Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS

JURNAL OLEH

MUHAMMAD HARUN HANAFI


A1G120120
V.B
ANALISIS FORMAT
ARTIKEL
JSD: JURNAL SEKOLAH DASAR
JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
HOLISTIKA : JURNAL ILMIAH PGSD
DIDAKTIK : JURNAL ILMIAH PGSD STKIP
SUBANG
JURNAL INTERNASIONAL : JURNAL PRIMA
EDUKASIA
RESUME BAGIAN BAGIAN
DALAM ARTIKEL
Judul Artikel : Implementasi Peranan Bahasa Indonesia sebagai Penghela Ilmu Pengetahuan pada
Kurikulum
2013 Judul : JSD: Jurnal Sekolah Dasar
Jurnal
Penulis : Sri Wulan Anggraeni,Yayan Alpian,Depi Prihamdani
Tahun : 2022
Terbit

Pendahuluan dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam , ilmu pengetahuan


sosial , dan ilmu-ilmu lainnya.

Kesuksesan suatu Negara sangat dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya


Manusia . Maka dari itu, pembangunan dan peningkatan SDM ini
penting dilakukan, khususnya dalam bidang pendidikan yang memiliki
posisi yang tepat dan strategis sebagai wadah dalam mendidik Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dan berkarakter. Tujuan dari perubahan
kurikulum ini adalah untuk mencetak generasi-generasi yang unggul
dan berkualitas. Maka dari itu, pembaharuan kurikulum tentu harus sesuai
dengan kebutuhan peserta didik sebagai individu yang akan berkembang
dalam masyarakat serta sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada saat ini. Bahasa Indonesia menempatkan posisi penting
Metode adalah metode kualitatif. Jenis penelitian kualitatif yang
digunakan adalah deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik yang ada
di kelas rendah (kelas II) dan kelas tinggi (kelas V) SDN Walahar
01. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, dan wawancara
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
Pengintegrasian tersebut membawa pengaruh tentang kewajiban
menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana pencarian dan penemuan
ilmu.
Pembahasan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan, penggunaan bahasa indonesia yang ada di SDN
Walahar 01 sudah mengaplikasikan dengan baik dan sesuai dengan yang
tercantum dalam Undang-undang sisdiknas. Pengaplikasian guru
dalam
mengajar di kelas tinggi selalu menggunakan Bahasa Indonesia selama Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka
proses pembelajaran berlangsung dan mengarahkan peserta didik penulis dapat menyimpulkan bahwa Implementasi
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, guru pun sangat peranan Bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu
memperhatikan tingkat kemampuan pengetahuan kebahasaan peserta pengetahuan pada kurikulum 2013 di SDN Walahar
didik dengan cara memperhatikan ejaan dan tanda baca hasil 01 sudah dapat dikategorikan baik.
tulisanpesera didik. Sedangkan pengaplikasian di kelas rendah, guru
sesekali menggunakan bahasa daerahkarena beberapa peserta didik
masih kesulitan memahami informasi pembelajaran yang diberikan
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Judul Artikel : Penerapan Metode Snowball Throwing Berbantuan Media Audio Visual
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV
Judul : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Jurnal Dasar : Rizky Kurniasari & Vanda
Penulis Rezania
Tahun Terbit :-

Pendahuluan Metode
Metode pembelajaran merupakan suatu upaya yang dapat membantu
siswa berperan aktif serta mudah memahami materi yang disampaikan oleh
guru.Begitupun guru harus memiliki wawasan yang luas dalam
penyajian
materi serta menguasai metode sehingga memunculkan ketercapaian pada Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat
tujuan pembelajaran.Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang
dilakukan oleh guru dalam mentransfer ilmu yang dapat menciptakan
perubahan dan pengembangan pada hasil pembelajaran siswa . Selainitu,
Snowball Throwing merupakan salah satu metode pembelajaran yang
menyenangkan dan dapat menarik minat siswa untuk lebih aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Media audio visual lainnya yakni media video dan
media computer .
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas sebanyak 13, dengan kriteria laki-laki sebanyak 8 siswa dan
(Classroom Action Research). Peneliti terjun langsung ke lapangan perempuan sebanyak 5 siswa. Instrumen yang digunakan dalam
dengan meneliti dari awal hingga akhir tindakan. Subjek penelitian ini penelitian ini adalah: Lembar observasi, Pedoman wawancara, Lembar
adalah siswa kelas IV SDN Banjarpanji. Jumlah siswa kelas IV tes, Lembar tes. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif.
pra penelitian, tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS
berdasarkan hasil ulangan harian masih kurang, hasil belajar yang dicapai
siswa masih 50% sebagaimana Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 78.
Pembahasan
siklus I hasil belajar siswa mulai mengalami peningkatan dengan Kesimpulan
presentase ketuntasan belajar secara klasikal 38,4% atau 5 dari 13 siswa
dinyatakan tuntas sebagimana kriteria ketuntasan minimal (KKM) 78. Penerapan Metode Snowball Throwing berbantuan media
Pada kegiatan siklus II terlihat adanya peningkatan Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
hasilbelajar yang signifikansebagaimana penerapan metode siswa kelas IV SDN Banjarpanji secara signifikan
Snowball Throwing berbantuan media Audio Visual diperoleh data sebesar 0,237. Sebagaimana pemerolehan data kegiatan pra
keseluruhan siswa kelas IV dinyatakan tuntas dengan presentase 100% siklus presentase ketuntasan belajar secara klasikal
pada mata pelajaran IPS dengan kriteriaketuntasan minimal 78. sebesar 30,7%, siklus I mengalami peningkatan dengan
Kegiatan siklus II berjalan dengan baik, siswa telah memahami cara presentase ketuntasan belajar secaraklasikal 38,4%, dan
kerja metode Snowball Throwing berbantuan media Audio Visual. siklus II diperoleh data keseluruhan siswa kelas IV
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, terlihat adanya perbedaan tuntas 100% pada mata pelajaran IPS dengan Kriteria
yang signifikan antara penerapan metode ceramah dan metode Ketuntasan Minimal 78. Metode Snowball Throwing
Snowball Throwing berbantuan media Audio Visual yaitu sebesar berbantuan media Audio Visual kegiatan belajar mengajar
0,237, sehingga penerapan metode Snowball Throwing dilakukan secara berkelompok.
berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN Banjarpanji. Temuan penelitian ini didukung oleh
beberapa hasil penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu.
Judul Artikel : PERSEPSI GURU SEKOLAH DASAR JAKARTA UTARA DAN
KEPULAUAN SERIBU TENTANG KURIKULUM MERDEKA
Judul Jurnal : HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD
Penulis : Dendi Wijaya Saputra & Muhamad Sofian
Tahun Hadi : 2022
Terbit

Pendahuluan
kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di semua jenjang pendidikan. Keberadaan kurikulum Metode
mutlak
diperlukan dalam rangka mempersipakan program pembelajaran yang sesuai
dengan target yang diharapkan, hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Nation & MaCalister yang menjelaskan kurikulum
sebagai
seperangkat panduan yang dirancang dalam suatu program pembelajaran siswa dan orang tua siswa. Penelitian ini dirasa penting untuk
yang terdiri dari prinsip-prinsip,lingkungan dan kebutuhan sesuai dengan target dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan yaitu pandangan para guru
program pembelajaran yang dilakukan. Di tahun 2020, pemerintah dengan tentang implementasi kurikulum merdeka sangat diperlukan untuk
gencar memsosialisasikan 4 Episode dalam kebijakan merdeka belajar yang memastikan kebijakan kementerian sejalan dengan program dari masing-
menjadi pegangan bagi semua pemangku kepentingan untuk memberikan masing satuan pendidikan khsususnya di tingkat sekolah dasar.
pengalaman belajar menyenangkan, membahagiakan dan bermakna bagi
semua peserta didik yang ada di masing-masing sekolah hingga tingkat
perguruan tinggi.Kurikulum merdeka sebagai bentuk penyempurnaan
kurikulum 2013 tentunya mendapatkan ragam tanggapan dari para guru,
metode penelitian yang di gunakan menggunakan metode desriptif
kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan hasil temuan secara
detail sesuai dengan fenomena yang terjadi Pada tahapan penelitian
dipilihlah Study kasus untuk untuk mengetahui dan menjabarkan
persepsi guru tentang kurikulum merdeka. Sumber data pada
penelitian adalah 15 guru sekolah dasar Jakarta Utara dan Pulau Seribu
yang menjadi responden dan memberikan dokumen kepada peneliti.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, digunakan empat jenis metode
pengumpulan data yaitu melalui wawancara, angket, observasi dan
analisis dokumen.
Pembahasan
Kesimpulan
Persepsi guru pada kurikulum baru kurikulum merdeka sangat penting
untuk dikaji karena tentunya memberikan dampak yang sangat penting dari hasil penelitian yang telah dilakukan,maka dapat
pada proses pendidikan. faktor yang mempengaruhi persepsi guru disimpulkan sebagai hasil temuan penelitian yang telah
dalam implementasi kurikulum merdeka:. Pengalaman mengajar Guru, dilakukan. Persepsi guru tentang kurikulum merdeka
b. Latar Belakang pendidikan Guru,Pelatihan yang diikuti positif dan mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari
Guru,Pengalaman Pribadi Guru,Gelar pendidikan Guru. Persepsi guru para guru di wilayah Jakarta Utara dan Pulau Seribu.
tentang kurikulum Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi guru tentang
merdeka juga dapat terlihat dari proses pembelajaran yang diberikan kurikulum merdeka terdiri dari lima hal yang
kepada para peserta didik, semakin menyenangkan, membahagiakan dan masing-masing mempunyai keterkaitan, pemahaman guru
berkmakna proses pembelajaran yang diberikan, maka tentunya akan sekolah daasar di Jakarta Utara dan kepulauan Seribu
sejalan dengan pemahaman sang guru tentang kurikulum merdeka. Hal berimplikasi langsung pada tata cara para guru dalam
tersebut tentunya selaras dengan tujuan kurikulum merdeka memberikan proses pembelajaran kepada parapeserta didik.
yang menginginkan proses pembelajaran yang bersifat terbuka,
membuka inovasi dan kreativitas serta menjunjung tinggi kolaborasi dalam
menyiapkan pengalaman belajar terbaik bagi para peserta didik.
Judul Artikel : PENGEMBANGAN MODUL MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
BERBASIS SENSORI MOTORIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN SISWA
KELAS II SEKOLAH DASAR
Judul Jurnal : Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang
Penulis : Ayu Koernia Malyk, Fahrurrozi, &
Tahun Edwita : 2022
Terbit

Pendahuluan
Berdasarkan hasil wawancara guru Salah satu siswa kelas II, ia masih
Keterampilan menulis di Sekolah Dasar (SD) dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap merasa kesulitan dalam menulis tegak bersambung khususnya dalam
menulis permulaan dan tahap menulis lanjutan. Menulis permulaan menuliskan bentuk huruf dengan cirinya masing-masing. siswa kelas II
merupakan dasar keterampilan yang harus dimiliki siswa agar nantinya dapat bahwa dalam membimbing anak belajar menulis tegak bersambung di rumah
melanjutkan pembelajaran keterampilan menulis lanjut di kelas tinggi yang hanya mengandalkan lembar huruf tulisan tegak bersambung yang diberikan
oleh guru.
sudah memasuki tahap menulis karangan narasi kontekstual. Salah satu jenis
keterampilan menulis permulaan di kelas rendah yaitu keterampilan
menulis tegak bersambung. Menulis tegak bersambung ialah kegiatan
menulis tanpa mengangkat alat tulis dengan merangkaikan tiap-tiap huruf
menjadi kata hingga akhirnya menghasilkan tulisan yang saling
menyambung dan menghasilkan sebuah kata (Maulana, 2019). Dengan menulis
tegak bersambung siswa dapat berlatih
untuk sabar, teliti, mengasah kemampuan motorik halus, hingga merangsang
otak kanan siswa.
Metode

Penelitian menggunakan metode Research and Development


(R&D). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model borg and
gallyang dibatasi hanya sampai 7 tahap, yaitu,: (1) Penelitian dan
pengumpulan informasi, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan bentuk
awal produk, (4) Uji coba lapangan tahap awal, (5) Revisi produk, (6)
Uji coba lapangan utama, (7) Revisi produk. Teknik analisis data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif. Peneliti
menggunakan skala likert dalam menghitung uji validasi oleh para ahli
(ahli materi, ahli media, ahli bahasa) dan skala Guttman dalam
menghitung penilaian siswa terhadap modul dalam one to one test dan
small group test.
Pembahasan
Kesimpulan
Penelitian dan pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul
menulis tegak bersambung berbasis sensori motorik untuk siswa kelas
II
Sekolah Dasar (SD). Dalam modul ini disajikan latihan-latihan
sensori motorik agar kemampuan motorik halus siswa/anak lebih penelitian dan pengembangan modul menulis tegak
optimal. Persentase penilaian oleh ahli media sebesar 93,75%dengan bersambung berbasis sensori motorik dikembangkan dengan
kategori sangat baik dan sangat layak uji coba, Selanjutnya pada validasi metode penelitian Research and Development model
oleh ahli materi. sebesar 82, 5%, rata-rata persentase penilaianmodul Borg and Gall melalui 10 tahap. pada uji one to one test
sebesar 83,75%. Modul dikategorikan sangat baik dan sangat layak untuk yang terdiri dari 3 siswa, modul mendapat persentase
uji coba lapangan. Pada uji coba lapangan tahap awal dengan one to penilaian sebesar 96,67% yang berkategori sangat baik.
one test melibatkan 3 orang siswa kelas II SD Ragunan 01. Kemudian pada uji coba small group test yang terdiri
Persentase yang didapatkan sebesar 96,67% dengan kategori sangat baik. dari 8 siswa modul mendapat persentase penilaian sebesar
97,5% yang berkategori sangat baik. Diperlukan penelitian
lebih lanjut
serta perbaikan yang dilakukan agar tercipta bahan ajar
modul yang lebih baik dari segi isi, tampilan, serta
keefektifannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Judul Artikel : PENGEMBANGAN MODUL MENULIS TEGAK BERSAMBUNG
BERBASIS SENSORI MOTORIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PERMULAAN SISWA
KELAS II SEKOLAH DASAR
Judul Jurnal : Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang
Penulis : Ayu Koernia Malyk, Fahrurrozi, &
Tahun Edwita : 2022
Terbit

Pendahuluan
Metode
berbagai bagian komponen TPACK dan bagaimana guru memberikan
Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke dalam pengajaran
pengalaman yang lebih positif bagi guru dan siswa .
dan pembelajaran di kelas merupakan tantangan bagi banyak guru
sekolah dasar . Guru diharapkan menggunakan teknologi di kelas dan
pengetahuan yang menyediakan lingkungan yang tepat dengan strategi
dan teknik pengajaran yang tepat untuk memfasilitasi dan mendukung
pembelajaran siswa . Namun, pengetahuan guru terkait dengan
apa, bagaimana, dan mengapa teknologi
digunakan dan bagaimana mengintegrasikan teknologi di kelas, seperti yang
dilaporkan oleh berbagai peneliti . menemukan perbedaan antara bagaimana
guru dan siswa menggunakan teknologi dan bagaimana mereka memandang
pentingnya teknologi. Hal ini juga berdampak pada hubungan antara
Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan
melakukan survei. Tujuan utama model survei adalah untuk
mendeskripsikan karakteristik populasi (Frankel & Watlen, 2006).
Peserta penelitian ini adalah 117 guru sekolah dasar di provinsi
Sulawesi Utara, Indonesia. Tingkat respons survei sebesar 88,67%.
Responden survei sebagian besar adalah perempuan (n = 90, 76,92%).
Usia rata-rata peserta penelitian adalah 30,93 tahun. Para guru cukup
berpengalaman untuk memiliki rata-rata 3,18 tahun pengalaman
mengajar di sekolah dasar. Instrumen TPACK adalah kuesioner dengan
skala Likert (Gray, 2010). Instrumen ini divalidasi dengan product-
moment Pearson dan memperoleh 45 item valid dengan reliabilitas
0,935 dengan TK (0,628); PK (0,848), CK (0,824), TPK (0,908), TCK
(0,798), PCK (0,879), TPCK (0,859) yang menunjukkan instrumen
TPACK yang andal.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa guru sekolah

Kesimpulan dasar memiliki kemampuan Pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi


(TPCK). Ini berarti bahwa guru membuat keputusan mengenai
bagaimana memilih, beradaptasi, dan menerapkan materi, pedagogi,
dan teknologi yang tepat yang dapat memberikan nilai yang
bermakna untuk pembelajaran dengan teknologi kelas, yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
guru sekolah dasar di Sulawesi Utara sudah memiliki
mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam
kompetensi TPACK yang dibutuhkan dalam pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran online di sekolah dasar beberapa temuan
daring saat ini. Hasil korelasi antara konstruk TPACK
lain menunjukkan bahwa rata-rata laki-laki memiliki juga menunjukkan bahwa komponen PK dan TPK
tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam dimensi TPCK lainnya berpengaruh signifikan terhadap persepsi Guru SD
seperti PK, TK, CK, TPK, TCK, dan PCK dibandingkan perempuan TPACK terhadap pembelajaran daring saat ini. Oleh
(Baylor, Shen & Huang, 2003; Kurt, 2018; Tokmak, 2013). karena itu, untuk memaksimalkan pembelajaran siswa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru perempuan di dengan memberikan pengalaman belajar daring yang
sekolah dasar dalam pelaksanaan pembelajaran daring cenderung berkualitas, diperlukan penguasaan TPACK yang baik.
merasa kurang percaya diri dalam menerapkan teknologi dalam Teknologi hanya dapat menjadi alat yang berguna
mengajar dibandingkan guru laki-laki (Lin et al., 2012; Reyes dkk., dalam pembelajaran sekolah dasar jika
2016). Disarankan agar guru meningkatkan kesempatan belajar dan
aktualisasi
sekolah dasar dapat lebih berupaya dalam pembelajaran daring pembelajaran signifikan.
bagi guru perempuan untuk berpengalaman dengan teknologi
pendidikan dan teknologi komputer di sekolah dasar
Link Jurnal
https://bit.ly/3F7Oz3W_MuhammadHarunHanaf
i

Anda mungkin juga menyukai