas.
VIII C SMP Negeri 4 Magetan meningkat secara signifikan. Hal tersebut
terlihat dari peningkatan sikap positif siswa dalam proses pembelajaran.
Dari keaktifan siswa pada siklus I sebanyak 15 siswa (44%). Pada siklus II
keaktifan siswa meningkat tajam menjadi 25 siswa (74%). Pada siklus III
keaktifan siswa meningkat menjadi 28 siswa (84%). Nilai rata-rata
kemampuan menemukan isi dan pesan meningkat. Nilai rata-rata siklus I
adalah Hasil rerata kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat
yang mengalami peningkatan. Pada siklus I rerata 593. siklus II rerata 78,7
dan siklus III rarata 83,7.
1 Metode
1 penelitian
-Langkah 1. pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai,
Penelitian
2. pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi
pembelajaran,

3. pertimbangan dari sudut siswa, dan

4. pertimbangan-pertimbangan lain, seperti: apakah metode itu


memiliki efektivitas dan efisiensi?
-Hasil Menurut hasil wawancara dan pengamatan secara langsung dapat
Penelitian
ditemukan bahwa kualitas pembelajaran bahasa jawa kurang
maksimal. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat
kurang. Keadaan ini berimbas pada hasil belajar siswa yang kurang
memuaskan. Ada beberapa faktor penyebab masalah ini, yakni (1)
proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan konvensional,
(2) pilihan materi kurang kontekstual sehinggamenyulitkan siswa
dalam mempelajarinya, (3) guru kurang memupuk keberanian
siswa untuk mengungkapkanpendapatnya.
-Diskusi Untuk mengatasi permasalahanitu perlu dilakukan pemilihan
Penelitian
pendekatan yang tepat. Salah satu alternatif pembelajaran inovatif
yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan isi
dan pesan tembang macapat adalah pendekatan quantum learning.
Kelebihan quantum learning adalah : (1) menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, (2) memotivasi dan menumbuhkan sikap positif
dengan menerangkan kerangka yang dikenal dengan singkatan
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan
Rayakan),(3)menerapkanfalsafahbelajar sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil belajar, (4) membangun rasa kebersamaan; (5)
menumbuhkan dan mempertahankan daya ingat, (6) merangsang
daya dengar anak didik, (7) tujuan pendekatan quantum learning
adalah : menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
bantuan visual / alat peraga yang digunakan selama pembelajaran;
dan (8) tampilan guru yang pleasant to lookat.
-Daftar DAFTAR PUSTAKA
Pusaka
Andayani. 2009. Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Indonesia. Salatiga: Widya Sari Press DePorter, Bobbi dan

Hernacki, Mike. 1992. Quantum Learning: Unleashing the

Genius in
You. New York: Dell Publishing Group

DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2011. Quantum


Learning: Membiasakan Belajar Nyamandan
Menyenangkan.DiterjemahankanolehAlwiyahAdurra
hman.Cetakan
XXX. Bandung: Kaifa

DePorter, Bobbin Reardon Mark, Singer Sarah, dan


Nourie. 2011. Quantum Teaching :
MempraktekkanQuantumLearningdiRuang-
RuangKelas.Edititor,Hernacki,Mike.
DiterjemahankanolehAryNilandary.CetakanIII.Bandu
ng:Kaifa

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyanto. 2010. Model-

Model Pembelajaran Inovatif. Cetakan II. Surakarta: Yuma


Pustaka.

Suwandi, Sarwiji . 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan


Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka

1 Analisis
2 Jurnal
-Kekuatan (Hasil Review)
Penelitian
-Kelemahan (Hasil Review)
Penelitian
1 Kesimpula Kesimpulan dari hasil penelitian ini secara singkat adalah adanya
3 n peningkatan kualitas pembelajaran (baik proses maupun hasil) dalam
kemampuan menemukan isi dan pesan tembang macapat yaitu:
1. Sikap positif siswa mengalami peningkatan yaitu dari siklus I segi
keaktifan siswa pada kegiatan apersepsi sekitar 10 siswa (29%), siswa
yang aktif dalam KBM hanya 15 siswa (44%), sedangkan siswa yang
aktif dalam menjawab pertanyaan hanya 10 siswa (29%). Pada siklus II
mengalami peningkatan dari segi keaktifan siswa pada kegiatan
apersepsi sebanyak 20 siswa (59 %), siswa yang aktif dalam KBM
sebanyak 25 anak (74%) sedangkan yang aktif menjawab pertanyaan
dari guru 20 siswa (59%). Pada siklus ke III ternyata hasilnya sudah
memuaskan ada peningkatansignifikan yaitu aktif dalam kegiatan
apersesi sebanyak 25 siswa (74%), aktifdalam KBM 28 siswa (82%),
aktif menjawab pertanyaan dari guru 26 siswa (76%).
2. Penerapan pendekatan quantum learning ternyata mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan isi dan pesan tembang macapat
hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mengalami
ketuntasan belajar pada siklus I hingga siklus III. Selain itu, juga dapat
dilihat dari adanya peningkatan nilai rata – rata kemampuan
menemukan isi dan pesan tembang macapat dari siklus I hingga siklus
III. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas KKM adalah 10 siswa
(29%). Sedangkan nilai rata – rata yang dicapai pada siklus I adalah
59,5. Pada siklus II ada peningkatan 18 yang tuntas KKM sehingga
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa (53%) dan nilai rata – rata
mencapai 78,7. Pada siklus III hasilnya cukup memuaskan karena
jumalah siswa yang tuntas KKM mencapai 31 siswa (91%) dan nilai
rata – rata mencapai 83,7
1 Saran (Hasil Review)
4
1 Referensi (Hasil Review)
5

REVIEW JURNAL PEMBANDING


1 Judul KEBIJAKANPENDIDIKANBAHASAINDONESIADIERAGLOBALI
SASI: PERMASALAHAN DANSOLUSI
2 Jurnal Jurnal Logika
3 Download file:///C:/Users/Acer/Downloads/155-380-1-SM.pdf
4 Volume Vol. XII & Hal. -
dan
Halaman
5 Tahun 2014
6 Penulis Jimat Susilo
7 Reviewer Kelompok 1
8 Tanggal 23 Oktober 2020
9 Abstrak
Penelitian
-Tujuan (1) pengembangan kurikulum bahasa Indonesia;
Penelitian
(2) Pengembangan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
perkembangan metodologi pengajaran bahasa;
(3) Pengembangan tenaga kependidikan kebahasaan yang profesional;
(4) Pengembangan sarana pendidikan bahasa yang memadai, terutama
sarana uji kemahiran bahasa. Permasalahan yang dihadapi dalam
pendidikan bahasa Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan
nasional adalah belum terjangkaunya pendidikan bahasa Indonesia ke
pelosok-pelosok nusantara. Masih banyak masyarakat Indonesia yang
belum bisa berbahasa Indonesia secara aktif. Untuk itu, diperlukan upaya
pemasyarakatan bahasa Indonesia seperti yang disampaikan Alwi (2003:12)
bahwa pemasyarakatan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara:
(1) penentuan prioritas kelompok sasaran;
(2) pengembangan bahan penyuluhansesuai dengan kebutuhan kelompok
sasaran;
(3) pemanfaatan teknologi informasi dengan sebaaik-baiknya;
(4) peningkatan kerja sama dengan semua pihak yang dapat memperlancar
pemasyarakatan bahasa Indonesia di Indonesia;
(5) peningkatan mutu tenaga pemasyarakatan;
(6) Pemanfaatan sarana uji kemahiran berbahasa Indonesia.
-Subjek (Hasil Review)
Penelitian
-Assesment (Hasil Review)
Data
-Kata pendidikan, bahasa Indonesia, globalisasi, dan kebijakan
Kunci
1 Pendahulu Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional dan bahasa
0 an resmi negara mengalami perjalanan yang cukup panjang. Bahasa Indonesia
secara resmi ada sejak diikarkannya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
1928 oleh para pemuda Indonesia. Salah satu ikrar tersebut berbunyi “
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia. Sejalan dengan perkembangannya, bahasa Indonesia akhirnya
diangkat sebagai bahasa negara seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945
Bab XV pasal 36 yang berbunyi “ Bahasa negara Indonesia adalah bahasa
Indonesia. Tonggak sejarah lahirnya bahasa Indonesia tersebut, dikupas lagi
dalam Seminar Politik Bahasa Nasional di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28
Februari 1975. Dalam seminar tersebut menghasilkan rumusan yang
menempatkan kedudukan
bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berfungsi sebagai:
(1) bahasa resmi kenegaraan,
(2) bahasa pengantar resmi di lembagalembaga pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah,
dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan
ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengimplementasikan fungsi bahasaIndonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara tersebut. Hal ini termaktub dalam UU No. 24 Tahun 2009
pasal 41 ayat
(1) menyatakan bahwa pemerintah wajib mengembangkan, membina, dan
melindungi bahasa dan sastra Indonesia agar tetap memenuhi kedudukan
dan
fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, sesuai
dengan perkembangan zaman. Pengembangan,pembinaan, dan pelindungan
dilakukansecara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh lembaga
kebahasaan.Selanjutnya, pada pembukaan Kongres Bahasa Indonesia X
tanggal 28 - 31 Oktober 2013 di Jakarta, Nuh, Mendikbud RI,
menyampaikan keinginannya agar peran bahasa Indonesia di kancah global
diperkuat dengan mengikuti peran Indonesia dalam bidang ekonomi dan
politik yang masuk kelompok G-20 dan hendaknya juga diiringi peran dari
aspek sosial dan budaya, termasuk di dalamnya bahasa Indonesia, yang saat
ini termasuk
bahasa dengan jumlah penutur keempat terbesar di dunia dan dipelajari di
45 negara.
-Latar
Bahasa Indonesia lahir tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi
Belakang
mengemban fungsi yang lebih besar yaitu sebagai bahasa pemersatu
dan Teori
bangsa. Negara Indonesia
terbentangdariSabangsampaiMeraukedapatdisatukanmelaluibahasaInd
onesia.Bahkan, bahasa Indonesia telah menunjukkan jati dirinya tidak
hanya di lingkungan lokal, tetapi sudah merambah ke dunia global.
Kurang lebih ada 42 negara di dunia yang sudah mempelajarai bahasa
Indonesia bahkan memasukkannya dalam kurikulum pendidikan.
Begitu pesatnya perkembangan bahasa Indonesia yang mampu
bersaing dengan bahasa-
bahasadiduniainimengakibatkanterjadinyapengaruhbahas-
bahasaasingmasukkedalam bahasaIndonesia.
Hal ini tidak bisa dipungkiri akibat arus globalisasi telah membawa
perubahan dalam pemakaian bahasa. Sebuah akulturasi budaya,
teknologi, ekonomi, dan politik ikut berperan mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia sehingga banyak ditemukankosa
katabahasaasingmasukkedalambahasaIndonesiayangpemakaiannyatida
ksesuaidengan kaidah bahasa Indonesia baik dilakaukan secara lisan
maupuntulisan.
Untuk menjaga pemertahanan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa Indonesia, pemerintah perlu membuat kebijakan-
kebijakan agar pemakaian bahasa Indonesia tidak melenceng dari
kaidahnya. Kebijakan ini tidak hanya mengatur pemakaian bahasa
Indonesia di kalangan masyarakat, tetapi juga diperuntukkan bagi
seluruh masyarakat Indonesia tidak terkecuali para pejabat negara.
Salah satu cara yang paling efektif untuk menjalankan kebijakan
tersebut adalah melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan salah satu
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara yaitu bahasa Indonesia
dijadikan sebagai bahasa resmi pengantar dalam dunia pendidikan.
Melalui kebijakan
pendidikanbahasaini,diharapkanpemertahananbahasaIndonesiaakanse
makinkokohdan
kuatmeskipunarusglobalisasiyangterusmenggeruseksistensibahasaIndo
nesia.
1 Metode
1 penelitian
-Langkah (hasil Review)
Penelitian
-Hasil (Hasil Review)
Penelitian
-Diskusi (Hasil Review)
Penelitian
-Daftar Daftar Pustaka
Pusaka
Alwi, Hasan. 2003. Politik Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas.

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik:


Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta dalam
Andini, Dewi. 2013. Menerapakan Kebijakan Bahasa.
http://andinijs.blogspot.com/2013/11/ menerapkan-kebijakan
bahasa.html diuunduh 19 Oktober 2014.

Fattah, Nanang. 2012. Analisis Kebijakan Pendidikan.


Bandung: Rosda Karya.

Groesjean, Fracois. 1982. Life with Two Languages.


Cambridge: Harvard University Press.

Hinkel, Eli. 2011. Handbook of Research in Second Language


Teaching and Learning. Volume II. New York: Routledge.

Leclerc, Jaques. 1994. Recueil des législations linguistiques


dans le monde, Quebec, Canada : Centre internationale de
recherché en aménagement linguistique.

Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era


Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan
Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rajandran, Kumaran. 2008. “ Language planning for the Malay


language in Malaysia since independence” dalam Iranian
Journal of Language Studies (IJLS), Vol. 2(2), 2008 (p. 237-
248).
Richards, Jack C. & Schmidt, Richard. (2002). Longman
dictionary of language teaching and applied linguistics.
Edinburg: Pearson Education Limited.

Romaine, Suzanne. 1989 Biliangualism.


Oxford: Basil Blackwell.

Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan


Pendidikan: Himpunan Bahasan. Penerbit: Diponegoro.

Salim, Emil. 1990. “Pembekalan Kemampuan Intelektual untuk


Menjauhkan Gelombang Globalisasi. Dalam Seminar
Pendidikan, Th. IX/4. Bandung: University Press IKIP
Bandung.

Slamet, St. Y. 2014. Problematika Berbahasa Indonesia


dan Pembelajarannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shohamy, Elana. (2006). Language policy hidden agendas and


new approaches. New York: Routledge.

Spolsky, Bernard. (2009). Language management. Cambridge:


Cambridge University Press.

Tolkfson, J.W. 1991. Planing Language, Planing Inequlity: Language


Policy in Cpmmunity. New York: Lougman.
1 Analisis
2 Jurnal
-Kekuatan (Hasil Review)
Penelitian
-Kelemahan (Hasil Review)
Penelitian
1 Kesimpula Berdasarkan uraian di depan dapat diambil beberapa simpulan seperti
3 n berikut.
1. Bahasa Indonesia telah menunjukkan jati dirinya sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara sehingga mampu menunjukkan identitasnya
sebagai alat komunikasi dan berinteraksi dalam ruang lingkup lokal
maupun global.
2. Era globalisasi telah membawa perubahan dalam pemakaian bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa asing bersama-sama dengan bahasa
Indonesia dalam berkomunikasi tidak terelakkan. Hal inilah yang
menimbulkan terjadinya kedwibahasaan. Untuk mempertahankan
eksistensi pemakaian bahasa Indonesia, diperlukan adanya pendidikan
bahasa Indonesia di lembaga-lembaga pendidikan mulai tingkat bawah
hingga tingkat atas. Peran guru, masyarakat, dan pemerintah sangat
diperlukan dalam pendidikan bahasa Indonesia ini. Pentingnya
pendidikan bahasa Indonesia ini sebagai bentuk mewujudkan tujuan
Pendidikan Nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
yangkomprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas
sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Insan Indonesia cerdas
diwujudkan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah, maupun
masyarakat.
3. Salah satu bentuk pendidikan bahasa indonesia yaitu bahasa Indonesia
ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran inti dalam pendidikan di
setiap satuan pendidikan. Hal ini bahasa Indonesia memegang peranan
sentral dalam dunia pendidikan sebagai Bahasa Nasional dan bahasa
Negara.
4. Dalam mempertahankan pemakaian bahasa Indonesia sesuai dengan
fungsi dan kedudukannya dari pengaruh globalisasi, diperlukan
kebijakan-kebijakan bahasa Indonesia. Kebijakan ini merupakan pijakan
atau keputusan oleh lembaga atau organisasi yang dijadikan sebagai
pedoman tindakan untuk mencapai tujuan atau sasaran.
1 Saran
4
1 Referensi (Hasil Review)
5

Anda mungkin juga menyukai