Anda di halaman 1dari 38

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV
UPTD SD NEGERI KEDUNG RINGIN
KECAMATAN PASIR SAKTI
LAMPUNG TIMUR

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) DAN


LEMBAR KERJA (LK)

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD SHOLEH, S.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
UIN WALISONGO
SEMARANG

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai
tantangan dan hambatan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya mutu pendidikan di negara ini,
sehingga dengan adanya hambatan tersebut akan menjadikan sebuah tantangan bagi pengelola
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Proses pembelajaran yang terjadi saat ini masih didominasi oleh metode ceramah
dan masih menoton, kemungkinan besar faktor utamanya adalah guru merasa mudah
dalam mengajar, tidak repot dengan media dan tidak perlu dipusingkan dengan model-
model pembelajaran yang telah dirancang oleh para pemikir pendidikan. Kenyataan ini
menimbulkan kesan negatif bahwa guru itu mengajar hanya sekedar menunaikan
kewajiban melaksanakan tugas.
Sebuah filosofi mengatakan At-thorikotu ahammu minal maddah wal mudarisu
ahammu minat tharikoh wa ruhul mudaris ahammu minal mudarris. Inti dari filosofi ini
adalah Cara atau Metode itu lebih penting dari pada Materi (Materi pengajaran) akan
tetapi Guru itu lebih penting dari Metode. Guru itu penting akan tetapi Ruh (Jiwa )
seorang Guru itu lebih penting lagi dari guru itu sendiri. Disamping semangat guru yang
harus berkobar guru saat ini juga dituntut untuk multi talenta. Guru harus memiliki ilmu
administrasi karena ada tugas tambahan sebagai pengurus aset dan barang sekolah dan
guru juga harus memiliki ilmu bidang Informasi dan Teknologi karena banyak data yang
harus diupdate dengan menggunakan teknologi internet. Oleh karena itu metode ceramah
yang cendrung menoton dan satu arah sudah tidak relevan lagi saat ini. Kecenderungan
murid saat ini sudah mengarah ke dunia digital dan guru harus memahami itu dengan
menyesuaikan diri dalam penggunaan digital dan teknologi.

3
Seorang guru juga harus mengejar waktu dalam mengajar, bagaimana tidak,
tuntutan kurikulum seolah harus memaksa guru untuk mengejar materi pelajaran sehingga
mengabaikan esensi dari tujuan pembelajaran yang diberikan. Terlepas dari apakah murid
faham atau tidak yang penting materi pelajaran harus disampaikan, Terlepas dari murid
tertarik dengan penyajian pembelajaran atau justru merasa bosan belajar yang penting
tugas sudah ditunaikan sesuai tuntutan.
Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus maka akan
mengakibatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
terhambat. Peserta didik akan beranggapan bahwa belajar Pendidikan Agama Islam
bukanlah sebuah kebutuhan akan tetapi hanya tuntutan kurikulum saja, karena peserta
didik tidak mendapat makna dari belajar Pendidikan Agama Islam yang dipelajari. Padahal
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai
pedoman dan dasar para pesera didik agar berpengetahuan keagamaan dan handal dalam
menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan. 1
Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik. Interaksi pembelajaran di kelas juga merupakan wujud pembiasaan
akhlak peserta didik. Disamping itu, kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat
juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Guru harus mampu
memilih metode yang tepat, sehingga peserta didik merasa senang untuk mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan data dan refleksi peneliti terhadap hasil belajar Pendidikan Agama
Islam yang telah peneliti jalankan pada materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul
Husna di kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2023/2024, ditemukan beberapa
permasalahan, diantaranya adalah: 1) Model pembelajaran masih jarang digunakan
terutama model Problem Based Learning sehingga hasil belajarnya kurang optimal. hal
ini dapat diketahui dari nilai Penilaian Harian hanya 58,50 %
1
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Pembelajaran PAI ,
Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, (Meulaboh: STAIN Teungku Dirundeng Meulabo, 2014), h.14

4
dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari 70 sebagai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. 2) Keaktifan peserta didik dalam
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah adalah sebuah metode yang mengenalkan siswa pada suatu kasus yang memiliki
keterkaitan dengan materi yang dibahas. Siswa kemudian akan diminta untuk mencari
solusi untuk menyelesaikan kasus/masalah tersebut. 2 Sehingga diharapkan pembelajaran
diharapkan akan menjadi lebih aktif, menarik, menyenangkan. Selain itu, model ini dapat
menghilangkan kejenuhan, meskipun menciptakan suasana kelas yang ramai, tapi tetap
teratur. Dengan menggunakan model ini peserta didik dapat belajar secara aktif dan
menambah pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.
Dilatar belakangi dengan berbagai permasalahan yang peneliti kemukakan diawal, penulis mencoba
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk mengatasi permasalahan tersebut
agar hasil belajar siswa bisa lebih meningkat dari sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas ini
peneliti beri judul
"Implementasi Model Pembelajaran Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas IV UPTD SDN Kedung
Ringin Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur"

B. Identifikasi Masalah
1. Masih Rendahnya Hasil Belajar Siswa di UPTD SDN Kedung Ringin
2. Masih kurangnya Motivasi belajar siswa di UPTD SDN Kedung Ringin
3. Tidak menariknya media pembelajaran yang di gunakan guru sehingga peserta
didik kurang termotivasi untuk belajar di UPTD SDN Kedung Ringin
4. Metode yang digunakan menoton dan kurang variative di UPTD SDN Kedung
Ringin

2
Nita Oktifa, “Perbedaan Project Based Learning dan Problem Based Learning”
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perbedaan-project-based-learning-dan-problem-based- learning
(diakses pada 24 Juli 2023,pukul 17.56)

5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah dan
identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada
penggunaan metode Problem Bassed Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa di UPTD SDN Kedung Ringin

D. Rumusan Masalah
Dengan Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah
1. Apakah Dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
dapat meningkatkan hasil belajar PAI pada materi Berakhlah Mulia Dengan Lima
Asmaul Husna di UPTD SDN Kedung Ringin?

2. Apakah kendala yang dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran Problem


Based Learning mata pelajaran PAI pada Berakhlah Mulia Dengan Lima Asmaul
Husna di UPTD SDN Kedung Ringin?

3. Apakah kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran Problem Based Learning


dalam pembelajaran PAI untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
Berakhlah Mulia Dengan Lima Asmaul Husna di UPTD SDN Kedung Ringin?
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian
dapat lebih terarah dan ada batasan – batasannya tentang objek yang diteliti. Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV UPTD
SDN Kedung Ringin dalam pembelajaran PAI Pada Materi Berakhlak Mulia Dengan
Lima Asmaul Husna
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Mengetahui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam
meningkatkan hasil belajar PAI pada materi Berkhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna
Kelas IV di UPTD SDN Kedung Ringin

2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan Model Pembelajaran Problem


Based Learning mata pelajaran PAI pada materi Berkhlak Mulia Dengan Lima Asmaul
Husna Kelas IV di UPTD SDN Kedung Ringin

6
3. Mengetahui kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pembelajaran PAI pada materi Berkhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna Kelas IV
di UPTD SDN Kedung Ringin
F. Manfaat penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini Hasil diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis
dan praktis bagi guru dan siswa. Manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Manfaat teoritis yang diharapkan dalam penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya dalam materi Bulan Ramadhan Yang
Indah.
1) Bagi sekolah, agar dapat meningkatkan nilai Pendidikan Agama Islam
pada materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul di UPTD SDN Kedung Ringin.
2) Bagi guru, untuk memperbaiki dan meningkatkan kreatifitas guru serta untuk
menunjang kenaikan pangakat selanjutnya.
3) Bagi peserta didik, agar dapat memperbaiki cara belajar dan hasil belajar.
4) Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Timur, bermanfaat untuk
memperkaya keilmuan dan khazanah pendidikan di wilayah Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Lampung Timur.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk pada Modul PTK
yang sudah dipelajari dan didapatkan dari LPTK UIN Imam Bonjol Padang tentang
tatacara penulisan maupun format penulisan PTK.

7
BAB II
PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Model Problem Based Learning
Seorang pendidik saat ini berperan sebagai motivator dan fasilitator dan pada
akhir kegiatan pembelajaran pendidik mengevaluasi dan memberikan kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran. Banyak sekolah di indonesia saat ini menggunakan
kurikulum merdeka. Di dalam kurikulum merdeka terdapat beberapa prinsip
pembelajaran yang di harapkan menunjang mutu pendidikan indonesia. Di antara
prinsip-prinsip pada kurikulum merdeka yaitu mendorong siswa menjadi peserta
didik yang aktif.
Pola pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan siswa diantaranya adalah
dengan menggunakan model-model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan
suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu
sama lainnya. (rusman, 2010). Model pembelajaran problem based learning (PBL)
merupakan pembelajaran yang menitik beratkan pada kegiatan pemecahan masalah.
(Dasa ismaimuza, 2010). Dengan maksud peserta didik secara aktif mampu mencari
jawaban atas masalah-masalah yang di berikan pendidik. Dalam hal ini pendidik
lebih banyak sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu peserta didik dalam
mengkonstruksi pengetahuan secara aktif.3

a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model yang dapat
menjadikan siswa aktif, mandiri, menyenangkan dan mampu membentuk
kerja sama yang baik antara guru dan siswa serta

3 Dasa
Ismaimuza, “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Strategi Konflik
Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis” https://ejournal.unsri.ac.id/
index.php/jpm/article/view/305/0 (diakses pada 4 September 2022, pukul 09.58)

8
siswa dengan siswa yang lainnya dalam menemukan dan memahami konsep
tersebut.
Menurut I wayan Dasna PBL merupakan pelaksanaan pembelajaran
berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian di analisis lebih lanjut guna
untuk ditemukan masalahnya, dan merupakan salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa”.4
Menurut Wiantinaisyah “Problem Based Learning adalah metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru-baru”.5
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) merupakan
salah satu model yang dikembangkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah dan
keterampilan intelektual (belajar berbagai peran orang dewasa melalui
keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau stimulasi dan menjadi
pembelajar yang otonom atau mandiri) serta bertanggung jawab. Model
pengajaran ini sangat efektif untuk mengajarkan proses-proses berpikir tingkat
tinggi, membantu peserta didik membangun sendiri pengetahuannya tentang
dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.

b. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning(PBL)


Nurhayati mengemukakan “pelaksanaan model pembelajaran PBL
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan atau masalah
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

4
I wayan Dasna dan Sutrisno, Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), dari
http://lubisgrafura.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 4 September 2022 pukul 17.00 WIB)
5
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran. http:/wiantimultiply.com/journal/ item/7/. (diakses tanggal 4
September pukul 17.00 WIB)

9
3) Penyelidikan auntentik
4) Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya
5) Kerja sama”.

Berdasarkan uraian tersebut terdapat tampak jelas bahwa pembelajaran


dengan model PBL dimulai adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa
atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya untuk memecahkan
masalah tersebut sehingga siswa terdorong berperan aktif dalam belajar.

c. Langkah-langkah Problem Based Learning


Menurut Iwayan Sadia, langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
merancang program pembelajaran PBL sehingga proses pembelajaran benar-
benar menjadi berpusat pada siswa (student center) adalah sebagai berikut :
1) Fokuskan permasalahan, sekitar pembelajaran konsep-konsep sains yang
esensial dan strategis.
2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasannya melalui
eksperimen atau studi lapangan. Siswa akan menggali data- data yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
3) Berikan kesempatan siswa untuk mengelola data yang mereka miliki yang
merupakan proses latihan metakognisi.
4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi- solusi
yang mereka kemukaan. Penyajiannya dapat dilakukan dalam bentuk
seminar atau publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.6

6 Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMA Melalui Penerapan

Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan "Cycle Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”.
dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th.XXXX Januari 2007. (Diakses
pada tanggal 4 September 2022 pukul 17.00 WIB)

10
d. Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah
metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para siswa merumuskan
tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran tidak
dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya”.7
a. Dapat menciptakan interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik, serta
antara peserta didik dengan peserta didik yang berbeda latar belakangnya.
b. Dapat memberikan arah proses dan keberhasilan belajar bagi peserta didik.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Seluruh kecakapan dan segala hal yang
diperoleh melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka
dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar8.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik menggambarkan hasil usaha yang
dilakukan oleh guru dalam memfasilitasi dan menciptakan kondisi kegiatan belajar
mereka. Dengan kata lain, tujuan usaha guru itu diukur dengan hasil belajar mereka.
Hasil belajar tersebut akan menjadi patokan dalam menilai berhasil atau
tidaknya program pengajaran tersebut yang biasannya diwujudkan dalam
angkaangka yang diperoleh setiap peserta didik untuk mata pelajaran tersebut. Hal
ini penting dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika peserta didik.
Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan

7 12Anwar Holil, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/model-pembelajaran -berdasarkan-masalah.html. diakses


pada tanggal 4 september 2022)
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Rosda Kaarya, 1999),
h.22

11
peserta didik dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam
satu kompetensi dasar.9 Hasil belajar berfungsi untuk mengetahui kualitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik serta untuk mengetahui daya serap
(kecerdasan) peserta didik. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Hasil belajar peserta didik mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Kriteria keberhasilan pembelajaran harus dilihat dari perkembangan ketiga aspek
tersebut. Kriteria keberhasilan belajar peserta didik yang hanya menekankan pada
aspek kognitif saja, dapat mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran.
a. Aspek kognitif, berhubungan dengan kemampuan intelektual peserta didik.
b. Aspek afektif, berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat
peserta didik terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran.
c. Aspek psikomotorik, berhubungan dengan kemampuan/ keterampilan
bertindak peserta didik10
Terkait faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pada dasarnya hasil
belajar yang diperoleh oleh setiap anak berbeda-beda, hal ini disebabkan adanya
faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Secara umum faktor
yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar digolongkan menjadi 3
yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, meliputi:
a) Aspek fisiologis (bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan organ-organ khusus peserta didik sangat
mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi
dan pengetahuan yang disajikan dalam kelas.
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, I

(Jakarta: Kencana, 2006), h.78.


10
Ibid, h.35-36.

12
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
Faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang esensial
adalah sebagai berikut; (tingkat kecerdasan/intelegensi peserta didik,
sikap peserta didik, bakat peserta didik, minat peserta didik dan motivasi
peserta didik).
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor
ini juga dibagi menjadi 2 yaitu :
a) Faktor lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seerti para guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
peserta didik.
b) Lingkungan Non Sosial
Faktor yang termasuk dalam faktor non sosial adalah Gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran peserta didik. Faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu Pendekatan
tinggi (Speculative dan Achieving), Pendekatan menengah (analytical dan
deep), Pendekatan rendah (reproductive dan surface)11.

3. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam sebagai upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran
Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way oflife(pandangan dan sikap hidup)
peserta didik. Menurut Aidil Saputra mengatakan bahwa Pendidikan agama Islam
juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai pedoman dan
dasar para pesera didik agar

11
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001). H.130-140

13
berpengetahuankeagamaan dan handal dalam menjalankan ketentuan- ketentuan
Allah secara keseluruhan.12
Menurut mahmud pendidikan agama islam adalah suatu usaha yang dilakukan
pendidik untuk membentuk karakter peserta didik agar sesuai dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah (sesuai dengan ajaran islam).13 Pendidikan agama islam merupakan
pembelajaran yang menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan
imam, takwa dan akhlak serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
kehidupan khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat.14

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut ini disajikan hasil penelitian yang
relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian ini dirujuk pada

1. Skripsi yang dilakukan oleh Achmad Saifudin (2010) dalam penelitian yang
berjudul “Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di MAN 12 Jakarta Barat.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa Hasil penelitian tersebut dapat meningkatkan
hasil belajar, serta siswa aktif dan berpikir kritis dalam proses pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran kimia.
2. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Robiatul Adabiyah 2011 dalam
penelitian yang berjudul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA. Kesimpulan dari

12
Aidil Saputra, Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam Pembelajaran PAI .
Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, (Meulaboh: STAIN Teungku Dirundeng Meulabo, 2014), h.14
13
Mahmud, dkk. Pendidikan Agama Islam Berbasis Multientik, (Yogyakarta: Deepublish,2015), h.8
14
Nur Ainiyah. Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam. Al-Ulum 13, (Gorontalo:
IAIN Sultan Amai, 2013), h.30

14
penelitian ini model Problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar sehingga peserta didik tertarik untuk mengikuti pelajaran.
3. Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Nurul Istifadah dalam penelitian
yang berjudul PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan model problem based
learning pada mata pelajaran PAI tema Bersih itu Sehat dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Sungai Raja 1 Sukamara. Peningkatan tersebut terlihat
dari nilai rata-rata pada hasil test, dimana hasil pretest pada pra siklus yaitu 65,0
mengalami peningkatan pada saat postest siklus I menjadi 80,0 dengan presentase
nilai ketuntasan yang semula 40% meningkat menjadi 100% setelah diadakan 3
kali pertemuan. Dengan demikian penerapan model problem based learning
dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa karena telah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 85%

C. Kerangka Berpikir
Kreatifitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berpikir kreatif akan
mempermudah kita untuk menyerap dan menyimpan informasi yang didapat melalui
proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita untuk memahami masalah dengan
cepat dan menemukan gagasan yang bersifat solutif dengan cara yang tepat. Banyak
strategi pembelajaran yang menerapkan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran.
Diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning.
Model pembelajaran Problem Based Learning dapat mengasah daya pikir, melatih
kesabaran dan membiasakan kemampuan berbagi. Hal ini berati bahwa dengan penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning mampu membuat peserta didik untuk
bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah dimana peserta didik terlihat aktif untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

15
guru. Berdasarkan argumen tersebut dapat diasumsikan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran PAI pada materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V semester gasal mata pelajaran
PAI materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna melalui model pembelajaran
Problem Based Learning di UPTD SDN Kedung Ringin, Tahun Pelajaran 2023/2024.

16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Prosedur Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom Action
Research). Pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi,
sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Dengan demikian, prosedur langkah-langkah pelaksanaan penelitian ini akan
mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan yang telah umum dilakukan. Pada
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam
siklus berulang, pada penelitian ini peneliti menggunakan dua siklus. Prosedur penelitian
ini tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan setiap siklus, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa,
mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.

2. Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan pada tahap
perencanaan.

3. Pengamatan (observing)
Peneliti melakukan pengamatan pada siswa selama proses belajar mengajar
berlangsung dengan lembar observasi.

4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang telah diperoleh dari
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. Hal ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.

17
Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan belajar
yang terjadi di UPTD SDN Kedung Ringin yang selama ini kurang maksimal khususnya
pada mata pelajaran PAI.

B. Setting Tindakan Siklus


Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mencoba untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.

Secara rinci digambarkan sebagai berikut:


Siklus I
a. Perencanaan:
1) Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran PAI materi Bulan
Ramadhan yang Indah di kelas IV UPTD SDN Kedung Ringin
2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP.

18
3) Menyusun LOP (Lembar Observasi Peserta Didik)
4) Menyusun kuis (tes)
5) RPP dan LKPD serta perangkat pembelajaran lainnya yang telah dibuat
disesuaikan seperlunya dengan mempertimbangkan waktu yang tersedia
6) Menyusun soal-soal evaluasi materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul
Husna yang akan diujikan secara tertulis kepada peserta didik
7) Merencanakan pembentukan kelompok peserta didik
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pembelajaran disampaikan sesuai metode yang telah direncanakan
yaitu metode Problem Based Learning dengan mengatur duduk peserta didik sesuai
kelompok yang telah dibagi. Kegiatan pada tahap ini adalah :
1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah yang dipilih
3) Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai
dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan
masalah
4) guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan yang
sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dibuat dalam bentuk
laporan tertulis
5) Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru
membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan
proses-proses yang sudah dilewati

c. Observasi dengan melakukan format observasi


Mengamati proses pelaksanaan permainan Problem Based Learning yang
diperankan oleh peserta didik menggunakan format observasi dan setelah
mengetahui hasilnya kemudian didiskusikan dengan guru untuk memecahkan
masalah yang terjadi selama tindakan.

19
d. Refleksi
1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOP.
2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario model
pembelajaran, LOP, dan lain-lain.
4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II. Peneliti mengamati
proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran
PAI. Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada
2) siklus sebelumnya.
3) Mencarikan Alternatif pemecahan.
4) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan).
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini yaitu Pengembangan rencana tindakan
II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan semangat belajar
peserta didik dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada
mata pelajaran PAI untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV UPTD
SDN Kedung Ringin yang telah direncanakan.
c. Observasi
Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model pembelajaran,
mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan, mencatat kelemahan baik
ketidaksesuaian antara skenario dengan respon dari peserta didik yang mungkin
tidak diharapkan.

20
d. Refleksi
1) Tes evaluasi penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada
mata pelajaran PAI materi Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husnapada
Peserta didik kelas IV UPTD SDN Kedung Ringin.
2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran bagaimana
dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang perlu diperbaiki
sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.

C. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di UPTD SDN Kedung Ringin yang terletak di jalan
Pasir Luhur Desa Kedung Ringin Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur.
Penelitian dilakukan di kelas IV terdiri atas 20 siswa, laki-laki 10 siswa dan perempuan
10 siswa.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti
berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) . Partisipan yang terlibat dalam
penelitian ini adalah guru Kelas dan siswa kelas IV UPTD SDN Kedung Ringin. Guru
bidang studi PAI dalam penelitian ini terlibat sebagai obsever sedangkan siswa kelas IV
UPTD SDN Kedung Ringin sebagai objek dari penelitian ini.

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini bertempat di UPTD SDN Kedung Ringin, Kecamatan
Pasir Sakti, Kabupaten Lampung Timur.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I Tahun Ajaran 2023/2024, bulan Juli
sampai dengan Agustus 2023.

21
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah :
a. Observasi,
Penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat objek-objek di
lapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif
dan dapat dipercaya.
b. Tes Tertulis,
Penulis mengadakan tes tertulis kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman peserta didik terhadap materi Bulan Ramadhan yang Indah yang
telah disampaikan
c. Metode Dokumenter
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan informasi dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Lembar wawancara
Wawancara terhadap guru dan siswa dilakukan pada saat peneliti melakukan
observasi pendahuluan (pra penelitian) dan pada saat akhir siklus. Wawancara ini
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui pandangan guru dan siswa, peran dan
permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran PAI serta penerapan model
pembelajaran “Problem Based Learning (PBL)”
2. Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa
Lembar observasi aktivitas belajar PAI siswa digunakan untuk mengetahui
persentase aktivitas belajar PAI siswa dengan diterapkan model pembelajaran
“Problem Based Learning (PBL)”. Aktivitas belajar siswa yang diukur tercantum
dalam lembar observasi tersebut.

22
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang kejadian- kejadian yang terjadi
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berfungsi untuk
menganalisis apabila terdapat temuan-temuan aktivitas siswa pada saat proses
belajar mengajar berlangsung.
4. Lembar soal tes akhir siklus
Lembar soal diberikan kepada siswa-siswi untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Lembar soal pada akhir siklus I
berbentuk pilihan ganda, sedangkan lembar soal pada siklus II berbentuk
pilihan ganda dan essay

G. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini terdapat 2 analisis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik dapat dianalisis secara
deskriptif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif,
misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau presentasi keberhasilan belajar dan
lain-lain.15 Analisis kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis jumlah peserta
didik yang mengalami peningkatan hasil belajar PAI pada materi Berakhlak Mulia
Dengan Lima Asmaul Husna dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning pada peserta didik kelas IV UPTD SDN Kedung Ringin yang
diperoleh dari tindakan siklus I dan II.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar PAI materi Berakhlak
Mulia Dengan Lima Asmaul Husna peserta didik dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada peserta didik kelas IV UPTD SDN
Kedung Ringin dengan melihat tanda-tanda perubahan

23
pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Data tersebut berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang tingkat pemahaman peserta
didik terhadap suatu materi pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap peserta
didik terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti
pelajaran, perhatian, dan hasil belajar PAI peserta didik dapat dianalisis secara
kualitatif yang diambil pengamatan dan hasil wawancara.

24
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal (Pra Siklus)


Pelaksanaan pembelajaran pra siklus untuk kelas IV yang diampu oleh peneliti
sendiri dilaksanakan pada hari Sabtu 22 Juli 2023. Tahap pra siklus ini materi yang
diajarkan adalah tentang Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna sub Teladan
Mulia Asmaul Husna. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik dengan menggunakan metode ceramah sebelum menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning. Penulis dalam melaksanakan proses
pembelajaran menggunakan metode ceramah dan pengerjaan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD).
Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrument observasi yang
dipegang oleh peneliti dan LKPD yang yang dibagikan kepada peserta didik di akhir
pembelajaran. Lembar kerja ini adalah sebagai tes kemampuan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam memahami materi sebelum diterapkannya metode
pembelajaran Problem Based Learning.
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar peserta didik pra siklus pada peserta
didik kelas IV masih sangat rendah dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan yaitu 70 seperti terlihat pada tabel berikut:

25
Tabel. Tes Akhir Pada Tahap Pra Siklus
Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 ABDAN NU'MAN ALWAFIE L 50 Tidak Tuntas
2 AHMAT REPAI L 60 Tidak Tuntas
3 AMELIA P 40 Tidak Tuntas
4 ANDI LALA L 50 Tidak Tuntas
5 ANDIKA PRATAMA L 70 Tuntas
6 ARIAN SAPUTRA L 60 Tidak Tuntas
7 AVEP NUR RAMADAN L 30 Tidak Tuntas
8 AYU MAHARANI P 50 Tidak Tuntas
9 CAHAYA AMELIA SAFITRI P 30 Tidak Tuntas
10 CITRA CAHAYA AS-SYIFA P 70 Tuntas
11 DEA ADINDA P 60 Tidak Tuntas
12 DESXILA NAZUA KIRANA P 50 Tidak Tuntas
13 ELSA APRILIA P 70 Tuntas
14 FAJAR RAMA DHANI L 40 Tidak Tuntas
15 FEBY ADELIA P 20 Tidak Tuntas
16 INTAN NUR AINI P 70 Tuntas
17 JAKA TEGUH WIRANTO L 50 Tidak Tuntas
18 M BILAL L 60 Tidak Tuntas
19 M. KHADAFI FERNANDES L 40 Tidak Tuntas
20 MEYZIA PRATIWI P 50 Tidak Tuntas
Jumlah 820
Rata-rata 51,25

26
Table. Rekapitulasi Hasil Post Tes Pra Siklus
Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 20
Rata-rata nilai 51,25
Presentase Ketuntasan Belajar 25 %

Hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran didapat bahwa rata- rata
hasil belajar pada peserta didik yang berjumlah 20 peserta didik yang pada tahap pra
siklus adalah 51,25 yang masih berada dibawah rata-rata yang diinginkan yaitu
minimal 75. Sedangkan ketuntasan hasil belajar klasikal adalah 25 % yang berada di
bawah standar yang ditetapkan/ diinginkan yaitu minimal 75% berdasarkan dari data
yang diperoleh pada tahap pra siklus.
Data tersebut dijadikan pertimbangan untuk memecahkan masalah dengan
upaya-upaya perbaikan belajar agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Setelah mengamati secara langsung pada proses pembelajaran PAI kelas
IV pada tahap pra siklus, kemudian peneliti mendiskusikan bersama dengan kolaborator
penelitian yaitu guru lainnya untuk persiapan tahap berikutnya yaitu tahap siklus 1.
Sebelum melaksanakan siklus berikutnya ada beberapa hal yang dapat
diidentifikasi untuk pelaksanaan tindakan pada siklus 1 yaitu:
a. Pelaksanaan pembelajaran masih mendominasi pada komunikasi satu arah
b. Belum terfokuskan pada indikator dan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP.
Sementara itu, sumber pembelajaran masih tergantung pada buku cetak saja.
c. Adanya penerapan satu metode yaitu ceramah membuat peserta didik menjadi jenuh
dan perhatian peserta didik belum terfokus pada satu permasalahan.
d. Peserta didik belum terlibat aktif dalam pembelajaran karena hanya mencatat di
buku catatannya masing-masing

27
e. Guru tidak mengaktifkan peserta didik dengan cara memberikan pertanyaan untuk
dijawab peserta didik.
Dari refleksi di atas kemudian didiskusikan dengan guru kolaborator penelitian
untuk mencari solusi tersebut atau mendiskusikan tentang pendekatan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Solusi ataupun hasil
diskusi tersebut akan diterapkan menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu
pada siklus 1.

B. Hasil Penelitian Per Siklus


1. Analisis Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1
Kegiatan tindakan pada siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 3x35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2023,
sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 01 Agustus 2023. Materi
yang disampaikan pada pertemuan pertama Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul
Husna dan materi kedua adalah Membaca dan Menulis Surah Al Hujurat ayat 13 .
Pelaksanaan dilakukan selama dua kali pertemuan untuk memperkuat hasil yang
diperoleh pada pelaksanaan siklus pertama. Secara rinci diuraikan sebagai berikut :
Tanggal Pelaksanaan : 22 Juli 2023 & 01 Agustus 2023
Alokasi Waktu : 3 X 30 menit ( 3 JP )
Tujuan Pembelajaran : 3.10 Menjelaskan arti asmaul husna Al-
Malik, Al-Aziz,Al-Quddus, As-Salam
dan Al-Mukmin
4.10 Membuat karya kaligrafi Asmaul Husna
Al-Malik, Al-Aziz,Al-Quddus, As-
Salam dan Al-Mukmin
Indikator : 3.10.1 Peserta dapat meyakini bahwa dengan
Pembelajaran
Membaca Asmaul Husna(Al-Malik, Al-
Aziz,Al-Quddus, As-Salam dan Al-
Mukmin) dapat menjadikan hati tenang

3.10.2 Peserta didik dapat membaca Asmaul


Husna Al-Malik, Al-Aziz,Al-Quddus,
As-Salam dan Al-Mukmin dengan baik
3.10.3 Peserta didik mampu menghafal

28
Al-Malik, Al-Aziz,Al-Quddus, As-
Salam dan Al-Mukmin dengan baik

29
Materi Pembelajaran : 1. Al-Mālik adalah salah satu nama Allah Swt.
yang agung. Al-Mālik berarti Maharaja,
Penguasa atas semua makhluk-Nya. Allah Swt.
sendiri yang mengatur segala urusan mahkluk,
karena hanya Allah Swt. yang Mahakaya dan
Pemberi rezeki. Dia yang menguasai serta
mengatur kehidupan dan kematian semua
makhluk .
2. Al-‘Azīz adalah nama yang mencerminkan
kemuliaan dan kebesaran zatNya. Allah Swt.
mempunyai kedudukan yang Mahatinggi. Dia
pemilik tunggal segala kemuliaan dan Dia yang
memberikan kemuliaan kepada siapa saja yang
dikehendaki.
3. Al-Quddūs memiliki arti bahwa Allah Swt.
adalah Zat yang tersucikan dari segala macam
kekurangan. Allah Swt. adalah satu-satunya
sembahan bagi semua makhluk. Al-Quddūs
juga menunjukkan bahwa Allah Swt. Mahasuci
dari keserupaan makhluk dengan-Nya dan
Mahasuci dari adanya sesuatu yang
menyerupai-Nya.
4. As-Salām berarti Allah Swt. Mahasejahtera dan
Maha menyelamatkan. Makna yang terkandung
dalam Asmaulhusna ini adalah Dia selamat dari
segala aib maupun kekurangan karena

30
kesempurnaan Zat, sifat dan perbuatan-Nya.
Allah Swt. pemberi keselamatan pada hamba-
hamba-Nya.
5. Al-Mu’min mengandung arti bahwa Allah Swt.
adalah Tuhan yang memberi rasa aman pada
seluruh makhluk-Nya. Dialah yang mengayomi
dan menyediakan segala fasilitas bagi hamba-
hamba-Nya, sehingga mereka dapat hidup
tenteram. Karena Allah bersifat demikian, maka
kitapun harus berusaha untuk menciptakan
keamanan bagi setiap orang di sekeliling kita,
seperti keluarga, tetangga dan teman

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan melibatkan kolabotaror penelitian


yaitu Ibu Ratna Dewi, S.E. yang menjabat sebagai guru kelas. Dalam siklus 1 ini,
refleksi pada tahap pra siklus dijadikan acuan sebagai tindakan untuk mengatasi
masalah-masalah dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI di kelas IV
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

31
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran dan merancang skenario pembelajaran yang berorientasi pada
model pembelajaran Problem Based Learning. Disamping itu, peneliti juga
menyiapkan sarana dan media pembelajaran seperti buku paket dan berbagai
buku/bahan bacaan lain yang mendukung pembelajaran PAI materi Berakhlak
Mulia Dengan Lima Asmaul Husna.
Peneliti dan kolaborator sebelum melaksanakan tindakan pada tahap
siklus 1 melakukan diskusi terlebih dahulu tentang tindakan yang akan diambil
untuk menyelesaikan permasalahan yang didapat pada tahap pra siklus terutama
bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak menjenuhkan dan yang akan
membawa dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Tindakan tersebut
kemudian didiskusikan dengan kolaborator untuk menjadi alternatif pemecahan
masalah. Tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan pembelajaran yang ada di kelas dengan model pembelajaran
Problem Based Learning
2) Meninjau kembali rencana pelaksanaan pembelajaran pada tahap pra siklus
3) Pembelajaran akan lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik dengan
cara belajar berkelompok.
4) Setelah melakukan kegiatan dalam kelompok, peserta didik diminta
menyampaikan hasil kerja (presentasi) mereka dan kelompok lainnya
memberikan tanggapan.
5) Guru mengajak peserta didik aktif dengan melempar pertanyaan berkaitan
dengan materi tersebut.

b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Pada awal pembelajaran
guru memberikan informasi tentang jalannya

32
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat,
jelas, dan penuh suasana kehangatan. Kemudian guru
menyajikan materi pelajaran Bulan Ramadhan yang Indah dengan jelas. Pada
saat pembelajaran guru menyajikan suatu masalah kepada peserta didik yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Selanjutnya guru membagi peserta didik
menjadi beberapa berkelompok. Peserta didik diminta untuk berdiskusi
menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama. Ketika proses diskusi
kelompok, guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan
jika ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami
permasalahan yang disajikan
tersebut.
Setelah selesai berdiskusi, setiap kelompok mengomunikasikan hasil
diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya.
Kegiatan inti ditutup dengan kesimpulan dan penguatan oleh guru
terhadap materi pembelajaran yang sudah dilalui peserta didik dengan model
Problem Based Learning.
Berikutnya pada kegiatan penutup, guru memberikan post test kepada
seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja sama dalam
mengerjakan post test. Setelah peserta didik selesai mengerjakan post test
langsung dikoreksi untuk melihat hasil post test. Dari hasil post test siklus 1
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pokok bahasan
Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna, diperoleh data sebagai berikut:

33
Tabel
Tes Akhir Pada Siklus 1

Jenis
No Nama Peserta Didik Nilai Ketuntasan
Kelamin
1 ABDAN NU'MAN ALWAFIE L 70 Tuntas
2 AHMAT REPAI L 70 Tuntas
3 AMELIA P 60 Tidak Tuntas
4 ANDI LALA L 60 Tidak Tuntas
5 ANDIKA PRATAMA L 70 Tuntas
6 ARIAN SAPUTRA L 80 Tuntas
7 AVEP NUR RAMADAN L 80 Tuntas
8 AYU MAHARANI P 60 Tidak Tuntas
9 CAHAYA AMELIA SAFITRI P 60 Tidak Tuntas
10 CITRA CAHAYA AS-SYIFA P 70 Tuntas
11 DEA ADINDA P 70 Tuntas
12 DESXILA NAZUA KIRANA L 60 Tidak Tuntas
13 ELSA APRILIA P 80 Tuntas
14 FAJAR RAMA DHANI L 70 Tuntas
15 FEBY ADELIA P 60 Tidak Tuntas
16 INTAN NUR AINI P 90 Tuntas
17 JAKA TEGUH WIRANTO L 70 Tuntas
18 M BILAL L 70 Tuntas
19 M. KHADAFI FERNANDES L 60 Tidak Tuntas
20 MEYZIA PRATIWI P 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1.110
Rata-rata 69,38

Rakapitulasi Hasil Post Tes Siklus 1


Hasil Post Tes Pra Siklus
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Rata-rata nilai 69,38
Prosentase Ketuntasan Belajar 62,5 %

34
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir pembelajaran pada
Siklus 1 didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada tahap siklus 1 yaitu 69,38.
Sudah terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus 1 ini, namun
dari data yang diperoleh ada 6 peserta didik yang belum tuntas, sedangkan
rata-rata hasil belajar klasikal 62,5% yang

berada dibawah standar minimal 75%. Ini menunjukkan penelitian ini masih
belum maksimal dan masih perlu diadakan perbaikan.

35
c. Observasi
Data peningkatan penelitian peserta didik dalam pembelajaran PAI materi
Berakhlak Mulia Dengan Lima Asmaul Husna dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat diidentifikasi dari aktifitas peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Jumlah
Peserta Prosentase
No Aspek yang Diamati
Didik Aktifitas
(20 org)
Menyampaikan pertanyaan (hal
1 1 6,25%
yang kurang dimengerti)
Menjawab pertanyaan guru dalam
2 kegiatan pembelajaran / 3 18,75%
mengemukakan pendapat
3 Bekerja/ aktif dalam kelompok 9 56,25%
Mencatat materi pelajaran
4 12 75%
berlansung
Mengerjakan tugas / penilaian, dari
5 16 100%
guru.
Presentase aktifitas secara klasikal 51,25 %

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator peneliti


pada pelaksanaan model Problem Based Learning di kelas IV.pada siklus 1,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Pada pelaksanaan siklus I ini, masih banyak peserta didik yang tidak aktif
selama proses pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari masih adanya
peserta didik yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Pengamatan
keaktifan peserta didik dilakukan pada saat PBM berlangsung yang
dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator.

36
2) Hasil pengamatan menunjukkan hanya beberapa peserta didik yang aktif
dalam diskusi kelompok.
Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dengan menggunakan model
Problem Based Learning dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus
1 masih belum berhasil. Hal ini karena rata-rata ketuntasan belajar secara
klasikal peserta didik hanya mencapai 62,5% dan presentase keaktifan peserta
didik secara klasikal baru pada angka 51,5%.
d. Refleksi
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian tindakan kelas pada peserta didik kelas IV
UPTD SDN Kedung Ringin, kemudian mengadakan diskusi berkaitan dangan
pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning untuk membahas
tentang hal-hal yang harus diperbaiki berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus 1 ini guru
bersama peneliti melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran
tersebut dengan mendiskusikan kendala/ masalah yang dihadapi ketika berada di
kelas. Dari hasil evaluasi siklus menghasilkan beberapa catatan yang harus
direfleksikan pada pelaksanaan pembelajaran tahap siklus 2. Pada tahap siklus 1
ini sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik, namun masih
belum maksimal. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurang maksimalnya
pembelajaran pada siklus 1, diantaranya :
1) Masih ditemukannya peserta didik yang memanfaatkan kesempatan
pembelajaran ini untuk bermain, dibuktikan dengan mereka berjalan dan
mengganggu kelompok lain yang sedang bekerja.
2) Dalam pelaksanaan model pembelajaran, masih terdapat peserta didik
merasa kesulitan dalam memahami masalah yang disajikan, sehingga
menjadi bingung dan membutuhkan waktu yang lama bekerja dalam
kelompoknya.

37
3) Ada peserta didik yang masih merasa malu untuk tampil melakukan
presentasi, sehingga saling tunjuk, lempar tanggung jawab dan kurang
kerjasama antar anggota kelompok.
Permasalahan – permasalahan diatas diatasi dengan melakukan perencanaan
siklus beikutnya, yaitu:
1) Melakukan sosialisasi kembali agar peserta didik tidak mengalami kesulitan
lagi dalam memahami masalah yang diberikan dan dalam diskusi
kelompok.
2) Mengubah anggota kelompok agar distribusi peserta didik yang aktif bisa
merata. Distribusi peserta didik aktif dalam setiap kelompok diharapkan
dapat lebih membangun kerja sama antar peserta didik.
3) Kemudian guru kolaborator menyarankan dalam siklus selanjutnya (siklus
2) masalah yang akan diselesaikan agar lebih menarik bagi peserta didik.
Meskipun ada hal-hal yang tidak diharapkan muncul dalam pembelajaran,
namun hal ini yang dapat dijadikan pertimbangan untuk masuk ke siklus 2 agar
hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan melakukan perbaikan-
perbaikan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Sadia, I Wayan. “Pengembangan Kemampuan Berpikir Formal Siswa SMAMelalui


Penerapan Model Pembelajaran "Problem Based Learning" dan"Cycle
Learning" Dalam Pembelajaran Fisika”. dalam Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran UNDIKSHA Jakarta, No. 1 Th.XXXX Januari 2007.

Saifudin, Achmad. Upaya meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan


menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group, 2010.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS),
Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Cet. 1
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru).


Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Wiantinaisyah, dkk. Pembelajaran melalui metode PBL dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran.
http:/wiantimultiply.com/journal/item/7/.

Saputra Aidil (2014), Aplikasi Metode Contextual Teaching Learning (CTL) dalam
Pembelajaran PAI . Jurnal At-Ta’dib Volume VI, No. 1, Meulaboh: STAIN
Teungku Dirundeng Meulabo
Mahmud, dkk (2015). Pendidikan Agama Islam Berbasis Multientik, Yogyakarta:
Deepublish,

39

Anda mungkin juga menyukai