Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Model Pembelajaran Matematika SD”

Dosen Pengampu

Dr. La Ili, S.Pd., M.Pd

Oleh

Muhammad Harun Hanafi

A1G120120

IV.B

JURUSAN PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Model Pembelajaran Matematika SD”

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Model Pembelajaran Matematika SD” ini
bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Kendari, 18 Maret 2021

Muhammad Harun Hanafi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4

1.2 Latar Belakang..............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4

BAB II.......................................................................................................................................................5

KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................................5

BAB III......................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN........................................................................................................................................6

3.1 Pengertian model pembelajaran...................................................................................................6

3.3 Penerapan Model pembelajaran Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Di SD......11

BAB IV...................................................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................................................13

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang disengaja dirancang dengan tujuan
untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan seseorang (siswa ) melaksanakan kegiatan
belajar matematika, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar matematika. Lampiran
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi mata pelajaran matematika SD/MI
menjelaskan bahwa pembelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik untuk
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan kerja.

Menurut Eggen dan Kauchak sebagaimana dikutip oleh Wardani (2013) model pembelajaran adalah
pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu
pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevalusi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah
untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar.

Model-model matematika sebagai interpretasi dari sistem matematika ini kemudian dapat digunakan
untuk mengatasi persoalan-persoalan dunia nyata. Manfaat lain yang menonjol dari matematika
dapat membentuk pola piker orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang
sistematis,logis, kritis dengan penuh kecermatan. Namun sayangnya, pengembangan sistem atau
model matematika itu tidak selalu sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-
anak usia SD.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa yang dimaksud dengan model pembelajaran

2. apa saja model pembelajaran matematika Di Sd

3. Bagaimana Penerapan Model pembelajaran Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Di


SD
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model pembeajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang di gunakan sebagai pedoman
atau acuan dalammelakukan suatu kegiatan agar tujuan darikegiatan itu dapat tercapai.
Komara (2014 : 106)

Konsep model pembelajaran menurut Trianto (2010: 51),menyebutkan bahwa mode pembelajaran
aalah suatu perencanaan atau pola yang digunaan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran dikelas atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan,termasuk didalamnya tujuan tujuan pengajaran ,tahap tahap
dalam kegiatan pembelajaran,ingkungan pembelajaran,dan pengelolaan kelas.

Jerome S. Bruner. Bruner menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal
peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa
atau benda tersebut di dalam pikirannya, yaitu suatu model mental tentang peristiwa atau benda
yang dialaminya atau dikenalnya.

Menurut zzinure 2007 matematika realistic adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan
menempatkan realitas dan pengalaman siswa sevagai titik awal pembelajaran. Masalah masalah
realistic digunakan sebagai sumber munculnya ko sep konsep matematika atau pengetahuan
matematika formal.

Teori RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di belanda pada tahun 1970 oleh
institutfreudenthal. Teori ini mengacu pada pendapat freudenthal (dalam zinurie,2007) yang
mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktifitas
manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevn dengan kehidupan nyata sehari
hari.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian model pembelajaran


Model dapat dipandang sebagai upaya dan untuk mengkonkretkan sebuah teori sekaligus juga
merupakan sebuah analogi dan representasi dari variable-variabel yang terdapat di dalam teori
tersebut.1 Sedangkan menurut Robins, “A model is an abstraction of reality; a simplified
representation of some real-world phenomeno2 Maksud dari definisi tersebut, model merupakan
representasi dari beberapa fenomena yang ada di dunia nyata.

mena yang ada di dunia nyata. Model juga merupakan suatu rancangan yang dibuat khusus dengan
menggunakan langkah-langkah yang sistematis untuk diterapkan dalam suatu kegiatan. Selain itu
juga model sering disebut dengan desain yang dirancang sedemikian rupa untuk kemudian
diterapkan dan dilaksankan.

Penulis simpulkan Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah model
biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.

Menurut Zubaedi model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan member petunjuk bagi guru dikelas. 4Suprijono dalam
Zubaedi mengatakan, model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas dan tutorial.

Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan model pembelajaran merupakan petunjuk


bagi pendidik dalam merencanakan pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat
pembelajaran, media dan alat bantu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian
tujuan pelajaran.

3.2 model pembelajaran matematika Di Sd

Pembelajaran matematika di SD (sekolah dasar) menjadi bekal awal anak dalam mengembangkan
kemampuannya tentang pelajaran matematika, selain itu usia sekolah dasar merupakan moment
bagi anak untuk belajar matematika karena pada usia sekolah dasar kemampuan anak dalam
beberapa aspek sangat menonjol.

Namun bagaimana cara mengajarkan anak mata pejaran matematika di SD? untuk mengajarkan
mata pelajaran matematika di SD tidak boleh asal-asalan karena sifat matematika yang abstrak
kadang justru membuat anak sulit memahaminya. dibutuhkan model pembelajaran yang memang
sesuai dengan mata pelajaran matematika agar tujuan pembelajaran matematika bisa tercapai. Apa-
apa saja 10 model pembelajaran matematika di SD (sekolah dasar)? berikut Model Pembelajaran
Matematika di SD.

1. Model Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan operasionalisasi dari suatu pendekatan


pendidikan matematika yang telah dikembangkan di Belanda dengan nama Realistic Mathematics
Education (RME) yang artinya pendidikan matematika realistik.

Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang
dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai
tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita
yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat
membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta
didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta
didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari.

2. Model Pembelajaran Open-Ended


Model pembelajaran open-ended sama dengan pembelajaran berbasis masalah yaitu suatu model
pembelajaran yang dalam prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Shimada (1997:1) model pembelajaran open-ended adalah pendekatan
pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu. model pembelajaran open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh pengetahuan/ pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah
dengan beberapa teknik.

3. Model pembelajaran Example non example

Model Example non Example adalah strategi pembelajaran yang menggunakan media gambar
dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir
kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-
contoh gambar yang disajikan.

4. Model pembelajaran Picture n picture

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai
media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.

5. Model Pembelajaran NHT (Numbered head together)

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang
akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer
Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-
kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari
sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh
guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan
kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk
menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008).

6. Model Pembelajaran Jigsaw

Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik
beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie
( 1993: 73), bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif
dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama salaing ketergantungan positif dan bertanggung jawab
secara mandiri.

7. Model pembelajaran role playing

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan,
aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid
dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam
kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana
pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang
lain (Basri Syamsu, 2000).

Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
sumumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

8. Model pembelajaran berdasarkan masalah

Menurut Suherman (2003: 7) Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan
guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Konsep yang dikemukakan
Suherman menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu bentuk bagaimana interaksi yang
tercipta antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang digunkan dalam proses pembelajaran. Gijselaers ( 1996) Pembelajaran berbasis
masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana pembelajar secara aktif
mengkontruksi pengetahuan.

9. Model pembelajaran Course review horay

Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay yaitu model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap kelompok yang dapat
menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "HOREY" atau yel-yel lainnya yang
disukai. Course Review Horay adalah salah satu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk
ikut aktif dalam belajar. Dengan model pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih
kerja sama dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok, pembelajarannya
menarik dan mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, tidak monoton karena diselingi sedikit
hiburan sehingga suasana tidak menegangkan serta siswa lebih semangat belajar karena suasana
pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga mampu membantu siswa dalam meraih nilai
yang tinggi.

10. Model pembelajaran Take anda Give

Take and give secara bahasa mempunyai arti mengambil dan memberi, maksud take and give dalam
model pembelajaran ini adalah dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran pada siswa yang
lainnya. “beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar dikuasai banyak apabila
peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain.

Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi berikut juga
memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh peserta didik”
(Melvin silberman, active learning 101 strategi pembelajaran aktif).

Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang
memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan
teman sebayanya (siswa lain).
3.3 Penerapan Model pembelajaran Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Di SD
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, bahwa penggunaan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar yaitu
untuk melatih siswa menemukan sendiri konsep matematika berdasarkan pengalaman di kehidupan
sehari-hari serta kebermaknaan pelajran matematika yang telah dipelajari.

Pendekatan PMR merupakan pendekatan teoritis yang mulai diuji cobakan di beberapa sekolah
pada awal tahun 2001 di Indonesia. PMR penting diterapkan di sekolah dasar untuk membantu
peserta didik menemukan konsep yang bersifat abstrak melalui kegiatan kontekstual atau riil.
Penemuan konsep oleh peserta didik melalui kejadian yang dapat dibayangkan (didactical
phenomenology) dan berkreasi mengembangkan model penyelesaian masalah sendiri (Self
Development Model) dengan bimbingan guru (Guided Reinvention) (Putrawangsa, 2017).

Penerapan pendekatan PMR dalam pembelajaran tidak terlepas dari tiga faktor penting yang menjadi
tolak ukur keberhasilan dalam menyajikan pembelajaran yang bermakna dan memberikan panduan
dalam pelaksanaan pembelajaran. Faktor tersebut adalah;

1). Filosofis, matematika adalah aktivitas manusia yang di dalamnya terdapat proses matematisasi
horizontal maupun vertikal;

2). Prinsip, menemukan kembali (reinvention), fenomena didaktis (dedactical phenomenology), dan
pengembangan model sendiri (self-devedolopment);

3). Karakteristik, penggunaan konteks, model, kontribusi peserta didik, interaktivitas dan keterkaitan
(intertwine).

Ketiga faktor tersebut merupakan poin utama dalam pembelajaran agar dapat mewujudkan
peningkatan hasil belajar.

Dengan penerapan pendekatan PMR pembelajaran diubah dengan menjadikan peserta didik
sebagai pusat pembelajaran. Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk lebih tertarik dan aktif
menemukan konsep pecahan, kreatif dalam menyelesaikan masalah, interaktif dalam diskusi
kelompok, tidak lagi tertekan dengan hapalan dan mengetahui tujuan penting dilaksanakannya
pembelajaran.Kondisi peserta didik tersebut terjadi melalui bimbingan guru yang menggunakan
karakteristik pendekatan PMR dalam pembelajaran (Hasweni, N, & Witri, 2019; Patimah &
Maemunah, 2019; Pebriana, 2017; Roslinawati, Marhadi & Alpusahri, 2016; Kartika, 2019; Aini, 2020;
Pasinggi & Tuken, 2019; Pranoto, 2017; Wuryani, 2015; Aini, 2017; Fitriyaningsih, 2016).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Model model pembelajaran matematika yang diterapkan yaitu: Model Pembelajaran Matematika
Realistik, Model Pembelajaran Open-Ended, Model pembelajaran Example non example, Model
pembelajaran Picture n picture, Model Pembelajaran NHT (Numbered head together), Model
Pembelajaran Jigsaw, Model pembelajaran role playing, Model pembelajaran berdasarkan masalah,
Model pembelajaran Course review horay, Model pembelajaran Take anda Give

3 faktor dalam penerapan model PMR yaitu : Filosofis,prinsip,karakteristik


DAFTAR PUSTAKA

Aqwal, P. k. (2020). Analisi Model Model pembelajaran. jurnlas pendidikan dasar, 1-27.

Drs. H. Karso, M. M. (2006). pendidikan matemtika 1. Bandung: Universitas Terbuka.

ismayenti. (2018). penerapan pembelajaran matematika. Jurnal Pajar (pendidikan dan pengajaran) ,
50-62.

Jamal Mirdad, M. (2020). MODEL MODEL PEMBELAJARAN (EMPAT RUMPUN MODEL


PEMBELAJARAN). Jurnal Pendidikan dan sosial islam, 14-23.

Sri Anjuna, y. A. (2020). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Dalam meningkatkan
Hasil Belajar Pecahan disekolah Dasar. Journal of Basic Education Tudies, 1-17.

Sutriasih, N. K. (2020). peneapan pembelajaran matematika realistik untuk meningkatkan aktifitas da


prestasi belajar matematika. jurnal pendidikan, 140-148.

Anda mungkin juga menyukai