Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA MATERI MARI KITA SHOLAT KELAS IV

SD NEGERI 5 NGENEP KARANGPLOSO

Oleh :

KUSMAWAN. S.Pd.I

1
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM

JABATAN BACTH 1

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK

IBRAHIM

MALANG

2022

Proposal PTK

Judul Penelitian: Penerapan Model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil

belajar pada materi Mari Kita Sholat Sholat kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep

Karangploso.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar mengajar adalah sesuatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai

edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru

dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam

rangka perubahan prilaku peserta didik secara kontruktif. Hal ini sejalan dengan undang-

undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan

2
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif megembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Perubahan perilaku dalam belajar mencakup seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pendidikan dan Pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan perubahan yang

tampak pada siswa merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya. Apa

yang dicapai oleh siswa merupakan akibat dari proses yang ditempuhnya melalui

program dan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam proses belajar mengajarnya.

Namun pada kenyataannya kita menyadari selama ini tidak mudah bagi guru

untuk menjadikan peserta didik aktif dalam megembangkan potensi dirinya agar memiliki

kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu penyebabnya adalah kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan

masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi

masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa yang tidak dapat

menyelesaikannya dengan baik.

Berdasarkan kondisi tersebut peserta didik membutuhkan inovasi model

pembelajaran baru untuk merangsang daya tarik peserta didik untuk meningkatkan hasil

belajar PAI. Dalam konteks ini maka digunakan model pembelajaran Problem Based

Learning.

Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan

pembelajaran peserta didik pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan

sebagai suatu masalah yang sering ditemukan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dilakukan

3
penelitian dengan judul: Penerapan Model Problem Based Learning dalam

meningkatkan hasil belajar pada materi Mari Kita Sholat Sholat kelas IV di SD Negeri 5

Ngenep Karangploso.

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, disusunlah rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Apakah upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi problem based

learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.

2. Bagaimana penerapan strategi problem based learning dapat digunakan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan

Karangploso.

3. Sejauh mana efektifitas upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi

problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.

C. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian dari penelitian diatas adalah:

1. Untuk mengetahui Apakah upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan

strategi problem based learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan Karangploso.

2. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan strategi problem based learning dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5

ngenep kecamatan Karangploso.

3. Untuk mengetahui Sejauh mana efektifitas upaya pembelajaran PAI dengan

menggunakan strategi problem based learning dapat digunakan untuk

4
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 5 ngenep kecamatan

Karangploso.

D. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini maka diharapkan dapat dipetik manfaat-manfaat

sebagai berikut :

a. Secara teoritis keilmuaan

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai upaya meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi

Problem Based Learning ( PBL).

2. Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi dengan

model pengajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Penulis, memberikan kontribusi pengetahuan dan menambah wacana

wawasan keilmuan khususnya penggunaan strategi Problem Based Learning

( PBL).

2. Bagi guru,sebagai masukan tentang pembelajaran PAI dengn menggunakan

strategi Problem Based Learning ( PBL).dan bahan pertimbangan penggunaan

media yang beragam dalam pembelajaran.

3. Bagi peserta didik, dengan adanya inovasi dan strategi baru dari guru dapat

memungkinkan meningkatnya prestasi belajar peserta didik.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dalam penelitian ini, maka

peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :

5
1. Diduga upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi Problem Based

Learning ( PBL) dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.

2. Diduga penerapan strategi Problem Based Learning ( PBL).dalam pembelajaran

pai dapat terlaksana di siswa kelas IV SD Negeri 5 Ngenep

3. Diduga upaya pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi Problem Based

Learning ( PBL).sangat efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.

6
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar berakhir, maka

peserta didik memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar mempunyai peranan

penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam

kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk

mengetahui sebatas mana peserta didik dapat memahami serta mengerti materi

tersebut. Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap- sikap, apresiasi, abilitas, dan

keterampilan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) “hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Hamalik

(2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh

pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

ditetapkan”. Sedangkan, Winkel (2009) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan

bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang”. Hasil belajar merupakan

pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau proses belajar yang dinyatakan dalam

symbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak pada periode tertentu. Menurut “Susanto (2013: 5) perubahan yang terjadi pada diri

peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari belajar”.

Pengertian tentang hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto,

2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

7
keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi

pelajaran tertentu Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar peserta didik

pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian

yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah peserta didik

tersebut melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran serta bukti keberhasilan

yang telah dicapai oleh seseorang dengan melibatkan aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor, yang dinyatakan dalam symbol, huruf maupun kalimat.

B. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) adalah Model pembelajaran berbasis

masalah atau dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) adalah model

pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa berupaya menemukan

pemecahan masalah dengan menggunakan informasi dari berbagai sumber serta

pengalaman sehari-hari. Problem Based Learning (PBL) membiasakan siswa untuk

percaya diri dalam menghadapi masalah dengan membantu siswa untuk

mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan menyelesaikan

masalah.

Model pembelajaran problem based learning (PBL) menurut Ni Made

adalah Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang

mengajarkan siswa bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk

menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui,

mengumpulkan informasi dan secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya

berdasarkan data yang telah dikumpulkan. (2008:76)

8
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa untuk belajar menggunakan

konsep apa yang mereka pahami dan mengumpulkan informasi sebanyak banyaknya.

Dalam PBL juga dibutuhkan kerjasama yang kuat antar siswa. Mereka

akan bekerjasama dalam mengumpulkan informasi dan menemukan hipotesis

permasalahan untuk kemudian secara bersama-sama saling menukar informasi

untuk mencari jalan keluar dari sebuah permasalahan yang sedang dianalisis.

2. Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki prosedur yang jelas dalam

melibatkan siswa untuk mengidentifikasi permasalahan. Menurut Mohammad Nur

(Rusmono, 2014:81) langkah-langkah atau tahapan pembelajaran model Problem

Based Learning adalah sebagai berikut :

1) Tahap 1 : Mengorganisasikan siswa kepada masalah.

2) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

3) Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

4) Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta

pameran

5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Berdasarkan langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh Mohammad

Nur, penulis menyimpulkan langkah-langkah atau sintaks dalam menggunakan

model PBL yaitu:

1) Pengenalan masalah kepada siswa berdasarkan materi yang diajarkan

kepada siswa.

2) Siswa diorgaisasikan dalam beberapa kelompok untuk melakukan diskusi

dalam penyelesaian masalah.

3) Hasil analisis kelompok siswa dipresentasikan kepada kelompok siswa

9
yang lain.

4) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi mengenai hasil

penyelidikan yang dilakukan oleh siswa.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL)

Secara umum terdapat kelebihan serta kekurangan dalam setiap model

pembelajaran, begitu pula dengan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL). Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berdasarkan masalah

menurut Sanjaya (2006:220) akan penulis jabarkan sebagai berikut:

1) Kelebihan Model Pembelajaran PBL

a) Pemecahan masalah merupakan teknik yang bagus untuk memahami isi

pembelajaran.

b) Pemecahan masalah dapat merangsang kemampuan siswa untuk

menemukan pengetahuan baru bagi mereka.

c) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengembangkan

pengetahuannya serta dapat digunakan sebagai evaluasi diri terhadap hasil

maupun proses belajar.

e) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk berlatih berfikir dalam

menghadapi sesuatu.

f) Pemecahan masalah dianggap menyenangkan dan lebih digemari siswa.

g) Pemecahan masalah memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan mereka dalam kehidupan nyata.

2) Kelemahan dari Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

adalah sebagai berikut :

a) Persiapan pembelajaran yaitu mengenai alat dan konsep yang kompleks.

b) Sulitnya Mencari Problem yang Relevan.

10
c) Konsumsi Waktu.

3.Manfaat Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Sudjana “manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey

adalah metode pemecahan masalah. Tugas guru adalah membantu para peserta didik

merumuskan tugas-tugas, dan bukan menyajikan tugas-tugas pelajaran. Objek pelajaran

tidak dipelajari dari buku, tetapi dari masalah yang ada di sekitarnya

11
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian yaitu cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Suhasirmi arikunto

memberikan definisi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian yang di lakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1.

Merencanakan, 2. Melaksanakan, 3. Mereflesikan tindakan tujuan memperbaiki kinerja

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Perlakuannya adalah

membuktikan apakah upaya Pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi Problem

Based Learning ( PBL).dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar Bagi Siswa

Kelas IV di SD Negeri 5 Ngenep Karangploso.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah. Seluruh siswa kelas IV di SD

Negeri 5 Ngenep Karangploso.Kabupaten Malang. Dengan jumlah keseluruhan adalah 22

orang siswa.

Peneliti mengambil sampel tersebut karena peneliti ingin membandingkan tingkat

prestasi Belajar siswa IV yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis Problem

Based Learning ( PBL). dengan siswa kelas IV yang tidak menggunakan strategi Problem

Based Learning ( PBL).

12
C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 20 Mei 2022 sampai 15 juni 2022 di kels IV

SD Negeri 5 Ngenep Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.

D. Desain (Model Penelitian)

Penelitian Tindakan Kelas Secara garis besar terdapat 4 tahapan model PTK,

yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi. Adapun siklus yang dipakai

dalam penelitian menggunakan 3 siklus.

E. Metode Pengumpulan Data

1) Dokumentasi

Yakni digunakan untuk mengetahui dan mendaftarkan daftar nama peserta didik yang

menjadi sampel penelitian.

2) Observasi

Peneliti dalam mencari data dengan terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang

diteliti.

3) Lembar Kerja

Dengan memberikan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik pada tiap siklus yang

bertujuan untuk mengetahui keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

4) Angket

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

6) Tes

Tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan perbandingan (komparatif) hasil prestasi

Belajar siswa kelas IV yang menggunakan strategi pembelajaran berbasis Problem Based

Learning ( PBL).) dengan siswa kelas V yang tidak menggunakan strategi Problem Based

Learning ( PBL). sebagai evaluasi setelah pembelajaran berlangsung.

7) Teknik Komparatif/Studi Perbandingan

13
Peneliti juga manggunakan teknik pengumpulan data dengan studi komparatif (studi

perbandingan), yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan membandingkan tingkat tingkat

pemahaman siswa.

F. Instrumen Penelitian (Pengumpulan Data)

Instrumen yang digunakan dalam Penelitian adalah:

a. Tes

Tes oleh peneliti digunakan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan dalam PBM di kelas. Dan menguji sejauh mana efektifitas strategi Problem

Based Learning ( PBL).serta digunakan peneliti untuk mendapatkan perbandingan

(komparatif) hasil prestasi Belajar siswa kelas IV yang menggunakan strategi Problem

Based Learning ( PBL).dengan siswa kelas IV yang tidak menggunakan strategi

pembelajaran berbasis Problem Based Learning (PBL).sebagai evaluasi setelah

pembelajaran berlangsung.

b. Angket pemahaman materi (Mengukur Prestasi Belajar)

Angket ini berupa petanyaan yang diajukan kepada siswa mengenai pendapat siswa

tentang materi pembelajaran pai yang telah diajarkan di kelas yang dapat mengukur

paham tidaknya siswa tersebut terhadap materi tersebut. Angket pemahaman materi ini

digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sesudah diterapkannya strategi

Problem Based Learning ( PBL).) oleh sampel siswa. Dan sebagai studi perbandingan

prestasi belajar dari populasi siswa kelas IV SD Negeri 5 Ngenep Kecamatan

Karangploso Kabupaten Malang.yang menggunakan strategi Problem Based Learning

( PBL) dengan yang tidak menggunakannya.

c. Lembar Observasi Prestasi Belajar siswa.

Lembar Observasi ini digunakan peneliti untuk mengevaluasi penelitiannya nantinya.

Lembar ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana sikap sosial, sikap spiritual,

keaktifan, serta pemahaman siswa yang berlangsung di kelas ketika guru menggunakan

strategi Problem Based Learning ( PBL) selama proses pembelajaran berlangsung.

14
d. Wawancara

Wawancara disusun untuk menerangkan hal-hal yang kurang jelas pada saat observasi.

Selain itu juga mempermudah tanya jawab dengan siswa dan guru tentang bagaimana

tanggapan pembelajaran yng di laksanakan.

e. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai hasil prestasi belajar PAI,

yang diperoleh melalui Praktek dan tes tulis oleh Siswa-siswi kelas IV di SD Negeri 5

Ngenep Karangploso Kabupaten Malang.. Dan juga dokumentasi digunakan untuk

mengetahui suasana kelas selama PBM berlangsung. Alat yang digunakan berupa kamera

digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama proses belajar mengajar

serta alat tulis untuk merekap hasil angket, wawancara, observasi, dan tes hasil belajar.

G. Prosedur Penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada

pembelajaran PAI melalui strategi Problem Based Learning ( PBL) peneliti melaksanakan

penelitian di kelas IV dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Siklus I :

*Perencanaan (Planning)

Pada kegiatan ini peneliti yang sekaligus guru PAI mencari data pada siswa yang

dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan materi pembelajaran pai kelas IV. Setelah

itu peneliti mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa.

Peneliti menyiapkan angket, tes, dan lembar observasi untuk digunakan sebagai

data hasil belajar siswa agar peneliti mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

*Pelaksanaan (Acting)

Melaksanakan program pembelajaran berbasis masalah.

15
Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang

merangsang siswa untuk berpikir agar siswa dapat menemukan masalah.

Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memerhatikan reaksi seluruh siswa.

Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal

20 Mei 2020 di Kelas IV jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes siklus I 75,05

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 14

3 Persentase ketuntasan belajar 70%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran

model Gabungan Ceramah dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 75,05 dan ketuntasan belajar mencapai 70% atau ada 14 siswa dari 20 siswa sudah

16
tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 70%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan

dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran

Problem based learning(PBL)

*Refleksi

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil

pengamatan sebagai berikut:

1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan

tujuan pembelajaran

2. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu

3. Siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung

*Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat

kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung

dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-

informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga

siswa bisa lebih antusias.

kegietan refisi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai pelaksanaaan dan

pengamatan. Pada tahap ini peneliti dan guru menganalisis, mensintesis, menjelaskan,

dan menyipulkan pelakanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan hasil

17
pengamatan, semua data yang diperoleh di reflesikan dan di diskusikan oleh peneliti

untuk dijadikan evaluasi bahan pertimbangan pada siklus selanjutnya.

Siklus II
Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus 2 dilaksanakan dalam 1 kali
pertemuan dengan waktu 4 x 35 menit atau 4 jam pelajaran. Siklus kedua terdiri
dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi,
seperti berikut ini:

a. Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan mata pelajaran PAI;

3) Membuat lembar observasi kegiatan peserta didik;

4) Menyusun LKPD

5) Menyusun Instrumen Penilaian RPP Siklus 2;

6) Menyiapkan Media Pembelajaran berupa Video.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pendahuluan
Penanaman Akhlaq Pagi

• Pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam dan berdoa


bersama dipimpin salah satu peserta didik. Religius

• Guru memeriksa kehadiran dan kedaan emosional peserta didik melalui


tepuk - tepuk

• Guru menyapa peserta didik ( Warming Up) Aperpepsi

• Recalling : Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan


dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya.

• Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang


akan dilakukan.

18
Motivasi

• Memberikan gambaran tentang syarat wajib sholat dan syah sholat

• Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung.

• Mengajukan pertanyaan kesiapan belajar peserta didik.

• Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan


perhatian pada topik materi : syarat wajib sholat dan syarat sah sholat

Pemberian Acuan

• Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan


saat ini.

• Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai


dengan langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan inti

Materi : mari kita sholat

Sintak Pendekatan Pembelajaran Saintifik

 Mengamati
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengamati Video yang
disajikan Guru..

 menyimpulkan
Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencatat hal – hal
peting yang ada dalam video dan menuliskannya di LKPD

dengan merangkum yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati untuk
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan
pertanyaan untuk membentuk kemampuan berfikir kritis

Masing-masing Kelompok mempresentasikan hasil Kerja Kelompoknya dengan


ditanggapi aktif oleh peserta didik/kelompok yang lainnya.

 Menalar
Peserta didik mempresentasikan hasil rangkumannya dengan maju satu persatu
secara acak dengan menggunakan pesawat terbang

19
 Mongkomunikasikan
• Tanya Jawab materi kepada teman yang melakukan presentasi.
• Masing masing anak mengerjakan rangkuman
• Diskusi bersama terkait kesimpulan
• Guru memberikan umpan balik dan penguatan

 Tindak Lanjut
Membuktikan kembali tentang kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan
berupa Penugasan mengerjakan soal.

3) Penutup
• Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung ;
 Bagaimana pemahaman pembelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan selama pembelajaran?
• Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dalam Pesan
Singkat.
• Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
• Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang peserta didik.
• Salam

c. Observasi
1. Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus II
Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus II dengan menerapkan metode based
learning dapat dilihat dari tabel berikut :

20
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1 Nilai rata-rata tes siklus I 77

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15

3 Persentase ketuntasan belajar 75%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran

model problem based learning dan Tugas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 77dan ketuntasan belajar mencapai 75% atau ada 15 siswa dari 20 siswa sudah

tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal

siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai  70 hanya sebesar 75%

lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini

disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan

dan digunakan guru dengan menerapkan pembelajaran Model strategi pembelajaran

Problem based learning(PBL). Dan perlu dilakukan dengan siklus ketiga.

21

Anda mungkin juga menyukai