Kelas PIAUD
3A Kelompok 4
Oleh :
Puji dan syukur sepatutnya penulis persembahkan kehadirat Allah SWT atas berkat taufik
dan hidayahnya, makalah dengan judul, “Pengembangan Tematik Dalam Kurikulum Paud ” dapat
tersusun dan terselesaikan dengan tepat waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya hingga
akhir zaman.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Kurikulum Dan
Pembelajaran PAUD, Dosen Pengampu Fajarisman, S.Pd.I.M.Pd. Tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempurna dan banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya,
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ruang lingkup bidang pengembangan pada kurikulum anak usia dini
2. Untuk mengetahui cara pengembangan tema dalam kurikulum PAUD
BAB II
PEMBAHASAN
1
Vava Imam Agus Faisal, Pembelajaran Tematik Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kurikulum 2013(Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), hal.11
2
Kemendikbud. 2015. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud, hal. 2
3
Kartini, Waridah, IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN MELAWI (STKIP Melawi
Kartini Lombok), hal. 3
4
Kemendikbud. 2018. Pedoman Pengembangan Tema Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud, hal. 3-5
3. Kemenarikan
Artinya tema yang dipilih harus mempertimbangkan minat anak. Agar guru mengetahui bahwa tema
menarik bagi anak, maka bisa dilakukan identifikasi awal, misalnya dengan membaca bahasa tubuh
anak, kesukaan anak, kegiatan yang disenangi anak, dan lain-lain.Untuk lebih memberikan
kemenarikan minat belajar anak dan kebermaknaan suatu tema, guru dapat merumuskan tema dalam
bentuk kalimat yang in spiratif, baik dalam rumusan satu kata tunggal, frase, maupun dalam ben tuk
kalimat. Dalam memilih tema yang menarik bagi anak, guru dapat melakukan pengamatan terhadap
hal-hal yang dekat dengan anak baik secara fisik maupun pengalaman anak. Pengamatan terhadap
hal-hal yang menarik bagi anak dapat dilakukan oleh guru jauh-jauh hari sebelum guru menyusun
perencanaan pembelajaran.
4. Daya dukung
artinya pemilihan tema dise suaikan dengan kemampuan guru memahami tema dan ketersediaan
sarana prasarana pembelajaran yang ada dilingkungan sekitarnya. Pembahasan tema harus didukung
ketersediaan sumber belajar, misalnya buku-buku terkait tema, alat permainan edukatif, dan
narasumber (petani, nelayan, dan lain-lain).
5. Keinsidentalan
Artinya penetapan tema tetap bersifat fl eksibel atau luwes. Suatu tema diubah jika terdapat kejadian
insidental yang bermakna, maka kejadian tersebut disisipkan ke dalam pembelajaran yang diikuti
oleh anak, misalnya peristiwa banjir yang dialami anak dapat dijadikan tema insidental
menggantikan tema yang sudah direncanakan sebelumnya .
Menurut Pewira (2015)5,Ruang lingkup kurikulum anak usia dini meliputi dua bidang
pengembangan, yaitu:
Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan.
Bidang pengembangan pembentukan perilaku melalui pembiasaan meliputi pengembangan moral,
nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial emosional dan kemandirian.
Bidang pengembangan kemampuan dasar
Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan guru untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Pengembangan kemampuan
dasar meliputi:
1. Kemampuan berbahasa
2. Kognitif
3. Fisik/motorik
4. seni
5
Uswah Hasanah Pewira, Pembelajaran Tematik, (Jumat 18 September 2015), Hal. 8
2.2 Cara Pengembangan Tema Dalam Kurikulum PAUD
Menurut Kemendik (2018),6 Tema dikembangkan secara mandiri oleh guru di lembaga
PAUD masing-masing. Pe ngembangan tema di setiap lembaga dapat berbeda-beda sesuai dengan
lingkungan lembaga tersebut serta kondisi sarana dan prasarananya. Tema yang telah ditetapkan
atau terpilih akan dimasukkan ke dalam program semester yang nan tinya dilengkapi dengan alokasi
waktu ber dasarkan kedalaman dan keluasan dari setiap te ma yang dipilih. Untuk mendukung hal
tersebut diperlukan keterampilan guru dalam mengem bangkan tema. Pengembangan tema dapat
dilakukan dengan cara :
1. Melakukan pemetaan tema dengan menggunakan tabel Dalam pengembangan gagasan untuk
suatu tema, yang terbaik tema tersebut di kembangkan hingga sub-sub tema, tetapi dengan
pertimbangan keluasan dan kedalaman, maka tema boleh di kembangkan hingga sub tema saja.
Pada contoh berikut, disajikan ke ragaman pengembangan tema.
2. Melakukaan pemetaan tema dengan membuat webbing tema maping tema. Setiap tema yang
telah diidentifi kasi dikembangkan ke dalam subtema bah kan sub-sub tema dalam bentuk
diagram sepertiI jaring laba-laba,
6
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, PENGEMBANGAN TEMA PEMBELAJARAN (Jakarta, Maret 2018), hal. 9
3. Untuk pengembangan tema, guru harus mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :
Mengumpulkan informasi terkait tema dan subtema.
Menyiapkan bahan-bahan bacaan terkait tema dan subtema. Tidak semua satuan PAUD
memiliki buku yang memadai untuk mendukung tema, tetapi bukan alasan untuk tidak
mengenalkan buku pada anak-anak didiknya.
Menyiapkan media dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan bermain yang sesuai
dengan tema
Menyiapkan lingkungan main sesuai dengan tema.
Menyiapkan kegiatan-kegiatan main sesuai dengan tema (awal, selama, dan puncak tema).
Macam kegiatan akan selalu sama dari minggu ke minggu, tetapi isi kegiatan main disesuaikan
dengan tema.
4. Merumuskan Kompetensi Dasar Dan Materi Pembelajaran
Proses pembelajaran menggunakan tema dapat membantu guru dalam mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan. Saat membahas tema bersama anak, guru dapat memasukkan semua
pengetahuan sikap dan keterampilan ke dalam tema tersebut sesuai dengan kompetensi dasar yang
sudah ditetapkan.
5. Puncak Tema
Menurut Direktorat PAUD (2015)7, Untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema,
maka pada setiap akhir tema perlu dikokohkan dengan puncak tema. Kegiatan puncak tema bersifat
menggembirakan, penguatan sikap, pengetahuan, keterampilan yang melibatkan berbagai pihak
terutama orang tua/keluarga. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara :
1. Berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema yang sudah
digunakan.
2. Mengajak anak untuk menceritakan kembali hasil karya selama penggunaan tema kepada
teman, orang tua dan atau keluarga.
3. Kunjungan lapangan dalam rangka penguatan kompetensi yang sudah dimiliki anak.
4. Mengundang orang tua untuk kegiatan bersama yang berkaitan dengan tema. Misalnya dalam
mengakhiri penggunaan tema “kelapa” guru dapat melibatkan orangtua untuk membuat
makanan di satuan PAUD dengan bahan-bahan dari kelapa (es kelapa, kue kelepon, dan
lainnya). Selain itu guru mengajak orangtua untuk mengapresiasi karya anak dari pohon dan
buah kelapa yang telah dibuat oleh anak seperti sapu lidi, gambar kolase dan lainnya.
7
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pedoman Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta Juli 2015), hal. 22
BAB III
PENUTU
P
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu melalui tema tertentu agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan efisien dengan hasil yang optimal. Pengertian lain pembelajaran
tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan
untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Munculnya tema atau kejadian yang
dialami ini akan menimbulkan suatu proses pembelajaran yang bermakna, dimana materi yang
dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang pengembangan yang ada dalam kurikulum
baik pengembangan fisik, motorik, social emosional, agama, seni, kognitif dan bahasa. Dengan cara
melakukan pemetaan tema dengan membuat tabel, mapping, guru harus mempersiapkan media
pembelajaran, merumuskan kompetensi dasar, dan puncak tema