Anda di halaman 1dari 39

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA
PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS KELAS X.2 DI MAN INSAN
CENDEKIA BANGKA TENGAH

DISUSUN OLEH:

SUMARNO

PENDIDIKAN PROFESI GURU MADRASAH DALAM JABATAN

LPTK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu wadah yang berpengaruh dalam

pembentukan nilai-nilai religius. Orang tua telah memberikan kepercayaan

kepada lembaga pendidikan untuk membina dan mendidik anak-anaknya.

Oleh karena itu, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang telah

menerima dan dirasa mampu menjalankan kewajibannya sebagaimana yang

telah dipercayakan orang tua, maka sekolah harus mampu menciptakan

suasana pembelajaran ataupun lingkungan pembelajaran yang menyenangkan

sehingga dapat berkembang dan membentuk peserta didik serta mutu

pendidikan yang dihasilkan pun sesuai dengan harapan dan tuntutan sosial.

Dengan kata lain bahwasannya, ketika lingkungan di sekitar kita telah tercipta

dengan baik maka akan menghasilkan manusia yang baik pula, dan juga

sebaliknya.1

Guru yang merupakan tenaga pendidik mempunyai tugas sebagai

pelaksana pembelajaran yang paling penting, dengannya guru merupakan

penggerak utama dalam pembelajaran. Tuntutan bagi seorang guru tidaklah

semata untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, namun

lebih daripada itu, guru diharuskan mempunyai kompetensi yang menunjang

kepribadiannya untuk menjadi guru yang professional. Guru professional

1
http://repository.radenintan.ac.id/ Widianti, Tesis “Implementasi Pendidikan Agama
Islam dalam Membangun Nilai-nilai Religius pada Peserta Didik SMP Muhammadiyah 3 Metro”.
2019 hal 3.
harus mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, dan dalam

pelaksanaannya guru diharuskan mampu mengintegrasikan materi pelajaran

dengan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dalam

mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat

menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi peserta didik,

materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai

beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan

lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

Al-Qur’an hadis merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di madrasah Aliyah yang diajarkan dengan tujuan

meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an dan hadis,

membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an

dan hadis sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan,

serta meningkatkan pemahaman dan pengamalan isi kandungan Al-Qur’an

dan hadis yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur’an dan

hadis. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an hadis di madrasah

aliyah yaitu dasar-dasar ilmu Al-Qur’an yang meliputi Al-Qur’an dan wahyu

menurut para ulama, sejarah penurunan dan penulisan Al-Qur’an, bukti-bukti

keotentikan Al-Qur’an, kemukjizatan Al-Qur’an, pokok-pokok isi Al-Qur’an,

struktur ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Selain itu ruang lingkup mata

pelajaran Al-Qur’an hadis juga mencakup dasar-dasar ilmu hadis yang

meliputi perihal hadis, sunah, khabar, dan atsar, perkembangan hadis, unsur

hadis, fungsi hadis terhadap Al-Qur’an, pembagian hadis dari segi kuantitas
dan pembagian hadis dari segi kualitas, biografi tokoh-tokoh hadis dan

kitabnya.2

Pembelajaran Al-Qur’an hadis di kelas X MAN Insan Cendekia

Bangka Tengah mencakup materi pokok Al-Qur’an dan wahyu menurut para

ulama, sejarah penurunan dan penulisan Al-Qur’an, bukti-bukti keotentikan

Al-Qur’an, kemukjizatan Al-Qur’an, pokok-pokok isi Al-Qur’an, struktur

ayat dan surat dalam Al-Qur’an. Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an hadis

telah berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun, namun

pada hasil pembelajaran masih belum memenuhi standar kelulusan minimal

yang telah ditentukan yaitu 75.3

Penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional seperti

ceramah, membaca, dan mencatat ternyata membuat peserta didik menjadi

pasif, mengantuk, dan bosan sehingga tidak bisa menerima pelajaran secara

maksimal yang berakibat pada rendahnya hasil belajar. Ditambah lagi peserta

didik yang telah terlalu lama belajar jarak jauh dari rumah akibat pandemi

covid-19 menyebabkan kurangnya motivasi belajar yang juga berakibat

rendahnya hasil belajar. Melihat kondisi tersebut peneliti mencoba

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan tujuan

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model ini diharapkan dapat

menciptakan pembelajaran yang tidak kaku dan penuh kerjasama antar

peserta didik serta melatih kesiapan peserta didik dalam memahami materi

2
Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan
Bahasa Arab pada Madrasah. 2019 hal. 32.
3
Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MAN Insan Cendekia Bangka
Tengah Tahun Pelajaran 2022-2023.
yang diberikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran Al-Qur’an hadis.

Berdasarkan deskripsi di atas, peneliti akan melakukan sebuah

penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta

didik Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas X.2 di MAN Insan

Cendekia Bangka Tengah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Guru masih mendominasi dalam pembelajaran.

2. Peserta didik sibuk sendiri pada saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Peserta didik mengantuk saat guru menjelaskan materi pelajaran.

4. Peserta didik kurang aktif menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh

guru.

5. Peserta didik kurang memiliki motivasi belajar dikarenakan terlalu lama

mengikuti pembelajaran jarak jauh dari rumah karena pandemic covid-19.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi rumusan masalah yang akan

dibahas yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an

Hadis di di MAN Insan Cendekia Bangka Tengah.


D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas

ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran Al-Qur’an Hadis di di MAN Insan Cendekia Bangka Tengah.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari kegiatan

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

digunakan oleh guru lainnya sebagai masukan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah manfaat yang secara langsung

dapat dirasakan dalam praktik kegiatan pembelajaran, yaitu:

1) Bagi kepala madrasah; sebagai hasil evaluasi kompetensi guru

dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran untuk

meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik.

2) Bagi guru; untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam

menumbuh kembangkan budaya menulis dan meneliti di kalangan

pendidik.
3) Bagi peserta didik; menjadi motivasi dan perbaikan dalam

pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

E. Kajian Pustaka

Penelitian terdahulu tentang model pembelajaran Problem Based

Learning telah dilakukan oleh Eny Lisna Sari dengan judul penelitian

“Pengembangan Model Problem Based Learning Berbasis Teori Bruner

dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD” yang bertujuan untuk

mendeskripsikan analisis kebutuhan peserta didik dan guru terhadap Problem

Based Learning berbasis teori bruner dalam pembelajaran matematikan kelas

IV SD, mengembangkan model Problem Based Learning berbasis teori

bruner dalam pembelajaran matematikan kelas IV SD, serta menganalisis

keefektifan pengembangan model Problem Based Learning berbasis teori

bruner dalam pembelajaran matematika kelas IV SD.4

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Eka Purnamasari dengan

judul penelitian “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Problem

Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil

Belajar Peserta Didik SMA SAINS Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based

Learning terhadap keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik SMA Sains Al-Qur’an Wahid Hasyim

Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pembelajaran PAI dengan menggunakan model Problem Based

4
https://eprints.umk.ac.id/ Eny Lisna Sari, Tesis “Pengembangan Model Problem Based
Learning Berbasis Teori Bruner dalam Pembelajaran Matematikan Kelas IV SD”. 2019 hal x.
Learning terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik serta ada

pengaruh yang signifikan pembelajaran PAI dengan menggunakan Problem

Based Learning terhadap hasil belajar peserta didik.5

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu penelitian

yang dilakukan oleh Eny Lisna Sari diterapkan pada mata pelajaran

matematika yang bertujuan untuk mendeskripsikan analisis kebutuhan peserta

didik dan guru, mengembangkan model Problem Based Learning berbasis

teori bruner, serta menganalisis keefektifan pengembangan model Problem

Based Learning berbasis teori bruner dalam pembelajaran matematika.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Eka Purnamasari bertujuan untuk

mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap keterampilan

berpikir kritis dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Sedangkan

penelitian yang akan peneliti teliti bertujuan untuk mengetahui penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil

belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di di MAN Insan Cendekia

Bangka Tengah.

F. Kerangka Teori dan Hipotesis Tindakan

1. Kerangka Teori

a. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based

Learning (PBL) adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas,

di mana peserta didik terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu


5
https://dspace.uii.ac.id/ Eka Purnamasari, Tesis “Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Berbasis Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar Peserta Didik SMA SAINS Al-Qur’an Wahid Hasyim Yogyakarta”. 2018 hal xiv.
fenomena. Kemudian peserta didik diminta untuk mencatat

permasalahan-permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru

adalah merangsang untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah

yang ada. Tugas guru mengarahkan peserta didik untuk bertanya,

membuktikan asumsi dan mendengarkan perspektif yang berbeda di

antara mereka.6 Definisi lain tentang Problem Based Learning (PBL)

atau sering juga disebut pembelajaran berbasis masalah merupakan

strategi pembelajaran yang memberdayakan peserta didik untuk

melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan praktik, serta

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan untuk

mengembangkan sebuah solusi praktis atau suatu problem tertentu.

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu jenis strategi

pembelajaran yang bersifat learner centered atau pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik.7 Model Problem Based Learning (PBL)

adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran peserta

didik pada masalah autentik sehingga peserta didik dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang

lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan peserta didik dan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri.8

Tiga ciri utama model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) menurut Sanjaya adalah 1) PBL merupakan

6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, cet. III (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 248.
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 239.
8
Ibid. hlm. 70
rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL

ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. PBL tidak

mengharapkan peserta didik hanya sekedar mendengarkan, mencatat,

kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui PBL

peserta didik aktif berpikir, komunikasi, mencari dan mengolah data

dan akhirnya menyimpulkan, 2) aktivitas pembelajaran ditunjukkan

untuk menyelesaikan masalah PBL menetapkan masalah sebagai kata

kunci dalam pembelajaran, artinya tanpa masalah tidak mungkin ada

proses pembelajaran, 3) pemecahan masalah dilakukan dengan

menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.9

Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terdiri dari lima fase utama, yaitu:

1) Fase 1 Memberikan Orientasi permasalahan kepada peserta didik.

Pada awal pembelajaran guru seharusnya mengkomunikasikan

dengan jelas maksud pemebelajaran, membangun sikap positif

terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan sesuatu yang

diharapkan untuk dilakukan oleh peserta didik. Guru perlu

menyajikan situasi bermasalah dengan hati-hati atau memiliki

prosedur yang jelas untuk melibatkan peserta didik dalam

identifikasi permasalahan.guru seharusnya menyuguhi situasi

bermasalah itu kepada peserta didik dengan semenarik mungkin.

9
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 50
2) Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti

Model PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan

keterampilan berkolaborasi diantara peserta didik dan membantu

mereka untuk menginvestigasi masalah secara bersama-sama.

Model PBL juga mengharuskan guru untuk membantu peserta

didik dalam merencanakan tugas insvestigasi dan pelaporan.

3) Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok

Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau

dalam tim-tim studi kecil dalam inti PBL. meskipun setiap situasi

masalah membutuhkan teknik investigasi yang agak berbeda,

kebanyakan melibatkan proses mengumpulkan data

eksperimentasi, pembuatan hipotesis dan penjelasan dan

memberikan solusi.

4) Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Pada fase ini peserta didik diharapkan mampu mengembangkan

dan menyajikan hasil karya. Karya lebih dari sekedar laporan

tertulis, karya termasuk hal-hal seperti rekaman video yang

memperlihatkan situasi 41 yang bermasalah dan solusi yang

diusulkan. Model-model yang mencakup representasi fisik dari

situasi masalah atau solusinya, dan pemrograman komputer serta

presentasi multi media. Setelah karya dikembangkan guru saling

memamerkan karya hasil peserta didik di depan umum untuk

diobservasi dan dinilai oleh orang lain.


5) Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Fase terahir dari model PBL adalah melibatkan kegiatan-kegiatan

yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis

dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun

keterampilan investigasi dan keterampilan intelektual yang

mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta peserta didik

untuk mengkontruksi pikiran dan kegiatan mereka selama

berbagai fase pelajaran.

b. Hasil Belajar

Ngalim Purwanto dalam bukunya psikologi pendidikan

berpendapat bahwa belajar adalah setiap perubahanyang relatif

menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.10 Sementara itu Sardiman A.M menegaskan

bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik

untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.11 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya

perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu merupakan

perolehan yang menjadi hasil belajar.12

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam

pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah

10
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995) hlm
81-82.
11
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press,
2010), hlm.21.
12
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 44.
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.13 Dari

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil

usaha peserta didik yang dapat dicapai mencakup aspek kognitif,

afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

dapat dibuktikan dengan hasil tes. Hasil belajar merupakan suatu hal

yang dibutuhkan guru dan peserta didik untuk mengetahui

kemampuan yang diperoleh peserta didik tersebut dari suatu kegiatan

yang disebut belajar.

2. Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas

ini adalah dengan diterapkannya model Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X.2 mata pelajaran Al-

Qur’an Hadis di MAN Insan Cendekia Bangka Tengah.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan PTK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya

proses pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi

dalam sebuah kelas, tindakan ini diberikan oleh guru atau dengan arahan

13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hlm. 3.
dari guru yang dilkukan oleh siswa.14 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis,

artinya dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yang harus dilakukan

dalam proses pelaksanaan PTK adalah menyusun rancangan PTK itu

sendiri atau menyusun perencanaan. Dalam konteks penelitian tindakan

kelas, perencanaan merupakan keputusan yang diambil oleh peneliti untuk

menentukan masalah penelitian dan tindakan yang diambil untuk

memecahkan masalah. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid

maka sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu dibuat rancangan

penelitiannya. PTK adalah proses berpikir yang sistematis. Dengan

demikian, pelaksanaannya harus dirancang sedemikian agar hasilnya

bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian

empat kegiatan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama pada setiap

siklus yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi

yang dapat digambarkan sebagai berikut:

14
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru,
(Bandung:Yrama Widya, 2006), hlm.13.
Gambar 1 Siklus dalam PTK

2. Jenis dan Sumber Data PTK

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas.

penelitian yang dilakukan oleh guru Al-Qur’an Hadis MAN Insan

Cendekia Bangka Tengah di dalam kelasnya sendiri secara kolaboratif

untuk memperbaiki kinerja pendidik yang meliputi kualitas proses

pembelajaran, serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

melalui tindakan reflektif yang berbentuk siklus.

b. Sumber Data Penelitian Tindakan Kelas

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer pada penelitian ini adalah segala

sesuatu yang berhubungan dnegan aktivitas siswa seperti interaksi

antar siswa, interaksi siswa dengan materi, imteraksi siswa dengan


guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan guru

Al-Qur’an Hadis MAN Insan Cendekia Bangka Tengah.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang dari bersumber

pendukung dan buku-buku atau situs-situs internet yang

berhubungan dengan penelitian (pembahasan). Adapun yang

tergolong dalam sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah

kepala madrasah, tenaga kependidikan, perangkat pembelajaran,

laporan diskusi-diskusi tentang kurikulum, berbagai macam ujian

dan tes, buku paket pembelajaran.

3. Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MAN Insan Cendekia

Bangka Tengah pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis kelas X.2.

b. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini di laksanakan pada semester ganjil kelas

X.2 Tahun Pelajaran 2022/2023. Penentuan waktu penelitian mengacu

pada kalender akademik tempat penelitian, karena siklus dalam PTK

membutuhkan proses beajar mengajar yang efektif di dalam kelas.

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu peserta didik kelas X.2 MAN

Insan Cendekia Bangka Tengah Tahun Pelajaran 2022/2023 berjumlah

24 siswa.. Karakteristik peserta didik kelas X.2 MAN Insan Cendekia


Bangka Tengah Tahun Pelajaran 2022/2023 sangat heterogen baik dari

minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal dan gaya belajar.

4. Rancangan Tindakan

Rancangan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam dua

siklus dan setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan/tindakan,

pengamatan/observasi, dan refleksi.

a. Siklus I

Siklus I direncanakan dan dilaksanakan dalam 2 jam pelajaran yaitu

selama 2 x 45 menit dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini meliputi”

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

b) Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik

c) Menyusun lembar observasi

2) Tindakan

Peneliti yang sekaligus langsung berperan sebagai guru

melaksanakan tahapan yang telah direncanakan sesuai dengan

jadwal yang telah disusun. Adapaun tahap kegiatannya adalah

sebagai berikut:

a) Kegiatan awal

- Guru mempersiapkan peserta didik agar tertib dan kondusif.

- Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama


- Guru menanyakan kabar peserta didik serta mengabsen

kehadiran peserta didik.

b) Kegiatan inti

- Mengamati, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengamati gambar yang disajikan melalui slide

- Menanya, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang apa yang diamati

- Meneksplorasi, guru membagi peserta didik menjadi

beberapa kelompok dan memberikan masalah terkait materi

pelajaran.

- Mengasosiasi, guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menggali informasi dan berdiskusi di

kelompoknya terkait masalah yang diberikan.

- Mengkomunikasikan, guru meninta setiap kelompok untuk

menyajikan hasil diskusi kelompoknya dan kemudian

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi dan bertanya terkait hasil diskusi.

c) Kegiatan penutup

- Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran

dengan memberikan kesimpulan terhadap kegiatan belajar

yang dilakukan.

- Guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan

memberikan salam.
3) Pengamatan/Observasi

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran meliputi

aktifitas yang dilakukan peserta didik selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Guru mencatat keberhasilan dan

hambatanhambatan yang dialami dalam proses pembelajaran Al

Quran Hadits yang belum sesuai dengan harapan penelitian.

4) Refleksi

Setelah hasil pekerjaan peserta didik pada Lembar Kerja Peserta

Didik selanjutnya dianalisis oleh peneliti. Hasil analisis tersebut

digunakan peneliti untuk melakukan refleksi apakah pembelajaran

sudah berhasil, jika belum berhasil maka akan dilakukan siklus

selanjutnya. Indikator ini dapat dikatakan berhasil atau jika

minimal 70% peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran

dengan baik dan rata-rata hasil belajar minimal 75.

b. Siklus II

Pelaksanaan proses pembelajaran siklus II sama dengan pelaksanaan

proses pembelajaran pada siklus I dengan rincian sebagai berikut:

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II hampir sama dengan

siklus I yaitu pertama penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. RPP silus II sama dengan RPP siklus I hanya ada

penambahan dari refleksi siklus I yaitu pada kegiatan inti guru

memberikan reward pada kelompok yang kerjasamanya baik dan


hasilnya maksimal. Kegiatan selanjutnya yaitu menyusun dan

menyiapkan lembar pengamatan aktifitas guru selama proses

pembelajaran dan menyiapkan lembar pengamatan aktifitas peserta

didik.

2) Tindakan

a) Kegiatan Awal

- Guru mempersiapkan peserta didik agar tertib dan kondusif.

- Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama

- Guru menanyakan kabar peserta didik serta mengabsen

kehadiran peserta didik.

b) Kegiatan Inti

- Mengamati, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengamati gambar yang disajikan melalui slide

- Menanya, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya tentang apa yang diamati

- Meneksplorasi, guru membagi peserta didik menjadi

beberapa kelompok dan memberikan masalah terkait materi

pelajaran.

- Mengasosiasi, guru memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk menggali informasi dan berdiskusi di

kelompoknya terkait masalah yang diberikan.

- Mengkomunikasikan, guru meninta setiap kelompok untuk

menyajikan hasil diskusi kelompoknya dan kemudian


memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

menanggapi dan bertanya terkait hasil diskusi.

c) Kegiatan Penutup

- Guru bersama peserta didik merefleksi pembelajaran

dengan memberikan kesimpulan terhadap kegiatan belajar

yang dilakukan.

- Guru menutup pelajaran dengan doa bersama dan

memberikan salam.

3) Pengamatan

Pengamatan pada kegiatan siklus II ini sama dengan kegiatan

siklus I yaitu pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung, meliputi aktifitas yang dilakukan oleh guru dan

aktifitas yang dilakukan oleh peserta didik. Peneliti melakukan

pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah

disiapkan.

4) Refleksi

Setelah hasil pekerjaan peserta didik pada Lembar Kerja Peserta

Didik selanjutnya dianalisis oleh peneliti. Hasil analisis tersebut

digunakan peneliti untuk melakukan refleksi apakah pembelajaran

sudah berhasil, jika belum berhasil maka akan dilakukan siklus

selanjutnya. Indikator ini dapat dikatakan berhasil atau jika

minimal 70% peserta didik mampu menguasai materi pembelajaran

dengan baik dan rata-rata hasil belajar minimal 75.


5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

cara yaitu:

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode untuk pengumpulan data

melalui pengamatan yang direncanakan secara sistematis. Observasi

dilaksanakan untuk mengumpulkan data mengenai segala aktifitas

peserta didik dan segala aktifitas guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data secara tertulis yang

berupa gambar, dokumen-dokumen penting, gambar pada saat

terjadinya peristiwa yang dapat memberikan penjelasan kejadian

peristiwa tersebut. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa fotofoto

saat proses pembelajaran dan dokumen rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

c. Tes

Tes merupakan metode pengumpulan data untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Tes

diberikan dengan tujuan dapat memberikan informasi tentang

keberhasilan pembelajaran peserta didik setelah diterapkannya model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas.
6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

a. Hasil pengamatan pada pembelajaran siklus I dibandingkan dengan

hasil pembelajaran siklus II sehingga dapat diketahui apakah terjadi

peningkatan antara siklus I dan II jika belum terjadi peningkatan maka

akan dilanjutkan dan dibandingkan dengan siklus berikutnya.

b. Analisis nilai rata-rata kelas dan presentasi ketuntasan belajar melalui

rumus:

Keterangan:

M = Rata-rata (mean)

ΣN = Jumlah peserta didik

ΣX = Jumlah semua skor

Dari analisis nilai menggunakan rumus rata-rata di atas dapat

diketahui tingkatan kriteria nilai tersebut pada tabel berikut ini:

Nilai Kriteria
86-100 Sangat baik
75-85 Baik
60-74 Cukup
0-59 Kurang
Tabel 1 tingkatan kriteria nilai
c. Analisis ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal melalui rumus:

Keterangan :

P = Angka presentase

F = Jumlah frekuensi skor yang tuntas

N = Jumlah seluruh peserta didik

Presentase Keberhasilan Kriteria


86-100 % Sangat baik
75-85 % Baik
60-74 % Cukup
0-59 % Kurang
Tabel 2 Presentase ketuntasan belajar

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan penelitian merupakan hal yang sangat

penting karena mempunyai fungsi untuk menyatakan garis-garis besar dari

masing-masing bab yang saling berurutan. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kekeliruan di dalam penyusunannya.

Adapun sistematika penulisan laporan penelitian ini meliputi :

Bab I, Dalam bab ini berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, manfaat

penelitian, kajian pustaka, kerangka teori dan hipotesis tindakan.

Bab II, dalam bab ini berisi kajian/landasan teori yang terdiri dari pengertian

problem based learning, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan,


karakteristik, manfaat dan indikator pembelajaran problem based

learning.

Bab III, dalam bab ini berisi setting wilayah penelitian yang terdiri dari

tempat dan waktu penelitian, jadwal perbaikan per siklus, mata

pelajaran, prosedur tiap siklus.

Bab IV, dalam bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan penelitian

penerapan Problem Based Learning.

Bab V, dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran dan penutup.
BAB II

KAJIAN/LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM) adalah model pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan

nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Finkle

dan Torp menyatakan bahwa pembeajaran berbasis masalah merupakan

pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan

secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan

keterampilan dengan menempatkan peserta didik dalam peran aktif sebagai

pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.15

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif

untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu

siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan

menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.

Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun

kompleks. Menurut Trianto, model pembelajaran berbasis masalah memiliki

kelebihan antara lain realistik dengan kehidupan peserta didik, konsep sesuai

dengan kebutuhan siswa, mempupuk sifat inkuiri siswa, retensi konsep jadi

kuat, dan memupuk kemampuan problem solving. Selain kelebihan model ini

15
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014), hlm.130.
juga memiliki kekurangan yaitu persiapan pembelajaran (alat, problem,

konsep) yang kompleks, sulit mencari problem yang relevan, sering terjadi

miss konsepsi, serta konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu

yang cukup dalam penyelidikan.16

Dari uraian tentang kelebihan dan kekurangan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengajaran melalui model Problem Based Learning

(PBL) merupakan suatu rangkaian model kegiatan belajar yang diharapkan

dapat memberdayakan siswa untuk terlibat aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran melalui diskusi kelompok.

Adapun langkah-langkah dari pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelakan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih.

2. Guru membantu siswa mengidentifikasikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topic,

tugas, jadwal, dan lain-lain).

3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,

pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.

16
Muhammad Afandi, Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah (Semarang: Unissula Press,
2013), hlm.27-28.
4. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan

temannya.

5. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

B. Hakikat Hasil Belajar

Menurut teori Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata

lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal

kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil

interaksi antara stimulus dan respon. Jadi seseorang yang belajar akan

mengalami perubahan pada tingkah laku, misalnya siswa belum bisa

membaca Al-Qur’an, walaupin dia sudah berusaha, dan gurunya juga sudah

mengajarkan dengan tekun, namun jika siswa tersebut belum dapat membaca

Al-Qur’an maka belum dianggap belajar, karena dia belum dapat

menunjukkan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Secara umum

dapat dijelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses pengalaman dan

latihan melalui interaksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan suatu

perubahan pada diri seseorang yang berupa sikap, tingkah laku, pengetahuan,

pemahaman, keterampilan serta kemampuannya di bidang tertentu.

Karena belajar merupakan suatu proses, maka dari proses tersebut

akan menghasilkan sebuah hasil. Hasil yang telah dicapai seseorang setelah

mengerjakan sesuatu disebut prestasi. Seseorang yang telah berusaha makan


akan mendapatkan hasil, dan apabila hasil itu telah tercapai maka itulah

prestasi. Hasil belajar sering kali dapat dijelaskan dengan memahami dua kata

yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil menunjukkan pada

suatu perolehan akibat dilakukannya sesuatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional sedangkan belajar

dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan pada individu yang belajar.

Perubahan itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar.17

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.

Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.18 Dimyati

dan Mudjiono juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.19

17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm 44.
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 3
19
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 26.
BAB III

SETING WILAYAH PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas X.2

MAN Insan Cendekia Bangka Tengah. Adapun waktu penelitian

dilaksanakan pada tanggal 22 September 2022 untuk Siklus 1 dan tanggal 29

September 2022 untuk Siklus 2.

B. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan

sebanyak 2 siklus dengan rincian sebagai berikut:

1. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 September 2022.

2. Siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 September 2022.

C. Deskripsi Kelas Subjek Penelitian

Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Bangka Tengah (MAN


ICB) berdiri pada tanggal 25 Juli 2015 berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 28 Juli
2015 dikeluarkanlah Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 46 tahun
2015 dikeluarkanlah Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 46 tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri Insan
Cendekia Bangka Tengah, Aceh Timur, Siak, Paser, Pekalongan dan Ogan
Komering Ilir. Sesuai dengan PMA no 46 tahun 2015 tersebut, MAN IC
Bangka Tengah merupakan unit pelaksana teknis bidang pendidikan
berbentuk satuan pendidikan madrasah jenjang pendidikan menengah pada
jalur pendidikan formal pada Kementerian Agama, berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Direktur Pendidikan Islam. Lokasi MAN Insan
Cendekia Bangka Tengah terletak di desa Sungkap dengan luas tanah
kurang lebih 11 hektar yang merupakan tanah hibah dari Pemerintah
Kabupaten Bangka tengah.
MAN Insan Cendekia Bangka Tengah memiliki 12 rombel yang
terdiri dari 4 rombel kelas X, 4 rombel kelas XI, dan 4 rombel kelas XII.
Kelas X.2 yang menjadi subjek Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan
salah satu dari 12 rombel yang ada di MAN Insan Cendekia Bangka
Tengah. Jumlah peserta didik kelas X.2 berjumlah 22 peserta didik yang
terdiri dari 11 peserta didik laki-laki dan 11 peserta didik perempuan yang
berasal dari SMP/MTs yang berbeda-beda di wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 September 2022 dimana

satu pertemuannya adalah 2 Jam Pelajaran atau 2 x 45 menit. Siklus I

dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan melanjutkan materi pelajaran

yang belum disampaikan. Berikut ini uraian hasil penelitian Siklus I:

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap ini dilakukan persiapan dan perencanaan penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Guru selaku peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang memuat serangkaian kegiatan dengan menggunakan

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media yang

disesuaikan dengan materi pelajaran dan model pembelajaran.

b. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik yang akan menjadi acuan

dalam kegiatan penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL).

c. Menyusun instrument penilaian berupa soal pilihan ganda untuk

dijawab oleh peserta didik.


2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 22

September 2022. Pembelajaran berlangsung pada jam ke 9-10 selama 90

menit dengan materi sejarah penurunan Al-Qur’an.

a) Kegiatan Pendahuluan

1) Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam.

2) Guru bersama peserta didik mengawali pembelajaran dengan

berdoa bersama-sama.

3) Guru mengabsen kehadiran peserta didik.

4) Guru memusatkan konsentrasi peserta didik dan memberikan

semangat sebelum pembelajaran dimulai.

5) Guru melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi

yang lalu.

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Guru memutarkan media pembelajaran power point


tentang sejarah penurunan Al-Qur’an
Guru meminta peserta didik untuk mengamati dan
menghayati gambar yang terdapat pada power
point tersebut
Kegiatan
Guru mempersilakan peserta didik untuk
Literasi
menanyakan atau memberikan tanggapan hasil
pengamatannya ( Berpikir Kritis )
Guru mempersilakan peserta didik lain untuk
menanggapi yang disampaikan temannya (
Berpikir Kritis )
Critical Guru memberi kesempatan kepada peserta didik
Thinking untuk mengidentifikasi hal – hal yang belum
dipahami dalam materi
Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
kemudian menjelaskan masalah yang harus
diselesaikan peserta didik dalam kelompoknya.
Guru membagi LKPD kepada setiap kelompok
Collaboration untuk didiskusikan .
( Kolaborasi )
Setiap kelompok berdisksui sesuai dengan tugas
kelompoknya masing – masing menggunakan
berbagai sumber belajar ( HOTS )
Masing – masing kelompok diberikan kesempatan
untuk presentasi hasil diskusi kelompoknya, secara
bergantian anatar kelompok
( Komunikasi )
Communication
Kelompok lain menyimak, mendengarkan,
Asosiasi
memberikan saran dan kritik maupaun pertanyaan
kepada kelompok yang sedang presentasi
Peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan
hasil diskusi
Guru memberi penguatan materi pembelajaran
melalui power point tentang sejarah penurunan Al-
Qur’an.
Peserta didik bersama Guru menyimpulkan materi
Creativity yang telah dipelajari
Guru mengecek pemahaman peserta didik dengan
memberikan test lisan secara acak dengan
menggunakan talking stik
Guru memberikan penilaian

c) Kegiatan Penutup

1) Guru menungaskan kepada peserta didik untuk membaca materi

berikutnya.

2) Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama.

3) Guru memberikan salam.


3. Observasi

Observasi pada siklus I dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.

Hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menunjukkan pada siklus

I masih belum optimal dan menjelaskan dan mengondisikan pembelajaran

dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Guru belum

bisa mengontrol diskusi kelas dengan baik sehingga masih banyak peserta

didik yang ramai dengan kelompoknya. Adapan hasil belajar peserta didik

pada siklus I dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Belajar Peserta Didik Prasiklus

Nilai
No Nama Peserta Didik
KKM Nilai Ket
1 Ajril Ilham Alfian Habibi 75 50 Tidak Tuntas
2 Alifah Nursabila 75 40 Tidak Tuntas
3 Dzaka Putra Perdana 75 60 Tidak Tuntas
4 Farah Dwi Juliani 75 60 Tidak Tuntas
5 Felika Hadi 75 40 Tidak Tuntas
6 M. Hendar Raja Dinata 75 60 Tidak Tuntas
7 Mahdiyah Azzahra 75 50 Tidak Tuntas
8 Mozez Alviandra 75 70 Tidak Tuntas
9 Muhammad Fachri Iqbal 75 60 Tidak Tuntas
10 Muhammad Rakha Zuhdi Naufal 75 70 Tidak Tuntas
11 Muhammad Syifa Anshori 75 60 Tidak Tuntas
12 Nabhaan Khadhrah Hibatullah 75 80 Tuntas
13 Nabila Salsabila 75 50 Tidak Tuntas
14 Naila Idzi Sabila 75 40 Tidak Tuntas
15 Naurah Khaalishah Faina Nur 75 50 Tidak Tuntas
16 Ocha Dirta 75 40 Tidak Tuntas
17 Raghib Arif Ramadhan 75 40 Tidak Tuntas
18 Randeska Ananda 75 80 Tuntas
19 Salwa Salsabila 75 50 Tidak Tuntas
20 Shabira Qania Noor Ramadhani 75 60 Tidak Tuntas
21 Sutari 75 50 Tidak Tuntas
22 Zulfiqri Yulia 75 60 Tidak Tuntas
Berdasarkan data di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik prasiklus

belum mencapai ketuntasan belajar dengan nilai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) 75 dengan jumlah peserta didik yang tuntas 2 peserta

didik dengan presentase 9,09%, sedangkan peserta didik yang belum

tuntas sebanyak 20 peserta didik dengan presentase 090,91%. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Al-

Qur’an Hadis masih dibawah kriteria ketuntasan minimal belajar.

Tabel 2 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Nilai
No Nama Peserta Didik
KKM Nilai Ket
1 Ajril Ilham Alfian Habibi 75 50 Tidak Tuntas
2 Alifah Nursabila 75 40 Tidak Tuntas
3 Dzaka Putra Perdana 75 70 Tidak Tuntas
4 Farah Dwi Juliani 75 70 Tidak Tuntas
5 Felika Hadi 75 40 Tidak Tuntas
6 M. Hendar Raja Dinata 75 60 Tidak Tuntas
7 Mahdiyah Azzahra 75 50 Tidak Tuntas
8 Mozez Alviandra 75 70 Tidak Tuntas
9 Muhammad Fachri Iqbal 75 60 Tidak Tuntas
10 Muhammad Rakha Zuhdi Naufal 75 90 Tuntas
11 Muhammad Syifa Anshori 75 60 Tidak Tuntas
12 Nabhaan Khadhrah Hibatullah 75 80 Tuntas
13 Nabila Salsabila 75 60 Tidak Tuntas
14 Naila Idzi Sabila 75 50 Tidak Tuntas
15 Naurah Khaalishah Faina Nur 75 50 Tidak Tuntas
16 Ocha Dirta 75 60 Tidak Tuntas
17 Raghib Arif Ramadhan 75 60 Tidak Tuntas
18 Randeska Ananda 75 80 Tuntas
19 Salwa Salsabila 75 50 Tidak Tuntas
20 Shabira Qania Noor Ramadhani 75 80 Tuntas
21 Sutari 75 50 Tidak Tuntas
22 Zulfiqri Yulia 75 70 Tidak Tuntas
Berdasarkan data di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik Siklus I

mengalami peningkatan walaupun sangat sedikit. Untuk mencapai

ketuntasan dalam belajar dengan nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM) 75 dengan jumlah peserta didik yang tuntas 4 peserta didik

dengan presentase 18,18%, sedangkan peserta didik yang belum tuntas

sebanyak 18 peserta didik dengan presentase 81,82%, hal ini menunjukkan

bahwa hasil belajar Peserta didik pada mata pelajaran Al-Quran Hadis yang

masih di bawah kriteria ketuntasan Minimal belajar mengalami

peningkatan sebanyak 9,09%.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil penilaian peserta didik pada siklus I, maka diperoleh

kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran di kelas X.2 harus lebih

ditingkatkan kembali karena ketuntasan peserta didik baru mencapai

18,18% dari KKM yang ditetapkan. Beberapa kendala yang ditemukan

pada siklus I antara lain:

a) Guru belum optimal dalam menjelaskan dan mengondisikan

pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL).

b) Guru belum dapat mengkontrol kelas dengan baik pada saat penerapan

Model Problem Based Learning (PBL).

c) Guru belum dapat memanfaatkan waktu secara optimal dan efektif

pada saat pembelajaran di kelas berlangsung.

d) Peserta didik masih belum serius dalam melakukan tahapan proses

pembelajaran serta saat mengerjakan tes penilaian.


e) Rata-rata persentase hasil belajar belum mencapai kriteria

keberhasilan tindakan katena baru mencapai 18,18%.

Berdasarkan data-data dan kendala-kendala di atas, maka upaya

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Quran Hadis

dengan menggunakan Model Problem Based Learning (PBL).di kelas X.2

pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Untuk itu perlu disusun

rencana tindakan yang harus diperbaiki, rencana tindakan yang baru,

ataupun yang dimodifikasi dari siklus sebelumnya pada siklus II agar

mencapai kriteria keberhasilan.


DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah


Semarang: Unissula Press.

AM, Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Press

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru,
Bandung: Yrama Widya.

Lisna Sari, Eny. 2019. Pengembangan Model Problem Based Learning Berbasis
Teori Bruner dalam Pembelajaran Matematikan Kelas IV SD. Tesis.

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran Jakarta: PT Rineka Cipta

Purnamasari, Eka. 2018. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis


Problem Based Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA SAINS Al-Qur’an Wahid Hasyim
Yogyakarta. Tesis.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim.1995. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, cet. III
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widiati.2019. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam Membangun Nilai-


nilai Religius pada Peserta Didik SMP Muhammadiyah 3 Metro. Tesis.

Anda mungkin juga menyukai