2, Oktober 2021
Abstrak: Kurikulum 2013 muncul sebagai upaya dari pengembangan kurikulum sebelumnya
dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang interaktif, efektif, dan tentunya lebih produktif.
Berbagai keuntungan diperoleh guru dari kurikulum ini diantaranya yaitu guru bisa lebih
leluasa dalam mengembangkan bahan ajar agar peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Penelitian disini spesifik membahas pengembangan bahan ajar PAI oleh guru di SD
Kebonagung Madiun. Rumusan masalahnya mengenai kondisi objektif sumber bahan ajar PAI,
problematika yang dihadapi guru PAI dalam pengembangan bahan ajar, dan yang terakhir
tentang langkah-langkah yang dilakukan guru PAI untuk mengembangkan bahan ajar di SD
Kebonagung Madiun. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan
jenis studi kasus. Hasil yang didapat ialah kondisi objektif bahan ajar sesuai dengan Kurikulum
2013, guru bertanggung jawab dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sedangkan
pokok materi PAI yang telah ditentukan dikembangkan sendiri oleh guru. Problematika yang
dihadapi guru yaitu penentuan bahan ajar yang relevan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasarnya, sarana prasarana yang kurang, serta problem yang muncul dari peserta
didik yang kurang paham terhadap materi ditambah dengan sumber bahan ajar yang terbatas.
Langkah-langkah dalam pengembangan bahan ajar sudah relevan dengan standar proses, guru
telah memilih bahan ajar sesuai dengan standar kompetensi, menggunakan strategi yang yang
bervariasi serta menerapkan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013.
Abstract: 2013 curriculum emerged as an effort from the previous curriculum development in
order to realize interactive, effective, and certainly more productive learning. Various
advantages were obtained by teachers from this curriculum, including the teacher could be
more flexible in developing teaching materials so that students can develop optimally. The
research here specifically discusses the development of Islamic Religious Education teaching
materials by teachers at Kebonagung Elementary School, Madiun. The formulation of the
problem was regarding the objective conditions of Islamic Religious Education teaching
materials, the problems faced by the teachers in developing teaching materials and finally the
steps taken by Islamic Religious Education teachers to develop teaching materials at
Kebonagung Elementary School, Madiun. The approach used in this research was qualitative
with the type of case study. The results obtained are the objective conditions of teaching
materials in accordance with the 2013 Curriculum, the teacher is responsible for preparing
learning implementation plans while the Islamic Religious Education subject matter that has
been determined is developed by the teacher himself. The problems faced by teachers are the
determination of teaching materials that are relevant to competency standards and basic
competencies, lack of infrastructure and problems that arise from students who do not
understand the material coupled with limited sources of teaching materials. The steps in
developing teaching materials are relevant to the standard process, the teacher has selected
95
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
teaching materials in accordance with competency standards, used varied strategies, and
implemented learning evaluations in accordance with the 2013 curriculum.
96
SITTAH: Journal of Primary Education, Vol. 2 No. 2, Oktober 2021
peristiwa sejarah, peneladanan terhadap Problem lainnya adalah jumlah guru PAI
tokoh Islam, serta mampu mengaitkan yang tidak sesuai dengan rasio kelas yang
dengan situasi saat ini dalam rangka ada di SD tersebut. Ditambah dengan sarana
pengembangan peradaban Islam sendiri. prasarana dan sumber belajar yang serba
Khusus pada materi Sejarah Islam, dengan terbatas.
mempelajari materi ini siswa diharapkan Munculnya problematika yang
mampu untuk mengetahui peristiwa yang dialami oleh guru PAI di SD Kebonagung
dialami oleh umat Islam di masa lampau menyebabkan penyusunan maupun
baik dari segi kejayaannya sampai pada pengembangan bahan ajar menjadi sangat
masa kemundurannya. Sejarah harus bisa terkendala. Padahal bahan ajar merupakan
menjadi refleksi historis tidak hanya sekedar unsur inti dari suatu kegiatan pembelajaran,
romantisme semata, pada intinya belajar baik guru maupun penyusun kurikulum pada
Sejarah Islam harus bisa menjadi tambahan umumnya tidak boleh melupakan urgensi
semangat agar bisa mengukir peradaban dari bahan ajar karena hal tersebut dapat
Islam yang baru (Mansur, 2004). menyebabkan tujuan dari pendidikan tidak
Hasil dari observasi awal di SD tercapai dengan baik (Arikunto, 1993).
Kebonagung Madiun didapatkan temuan Bahan ajar yang baik ialah yang sesuai
bahwa masih adanya kekurangan dari dengan situasi dan kondisi siswa pada saat
pembelajaran PAI di SD tersebut, seperti itu, guru diharapkan dapat mengembangkan
banyak siswa yang kurang konsentrasi bahan ajar setelah melalui proses berpikir
terhadap pelajaran PAI karena ramai sendiri, panjang dan kreatif agar benar-benar
mengantuk, melamun, serta banyak yang tercipta bahan ajar yang bisa menambah
malu saat ditanya atau diminta untuk pengetahuan siswa secara optimal.
menjelaskan kembali materi yang Adapun yang menjadi rumusan
disampaikan oleh guru. Padahal mata masalah dalam penelitian ini ialah: (1)
pelajaran PAI khususnya aspek Sejarah Bagaimana kondisi objektif sumber bahan
Islam diperlukan konsentrasi yang lebih dari ajar mata pelajaran PAI di SD Kebonagung
siswa agar bisa paham terhadap pelajaran. Madiun; (2) Apa permasalahan yang
Adapun masalah yang dihadapi guru dihadapi oleh guru mata pelajaran PAI di SD
yaitu padatnya jam pelajaran, tepatnya Kebonagung Madiun dalam
hanya dua jam dari satu minggu sehingga mengembangkan sumber bahan ajar serta
menuntut guru mau tidak mau harus bisa solusinya; (3) Bagaimanakah langkah-
menyampaikan materi PAI sebaik mungkin langkah yang dilakukan oleh guru mata
sehingga bisa dipahami oleh siswa di kelas.
97
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
98
SITTAH: Journal of Primary Education, Vol. 2 No. 2, Oktober 2021
akan disampaikan kepada siswanya maupun karena unsur dari mata pelajaran PAI sendiri
dikembangkan sendiri oleh guru sesuai sangat banyak sehingga tidak
dengan kreatifitasnya masing-masing. Data memungkinkan terjadi pemahaman yang
yang berhasil didapatkan oleh peneliti maksimal dari siswa-siswa yang belajar
terkait dengan kondisi objektif bahan ajar tersebut. Oleh karena itu, guru PAI dituntut
mata pelajaran PAI di SD Kebonagung untuk bisa mengembangkan bahan ajar
Madiun telah sesuai dengan Kurikulum sekreatif mungkin termasuk menggunakan
2013. Guru benar-benar bertanggung jawab banyak referensi-referensi sebagai dasar
untuk membuat Rencana Pelaksanaan pengembangan bahan ajarnya.
Pembelajaran (RPP) sebelum memulai Dari pemaparan data di atas, penulis
kegiatan belajar di kelas. Sedangkan untuk dapat menganalisa bahwa kondisi objektif
mata pelajaran PAI sendiri guru tinggal bahan ajar mata pelajaran PAI di SD
mengelaborasi dan menyampaikan kepada Kebonagung Madiun benar-benar sesuai
siswa-siswanya sesuai dengan ketentuan dengan Kurikulum 2013. Setiap akan
dari pusat. melangsungkan pembelajaran di kelas guru
Dalam menyampaikan bahan ajar PAI sudah menyiapkan rencana pelaksanaan
di SD Kebonagung Madiun, selain pembelajaran terlebih dahulu dengan
menggunakan buku paket serta lembar kerja mencari sumber bahan ajar dari berbagai
siswa atau LKS guru juga menggunakan referensi yang disesuaikan dengan kondisi
berbagai sumber bahan ajar yang sesuai dan situasi siswanya di kelas.
dengan materi PAI yang diajarkan di kelas. Analisa selanjutnya dari penulis
Bahan ajar lainnya yang digunakan antara sebagaimana yang diungkapkan oleh Susilo
lain peta dunia, globe, video ataupun film (2008), bahan ajar PAI di SD Kebonagung
sejarah yang terjadi pada peradaban umat Madiun meliputi dua unsur yaitu tertulis dan
Islam terdahulu. Penggunaan referensi buku tidak tertulis. Karena pada dasarnya, aspek
buku maupun kitab-kitab lainnya yang yang harus terkandung di dalam bahan ajar
berhubungan dengan sejarah Islam seperti sendiri ialah aspek kognisi, afektif, serta
Sirah Nabawi juga dilakukan. psikomotor. Dalam pengembangan bahan
Pengembangan bahan ajar mata ajar juga harus sesuai dengan unsur lainnya
pelajaran PAI di sekolah dasar tidak hanya meliputi prinsip, fakta, konsep, dan aturan
berfokus pada buku-buku rujukan saja. Hal prosedur yang harus ditaati oleh setiap guru
ini mengandung arti bahwa guru PAI tingkat dalam mengembangkan bahan ajar materi
sekolah dasar tidak boleh hanya memakai pembelajaran.
satu sumber bahan ajar terutama buku cetak
99
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
100
SITTAH: Journal of Primary Education, Vol. 2 No. 2, Oktober 2021
dalam bidangnya masing-masing dengan sumber bahan ajar dan cara penyelesaiannya
mengadakan musyawarah bersama untuk adalah bervariasi. Masalah yang dihadapi
meningkatkan kinerja guru yang lebih guru dalam mengembangkan sumber bahan
profesional dan guru-guru di SD ajar adalah memilih dan menentukan materi
Kebonagung juga sering mengikuti atau bahan ajar PAI yang tepat sesuai
workshop di lembaga-lembaga pendidikan dengan standar kompetensi dan kompetensi
mengenai peningkatan mutu pendidikan. dasar, kurangnya sarana prasarana, dan
Akan tetapi di samping masalah masalah yang timbul pada peserta didik
minimnya sarana prasarana, masalah juga yang kurang bisa memahami materi, serta
sering disebabkan oleh peserta didik sendiri, sumber bahan ajar yang kurang memadai.
yaitu ketika guru sudah menyusun bahan Maka dari itu guru berusaha
ajar dengan baik, pada saat proses kegiatan mengatasi masalah-masalah tersebut dengan
belajar mengajar siswa belum mampu tidak hanya menggunakan buku paket dan
menangkap materi yang sudah disampaikan. LKS saja tetapi menggunakan banyak
Misalnya guru menggunakan metode kerja referensi sebagai bahan rujukan, menambah
kelompok dengan bahan ajar berupa materi sarana prasarana, mengadakan musyawaroh
yang diambil dari buku paket dan Lembar bersama untuk meningkatkan kinerja dari
Kerja Siswa atau LKS, akan tetapi setelah guru PAI, dan mengikuti workshop di
memakai metode tersebut di akhir lembaga-lembaga pendidikan. Sikap yang
pembelajaran siswa belum mampu diambil guru dalam menghadapi
memahami poin-poin penting yang ada permasalahan tersebut sudah sesuai dengan
dalam materi. Maka dari sini dapat PERMENDIKNAS Nomor 16 Tahun 2007
disimpulkan bahwa guru perlu tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
mengevaluasi dan mengubah strategi atau Kompetensi Guru.
metode dan mencari bahan ajar yang lebih
memudahkan siswa dalam memahami Langkah-Langkah Pengembangan
materi. Sebagaimana pendapat Darwyan Bahan Ajar Mata Pelajaran PAI
Syah bahwa penilaian terhadap relevansi Kegiatan mengajar adalah pekerjaan
materi dengan hasil belajar perlu dilakukan seorang akademisi yang profesional.
secara terus menerus (Syah, 2007). Faktanya, banyak sekali pengajar yang tidak
Dari keterangan-keterangan di atas, mempunyai karakter seperti itu, mereka
dapat dianalisis bahwa masalah-masalah pergi ke kelas tanpa membuat rencana
yang dihadapi guru mata pelajaran PAI di pelaksanaan pembelajaran sama sekali
SD Kebonagung dalam pengembangan karena mengajar dianggap sebuah rutinitas
101
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
102
SITTAH: Journal of Primary Education, Vol. 2 No. 2, Oktober 2021
dengan beberapa jenis yaitu tertulis maupun terdiri dari materi materi ataupun bahan ajar
tidak tertulis (ujian lisan) berupa tes dan yang bisa mendukung ketercapaian standar
non-tes. Pengamatan kerja, penilaian sikap, kompetensi dan kompetensi dasar.
penilaian hasil karya berupa proyek tertentu Dari keterangan di atas, dapat
maupun penggunaan portofolio serta diketahui langkah-langkah yang dilakukan
penilaian terhadap diri sendiri pada mata guru mata pelajaran PAI di SD Kebonagung
pelajaran PAI lebih ditekankan pada Madiun dalam mengembangkan sumber
perubahan tingkah laku dan menumbuh bahan ajar mata pelajaran PAI adalah: (1)
kembangkan nilai-nilai keimanan dan Mengetahui terlebih dahulu Standar
ketakwaan (tauhid) serta akhlak yang terpuji Kompetensi, Kompetensi Dasar berikut
melalui pemberian, pengembangan dengan indikatornya; (2) Mengidentifikasi
pengetahuan, pembiasaan, penghayatan, apakah materi yang termasuk dalam unsur
serta pengalaman peserta didik untuk kognisi, afektif, maupun psikomotor; (3)
menjadi seorang yang terus bertambah rasa Setelah itu materi tersebut disusun
ke-imanan dan ketaqwaannya kepada Allah berdasarkan standar kompetensi,
SWT. kompetensi dasar, serta indikator; Langkah
Dalam persiapan penyusunan rencana terakhir adalah dengan (4) Menentukan serta
pembelajaran seorang guru harus mencari sumber bahan ajar yang sesuai
mempersiapkan materi pembelajaran atau dengan tema yang akan diajarkan.
bahan ajar, kemudian sumber bahan ajar, Analisis dari peneliti, hal yang ada di
dan metode pembelajaran. Disamping itu, SD Kebonagung Madiun tersebut sesuai
guru juga harus mempersiapkan evaluasi dengan apa yang diutarakan oleh Susilo
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman (2008) dikatakan bahwa, bahan ajar
siswanya atas materi yang telah sebenarnya dibagi menjadi beberapa
disampaikan. Sesuai dengan standar proses macam, aspek kognisi terdiri dari unsur
satuan pendidikan dasar, dalam pemilihan prosedural, prinsip, konsep dan fakta.
bahan ajar harus diketahui terlebih dahulu Sedangkan bahan ajar unsur afektif
kriteria yang menjadi dasar atas pemilihan didalamnya terdapat motivasi, pemberian
bahan ajar tersebut. Adapun kriteria pokok sebuah respon, apresiasi, evaluasi serta
bahan ajar ataupun materi pembelajaran internalisasi kepada siswa. Yang terakhir
yaitu standar kompetensi serta kompetensi yaitu unsur psikomotor didalamnya terdiri
dasar. Hal ini mengandung pengertian dari sebuah kegiatan awal, kegiatan semi
bahwa, materi yang telah terpilih dan akan rutin, dan kegiatan rutin. Hal ini dilakukan
diajarkan oleh guru kepada siswanya harus karena adanya hubungan anatara kegiatan
103
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
belajar yang dilakukan oleh siswa di kelas atau rujukan dari buku ataupun kitab lain
dengan kreativitas yang dihasilkannya yang mendukung proses pembelajaran.
(Rohimah et al., 2020). Bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi
Maka dari itu, bahan ajar dari materi beberapa kategori, tetapi yang digunakan
pelajaran PAI harus dapat memberikan dalam pembelajaran PAI di SD
pengetahuan serta kecakapan dalam KebonagungMadiun, adalah: a) Bahan ajar
memecahkan masalah dalam kehidupan cetak antara lain, buku paket, modul, lembar
sehari-hari termasuk juga dapat kerja siswa, globe, peta, dan kitab Sirah
menumbuhkan keterampilan peserta didik Nabawi. b) Bahan ajar pandang dengar
serta memupuk sikap yang baik dalam diri (audio visual) seperti video atau film, orang
peserta didik tersebut. Intinya, dalam atau narasumber.
mengajar mata pelajaran PAI seorang guru Setelah sumber-sumber bahan ajar
tidak hanya menyampaikan konten dari terpenuhi, maka yang perlu dipersiapkan
materi saja dengan tujuan siswa dapat oleh guru adalah metode yang sesuai dengan
memahami pelajaran, lebih dari itu guru materi pembelajaran PAI, sehingga tujuan
harus bisa menanamkan dalam diri siswa pembelajaran akan tercapai. Adapun metode
bahwa materi PAI yang diterimanya akan yang sering digunakan di SD Kebonagung
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari Madiun adalah ceramah, diskusi, metode
sehingga harus diamalkan. Selain kisah, metode suri teladan, dan tanya jawab.
penanaman nilai iman dan taqwa kepada Sebagaimana pendapat Oemar Hamalik
Allah SWT, guru PAI harus bisa bahwa, metode merupakan cara yang
memberikan teladan yang baik kepada digunakan untuk menyampaikan materi
siswanya agar ditiru sehingga lambat laun pelajaran dalam upaya mencapai tujuan
akan membentuk pribadi yang baik dalam kurikulum. Guru dalam menggunakan
diri siswa. Seperti halnya penelitian Seftiani metode pembelajaran haruslah bervariasai,
et al. (2020) yang menyatakan bahwa agar proses pembelajaran mata pelajaran
profesionalisme guru memberikan pengaruh PAI ini terasa menyenangkan dan menarik
terhadap motivasi belajar siswa. bagi siswa sehingga dengan upaya seperti itu
Langkah guru dalam mengembangkan siswa lebih cepat memahami materinya.
sumber bahan ajar mata pelajaran PAI Setelah rencana pelaksanaan
selanjutnya adalah dengan cara menentukan pembelajaran tersusun hal penting lainnya
sumber bahan ajar yang relevan dengan ialah adanya interaksi antara guru dan siswa
materi pembelajaran PAI. Jadi guru secara efektif dan optimal. Hal ini akan
berupaya untuk mengembangkan referensi menumbuhkan pengalaman belajar yang
104
SITTAH: Journal of Primary Education, Vol. 2 No. 2, Oktober 2021
105
Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam oleh Guru Tingkat Sekolah Dasar
Afif Syaiful Mahmudin
buku paket dan LKS saja tetapi dengan Kreativitas Peserta Didik
menggunakan banyak referensi sebagai Sekolah Dasar. SITTAH: Journal of
bahan rujukan, menambah sarana prasarana, Primary Education, 1(2), 149–164.
mengadakan musyawarah bersama untuk https://doi.org/10.30762/sittah.v1i2.2
meningkatkan kinerja guru, dan mengikuti 488
workshop di lembaga-lembaga pendidikan. Seftiani, S., Sesrita, A., & Suherman, I.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh (2020). Pengaruh Profesionalisme
guru mata pelajaran PAI di SD Kebonagung Guru Terhadap Motivasi Belajar
Madiun dalam mengembangkan sumber Siswa SD Negeri. SITTAH: Journal of
bahan ajar mata pelajaran PAI sudah sesuai Primary Education, 1(2), 125–138.
dengan standar proses. Dimana guru https://doi.org/10.30762/sittah.v1i2.2
menentukan materi pembelajaran atau 486
bahan ajar yang sesuai dengan pencapaian Sudjiono, N. (1991). Pembinaan dan
standar kompetensi dan kompetensi dasar, Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
mengidentifikasi jenis-jenis materi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
mengembangkan referensi atau sumber Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan
bahan ajar, menggunakan metode yang Kurikulum: Teori dan Praktek.
bervariasi, dan mengembangkan evaluasi Bandung: Remaja Rosdakarya.
sesuai dengan Kurikulum 2013. Susilo, M. J. (2008). Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Yogyakarta:
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (1993). Manajemen Syah, D. (2007). Perencanaan Sistem
Pengajaran Secara Manusiawi. Pengajaran Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta: Gaung Persada Press.
Majid, A. (2007). Perencanaan Wulandari, R. W., & Mundilarto, M. (2016).
Pembelajaran: Mengembangkan Kompetensi Pedagogik dan
Standar Kompetensi Guru. Bandung: Profesional Guru Fisika dalam
Remaja Rosdakarya. Melaksanakan Pendekatan Saintifik di
Mansur, M. (2004). Peradaban Islam dalam SMAN Sleman. JPFK: Jurnal
Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Global Pendidikan Fisika Dan Keilmuan,
Pustaka Utama. 2(2).https://doi.org/10.25273/jpfk.v2i
Rohimah, S. I., Hayu, W. R. R., & 2.701
Suherman, I. (2020). Hubungan
Kegiatan Belajar Peserta Didik
106