Anda di halaman 1dari 14

GENTA MULIA,

Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK SISWA


MELALUI METODE JIGSAW LEARNING PADA SISWA KELAS X IPA
8 MAN 2 MODEL MEDAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Nurasmah Harahap

Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan, Jl. William Iskandar No 7A, Medan Tembung, Kota Medan Sumatera Utara
20222, Email :arayustiana21@gmail.com.

Abstrak : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan metode jigsaw learning dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak materi akhlak kepada orang tua dan
guru di kelas X IPA 8 Man 2 Model Medan ? (Apakah penerapan metode jigsaw learning dapat meningkatkan
keaktifan siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak materi akhlak kepada orang tua dan guru di kelas X
IPA 8 Man 2 Model Medan?. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research)
sebanyak tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data antara lain tes dan observasi kegiatan siswa.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode jigsaw Learning dapat meningkatkan hasil belajar
Akidah Akhlak siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dari siklus
I ke siklus II dan III yaitu nilai hasil belajar pada tes akhir dan keaktifan siswa siklus I adalah 80 % siswa
mendapat nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa 1,9, sedangkan pada tes akhir dan keaktifan siswa siklus
II adalah 82,5 % siswa mendapat nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa 2,3 serta siklus III adalah 95 %
siswa mendapat nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 3,4. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil
belajar dan keaktifan siswa dengan menggunakan metode Jigsaw Learning.

Kata kunci : Metode Jigsaw Learning, Hasil Belajar, Keaktifan siswa

PENDAHULUAN sebagai kebutuhan peserta didik.

Manusia membutuhkan pendidikan (Ismail.2008:10).

dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan Belajar merupakan kewajiban bagi

usaha agar manusia dapat mengembangkan setiap orang beriman agar memperoleh ilmu

potensi dirinya melalui proses pembelajaran. pengetahuan dalam rangka meningkatkan

Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi derajat kehidupan manusia itu sendiri (Syah.

antara peserta didik dengan lingkungannya 2001:58). Kewajiban belajar secara implisit

sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih terdapat dalam perintah membaca, (memahami)

baik. Pembelajaran terkait dengan bagaimana kehidupan dunia yang merupakan awal

membelajarkan siswa atau bagaimana siswa perintah dan ajaran- ajaran Illahi.

dapat belajar dengan mudah dengan dorongan Madrasah menyelenggarakan

dan kemauannya sendiri untuk mempelajari apa pendidikan secara terencana untuk ikut serta

yang teraktualisasikan dalam kurikulum mencerdaskan kehidupan bangsa, membekali

95
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

siswa dengan ilmu pengetahuan serta akhlak X IPA 8 Man 2 Model Medan saat mengerjakan

mulia yang didasari atas keimanan dan tes pada masing-masing kompetensi dasar.

ketaqwaan kepada Allah Swt. Materi keimanan Dari 40 siswa yang mendapatkan nilai tinggi

dan ketaqwaan kepada Allah Swt. serta akhlak ada 10 siswa, 18 siswa memperoleh nilai

mulia termuat dalam mata pelajaran Akidah sedang dan 12 siswa memperoleh nilai rendah,

Akhlak. sehingga guru harus mulai mengembangkan

Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah sistim pembelajaran inovatif.

merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang Sebagai seorang pendidik guru senantiasa

mempelajari tentang rukun iman yang dituntut untuk mampu menciptakan iklim

dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan belajar mengajar yang kondusif serta dapat

terhadap al-asma’ al-husna, serta penciptaan memotivasi siswa dalam belajar mengajar

suasana keteladanan dan pembiasaan dalam yang akan berdampak positif dalam

mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami pencapaian prestasi belajar siswa secara

melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan optimal (Ismail.2008:25). Guru harus dapat

cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari- menggunakan metode yang sesuai dengan

hari. Secara substansial mata pelajaran Akidah materi pelajaran sehinga dapat mengajar

Akhlak memiliki kontribusi dalam dengan tepat,

memberikan motivasi kepada peserta didik efektif, efisien untuk membantu

untuk mempraktikkan al-akhlaqul karimah dan meningkatkan kegiatan belajar serta

adab Islami dalam kehidupan sehari-hari memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.

sebagai manifestasi dari keimanannya kepada Proses pembelajaran yang dilakukan oleh

Allah, malaikat-malaikat Nya, kitab-kitabNya, sebagian besar guru saat ini cenderung pada

rasul-rasulNya, hari akhir, serta Qadla dan pencapaian target materi kurikulum, lebih

Qadar. mementingkan pada penghafalan konsep bukan

Mata pelajaran Akidah Akhlak pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari

seringkali dipandang sebagai mata pelajaran kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang

hafalan yang membosankan hal tersebut dapat selalu didominasi oleh guru. Dalam

dilihat dari adanya ketidaktuntasan siswa kelas penyampaian materi, biasanya guru

96
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

menggunakan metode ceramah, dimana siswa atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi

hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar, (3)

yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi proses yang digunakan dalam melakukan

siswa untuk bertanya. Dengan demikian, penelitian, dan (4) hubungan antara proyek

suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif dengan sekolah.

sehingga siswa menjadi pasif. Salah satu Dalam penelitian ini menggunakan

alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru

lebih mengaktifkan belajar siswa di kelas sangat berperan sekali dalam proses penelitian

yaitu dengan menggunakan metode Jigsaw tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama

Learning. penelitian tindakan kelas ialah untuk

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di

(action research), karena penelitian dilakukan kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat

untuk meningkatkan hasil belajar di kelas. langsung secara penuh dalam proses

Penelitian ini juga termasuk penelitian perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini

suatu teknik pembelajaran diterapkan dan peranannya tidak dominan dan sangat kecil.

bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengacu pada perbaikan

Menurut Sukidin dkk (2002:54) ada 4 macam pembelajaran yang berkesinambungan. Ali

bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian (1996:14) menyatakan bahwa model penelitian

tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan

tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi

simultan terintegratif, dan (4) penelitian perencanaan atau pelaksanaan observasi dan

tindakan sosial eksperimental. refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan

Keempat bentuk penelitian tindakan di dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan

atas, ada persamaan dan perbedaannya. dirasa sudah cukup.

sebagaimana dikutip oleh Kasbolah (dalam METODE PENELITIAN

Sukidin, dkk. 2002:55), ciri-ciri dari setiap Tempat penelitian adalah tempat yang

penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya digunakan dalam melakukan penelitian untuk

97
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

memperoleh data yang diinginkan. Penelitian Sedangkan tujuan penelitian tindakan

ini bertempat di Man 2 Model Medan Tahun harus memenuhi beberapa prinsip sebagai

pelajaran 2016/2017. Waktu penelitian adalah berikut:

waktu berlangsungnya penelitian atau saat 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini memenuhi kriteria, yaitu benar-benar

dilaksanakan pada bulan oktober semester nyata dan penting, menarik perhatian dan

ganjil. Subyek penelitian adalah siswa-siswi mampu ditangani serta dalam jangkauan

kelas X IPA 8 tahun pelajaran 2016/2017 pada kewenangan peneliti untuk melakukan

Bab akhlak kepada orang tua dan guru. perubahan.

Menurut pengertiannya penelitian 2. Kegiatan penelitian, baik intervensi

tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang maupun pengamatan yang dilakukan tidak

terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, boleh sampai mengganggu atau

dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada menghambat kegiatan utama.

masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 3. Jenis intervensi yang dicobakan harus

Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik efektif dan efisien, artinya terpilih dengan

utama dalam penelitian tindakan adalah adanya tepat sasaran dan tidak memboroskan

partisipasi dan kolaborasi antara peneliti waktu, dana dan tenaga.

dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian 4. Metodologi yang digunakan harus jelas,

tindakan adalah satu strategi pemecahan rinci, dan terbuka, setiap langkah dari

masalah yang memanfaatkan tindakan nyata tindakan dirumuskan dengan tegas

dalam bentuk proses pengembangan inovatif sehingga orang yang berminat terhadap

yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan penelitian dapat mengecek setiap hipotesis

memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak- dan pembuktiannya.

pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat

dapat saling mendukung satu sama lain merupakan proses kegiatan yang

(Usman, 2001 : 12). berkelanjutan (on-going), mengingat

bahwa pengembangan dan perbaikan

terhadap kualitas tindakan memang tidak

98
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

dapat berhenti tetapi menjadi tantangan

sepanjang waktu. (Arikunto, Suharsimi,

2002:82-83).

Dalam penelitian ini, dilaksanakan tiga siklus

yang masing-masing dimulai dari perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi beserta

rencana yang direvisi. Untuk lebih jelasnya


Gambar 1 Alur Penelitian Tindakan
prosedur penelitian ini, maka peneliti Kelas

gambarkan sebagai berikut : Secara Rinci prosedur tindakan ini

dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1 Tahapan Penelitian

Siklus I Perencanaan Pengamatan langsung proses pembelajaran di kelas, menemukan


Awal masalah yang ada di kelas yaitu rendahnya perhatian siswa
terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak, mengidentifikasi masalah
tersebut dan menyusun hipotesis pemecahan.
Melakukan tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan
masalah tersebut. Menyusun rencana tindakan dengan metode
jigsaw learning
Tindakan Peneliti melakukan tindakan sesuai skenario
Selama pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk
perencanaan.
mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan
Pengamatan prestasi belajar Akidah Akhlak materi akhlak kepada orang tua dan
guru pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran
dalam meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlak materi
membiasakan Akhlak terpuji sikap rukun dan tolong menolong.
Refleksi Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, merumuskan dan
mengidentifikasi masalah pada pelaksanaan dan respon siswa pada
siklus I
Siklus II Perencanaan Dengan membuat RPP menggunakan metode Jigsaw Learning,
siklus ini merupakan lanjutan dari siklus I dengan materi akhlak
kepada orang tua dan guru.
Tindakan Peneliti melakukan tindakan sesuai skenario
Selama pembelajaran dilakukan pengamatan untuk mengetahui
Pengamatan perencanaan.
pengaruh kegiatan pembelajaran dalam peningkatkan hasil belajar
Akidah Akhlak melalui metode Jigsaw Learning
Refleksi Mengadakan evaluasi pelaksanaan pembelajaran, merumuskan dan
mengidentifikasi masalah pada pelaksanaan dan respon siswa pada
siklus II
Siklus III Perencanaan Pembelajaran pada siklus ke III ini diawali dengan pembentukan
kelompok yaitu kelompok aktif ke kelompok pasif, pemodelan
dengan menggunakan siswa yang lebih pandai.

Tindakan Peneliti melakukan tindakan (pembelajaran)

sesuai skenario perencanaan. 99


GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

Selama pembelajaran dilakukan pengamatan untuk mengetahui


Pengamatan pengaruh kegiatan pembelajaran dalam peningkatkan hasil belajar
Akidah Akhlak melalui metode Jigsaw Learning.
Refleksi Mengadakan evaluasi pembelajaran apakah ada perubahan perhatian,
keaktifan dan hasil belajar siswa setelah menerapkan metode Jigsaw
Learning.

Alat pengumpul data dalam penelitian analisis data kuantitatif dan pada metode

ini adalah tes buatan guru yang fungsinya observasi digunakan data kualitatif. Cara

adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik penghitungan untuk mengetahui ketuntasan

siswa telah menguasai bahan pelajaran yang belajar siswa dalam proses belajar mengajar

diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk sebagai berikut.

menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, 1. Merekapitulasi hasil tes

dan (3) untuk memperoleh suatu nilai 2. Menghitung jumlah skor yang tercapai

(Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan dan prosentasenya untuk masing-

tujuan dari tes adalah untuk mengetahui masing siswa dengan menggunakan

ketuntasan belajar siswa secara individual rumus ketuntasan belajar seperti yang

maupun secara klasikal. Di samping itu untuk terdapat dalam buku petunjuk teknis

mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas

dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana secara individual jika mendapatkan

kelemahannya, khususnya pada bagian mana nilai minimal 75, sedangkan secara

TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat klasikal dikatakan tuntas belajar jika

data yang dikumpulkan maka juga digunakan jumlah siswa yang tuntas secara

metode observasi (pengamatan) yang dilakukan individu mencapai 85%.

oleh teman sejawat untuk mengetahui dan 3. Menganalisa hasil observasi yang

merekam aktivitas siswa dalam proses belajar dilakukan oleh guru sendiri selama

mengajar. kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam rangka menyusun dan


Indikator Keberhasilan
mengolah data yang terkumpul sehingga dapat
Indikator untuk mengukur keberhasilan
menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dalam penelitian ini adalah :
dipertanggungjawabkan, maka digunakan

100
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

1. Apabila 85% dari jumlah siswa tahapan-tahapan yang ada dalam pembelajaran

mendapat nilai minimal 75 (KKM). Jigsaw Learning dan rencana pelaksanaan

2. Dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran yang sudah dibuat. Namun pada

pembelajaran siswa dalam kelas Siklus I ini guru dalam memberikan apresiasi

dengan skor baik adalah 2,5 < skor aktif kepada kelompok yang terbaik hasil diskusinya

< 3,25. kurang memberikan pujian yang semangat

karena guru hanya menyebutkan fokus kepada


HASIL PENELITIAN
kelompok terbaik hasil diskusinya. Dalam
1. Siklus I
pembelajaran ini guru cukup baik dalam
Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali
memberikan bimbingan terhadap kerja
pertemuan yaitu pada hari Senin, 3 Oktober
kelompok. Terlihat dari 8 kelompok yang ada,
2016 dengan pertemuan berlangsung selama 2
6 kelompok dapat mengerjakan benar semua
kali 40 menit. Sedangkan tes siklus 1
dari soal yang diberikan.
dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Oktober 2016
Skor rata-rata hasil observasi aktivitas
dengan waktu 40 menit . Subyek penelitian
siswa 1,9 dari skor rata-rata maksimal 2
adalah kelas X IPA 8 Man 2 Model Tahun
sehingga pembelajaran ini sudah dikatakan
Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 40 siswa.
tidak baik dari hasil observasi terlihat
Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh
partisipasi siswa dalam kelompok masih
peneliti sendiri dengan bantuan guru lain
rendah. Hal ini terjadi karena siswa masih
sebagai observer.
dalam tahap beradaptasi dengan anggota
Kegiatan belajar mengajar diawali guru
kelompoknya. Dalam presentasi hasil
memberikan informasi tentang metode
kelompok, terlihat siswa sangat antusias sekali
pembelajaran yang akan digunakan yaitu
meskipun masih malu-malu dalam
metode Jigsaw Learning. Guru membagi kelas
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
menjadi 8 kelompok. Dari 40 siswa, tiap
kelas.
kelompok terdiri dari 5 siswa. Dan tiap
Hasil belajar siswa pada siklus 1
kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
diperoleh setelah siswa mengerjakan tes siklus
kemampuan heterogen. Guru melakukan
1 pada hari Jumat, 7 Oktober 2016. Jumlah

101
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

siswa yang mendapat nilai minimal 75 pada sudah dibuat dengan baik. Guru menyampaikan

dengan persentase 80%. semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

2. Siklus II memotivasi belajar siswa agar. siswa giat

Siklus II dilaksanakan setelah refleksi mengikuti kegiatan pembelajaran dan

siklus I dilaksanakan. Dari refleksi yang memberikan bimbingan kepada siswa dengan

dilakukan pada siklus I diketahui jumlah siswa merata. Hal ini dapat terlihat dari soal yang

yang mendapat nilai minimal 75 belum semua diberikan, dalam kelompok terdapat 7

aspek menunjukkan 85% . Demikian juga guru kelompok dapat menyelesaikan soal benar

belum dapat mengelola pembelajaran dengan semua, sedang 1 kelompok adalah salah satu.

baik dan juga hasil observasi aktivitas siswa Dalam mempresentasikan hasil kelompok, guru

dalam kelas terlihat masih cukup baik. Siklus II memberikan kesempatan kepada masing-

dilaksanakan 1 kali pertemuan yaitu pada masing kelompok, terutama pada kelompok

hari Senin, 10 Oktober 2016, dengan masing- yang belum pernah mempresentasikan hasil

masing pertemuan berlangsung 2 kali 40 menit. diskusinya. Penghargaan kelompok diberikan

Subyek peneliti adalah kelas X IPA 8 Man 2 pada kelompok yang hasil diskusinya baik,

Model Medan tahun pelajaran 2016/2017 terkompak, dan teraktif.

yang berjumlah 40 siswa. Kegiatan belajar Skor rata-rata hasil observasi aktivitas

mengajar dilakukan oleh peneliti dengan siswa sebesar 2,3 dari skor rata-rata maksimal

bantuan guru lain sebagai observer. 3, sehingga pembelajaran berjalan Cukup

Kegiatan belajar mengajar dilakukan baik. Setiap anggota kelompok mau melakukan

guru dengan meggunakan pembelajaran diskusi kelompok dan partisipasi siswa

metode Jigsaw Learning. Guru membagi kelas menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok

menjadi 8 kelompok dari 40 siswa, yang terdiri baik. Meskipun masih ada beberapa siswa yang

dari 5 siswa setiap kelompoknya. Anggota tiap kurang bertanggung jawab dalam tugas

kelompok tetap seperti pada pertemuan kelompoknya karena ia mengerjakan secara

sebelumnya. Guru melakukan tahapan-tahapan individu. Sedangkan keaktifan siswa dalam

yang ada dalam pembelajaran Jigsaw Learning menyampaikan pertanyaan mengenai materi

dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang yang dibahas cukup baik. Kebenaran jawaban

102
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

siswa dalam diskusi kelompok juga baik, hal ini Kegiatan belajar mengajar dilakukan guru

terlihat dari skor kebenaran jawaban siswa dengan meggunakan pembelajaran metode

dengan materi yang dibahas dalam diskusi Jigsaw Learning. Guru membagi kelas menjadi

diberi skor 3. 8 kelompok dari 40 siswa, yang terdiri dari 5

Kuis dilaksanakan untuk mengetahui siswa setiap kelompoknya. Anggota tiap

kemampuan siswa memahami materi yang kelompok tetap seperti pada pertemuan

telah diajarkan. Nilai kuis pertemuan siklus 2 sebelumnya. Guru melakukan tahapan-tahapan

dijadikan skor perkembangan dan nilai yang ada dalam pembelajaran Jigsaw Learning

kelompok. Sedangkan nilai awal diambil dari dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

skor perkembangan pada siklus I sudah dibuat dengan baik. Guru menyampaikan

3. Siklus III semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,

Siklus III dilaksanakan setelah refleksi memotivasi belajar siswa agar. siswa giat

siklus II dilaksanakan. Dari refleksi yang mengikuti kegiatan pembelajaran dan

dilakukan pada siklus III diketahui jumlah memberikan bimbingan kepada siswa dengan

siswa yang mendapat nilai minimal 75 sudah merata. Hal ini dapat terlihat dari soal yang

semua aspek menunjukkan lebih dari 85% . diberikan, dalam kelompok terdapat 8

Demikian juga guru belum dapat mengelola kelompok dapat menyelesaikan soal benar

pembelajaran dengan baik dan juga hasil semua. Dalam mempresentasikan hasil

observasi aktivitas siswa dalam kelas terlihat kelompok, guru memberikan kesempatan

sudah sangat baik. Siklus III dilaksanakan 1 kepada masing-masing kelompok, terutama

kali pertemuan yaitu pada hari Senin, 17 pada kelompok yang belum pernah

Oktober 2016, dengan pertemuan berlangsung mempresentasikan hasil diskusinya.

2 kali 40 menit. Subyek peneliti adalah kelas X Penghargaan kelompok diberikan pada

IPA 8 Man 2 Model Medan tahun pelajaran kelompok yang hasil diskusinya baik,

2016/2017 yang berjumlah 40 siswa. terkompak, dan teraktif.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan oleh Skor rata-rata hasil observasi aktivitas

peneliti dengan bantuan guru lain sebagai siswa sebesar 3,4 dari skor rata-rata maksimal

observer. 4, sehingga pembelajaran berjalan baik. Setiap

103
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

anggota kelompok mau melakukan diskusi tetapi keaktifan siswa sudah kelihatan tumbuh

kelompok dan partisipasi siswa menjawab karena siswa tidak merasa jenuh dan bisa

pertanyaan dalam diskusi kelompok baik. dan berkomunikasi dengan teman pada saat

siswa bertanggung jawab dalam tugas pembelajaran. Dalam mempresentasikan hasil

kelompoknya. Sedangkan keaktifan siswa diskusi, siswa agak malu-malu, akan tetapi

dalam menyampaikan pertanyaan mengenai dengan bimbingan guru akhirnya terbiasa. Pada

materi yang dibahas sudah baik. Kebenaran Siklus III Sudah Sangat Baik dengan rata

jawaban siswa dalam diskusi kelompok juga observasi siswa 3,4 dari skor maksimal 4.

baik, hal ini terlihat dari skor kebenaran Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-

jawaban siswa dengan materi yang dibahas soal dalam diskusi cukup baik. Terlihat dari

dalam diskusi diberi skor 4. hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal

yang diberikan benar semua, hasil nilai kuis


PEMBAHASAN
yang dicapai digunakan sebagai skor
Pembahasan dalam penelitian tindakan
perkembangan yang disumbangkan dalam
kelas didasarkan atas hasil penelitian dan
kelompok
catatan penelitian selama melakukan penelitian.

Pelaksanaan pembelajaran metode Jigsaw Hasil Belajar Siswa


Learning pada siklus 1 cukup baik dengan skor Kelas X IPA 8
1,9 dari maksimal 2. Namun terdapat beberapa Man 2 Model Medan
hal yang perlu diperbaiki dalam siklus 1 ini
95
yaitu bimbingan guru dan pujian yang
82,5
80
semangat kepada kelompok yang hasil
HASIL BELAJAR
diskusinya baik, terkompak, dan teraktif. Siklus I Siklus II Siklus III

Menurut peneliti, aktivitas siswa pada siklus II


Gambar 2 Ketuntasan Klasikal Siklus I,
sudah cukup baik dengan skor rata-rata siklus II dan Siklus III
observasi siswa 2,3 dari skor maksimal 3. Hasil belajar siswa pada siklus I,
Meskipun metode pembelajaran Jigsaw diperoleh jumlah siswa yang mendapat nilai
Learning ini baru pertama kali dilakukan, akan

104
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

minimal 75 adalah 80%. Sedangkan pada observasi siswa 3,4 dari skor maksimal 4.

observasi keaktifan siswa masih kurang baik, Kegiatan diskusi kelompok berlangsung

sehingga peneliti masih perlu mengadakan dengan baik. Setiap anggota kelompok

siklus II karena indikator kinerja peneliti belum berperan aktif dalam kegiatan kelompoknya.

tercapai. Hampir seluruh kelompok mampu

Pelaksanaan pembelajaran metode menyelesaikan permasalahan kelompoknya

Jigsaw Learning pada siklus II Cukup baik dengan tepat waktu, meskipun tidak semua

dengan skor sebesar 2,3 dari skor maksimal 3. jawaban benar.

Pelaksanaan pembelajaran metode Jigsaw


Observasi Aktivitas
Learning pada siklus III juga sudah Sangat Baik
Siswa Kelas X IPA 8
dengan skor sebesar 2,3 dari skor maksimal Man 2 Model Medan
4
3Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-
3 3,4
kekurangan pada siklus I. Bimbingan guru
2
2,3
kepada siswa sudah merata, dan pujian terhadap 1,9
1

kelompok yang hasil diskusinya baik juga 0


Observasi Aktifitas Siswa
sudah diberikan dengan semangat. Siklus I Siklus II Siklus III

Kemampuan siswa dalam


Gambar 3 Observasi Keaktifan siswa
menyelesaikan soal-soal yang diberikan dalam
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus III
diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban
sudah baik. Jumlah siswa yang mendapat nilai
yang diberikan masih cukup baik. Hal ini
minimal 75 naik 15 % dari hasil siklus 1.
dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi
Keaktifan Siswa juga meningkat dari rata-rata
dari guru mengenai materi adab kepada orang
pada siklus II dan III.
tua dan guru. Setelah presentasi hasil diskusi

kelompok, guru membahas kembali mengenai KESIMPULAN

soal-soal yang terkait dalam diskusi. Berdasarkan hasil penelitian dan

Keaktifan siswa pada pembelajaran pembahasan diperoleh simpulan sebagai

Jigsaw Learning pada siklus III ini tampak berikut.

sudah aktif, terlihat dari skor rata-rata pada

105
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

1. Pembelajaran akidah akhlah dengan sehingga guru harus mampu menentukan atau

menerapkan metode Jigsaw Learning memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan

yang telah dilaksanakan di kelas X IPA dengan pembelajaran metode Jigsaw Learning

8 MAN 2 Model Medan dapat dalam proses belajar mengajar sehingga

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal diperoleh hasil yang optimal.

ini terlihat dari jumlah siswa yang 1. Dalam rangka meningkatkan prestasi

mendapat nilai minimal 75 pada siklus belajar siswa, guru hendaknya lebih

1 sebesar 80%. Siklus II sebesar 82,5 % sering melatih siswa dengan berbagai

Sedangkan pada hasil belajar siswa metode pengajaran, walau dalam taraf

pada siklus III sebesar 95 %. yang sederhana, dimana siswa nantinya

2. Aktivitas belajar siswa pada saat dapat menemukan pengetahuan baru,

diterapkan metode Jigsaw Learning memperoleh konsep dan keterampilan,

pada siklus 1 yaitu Tidak Baik yaitu 2. Perlu adanya penelitian yang lebih

dengan skor 1,9. Dan pada siklus II lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

mendapat skor 2,3. Dengan tingkat dilakukan di kelas X IPA 8 Man 2

aktivitasnya Cukup. Sedangkan model tahun pelajaran 2016/2017

pengamatan pelaksanaan pembelajaran Untuk penelitian yang serupa

Jigsaw Learning pada siklus III hendaknya dilakukan perbaikan-

Sebesar 3,4. perbaikan agar diperoleh hasil yang

lebih baik.
SARAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh DAFTAR PUSTAKA

dari uraian sebelumnya agar proses belajar Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
mengajar akidah akhlak lebih efektif dan lebih Algesindon.

memberikan hasil yang optimal bagi siswa, Arikunto, S, 2001. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara
maka disampaikan saran sebagai berikut:
Arikunto, S, 2001 Penelitian Tindakan Kelas.
Untuk melaksanakan metode Jigsaw Learnig Jakarta: Bumi Aksara

memerlukan persiapan yang cukup matang,

106
GENTA MULIA,
Volume VIII No. 1, Januari 2017 ISSN: 2301-6671

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineksa Cipta.

Ismail, S.M.2008. Strategi Pembelajaran


Agama Islam Berbasis PAIKEM.
Semarang: Rasail Media Group.

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian


Tindakan Kelas. Surabaya: Insan
Cendekia

Syah, Muhibin. 1999.Psikologi Belajar.


Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya

107

Anda mungkin juga menyukai