Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MUATAN

PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI SD INPRES 4/82 WALIAN

Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metode Penelitian Pendidikan”

Dosen Pengampuh: Dr. Roeth A.O Najoan, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 7

Tesalonika Saroinsong (21105265)


Veronika Pinontoan (21105266)
Johanis Vianey Setitit (21105279)
Gabriel Samuen Koba (21105287)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2023
ANALISIS PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MUATAN
PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV DI SD INPRES 4/82 WALIAN

ANALYSIS OF THE APPLICATION OF THE PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON


INDONESIAN LANGUAGE LESSON CONTENT AT INPRES 4/82 WALIAN PRIMARY
SCHOOL

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar,


Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Universitas Negeri Manado, Indonesia

Abstrak
Masih rendahnya hasil pembelajaran tematik pada isi pelajaran bahasa Indonesia konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada isi Pembelajaran bahasa
Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada kelas IV di SD INPRES 4/82
WALIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan teknik triangulasi dengan mengumpulkan data observasi, wawancara dan
dokumentasi. Subyek yang diteliti adalah seluruh siswa, Solusi yang ditawarkan dalam penelitian
ini adalah dengan menerapkan pembelajaran pada kelas IV yang berjumlah 23 orang. Dalam
penelitian ini ditemukan bahwa di Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, siswa kurang terlibat
langsung dan aktif, sehingga pembelajaran cenderung pasif. meningkatkan model Problem Based
Learning hasil belajar, Berdasarkan hasil penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran PBL mampu memberikan dampak positif bahwa selama proses
pembelajaran hasil belajar siswa meningkat dan siswa lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Kata Kunci: pbl, Hasil Belajar, Bahasa Indonesia

Abstract
Thematic learning outcomes in conventional Indonesian language lesson content are still low.
This research aims to determine student learning outcomes in Indonesian language learning
content by implementing the PBL learning model in class IV at SD INPRES 4/82 WALIAN. The
research method used is a qualitative research method using triangulation techniques by
collecting observation, interview and documentation data. The subjects studied were all students.
The solution offered in this research was to apply learning to class IV, totaling 23 people. In this
research, it was found that in the learning process, students were less directly and actively
involved, so learning tended to be passive. improving the Problem Based Learning model of
learning outcomes. Based on the results of this research, it can be concluded that the application
of the PBL learning model is able to have a positive impact in that during the learning process
student learning outcomes increase and students are more active in participating in the learning
process carried out by the teacher.
Keywords: pbl, Learning Results, Indonesian
Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses yang terjadi dalam pembelajaran, pemberian pengetahuan,
keterampilan, karakter, sikap, dan pikiran yang menggunakan peraturan yang berbeda-beda
sesuai tujuan yang ingin di capai dapat berjalan dengan baik, belajar dapat dilakukan kapan saja
dan dimana saja agar sebuah tujuan dapat tercapai dengan maksimal. Pendidikan memiliki tujuan
untuk membentuk pribadi manusia agar mampu berbudaya dan bersosialisasi dalam masyarakat
luas dan dapat menyesuaikan diri di lingkungan dan dapat berkelanjutan dalam kehidupan baik
secara pribadi maupun dalam masyarakat luas (Herskovits dalam Suharyanto, 2015: 163).
Sedangkan menurut (Pristiwanti et al., 2022: 7915) mengemukakan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya
untuk memiliki kekuatan dalam kepribadian, pengendalian diri, spiritual keagamaan, akhlak
mulia, kecerdasan, dan juga keterampilan yang diperlukan untuk dirinya maupun masyarakat.
Pendidikan yang di maksud adalah pengajaran dalam keahlian khusus dan sesuatu yang tidak
dapat di lihat, akan tetapi dalam pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan yang
lebih mendalam.
Bahasa Indonesia adalah salah satunya isi pelajaran digunakan sebagai sarana untuk
mengembangkan kompetensi dan keterampilan siswa dalam berbahasa (Dharwisesa et al., 2020;
Wicaksono, 2017). Pembelajaran tematik muatan bahasa Indonesia di sekolah dasar didominasi
oleh pembelajaran masih cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa
bosan dan belajar kurang menyenangkan (Handayani & Subakti, 2020; Hidayah, 2015;
Sundusiah & Rahma, 2015).
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif
yang memungkinkan mengaktifkan siswa dalam belajar dan menghubungkannya dengan
masalah internal kehidupan sehari-hari. (Shofiyah & Wulandari, 2018:35) menyatakan bahwa
model Pembelajaran berbasis masalah memiliki langkah-langkah atau sintaksis sebagai berikut
berikutnya: (1) Mengarahkan siswa pada masalah, (2) Peserta kelompok siswa belajar, (3)
membantu penelitian dan memfasilitasi kerja kelompok, (4) Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil kerja kelompok untuk kelas, (5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil
kerja kelompok masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas IV SDN INPRES 4/82 WALIAN
pada saat dilakukan penelitian, ditemukan permasalahan pada kelas IV dalam proses
pembelajaran yaitu kurangnya keterlibatan siswa langsung dalam proses pembelajaran, dimana
siswa hanya sebagai pendengar saja pencatat apa yang disampaikan guru untuk dikreasikan oleh
siswa terkesan pasif dan kurang aktif ketika mengikuti proses pembelajaran.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah mengikuti
keikutsertaan proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa
setelahnya memperoleh pengalaman belajar. Sedangkan hasil belajar kognitif berupa prestasi
dari suatu kegiatan belajar hingga aspek pengetahuan yang didalamnya terdapat nilai. Hasil
belajar merupakan perilaku seseorang yang mungkin berubah setelah mendapat perlakuan baik di
lingkungan sekolah maupun di masyarakat luas melalui implementasi dilakukan oleh guru
dengan menerapkan model pembelajaran inovatif di suatu daerah mengajukan. Suatu proses
pembelajaran dikatakan berhasil bila telah dilaksanakan pembelajaran yang membawa perubahan
pada siswa. Namun, jika tidak ada perubahan yang terjadi pada diri siswa, maka penerapan
pembelajaran dapat tercapai mengatakan itu tidak berhasil. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu pada diri siswa itu sendiri, dengan kemampuan dan
motivasinya harus terus belajar dan guru menciptakan pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan putaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan yang disebutkan
oleh (Christina & Kristin, 2016: 223).

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami
masalah dalam kehidupan sosial secara holistik (anggito & Setiawan, 2018:9). Metode ini telah
banyak diterapkan di berbagai bidang ilmu, seperti budaya, psikologi, komunikasi, serta
pendidikan. Implementasi metode ini membutuhkan pemahaman tentang prosedur yang ada dan
fungsinya sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan (Farida, 2014:3).
Penelitian ini dilakukan di SD INPRES 4/82 WALIAN pada tahun 2023. Teknik
Pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Saat
pengumpulan data dilakukan observasi oleh guru, saat pengumpulan data melalui wawancara
menggunakan hasil refleksi pada saat selesai pembelajaran, dan terakhir teknik Menggunakan
teknik dokumentasi yang diperoleh melalui foto atau video pada masa itu proses pembelajaran
terus berlanjut. Dalam menganalisis data pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Menurut (Yuliani, 2018:87) telah menyatakan bahwa Teknik triangulasi merupakan
upaya untuk membandingkan data, Hasil ini diperoleh dari wawancara lisan dengan masyarakat
setempat sehubungan dengan laporan untuk mengidentifikasi dan memahami suatu masalah yang
telah terjadi, Selanjutnya dilakukan perbandingan data observasi dengan data wawancara.
Selanjutnya, hasil penelitian digabungkan untuk memberikan informasi yang tepat dan akurat
saling memuji. Teknik triangulasi ini memperkuat hasil catatan lapangan diperoleh seperti
observasi, wawancara dan dokumentasi yang ada Tujuannya untuk meningkatkan keakuratan
data yang dihasilkan peneliti. Peneliti tidak hanya sebagai pengumpul data, namun peneliti juga
berfungsi sebagai subjek akan diselidiki. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
INPRES 4/82 WALIAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hasil belajar peserta didik dalam materi Bahasa Indonesia menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Teknik observasi dan wawancara digunakan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil belajar siswa kelas IV SD INPRES 4/82 WALIAN dengan total 10
soal evaluasi, soal pilihan ganda. Menurut (Moore di Ricardo & Meilani, 2017: 85)
mengemukakan bahwa ada beberapa indikator hasil pembelajaran untuk mengukur hasil belajar
siswa, meliputi: (1) Ranah kognitif: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, penciptaan,
dan evaluasi. (2) Ranah afektif:penerimaan, penjawab, penilaian, pengorganisasian, dan
penentuan ciri-ciri nilai. (3) Alam psikomotor : gerak dasar, gerak generik, gerak ordinatif, dan
gerakan kreatif. Di sini dijelaskan bahwa indikator hasil belajar terdiri dari tiga domain
yaituranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga domain ini digunakan untuk
mengukur sejauh mana kompetensi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar
tidak hanya menyangkut aspek pengetahuan saja, namun juga hasil belajar dilihat dari perubahan
tingkah laku dan perkembangannya sampai sejauh mana dan mempunyai kemampuan yang
memadai atau tidak, sehingga hal ini tidak bisa hanya dilihat dari satu saja aspek seperti aspek
pengetahuan, meskipun aspek pengetahuan umumnya menjadi fokus perhatian guru dalam
menilai hasil belajar.

Tabel 1. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa


NO. Jumlah Nilai KKM Nilai Tuntas Keterangan
Siswa
1 18 75 78,26% Sudah Sesuai
2 5 75 21,73% Belum Sesuai

Berdasarkan hasil tabel 1, nilai rata-rata hasil belajar siswa di atas menunjukkan bahwa
dari total 23 siswa kelas IV SDN INPRES 4/82 WALIAN yang terbagi menjadi 13 siswi
perempuan dan 10 siswa laki-laki dengan hasil belajar yang diperoleh setelah mengerjakan soal
evaluasi yaitu 18 orang siswa sudah sesuai dengan indikator hasil belajar dan 5 orang siswa
belum sesuai indikator hasil belajar dalam mengerjakan soal evaluasi. Tentu saja dalam proses
pembelajaran Guru harus membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan bantuan
berbagai model pembelajaran, salah satunya menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah.

Tabel 2. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Siswa


No. Jumlah Nilai KKM Nilai Tuntas Keterangan
Siswa
1 20 75 86,95% Sudah Sesuai
2 3 75 13,04% Belum Sesuai

Berdasarkan hasil Tabel 2, nilai rata-rata hasil belajar siswa diatas menunjukkan bahwa dari total
23 siswa kelas IV SDN INPRES 4/82 WALIAN yang terbagi menjadi 13 siswi perempuan dan
10 siswa laki-laki dengan hasil belajar yang dicapai setelah mengerjakan soal evaluasi yaitu 20
orang siswa sudah sesuai dengan indikator hasil belajar dan 3 orang siswa belum sesuai indikator
hasil belajar pada saat mengerjakan soal evaluasi. Tentu saja dalam proses pembelajaran Guru
harus membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan bantuan model pembelajaran yang
berbeda-beda, salah satunya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV pada lampiran 7 terlampir dengan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti maka diperoleh hasil Proses pelaksanaan
pembelajaran efektif dan lancar sepanjang proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, siswa
terlibat aktif dan antusias menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam proses
implementasinya Peneliti menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk
pembelajaran ini disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga dapat mencapai tujuan belajar.
Hasil observasi ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru Kelas IV terkait
refleksi setelah melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hasil wawancara di Lakukan
penelitian bersama-sama dengan guru kelas IV yaitu peneliti mengajukan pertanyaan pertama
“Bagaimana saya merefleksikan hasil pendidikan yang saya pelajari hari ini Bu?” Guru
menjawab, “Dari implementasi yang telah dipelajari, sudah dalam perjalanan Nah, model
pembelajaran yang digunakan efektif dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa antusias dan aktif mengikuti pembelajaran. Peneliti kembali menanyakan pertanyaan
kedua “Bagaimana reaksi siswa setelah diberikan penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning? Apakah ada perbedaan yang signifikan dengan pembelajaran konvensional?” Guru
menjawab “Reaksi siswa sangat baik dan cenderung memberikan respon yang baik setelah
diberikan penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah. Secara
umum tentu terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan pembelajaran konvensional. Dalam
pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning Pembelajaran Berbasis lebih
menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, Siswa dituntut untuk aktif di kelas
dan mengembangkan kemampuannya yang dimilikinya, guru hanyalah fasilitator. Sedangkan
pembelajaran konvensional lebih banyak berpusat pada guru, siswa sebagai penerima informasi
dan guru sebagai sumber pengetahuan". Peneliti kembali mengajukan pertanyaan kepada guru
kelas “Bagaimana caranya kerjasama yang terjalin antara siswa dan guru dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning?” Apakah ada perbedaan? dengan
pembelajaran konvensional?” Guru menjawab “Dalam proses pembelajaran menerapkan model
Problem Based Learning yang telah dilaksanakan dan berkolaborasi Hubungan antara siswa dan
guru baik dan berjalan lancar. Di mana Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pendamping
dalam memberikan arahan dalam proses tersebut Dalam pembelajaran, siswa diberi kebebasan
untuk terampil dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan melakukan
kerjasama dengan teman-temannya. Ada perbedaan yang signifikan dalam pendekatan
pembelajaran yang digunakan antara pembelajaran yang menggunakan model Problem Based
Learning dengan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan model Problem Based
Learning lebih banyak menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai
fasilitator dan pendamping bagi siswa dalam memberikan apa yang dibutuhkan dan memberikan
arahan. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang cenderung pembelajaran lebih
dominan pada guru, siswa hanya sebagai penerima informasi dan guru sebagai pemberi materi.
Berdasarkan hasil pemaparan wawancara di atas dapat dilihat pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar Siswa
dalam mempelajari materi mata pelajaran bahasa Indonesia dan mengungkapkan ekspresi atau
kalimat dengan nasehat, masukan dan pemecahan masalah (sederhana) sebagai bentuknya
ekspresi diri menggunakan kosakata standar dan kalimat efektif ciptaan Anda sendiri. Masalah
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan (Wahyuni dkk., 2021: 230) menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar tematik (isi pelajaran bahasa Indonesia) pada siklus I sebesar
78,26% berada pada kategori rendah dan pada siklus II meningkat hingga 86,95% berada pada
kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan hasil belajar tematik (isi Pelajaran Bahasa Indonesia) siswa kelas empat sekolah
dasar. Hal ini juga sesuai dengan hasilnya Penelitian (Irwan & Mansurdin, 2020) menunjukkan
bahwa hasil analisis 25 jurnal dari Sumber terkait menunjukkan bahwa model Problem Based
Learning (PBL) adalah salah satunya Model yang berguna membantu siswa secara aktif belajar
dan memecahkan masalah permasalahan itu sendiri, sehingga hasil yang diperoleh diingat oleh
siswa. Dari hasilnya Penelitian pada 25 jurnal menunjukkan bahwa penerapan model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan seorang siswa
dalam proses pembelajaran di kelas. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki siswa, serta melatih kerja sama yang baik dalam kelompok.
Salah satu dampak positif penerapan model pembelajaran Problem Based learning yaitu
mampu meningkatkan hasil belajar bagi siswa. Model pembelajaran Pembelajaran Berbasis
Masalah cocok diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas karena Model Problem Based
Learning ini mempunyai kelebihan untuk diterapkan dalam pembelajaran seperti yang
dikemukakan oleh (Hotimah, 2020: 7) antara lain: (1) mencoba kemampuan siswa untuk
menemukan pengetahuan baru ditemukan, (2) Meningkatkan motivasi dan aktivitas dalam
belajar, (3) membantu siswa dalam memahami pengetahuan baru dan memahami masalah
berdasarkan pengalaman, (4) membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dan mempraktikkan tanggung jawab dalam pembelajaran berkelanjutan yang
mereka lakukan, (5) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk
mengasah kemampuan dan memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan baru, (6)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan baru yang dimiliki di
dunia nyata, (7) Mengembangkan minat siswa untuk terus belajar meskipun tidak lagi
menempuh pendidikan formal, (8) Memberikan kemudahan dalam menguasai konsep-konsep
yang dipelajari siswa untuk dipecahkan masalah dalam dunia nyata. Selain mempunyai
kelebihan, model Problem Based Learning juga mempunyai kelemahan antara lain: (1) Siswa
yang tidak berminat belajar atau memiliki keyakinan dapat memecahkan masalah yang ingin
dipecahkan, maka mereka mempunyai perasaan enggan untuk mencoba, (2) Sebagian siswa
berpendapat demikian mengapa mereka harus mencoba memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, padahal mereka ingin mempelajari apa yang ingin mereka pelajari.
Menurut (Kunandar dalam Suhendar & Ekayanti., 2018:18) menyatakan bahwa Adapun
langkah-langkah dalam model pembelajaran Problem Based Learning diantaranya: (1) Orientasi
siswa terhadap masalah, pada langkah pertama ini siswa diberikan suatu masalah sebagai
permulaan dalam menemukan atau memahami konsep apa yang dimaksud yang akan diambil,
(2) Mengelompokkan siswa, pada langkah kedua ini biasakan siswa untuk belajar memecahkan
masalah dalam memahami konsep, (3) Memberikan bimbingan dalam penyelidikan baik secara
individu maupun kelompok, Pada langkah ketiga ini, siswa diberikan arahan untuk bekerja sama
satu sama lain menyelidiki permasalahan dalam memahami suatu konsep, (4) Mengembangkan
dan mempresentasikan hasil kerja kelompok sesuai temuan yang telah diperoleh, (5)
Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian masalah, hal ini dilakukan untuk
membiasakan siswa melihat kembali hasil penyelidikan diperoleh untuk memperkuat
pemahaman terhadap konsep yang telah diperoleh.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan kesan pembelajaran yang lebih
bermakna dan menyenangkan, karena dengan menggunakan Model pembelajaran Problem Based
Learning ini mampu memberikan dampak positif sehingga pada saat proses pembelajaran
berlangsung, hasil belajar siswa meningkat dan siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh Guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran untuk guru
agar dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam proses
pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Menggunakan Model
pembelajaran membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Prabowo, W.H.G., Suneki, S., Artharina, F. P., Mujilah (2023). Analisis Model PBL pada
Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Sambirejo 02 Semarang, 5(3), 353-
361. https://doi.org/10.23887/jipp.v5i3.36230
Christina, L. V., & Kristin, F. (2016). Efektifitas model pembelajaran tipe group investigation
(gi) dan cooperative integrated reading and compositioni (circ) dalam
meningkatkan kreatifitas berfikir kritis dan hasil belajar ips siswa kelas 4.
Shcolaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 217-230.
Dharwisesa, M. W., Widiana, I. W., & Tengah, I. M. (2020). Penerapan Model TTW Berbantuan
Media Gambar menigkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Profesi Guru, 3(2), 227. https://doi.org/10.23887/jippg.v3i2.28257
Farida, N. (2014). Metode Penelitian kualitatif dalam penelitian pendidikan bahasa. Solo: Cakra
Bools.
Gumilang, G. S. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam bidang bimbingan dan konseling.
Jurnal Fokus Konseling, 2(2). https://doi.org/10.52657/jfk.v2i2.218
Handayani, E. S., & Subakti, H. (2020). Pengaruh Disiplin belajar terhadap Hasil belajar Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal basicedu, 5(1), 151-164.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.633
Hapizah, N. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III. Global Science Education Journal,
3(2), 41-45. https://jurnal.sainsglobal.com/index.php/ges/article/view/571
Hidayah, N. (2015). Penanaman Nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 2(2), 190-204.
https://doi.org/10.24042/terampil.v2i2.1291
Irwan, V. P., & Mansurdin, M. (2020). Penerapan model Problem based Learning Dalam
peningkatan Hasil belajar Tematik Terpadu Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 4(3), 2097-2107. https://doi.org/10.24042/terampil.v2i2.1291
Narsa, I. K. 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Materi menulis Teks
Cerita Fantasi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning.
Journal of Education Action Research Volume 5, Number 2, Tahun Terbit 2021,
pp, 165-170. https://doi.org/10.23887/jear.v5i2.33269
Novianti, A., Benti, A., & Zikri, A. (2020). Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning
(Pbl) Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik
terpadu Di Sekolah Dasar. Jurnal Basiedu, 4(1), 194-202.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i1.323
Ricardo, R, & Meilani, R I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Siswa (The impacts of students’ learning interest and motivation on their learning
outcomes). Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 79-92).
https://doi.org/10.17509/jpm.v2i2.8108
Rusman, R (2019). Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Studi Tentang Best Practice
yang Dilakukan Guru Sekolah Dasar Dalam Perencanaan, pelaksanaan, dan
Penilaian Kurikulum 2013. Al-Bidayah: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 10(2),
135-150. https://doi.org/10.14421/albidayah.v10i2.166
Shofiyah, N., & Wulandari, F. E. (2018). Model problem based learning (PBL) dalam melatih
scientific reasoning siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3(1), 33-38.
https://doi.org/10.26740/jppipa.v3n1.p33-38
Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1144055
Sinambela, P. N. (2017). Kurikulum 2013 dan implementasinya dalam pembelajaran. G Generasi
Kampus, 6(2).
Suharyanto, A. (2015). Pendidikan dan Proses Pembudayaan dalam Keluarga JUPIIS: Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 7(2), 162-165.
https://doi.org/10.24114/jupiis.v7i2.3123.g4509
Suhendar, U., & Ekayanti, A. (20180. Problem based learning sebagai upaya peningkatan
pemahaman konsep mahasiswa. Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran,
6(1), 15-19. https://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/815/645
Sundusiah, S., & Rahma, R. (2015). Model Poetry Wordgames Dalam Pembelajaran Ekspresi
Tulis Puisi Pada Pembelajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing. Jurnal
penelitian Pendidikan, 15(3).
https://ejournal.upi.edu/index.php/JER/article/view/1431
Somedana, W., & Sutresna, I. B. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning ) dalam Pembelajaran menulis Teks Anekdot. Journal
Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1). https://doi.org/10.23887/jjpbs.v3i1.4773
Wahyuni, N. K. A., Wibawa, I. M. C., & Sudiandika, I. K. A. (2021). Implementasi Model
Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terhadap Hasil belajar Tematik
(Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia). Jurnal Ilmiah Pendidikan Profesi Guru,
4(2), 230-239. https://doi.org/10.23887/jippg.v4i2.36088
Yuliani, W. (2018). Metode penelitian deskriptif kualitatif dalam perspektif bimbingan dan
konseling. Quanta, 2(2), 83-91. https://doi.org/10.22460/q.v2i2p83-91.1641

Anda mungkin juga menyukai