Anda di halaman 1dari 36

“ PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI TENTANG KEKUASAAN ALLAH

MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL


PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS 7
MTs MEKARSARI”

LOKAKARYA

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Guru ( PPG) dalam jabatan
batch 3 QH 5 Tahun 2022

Oleh:
Khairani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
TAHUN 1444 H/ 2022 M
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Di dalam pendidikan menengah pertama terdapat pendidikan madrasah tsanawiyah


(MTs)atau setaradengan Sekolah Menengah pertama (SMP), madrasah ibtidaiyah yang di bawah
naungan kementrian agama dan ditempuh oleh siswa dalam waktu enam tahun. Kurikulum yang
ada di MTs sama dengan kurikulum yang ada di SMP/MTs terdapat lebih banyak pelajaran
tentang agama islam. Pelajaran agama islam di MTs adalah: Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak,
Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah suatu pembelajaran
yang diajarkan kepada siswa dalam memahami dan menerapkan isi kandungan dari Al-Qur’an
Hadits.
Tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an Hadits sendiri adalah untuk melatih siswa agar
dapat mengartikan Al-Qur’an dan Hadits, memahami isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits,
menulis Al-Qur’an dan Hadits, menghafal dan membaca Al-Qur’an dan Hadits. Di dalam
membaca Al-Qur’an terdapat panjang pendek dan hukum tajwid yang harus diperhatikan, karena
dalam membaca Al-Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid akan menjadikan bacaan tersebut
benar dan tepat sesuai dengan etika dalam membaca Al-Qur’an. Di dalam ilmu tajwid terdapat
banyak hukum bacaan. Salah satu dari hukum bacaan. Bacaan tajwid sangat penting digunakan
dalam membaca Al-Qur’an, agar tidak adanya kesalahandalam pengucapan serta panjang pendek
yang harus dibaca dalam Al-Qur’an.
Dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits di sekolah MTs Mekarsari pada materi Tentang
kekuasaan Allah, siswa belum sepenuhnya mampu memahami dan menerapkan hukum bacaan
tersebut. Pada kelas 7 masih banyak siswa yang belum bisa memberikan dan menunjukkan
contoh terhadap hukum bacaan mim sukun pada pelajaran Al-Qur’an Hadits, Agar pembelajaran
Al-Qur’an Hadits materi hukum bacaan mim sukun di sekolah dasar menjadi pembelajaran yang
produktif, strategi dan metode yang dikembangkan harus menunjang pencapaian tujuan dan
harus mengarahkan siswa pada kegiatan yang menumbuhkan keaktifan siswa.
Berdasarkan dari deskripsi di atas, maka peneliti ingin mengetahui keberhasilan dalam
penerapan Pembelajaran Model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadits materi tentang kekuasaan Allah kelas 7 Mts Mekarsari.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah ditulis oleh peneliti, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan pembelajaran Model pembelajaran problem based learning


(PBL) dalam meningkatkan hasil belajarmateri hukum bacaan mim sukun mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits bagi siswa kelas 7 Mts Mekarsari?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam materi tentang kekuasaan Allah
mata pelajaran Al-Qur’an Hadits setelah diterapkannya pembelajaran Model
pembelajaran problem based learning (PBL) bagi siswa kelas 7 Mts Mekarsari?

3. Tujuan Penelitian

Ditinjau dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Model pembelajaran problem based


learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar materi mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits bagi siswa kelas 7 Mts Mekarsari.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam materi tentang
kekuasaan Allah mata pelajaran Al-Qur’an Hadits setelah diterapkannya
pembelajaran Model pembelajaran problem based learning (PBL) bagi siswa
kelas 7 Mts Mekarsari
BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mencermati terhadap kegiatan
belajar berupa suatu tindakan yang diberikan oleh guru. Tindakan ini merupakan suatu tindakan
yang dilakukan oleh sekelompok siswa dengan bimbingan guru yang mengarah pada tujuan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

1. mengidentifikasi dan merumuskan masalah;

2. menganalisis masalah;

3. merumuskan hipotesis tindakan;

4. membuat rencana tindakan dan pemantauannya;

5. melaksanakan tindakan dan mengamatinya;

6. mengolah dan menafsirkan data; dan.

7. Melaporkan hasil data.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah suatu hasil dari usaha yang dilakukan oleh seseorang setelah adanya
proses kegiatan tindakan yang diberikan. Hasil belajar siswa dapat disimpulkan sebagai hasil dari
suatu usaha yang dilakukan oleh siswa setelah adanya kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Karena dilihat dari definisi belajar sendiri adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan perubahan perilaku yang baik di dalam dirinya.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Terdapat beberapa faktor yang ada di dalam proses hasil belajar seorang anak. Faktor
tersebut terdapat dalam diri seorang anak maupun dari luar diri seorang anak, yang biasa disebut
dengan faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, antara lain:
1. Kecerdasan anak

2. Kesiapan atau kematangan seorang anak

3. Bakat anak

4. Kemauan belajar Minat anak

5. Model penyajian materi yang diberikan oleh guru

3. Model pembelajaran problem based learning (PBL)

a. Pengertian Model pembelajaran problem based learning (PBL)

Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real word). Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. (Daryanto, 2014).
b. Tahapan model pembelajaran problem based learning

Dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning ada beberapa tahapan-
tahapan dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa yang relevan dengan topik yang akan
dikaji. Permasalahan yang diajukan merupakan permasalahan kompleks yang kurang
terstruktur dan terkait dengan situasi nyata. Problem yang disajikan harus dapat ditelaah
melalui pengembangan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah.
2. Siswa mendiskusikan permasalahan dalam kelompok kecil. Kelompok mengklarifikasi
fakta dan mencari hubungan konsep yang relevan. Anggota kelompok melakukan diskusi
berdasarkan pengetahuan awal mereka dalam upaya memahami permasalahan dan
mengajukan usulan solusi. Kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka
pahami dan perlu pelajari untuk menyelesaikan masalah.
3. Siswa atau kelompok membuat perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan.
Anggota kelompok berbagi peran untuk mempelajari fakta dan konsep atau
mempersiapkan kegiatan eksplorasi.
4. Masing-masing siswa melakukan penelusuran informasi atau observasi berdasarkan tugas
yang telah ditetapkan dalam diskusi kelompok.
5. Siswa kembali melakukan diskusi kelompok dan berbagi informasi. Informasi atau
pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji.
6. Kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas. Penyajian solusi
permasalahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan sebaiknya menggunakan teknologi
informasi (IT). Teman lain menanggapi hasil kerja yang ditayangkan.
7. Anggota kelompok melakukan pengkajian ulang (riview) terhadap proses penyelesaian
masalah yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota. Proses
penilaian diri dan penilaian teman sejawat dapat dilakukan pada tahap akhir sebagai
metode refleksi bagi kelompok dan metode penilaian bagi guru (Sani, 2014).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Peneliti mengambil subjek penelitian di Mts Mekarsari pada kelas 7 dengan jumlah siswa
sebanyak 28 siswa, dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil sebuah masalah yang terdapat pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits
dengan materi tentang kekuasaan Allah.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan PTK di Mts Mekarsari pada kelas 7 dan waktu pelaksaannya pada
semester 1 tahun ajaran 2022/2023
3. Deskripsi Per Siklus

Di dalam siklus I terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

a. Perencanaan

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan, yaitu

Siklus I

Di dalam siklus I terdapat komponen-komponen sebagai berikut:

a. Perencanaan

Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap


perencanaan, yaitu:
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan di
dalam kelas.
2. Menyusun instrumen wawancara guru dan wawancara siswa.

3. Menyusun instrumen lembar observasi kegiatan guru dan lembar kegiatan


observasi kegiatan siswa.
4. Menyusun instrumen penilaian.

5. Mempersiapkan media pembelajaran dalam melakukan sebuah pembelajaran di


dalam kelas sesuai strategi yang digunakan.
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti menerapkan dan melakukan secara langsung terhadap rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat di dalam tahap perencanaan.
c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap penerapan
pembelajaran Kooperatif pada materi hukum bacaan mim sukun kelas 7 Mts Mekarsari
d. Refleksi

Dengan adanya refleksi, tahap perbaikan atau replaning dapat dilakukan oleh peneliti.
Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah:
1. Mencatat hasil observasi yang telah dilakukan Mengevaluasi hal yang belum
mencapai tujuan yang diinginkan dalam observasi.
2. Melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan di dalam
kelas.
3. Mencatat adanya kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama untuk dijadikan
bahan dalam penyusunan rancangan pada siklus selanjutnya sampai tujuan dalam
penelitian tindakan kelas dapat tercapai.
Siklus II

a. Perencanaan

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dari refleksi yang sudah diperbaiki


pada siklus I.
2. Melakukan sebuah pengembangan dalam siklus I untuk tahap perbaikan pada
siklus II.
3. Mempersiapkan media pembelajaran yang diperlukan dalam melakukan proses
pembelajaran.
b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan rencana


pelaksanaan pembelajaran yang sudah diperbaiki pada tahap I,
c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti melakukan hal yang sama dengan pelaksanaan observasi
pada siklus I
d. Refleksi

Pada tahap refleksi siklus II, peneliti melakukan sebuah tindakan yang berupa refleksi
mengenai siklus I dan siklus II.
9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Mekarsari (MTs


MEKARSARI) Mekarsari, Kecamatan Mekarsari ,Kabupaten Barito Kuala,
Kalimantan Selatan.Subyek penelitian adalah siswa kelas 7 yang berjumlah 18 orang.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan
kemampuansiswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Untuk
itu direncanakan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya materi Tentang kekuasaan Allah melalui Model pembelajaran problem
based learning (PBL). Tindakan kelas yang akan
dilaksanakan dengan menerapkan Model
pembelajaran problem based learning (PBL). Pada pembelajaran Al- Qur’an Hadits
di kelas 7 dilakukan dengan cara pengamatan sebagai berikut:
1. Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran
dengan materi pelajaran tentang kekuasaaan Allah.
2. Pengamatan partisipasi yang dilakukan teman sejawat (guru) untuk mengamati
kegiatan pembelajaran 2 x(2x35 menit) siklus pertama sesuai tahapan –tahapan
proses Belajar mengajar dikelas.

B. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal (Pra Siklus)

Tahap pra siklus dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai pelajaran Tajwid
pada siswa sebelum dikakukan tindakan. Data yang diperoleh pada tahap pra siklus ini
di dapat melalui observasi dan pre test.
Tabel 1. hasil pra siklus adalah sebagai berikut.
No Nama Nilai Siklus I Keterangan
1 Adetiya Saputra 80 Tuntas
2 Ahmad Fadillah 82 Tuntas

3 Ahmad Faris Badali 79 Tuntas

4 Ahmad Nafir Azfa 82 Tuntas

5 Ahmid 70 Tidak Tuntas

6 Fatimah Arrahmah 80 Tuntas


10

7 Jam’iyah 70 Tidak Tuntas

8 M Amin Badali 73 Tidak Tuntas

9 M Kiky Safary 80 Tuntas

10 M Mahdi 70 Tidak Tuntas

11 M Rayhan Abizar 80 Tuntas

12 M Ridho 70 Tidak Tuntas

13 M Rizky 71 Tidak Tuntas

14 Mahfuzah 80 Tuntas

15 M Hendri 72 Tidak Tuntas

16 M Ilham 80 Tuntas

17 M Rizki 73 Tidak Tuntas

18 Norlina 82 Tuntas

19 Nur Muna Lisa 80 Tuntas

20 Puteri Mayang Sari 85 Tuntas

21 Raysa Shara Attiya 81 Tuntas

22 Rima Melati 79 Tuntas

23 Ridawati 80 Tuntas
24 Salma 80 Tuntas

25 Safaruddin 81 Tuntas

26 Saufa Nazwa Fitriani 82 Tuntas

27 Siti Rahmah 83 Tuntas

28 Vika Putri Afrina 78 Tuntas

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 70

Rata-Rata Kelas 76,3

Berdasarkan tabel diatas untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu jumlahkan
seluruh nilai siswa lalu dibagi banyaknya siswa. Dari perhitungan diatas dpat diketahui
bahwa nilai rata-rata siswa prasiklus yaitu 76,3
11

Tabel 2. Ketuntasan siswa pada prasiklus


Prasiklus

No Ketuntasan Jumlah Persen

1 Tuntas 10 55,5%

2 Tidak 8 44,4%
tuntas

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa pada


pelajaran tentang kekuasaan Allah kelas 7 Mts Mekarsari masih rendah. Hal
tersebut dibuktikan dengan presentase ketuntasan siswa masih rendah
dibandingkan dengan siswa yang belum tuntas. Nilai KKM siswa kelas V
MIM Paguh Duku adalah 75.

2. Tindakan kelas Siklus I

1). Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM 2x35 menit Yang
sudah direncanakan pada pertemuan pertama ini ,Dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 3: observasi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama (siklus 1)

No INDIKATOR /ASPEK YANG DI AMATI YA TIDAK


I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran V
(RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa V
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang V
akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan V
dikembangkandi papan tulis
5 Apersepsi V
6 Motivasi V

II Kegiatan Inti Pembelajaran


7. Mengemukakan lingkup materi pelajaran V
yang akan dipelajari
8. Membentuk kelompok V
9. Mengemukakan tugas setiap kelompok V
kepada ketua kelompok
10. Mengemukakan tata tertib saat mulai dan V
mengakhiri kelompok
11. Membimbing siswa untuk melakukan diskusi V
12. Menguasai kelas V
13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan V
kompetensi yang akan dicapai
12

14 Melaksanakan pembelajaran secara runtut V


15 Menunjukkan penguasan materi pelajaran V
16. Mengaitkan materi dengan pengatahuan lain V
yang relevan
17. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan V

18 Melaksakan pembelajaran sesuai dengan V


alokasi waktu
19. Menggunakan media V

20. Menggunakan metode V

21 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam V


Pembelajaran
22. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon V
Siswa
23 Menumbuhkan keceriaan dan V
antusiasme siswa dalam belajar
24. Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara V
jelas ,baik dan benar
25. Membuat kesimpulan dengan V
melibatkan Siswa
III Kegiatan Akhir

26. Melakukan penilaian (tes)akhir sesuai dengan V


Kompetensi
27. Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada V
Siswa
28. Memberikan penghargaan V

29. Memberikan PR sebagai remidial/ pengayaan V

30. Menutup pelajaran V

Jumlah 27 3
13

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipresentasikan


sebagai berikut:
Persentase =(Jlh jawaban :30) x100 % =(27: 30)x 100%= 90%

Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses belajarmengajar
yang dilakukan guru baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, walaupun
ada beberapa aspek yang belum dapat dilaksanakan,seperti tidak mengaitkan materi
dengan pengatahuan lain yang relevan waktu yang digunakan kadang-kadang tergeser
dari waktu yang ditentukan. Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel
secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara
lancar,kondusif dan tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru
mengelola kelas sangat baik.

2) .Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM


Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kerja kelompok dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 : Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Pertemuan Pertama (siklus I)

No INDIKATOR / ASPEK YANG SKOR


DIAMATI 1 2 3 4 5
1 Mendengarkan Penjelasan Guru V
2 Menjawab Pertanyaan v
3 Mengajukan Pertanyaan v
4 Menangapi/mengerjakan Lembar Kerja V
Siswa
5 Aktivitas diskusi pada kelompok v
6 Aktivitas setiap kelompok kepada ketua V
Kelompok
7 Disiplin dalam berdiskusi v
8 Partisipasi Aktif Siswa Dalam V
pembelajaran
9 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam v
Pembelajaran

10 Menyimpulkan hasil v
Jumlah 18 16

Berdasarkan data observasi di atas dapat dipresentasikan aktivitas siswa dalam


KBMsebagai berikut: Nilai= (total skor: 50) x 100%=(34:50) x100% = 68%
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
dalamkegiatan belajar cukup aktif, walapun pada aspek –aspek tertentu masih
ada yang belum optimal ,misalnya mengajukan pertanyan ,aktivitas
diskusi,disiplin dalam berdiskusi,menyimpulkan hasil .Hal ini kerena
pembelajaran metode kerja kelompok ini baru bagi anak sehingga anak belum
terbiasa.

3). Tes Hasil Belajar Siswa


Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5 : Tes Hasil Belajar Pertemuan Pertama (Siklus I)
14

No Nama Nilai Siklus I Keterangan

1 Aditiya Saputra 86 Tuntas

2 Ahmad Fadillah 85 Tuntas

3 Ahmad Faris Badali 83 Tuntas

4 Ahmad Faris Badali 87 Tuntas

5 Ahmad 75 Tuntas

6 Fatimah Arrahma 84 Tuntas

7 Jam’iyah 77 Tuntas

8 M Amin Badali 80 Tuntas

9 M kiky safari 80 Tuntas

10 M Mahdi 72 Tidak Tuntas

11 M Rayhan Abizar 80 Tuntas

12 M Ridho 70 Tidak Tuntas

13 M Rizky 78 Tuntas

14 Mahfuzah 81 Tuntas

15 M Hendri 79 Tuntas

16 M Ilham 80 Tuntas
15

17 M Rizki 79 Tuntas

18 Norlina 86 Tuntas

19 Nur Muna Lisa 79 Tuntas

20 Putri Mayang Sari 80 Tuntas

21 Raysa Shara Attia 79 Tuntas

22 Rima Melati 82 Tuntas

23 Ridawati 81 Tuntas

24 Salma 78 Tuntas

25 Safaruddin 80 Tuntas

26 Saufa Nazwa Fitriani 85 Tuntas

27 Siti Rahmah 78 Tuntas

28 Vika Putri Afriyani 83 Tuntas

Nilai Tertinggi 87

Nilai Terendah 70

Rata-Rata Kelas 80,1

Berdasarkan tabel diatas untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu


jumlahkan seluruh nilai siswa lalu dibagi banyaknya siswa. Dari perhitungan diatas
dpat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa siklus I yaitu 80,1

Tabel 6. Ketuntasan siswa pada siklus I


Siklus 1

No Ketuntasan Jumlah Persen

1 Tuntas 16 88,8%

2 Tidak tuntas 2 11,1%

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa pada


pelajaran Tajwid kelas 7 MTs Mekarsari masih rendah. Hal tersebut
dibuktikan dengan presentase ketuntasan siswa sangat rendah dibandingkan
dengan siswa yang belum tuntas. Nilai KKM siswa kelas 7 Mts Mekarsari
adalah 75.

Tabel 7. Perbandingan hasil belajar siswa pada prasiklus dan siklus I


Pra Siklus Siklus I

No Ketuntasan Jumlah Persen Jumlah Persen

1 Tuntas 10 55,5% 16 88,8%


2 Tidak 8 44,4% 2 11,1%

tuntas

3. Tindakan Siklus II
1). Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM 2x35 menit Yang
sudah direncanakan pada pertemuan pertama ini ,Dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 8: observasi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama (siklus II)

No INDIKATOR /ASPEK YANG DI AMATI YA TIDAK


I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ya
(RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa Ya
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang Ya
akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan Ya
dikembangkandi papan tulis
5 Apersepsi Ya
6 Motivasi Ya
Ya
II Kegiatan Inti Pembelajaran
7. Mengemukakan lingkup materi pelajaran Ya
yang akan dipelajari
8. Membentuk kelompok Ya
9. Mengemukakan tugas setiap kelompok Ya
kepada ketua kelompok
10. Mengemukakan tata tertib saat mulai dan Ya
mengakhiri kelompok
11. Membimbing siswa untuk melakukan diskusi Ya
12. Menguasai kelas Ya
13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Ya
kompetensi yang akan dicapai
12

14 Melaksanakan pembelajaran secara runtut V


15 Menunjukkan penguasan materi pelajaran V
16. Mengaitkan materi dengan pengatahuan lain V
yang relevan
17. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan V

18 Melaksakan pembelajaran sesuai dengan V


alokasi waktu
19. Menggunakan media V

20. Menggunakan metode V

21 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam V


Pembelajaran
22. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon V
Siswa
23 Menumbuhkan keceriaan dan V
antusiasme siswa dalam belajar
24. Menggunakan bahasa lisan dan tertulis secara V
jelas ,baik dan benar
25. Membuat kesimpulan dengan V
melibatkan Siswa
III Kegiatan Akhir

26. Melakukan penilaian (tes)akhir sesuai dengan V


Kompetensi
27. Menyampaikan hasil penilaian (tes) kepada V
Siswa
28. Memberikan penghargaan V

29. Memberikan PR sebagai remidial/ pengayaan V

30. Menutup pelajaran V

Jumlah 30 0
13

Berdasarkan data observasi tersebut di atas dapat dipresentasikan


sebagai berikut:
Persentase =(Jlh jawaban :30) x100 % =(30: 30)x 100%= 100%

Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses belaja rmengajar
yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya.Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara lancar,kondusif dan
tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru mengelola kelas
sudah sangat baik.

2) .Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM


Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
kerja kelompok dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9 : Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Pertemuan Pertama (siklus II)

No INDIKATOR / ASPEK YANG SKOR


DIAMATI 1 2 3 4 5
1 Mendengarkan Penjelasan Guru v
2 Menjawab Pertanyaan v

3 Mengajukan Pertanyaan v

4 Menangapi/mengerjakan Lembar Kerja v


Siswa
5 Aktivitas diskusi pada kelompok v

6 Aktivitas setiap kelompok kepada ketua V


Kelompok
7 Disiplin dalam berdiskusi V
8 Partisipasi Aktif Siswa Dalam v
pembelajaran
9 Keceriaan dan antusiasme siswa dalam v
Pembelajaran
10 Menyimpulkan hasil v
Jumlah 6 32

Berdasarkan data observasi di atas dapat dipresentasikan aktivitas siswa dalam


KBMsebagai berikut: Nilai= (total skor: 50) x 100%=(38:50) x100% = 76%
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
dalam kegiatan belajar cukup aktif, walapun pada aspek –aspek tertentu masih
ada yang belum optimal ,misalnya belum disiplin dalam berdiskusi, belum aktif
anggota kelompok. Hal ini kerena pembelajaran metode kerja kelompok ini baru
bagi anak sehingga anak belum terbiasa.

3). Tes Hasil Belajar Siswa


Tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 10 : Tes Hasil Belajar Pertemuan Pertama (Siklus II)
14

No Nama Nilai Siklus Keterangan


II
1 Aditya Saputra 86 Tuntas

2 Ahmad Fadillah 85 Tuntas

3 Ahmad Faris Badali 83 Tuntas

4 Ahmad Nafir Azfa 87 Tuntas

5 Ahmad 82 Tuntas

6 Fatimah Azzahro 84 Tuntas

7 Jam’iyah 80 Tuntas

8 M Amin Badali 84 Tuntas

9 M Kiky Safary 87 Tuntas

10 M Mahdi 80 Tuntas

11 M Rayhan Abizar 85 Tuntas

12 M Ridho 80 Tuntas

13 M Rizky 81 Tuntas

14 Mahfuzah 84 Tuntas

15 M Hendri 83 Tuntas

16 M Ilham 80 Tuntas
15

17 M Rizki 82 Tuntas

18 Norlina 86 Tuntas

19 Nur Muna Lisa 87 Tuntas

20 Puteri Mayang Sari 82 Tuntas

21 Raysa Shara Attia 81 Tuntas

22 Rima Melati 85 Tuntas

23 Ridawati 87 Tuntas

24 Salma 85 Tuntas

25 Safarudin 86 Tuntas

26 Saufa Nazwa Firiani 86 Tuntas

27 Siti Rahmah 81 Tuntas

28 Vika Putrin Afriyani 85 Tuntas

Nilai Tertinggi 87

Nilai Terendah 80

Rata-Rata Kelas 83,27

Berdasarkan tabel diatas untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu


jumlahkan seluruh nilai siswa lalu dibagi banyaknya siswa. Dari perhitungan
diatas dpat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa siklus II yaitu 83,27

Tabel 11. Ketuntasan siswa pada siklus II


Siklus 1I

No Ketuntasan Jumlah Persen

1 Tuntas 18 100%

2 Tidak tuntas 0%

Tabel 12. Perbandingan hasil belajar siswa pada prasiklus dan siklus I serta Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

1 Tuntas 10 55,5% 16 88,8% 18 100%

2 Tidak 8 44,4% 2 11,1% 0 0%

tuntas
Dari data diatas menunjukan bahwa setelah pelajaran hukum mim mati
dengan menggunakan metode diskusi kelompok terjadi peningkatan presentase
siswa yang tuntas KKM. Dari prasiklus, siklus I dan silus II. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil tes siklus II yang menggunakan metode diskusi kelompok,
dengan ketuntasan 100% lebih baik dari pada hasil tes siklus 1 yang juga
menggunkan metode diskusi kelompok dengan ketuntasan 88,8% ataupun lebih
baik dari pada sebelum dilakukan tindakan yaitu dengan ketuntasan 55,5%.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil tes pra siklus yang dilakukan peneliti, siswa yang sudah tuntas
mencapai KKM yaitu 55,5 % dari seluruh siswa. Selain itu nilai rata – rata kelas juga
masih rendah, yaitu hanya mencapai 76,3. Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil
belajar Hukum mim mati kelas 7 masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan
perbaikan yang harus segera dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan pemahaman
belajar siswa yang rendah tersebut.

Dalam pelaksanaan siklus I peneliti mulai menggunakan metode diskusi


kelompok dalam pelajaran tentang kekuasaan Allah secara efektif. Dalam proses
pembelajaran masih banyak siswa yang merasa bosan sehingga mereka kurang
memperhatikan materi pelajaran yang disampaikanoleh guru. Untuk aktivitas siswa
pada pelaksanaan siklus I, siswa masih kurang aktif dalam mengerjakan soal dan
masih ada siswa yang merasa bosan sehingga mereka kurang memperhatikan materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Hasil penelitian pada siklus I menujukan presentase ketuntasan siswa pada


siklus I yaitu sebesar 88,8%. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan
presentase ketuntasan belajar siswa dari 55,5% pada pra siklus menjadi 88,8% pada
siklus I. Meskipun demikian, presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I
belum mencapai target yaitu sebesar 83%, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus
II dengan melihat catatan-catatan penting yang masih perlu direfleksikan lagi untuk
pembelajaran berikutnya.
Di pelaksanaan siklus II, peneliti dan guru melakukan refleksi dan upaya
perbaikan agar catatan – catatan penting yang menjadi kendala di siklus I dapat di
perbaiki. Refleksi yang dilakukan diantaranya yaitu, guru memeberikan pengertian
kepada siswa untuk lebih semangat dalam belajar supaya mereka lebih aktif lagi dalam
mengerjakan soal. Kedua guru memberikan permainan ditengah– tengah pembelajaran
supaya tidak bosan dalam belajar.

Kendala pada siklus I diperbaiki pada siklus II sehingga ketuntasan belajar


pada siklus II mengalami peningkatan bahkan sudah melebihi target yang di inginkan,
ditunjukan dengan presentase ketuntasan siswa pada siklus II mencapai 100%. lebih baik
dari pada hasil tes siklus 1 yang juga menggunkan metode diskusi kelompok dengan
ketuntasan 88,8% ataupun lebih baik dari pada sebelum dilakukan tindakan yaitu dengan
ketuntasan 55,5%.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II
maka dapat diketahui bahwa menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada pelajaran hukum mim
mati kelas 7 Mts Mekarsari.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Hasil penelitian pada siklus I menujukan presentase ketuntasan siswa pada siklus I yaitu
sebesar 88,8%. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan presentase ketuntasan belajar
siswa dari 55,5% pada pra siklus menjadi 88,8% pada siklus I
2. Terdapat peningkatan hasil tes siklus II yang menggunakan metode diskusi kelompok, dengan
ketuntasan 100% lebih baik dari pada hasil tes siklus 1 yang juga menggunkan metode diskusi
kelompok dengan ketuntasan 88,8%

3. Dapat diketahui bahwa menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses


pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman belajar dan hasil siswa pada pelajaran
hukum mim mati kelas 7 Mts Mekarsari.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penelitian mengajukan saran atau
rekomendasikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, pengunaan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini
bisa menjadi metode pilihan dalam pengajaran karena sesuai dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan dapat meningkatkan pemahaman belajar dan hasil siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian menggunakan metode-metode ini harus
memperhatikan instrumen yang digunakan dalam pemahaman belajar dan hasil siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, et al,. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara
Daryanto. 2012. Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.

LAMPIRAN

1. RPP

2. Instrumen Pengumpul Data

Anda mungkin juga menyukai