Anda di halaman 1dari 15

e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI IMAN
KEPADA ALLAH DAN RASULNYA KELAS IV

MASNAH1
Email masnahspdi84@gmail.com

ABSTRAK

Diantara penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada kelas IV di SDN


Sungai perlu khususnya pada materi Iman kepada Allah dan RasulNya adalah
kurangnya penggunaan model pembelajaran yang belum berjalan dengan baik,
maka penulis dalam penelitian ini mencoba menggunakan model Problem Base
Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar. penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas(PTK) dan Subyek penelitian adalah kelas 4 SDN
Sungai Perlu Kabupaten Seruyan berjumlah 14 siswa. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan rumus rata-rata nilai, persentase ketuntasan belajar dan data
observasi. Pada saat Pra-Siklus nilai rata-rata yang diperoleh sangat rendah
hanya mencapai 67,3 dengan persentase Ketuntasan sebanyak 4 (28,6%) siswa
dari 14 siswa. Pada Siklus I terlihat peningkatan hasil belajar nilai rata-rata siswa
sebesar 71,4 dan persentase ketuntasan sebanyak 10 siswa (71,4%) yang
mendapat nilai diatas KKM 70. Setelah siklus II diperoleh rata-rata nilai terus
meningkat menjadi 80,9 dan persentase ketuntasan siswa meningkat sebanyak
13 siswa (92,9%) dari 14 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah
pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar materi Iman Kepada Allah Dan RasulNya di SDN Sungai Perlu
Kabupaten Seruyan.

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Kurikulum Pendidikan Islam dirancang berdasarkan nash AlQur’an dan

Al-Hadis, yang bertujuan agar manusia mendapat kesejahteraan di dunia dan

tetap dekat dengan Khaliknya. Kurikulum Pendidikan Islam dirancang agar

kehidupan duniawi dan ukhrawi menjadi milik umat-Nya dengan modal iman,

amal dan takwa kepadanya-Nya. Disinilah perbedaan prinsipil kurikulum


Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1060
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Pendidikan Islam dengan kurikulum lain yang mempunyai kecenderungan

mengutamakan aspek material dengan hasil sehingga proses belajar mengajar

tidak berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran belum tercapai.1

Berjalannya pembelajaran yang baik terjadi interaksi antara berbagai komponen

yaitu guru, siswa, tujuan, bahan, alat, metode dan lain-lain. Masingmasing

komponen saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka peran guru

dalam memilih dan menggunakan strategi, model maupun metode

pembelajaran sangat diperlukan. Proses belajar mengajar yang efektif dan efisien

dapat tercapai apabila guru dapat menerapkan strategi belajar yang tepat

dengan menggunakan model pembelajaran Problem Base Learning.

Hasil pra siklus awal yang dilakukan penulis di SDN Sungai Perlu,

terungkap masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru

ketika proses penjelasan. Siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran

berlangsung, siswa mengantuk dan bosan saat guru menjelaskan materi, siswa

banyak yang ngobrol tidak memperhatikan materi, serta hasil ulangan semester

genap masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang diharapkan yaitu 70 ke atas, 71% siswa hasil ulangan masih dibawah

kriteria ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan dari nilai rata-rata siswa dalam

mata pelajaran PAI pada materi Iman Kepada Allah dan Rasulnya.

Berdasarkan deskripsi diatas penulis akan melakukan sebuah

penelitian mengenai kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan di SDN

Sungai Perlu dengan mengangkat judul: “Penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar pada Materi Iman

Kepada Allah dan Rasulnya Kelas IV”, Dengan rumusan masalah yaitu:

1
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Jakarta:Rajawali Pers, 2014), h.
46
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1061
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Iman Kepada Allah dan RasulNya

Kelas IV di SDN SUNGAI PERLU ?

METODE PENELITIAN

Penulis dalam melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan

Penelitian Tindakan Kelas yang sering dikenal dengan istilah PTK, yang

bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas IV pada materi

Iman Kepada Allah dan RasulNya. Dimana menurut Suharsimi A., dkk: pada

prinsipnya penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau berfokus pada

proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.2 Maka selanjutnya teknik

pengumpulan data yang digunakan berupa tes, observasi dan cacatan lapangan

dengan menggunakan analisis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa di

Kelas IV SDN Sungai Perlu, jumlah siswa tahun pelajaran 2022-2023 sebanyak 14

siswa yang tediri dari laki-laki 5 dan perempuan 9. Sedangkan Prosedur

penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap pra tindakan dan

tahap pelaksanaan tindakan. Dimana peneliti melakukan pembelajaran dengan

2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

2
Suharsimi Arikunto Dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
28
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1062
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai

dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.3

Hampir semua model pembelajaran digunakan untuk

pengembangan kemampuan berfikir(kognitif), afektif dan psikomotor

tahap menengah dan tinggi dapat digunakan dalam pembelajaran

kompetensi umum-akademik. Dalam pemilihan dan penggunaannya

sudah tentu disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa/mahasiswa,

sifat mata pelajaran, serta dukungan sarana, fasilitas belajar serta

lingkungan sekitar. Model pembelajaran yang diutamakan, selain

menekankan pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor tahap tinggi, juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar.4

Melalui proses belajar-mengajar tersebut terjadi perubahan,

perkembangan, kemajuan baik dalam aspek fisik, intelek, sosial-emosi

maupun sikap dan nilai. Makin besar atau makin tinggi atau makin

banyak perubahan atau perkembangan tersebut dapat dicapai oleh siswa,

maka makin baiklah proses belajar. Proses belajar mengajar disini adalah

dalam rangka pendidikan semua aktifitas dan perubahan atau

perkembangan mengarah kepada lebih baik Perkembangan yang ke arah

tidak baik, itu bukan pendidikan.5

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning


Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah

autentik dan bermakna kepada siswa yang berfungsi sebagai landasan

3
Rusman, Model-Model Pembelajaran ( Jakarta: Rajawali Pers, 2012) h. 132-133
4
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum Dan Pembelajaran
Kompetensi(Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 112-151
5
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum Dan Pembelajaran
Kompetensi, h. 103
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1063
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
bagi penyelidikan siswa, sehingga siswa dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang

lebih tinggi, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri

sendiri.

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa Inggris

Problem- Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang

dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk

menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru

untuk dapat menyelesaikannya.6 Dengan demikian strategi pembelajaran

Problem-Based Learning adalah strategi yang dimulai dengan: 1)

Kegiatan kelompok, yaitu membaca kasus; menentukan masalah mana

yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat rumusan

masalah; membuat hipotesis mengidentifikasi sumber imformasi, diskusi,

dan pembagian tugas; dan melaporkan, mendiskusikan penyelesaian

masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang akan dicapai setiap

anggota kelompok, serta presentasi di kelas; 2) Kegiatan perorangan, yaitu

siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan

menyampaikan temuan; dan 3) kegiatan dikelas, yaitu mempresentasikan

laporan, dan diskusi antar kelompok dibawah bimbingan guru. Dari tiga

kegiatan kelompok, perorangan maupun kelas yang merupakan faktor

utama dalam strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning

adalah pada rumusan masalah yang ada.7

3. Tinjauan Hasil Belajar

6
Akmar, Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics Method Course,(
Spring:2010, Vol. 4, no. 2), hal.5
7
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, 2012,
Ghalia Indonesi, Jakarta, hal, 78.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1064
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “ definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami,

mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu. Menurut

morgan dan kawan-kawan (1986) yang menyatakan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan

atau pengalaman.8

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar ada tiga macam yakni:

a). Keterampilan dan kebiasaan, b). Pengetahuan dan pengertian, c).Sikap

dan cita-cita. Sedangkan Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga

ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.9

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa skala nilai

sebagai hasil belajar diperoleh setelah melakukan aktivitas belajar dalam

proses pembelajaran. Hal ini berarti makin baik proses belajar yang

dilakukan oleh siswa maka makin tinggi pula hasil belajarnya. Keberhasilan

dalam proses belajar mengajar berimplikasi pada pencapai tujuan dari

pembelajaran itu sendiri.

4. Iman Kepada Allah

8
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu, “Teori Belajar Dan Pembelajaran” (Jogjakarta: Ar-ruzz
media, 2008), h. 13-15
9
Nana Sudjana, “Penilaian Proses Belajar Mengajar” (Bandung, Remaja Rosdakarya,

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1065
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Bila kita perhatikan penggunaan kata Iman dalam AlQur’an, akan

mendapatinya dalam dua pengertian dasar,10 yaitu:

a. Iman dengan pengertian membenarkan adalah membenarkan berita

yang datangnya dari Allah dan RasulNya. Dalam salah satu Hadits

shahih diceritakan bahwa Rasulullah ketika menjawab pertanyaan

Jibril tentang Iman yang artinya bahwa yang dikatakan Iman itu

adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-

Nya, RasulNya, hari kiamat dan engkau beriman bahwa Qadar baik

dan buruk adalah dari Allah SWT.

b. Iman dengan pengertian amal atau ber-iltizam dengan amal : segala

perbuatan kebajikan yang tidak bertentangan dengan hukum yang

telah digariskan oleh syara’.

Pengertian iman secara istilah ialah kepercayaan yang meresap ke

dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak (ragu), serta

memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan

seharihari. Jadi, iman itu bukanlah semata-mata ucapan lidah, bukan

sekedar perbuatan dan bukan pula merupakan pengetahuan tentang

rukun iman. Sesungguhnya iman itu bukanlah semata-mata pernyataan

seseorang dengan lidahnya, bahwa dia orang beriman (mukmin), karena

10
Dr.Abdul Rahman abdul Khalid, Garis Pemisah antara Kufur dan Iman, Jakarta, Bumi
Aksara,1996. Hlm. 2
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1066
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
banyak pula orangorang munafik (beriman palsu) yang mengaku beriman

dengan lidahnya, sedang hatinya tidak percaya. 11

Selanjutnya yang dimaksud iman kepada Alah adalah

membenarkan adanya Allah swt, dengan cara meyakini dan mengetahui

bahwa Allah swt wajib adanya karena dzatnya sendiri (Wajib Al-wujud li

Dzathi), Tunggal dan Esa, Raja yang Maha kuasa, yang hidup dan berdiri

sendiri, yang Qadim dan Azali untuk selamanya. Dia Maha mengetahui dan

Maha kuasa terhadap segala sesuatu, berbuat apa yang ia kehendaki,

menentukan apa yang ia inginkan, tiada sesuatu pun yang sama dengan-

Nya, dan dia Maha mengetahui.12 Jadi iman kepada Allah adalah

mempercayai adanya Allah swt beserta seluruh keagungan Allah swt

dengan bukti-bukti yang nyata kita lihat, yaitu dengan diciptakannya dunia

ini beserta isinya.

Keimanan Kepada Allah merupakan aqidah mendasar yang mutlak

diberikan kepada anak terutama anak di usia Sekolah Dasar. Ketika akidah

telah tertancap kuat di sanubari anak, ia kan menjadi sosok orang beriman

yang berkepribadian kuat, baik sikap dan perbuatannya karena selalu

merasa dalam pengawasan Allah, serta meminimalisasi anak melakukan

perbuatan buruk, seperti berkata kotor, menipu, dan lainnya. Orang tua akan

memperoleh manfaat besar dengan keberadaan anak saleh.

B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil

tahun 2022/2023, penelitian ini dilakukan di kelas IV di SDN Sungai Perlu

Kabupaten Seruyan dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa, terdiri dari

11
Yusuf Al-Qardhawy, Iman Dan Kehidupan, (Jakarta: Bulan Bintang), hlm.
12
Habib Zain bin Ibrahim bin Sumarth, Hidayatuth Thalibin Fi Bayan
Muhimmatid Din, Terj. Afif Muhammad, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman,
Rukun Ikhsan secara Terpadu, (A. Bayan, 1998), hlm. 113.
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1067
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
laki-laki 5 Orang dan perempuan 9 Orang. Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan pada dua siklus dilakukan mulai 12 September sampai 5

Oktober tahun 2022. Pendekatan pada penelitian tindakan kelas meliputi

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dalam siklus I

dan siklus II, diperoleh data yang menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar yang cukup baik. Selain itu semangat peserta didik dalam mengikuti

proses pembelajaran juga cukup tinggi. Sehingga proses pembelajaran

dengan menggunakan model Problem Base Learning dapat meningkatkan

hasil belajar Peserta Didik kelas IV SDN Sungai Perlu pada materi Iman

Kepada Allah dan RasulNya. Hal ini terlihat dari hasil belajar yang didapat

Peserta Didik pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian yang dilakukan

pada pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Berdasarkan hasil penggalian data dilakukan oleh Penulis pada

pelaksanaan pra Siklus terungkap bahwa masih banyak siswa yang pasif

dalam kegiatan belajar, hanya sedikit yang aktif dalam proses

pembelajaran. Ketika Penulis mengajukan pertanyaan yang menjawab

pertanyaan hanya beberapa orang saja. Hasil atau nilai yang didapat

banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), Hasil

pelaksanan pra Siklus menunjukan 4 orang mendapat nilai diatas nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM), 10 anak belum atau dibawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Berdasarkan hasil pelaksanaan pada pra

siklus. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan siswa terhadap

tujuan pembelajaran belum dapat tercapai, karena baru 28,6 % siswa

mendapat nilai diatas rata-rata sedangkan 71,4% siswa belum mencapai

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1068
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
nilai ketuntasan. Maka Penulis melalui model pembelajaran Problem

Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di

SDN Sungai Perlu.

2. Siklus I

Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan berdasarkan

pengamatan terhadap pembelajaran PAI pada materi Iman Kepada Allah

dan RasulNya kelas IV yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam

pembelajaran PAI kelas IV masih banyak kekurangan, hal tersebut karena

dalam mengajar Penulis masih menggunakan metode konvensional yaitu

ceramah dalam proses pembelajaran, sehingga siswa masih sibuk dengan

kegiatan pribadinya, kurang aktifnya siswa dalam menjawab dan

bertanya dan hasil pelajaran PAI masih kurang baik, dapat dilihat dari

hasil tes kemampuan awal yang telah dilakukan.

Berdasarkan masalah-masalah yang timbul maka direncanakan

sesuatu tindakan dalam proses pembelajaran yang meliputi: Perencanaan,

Pelaksanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Dari tindakan yang

diberikan, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI).

Pembelajaran Materi Iman Kepada Allah dan RasulNya melalui

model Problem Base Learning untuk siklus I yang dilaksanakan

menunjukan peningkatan dari pra siklus dengan hasil 10 anak

memperoleh nilai diatas KKM, 4 anak memperoleh nilai dibawah Nilai

KKM. Peningkatan ini dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel. 1
Perbandingan Persentase Ketuntasan antar Siklus

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1069
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Uraian Ketuntasan Nilai Persentasi
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas

Pra Siklus 4 10 28,6 %

Siklus I 10 4 71,4

Pada Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa tingkat penguasaan

siswa terhadap tujuan pembelajaran sudan menunjukan peningkatan

sebesar 71,4% siswa mendapat nilai diatas rata-rata. Namun demikian

masih ada 28,6% lagi yang belum mencapai Nilai ketuntasan maka

diperlukan refleksi dan tindakan selanjutnya.

Berdasarkan Hasil refleksi terhadap Penerapan model

pembelajaran problem base learning dalam upaya meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar pembelajaran pendidikan agama Islam pada

siklus I belum mencapai hasil indikator yang maksimal, dan harus di

tingkatkan pada tindakan siklus II.

3. Siklus II

Pada tahap ini Penulis membagikan soal tes siklus II untuk

dikerjakan oleh siswa dengan soal pilihan ganda sebanyak 10 soal.

Pembelajaran Materi Iman Kepada Allah dan Rasulnya melalui model

Problem Base Learning untuk siklus II yang dilaksanakan menunjukan

peningkatan yang signifikan dari pra siklus serta siklus 1 dengan hasil 13

anak memperoleh nilai diatas KKM, 1 anak memperoleh nilai dibawah

nilai KKM. Peningkatan ini dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tabel. 2
Perbandingan Persentase Ketuntasan antar Siklus

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1070
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Uraian Ketuntasan Nilai Persentasi
Ketuntasan
Tuntas Tidak
Tuntas

Pra Siklus 4 10 28,6 %


Siklus I 10 4 71,4
Siklus II 13 1 92,9%

Pada Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tingkat penguasaan

siswa terhadap tujuan pembelajaran sudan menunjukan peningkatan

sebesar 92,9% siswa mendapat nilai diatas rata-rata.

Dari tabel perbandingan hasil nilai belajar diatas, untuk lebih jelas

dapat juga bisa dilihat pada diagram sebagai berikut:

Grafik 1

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus Idan Siklus II

Grafik Rekapitulasi Hasil


100
80
60
40
20
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 38.46 69.23 92.31
Tidak Tuntas 61.54 30.77 7.69

Temuan penelitian ini mengungkap bahwa penggunaan model

pembelajaran problem based learning terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

PAI pada materi Iman Kepada Allah dan RasulNya. Hal ini dibuktikan dengan

perolehan hasil belajar materi Iman Kepada Allah dan RasulNya yang

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1071
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
menunjukan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dari setiap tahap

pelaksanaan lebih-lebih pada pelaksanaan siklus II dengan persentase

ketuntasan mencapai yang cukup tinggi sebesar 92,9%. Perkembangan hasil ini

sejalan dengan pendapat (Abuddin Nata:2011) yang menyatakan bahwa model

pembelajaran problem based learning (PBL) adalah pembelajaran yang

bertumpu pada kreativitas, inovasi dan motivasi para siswa. Dengan PBL, proses

belajar lebih banyak bertumpu pada kegiatan para siswa secara mandiri,

sementara guru bertindak sebagai perancang, fasilitator, motivator atas

terjadinya kegiatan belajar mengajar tersebut, melalui PBL seorang siswa akan

memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang selanjutnya dapat ia

terapkan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat.13.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan kegiatan analisis data pembelajaran

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menggunakan problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SDN Sungai Perlu pada Materi Iman Kepada Allah dan rasulNya. Hasil

belajar siswa sebelum diterapkannya model problem based learning belum

memenuhi kriteria standar ketuntasan minimal (KKM), namun setelah

diterapkan model Pembelajaran problem based learning hasil belajar siswa

meningkat hali ini terlihat pada peningkatan ketuntasan belajar pada setiap

siklus yang dilalui. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari rata-

rata nilai sebelum diterapkannya model pembelajaran problem based learning

hanya mencapai 67,3 saja dengan persentase ketuntasan yang tercapai sebesar

28,4%. Setelah dilakukan perbaikan dengan menggunakan model Problem Base

Learning pada siklus I rata-rata nilai meningkat cukup signifikan dengan rata-

13
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 255
Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1072
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
rata nilai menjadi 71 dan persentase ketuntasan sebesar 71,4%. Perkembangan

tersebut makin terlihat pada siklus II, perolehan rata-rata nilai dapat mencapai

80,9 dan siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebesar 92,9%..

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2014.Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.Jakarta : Rajawali


Pers

Abdul Majid Dan Dian Andayani.2006.Pendidikan Agama Islam Berbasis


Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Abu ahmadi dan Widodo Supriyoono. 2004. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka
Cipta

Abuddin Nata. 2011. Perspektif islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta:


Kencana

Anas Sudijono. 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Rajawali Pers

Asnawan, “Pendidikan Islam Dan Teknologi Komunikasi”, Jurnal Falasifa. Vol. 1 No.
2 September 2010kota Jember

Baharuddin Dan Esa Nur Wahyunu. 2008. “Teori Belajar Dan Pembelajaran”
Jogjakarta : Ar-ruzz media

Basuki dan Miftahul Ulum.2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo:


STAIN Po Press

Eka Sastrawati dkk.“Problem Based Learning, Strategi Metakognisi, Dan


Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa”.Jambi ; Jurnal Tekno-Pedagogi
Vol. 1 No. 2 September 2011

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Pers

Muhammad Muntahibun Nafis. Ilmu Pendidikan Islam.Yogyakarta: Sukses Offset

M.Quraish shihab2002. Tafsir AL-Mishbah.Jakarta: Lentara Hati

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1073
e-ISSN: 2807-8632

Published by : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Palangka Raya
Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih.2012. Kurikulum Dan
Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Refika Aditama

Nana Sudjana. 2006. “Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar”. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Richard I. Arends. 2007. Learning To Teach/Belajar Untuk Mengajar.Yogyakarta:


Pustaka Belajar

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu


Perlu, , Jakarta : Ghalia Indonesi,

Samsul Nizar. 2002.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: Ciputat Pers

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam
Tema:
1074

Anda mungkin juga menyukai