LOKAKARYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Pendidikan Guru ( PPG) dalam jabatan
batch 3 QH 5 Tahun 2022
Oleh:
Khairani
Berdasarkan latar belakang yang sudah ditulis oleh peneliti, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
3. Tujuan Penelitian
Ditinjau dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penelitian sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mencermati terhadap kegiatan
belajar berupa suatu tindakan yang diberikan oleh guru. Tindakan ini merupakan suatu tindakan
yang dilakukan oleh sekelompok siswa dengan bimbingan guru yang mengarah pada tujuan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. menganalisis masalah;
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu hasil dari usaha yang dilakukan oleh seseorang setelah adanya
proses kegiatan tindakan yang diberikan. Hasil belajar siswa dapat disimpulkan sebagai hasil dari
suatu usaha yang dilakukan oleh siswa setelah adanya kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
Karena dilihat dari definisi belajar sendiri adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan perubahan perilaku yang baik di dalam dirinya.
3. Bakat anak
Model pembelajaran problem based learning (PBL) merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif. Model pembelajaran ini dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada
siswa dimana siswa terlibat untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode
ilmiah. Dengan demikian, siswa akan dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real word). Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk
mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah
diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang
berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. (Daryanto, 2014).
b. Tahapan model pembelajaran problem based learning
Dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning ada beberapa tahapan-
tahapan dalam pelaksanaannya yaitu:
1. Guru menyampaikan permasalahan kepada siswa yang relevan dengan topik yang akan
dikaji. Permasalahan yang diajukan merupakan permasalahan kompleks yang kurang
terstruktur dan terkait dengan situasi nyata. Problem yang disajikan harus dapat ditelaah
melalui pengembangan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah.
2. Siswa mendiskusikan permasalahan dalam kelompok kecil. Kelompok mengklarifikasi
fakta dan mencari hubungan konsep yang relevan. Anggota kelompok melakukan diskusi
berdasarkan pengetahuan awal mereka dalam upaya memahami permasalahan dan
mengajukan usulan solusi. Kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka
pahami dan perlu pelajari untuk menyelesaikan masalah.
3. Siswa atau kelompok membuat perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan.
Anggota kelompok berbagi peran untuk mempelajari fakta dan konsep atau
mempersiapkan kegiatan eksplorasi.
4. Masing-masing siswa melakukan penelusuran informasi atau observasi berdasarkan tugas
yang telah ditetapkan dalam diskusi kelompok.
5. Siswa kembali melakukan diskusi kelompok dan berbagi informasi. Informasi atau
pengetahuan yang diperoleh digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji.
6. Kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas. Penyajian solusi
permasalahan harus dipersiapkan terlebih dahulu dan sebaiknya menggunakan teknologi
informasi (IT). Teman lain menanggapi hasil kerja yang ditayangkan.
7. Anggota kelompok melakukan pengkajian ulang (riview) terhadap proses penyelesaian
masalah yang telah dilakukan dan menilai kontribusi dari masing-masing anggota. Proses
penilaian diri dan penilaian teman sejawat dapat dilakukan pada tahap akhir sebagai
metode refleksi bagi kelompok dan metode penilaian bagi guru (Sani, 2014).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Peneliti mengambil subjek penelitian di Mts Mekarsari pada kelas 7 dengan jumlah siswa
sebanyak 28 siswa, dengan rincian 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam penelitian
ini, peneliti mengambil sebuah masalah yang terdapat pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadits
dengan materi tentang kekuasaan Allah.
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan PTK di Mts Mekarsari pada kelas 7 dan waktu pelaksaannya pada
semester 1 tahun ajaran 2022/2023
3. Deskripsi Per Siklus
a. Perencanaan
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan, yaitu
Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap observasi, peneliti melakukan pengamatan atau observasi terhadap penerapan
pembelajaran Kooperatif pada materi hukum bacaan mim sukun kelas 7 Mts Mekarsari
d. Refleksi
Dengan adanya refleksi, tahap perbaikan atau replaning dapat dilakukan oleh peneliti.
Hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap ini adalah:
1. Mencatat hasil observasi yang telah dilakukan Mengevaluasi hal yang belum
mencapai tujuan yang diinginkan dalam observasi.
2. Melakukan analisis terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan di dalam
kelas.
3. Mencatat adanya kelemahan dan kekurangan pada siklus pertama untuk dijadikan
bahan dalam penyusunan rancangan pada siklus selanjutnya sampai tujuan dalam
penelitian tindakan kelas dapat tercapai.
Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap observasi, peneliti melakukan hal yang sama dengan pelaksanaan observasi
pada siklus I
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II, peneliti melakukan sebuah tindakan yang berupa refleksi
mengenai siklus I dan siklus II.
9
BAB IV
B. Hasil Penelitian
Tahap pra siklus dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai pelajaran Tajwid
pada siswa sebelum dikakukan tindakan. Data yang diperoleh pada tahap pra siklus ini
di dapat melalui observasi dan pre test.
Tabel 1. hasil pra siklus adalah sebagai berikut.
No Nama Nilai Siklus I Keterangan
1 Adetiya Saputra 80 Tuntas
2 Ahmad Fadillah 82 Tuntas
14 Mahfuzah 80 Tuntas
16 M Ilham 80 Tuntas
18 Norlina 82 Tuntas
23 Ridawati 80 Tuntas
24 Salma 80 Tuntas
25 Safaruddin 81 Tuntas
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 70
Berdasarkan tabel diatas untuk menghitung nilai rata-rata kelas yaitu jumlahkan
seluruh nilai siswa lalu dibagi banyaknya siswa. Dari perhitungan diatas dpat diketahui
bahwa nilai rata-rata siswa prasiklus yaitu 76,3
11
1 Tuntas 10 55,5%
2 Tidak 8 44,4%
tuntas
Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM 2x35 menit Yang
sudah direncanakan pada pertemuan pertama ini ,Dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 3: observasi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama (siklus 1)
Jumlah 27 3
13
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses belajarmengajar
yang dilakukan guru baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, walaupun
ada beberapa aspek yang belum dapat dilaksanakan,seperti tidak mengaitkan materi
dengan pengatahuan lain yang relevan waktu yang digunakan kadang-kadang tergeser
dari waktu yang ditentukan. Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel
secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara
lancar,kondusif dan tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru
mengelola kelas sangat baik.
10 Menyimpulkan hasil v
Jumlah 18 16
5 Ahmad 75 Tuntas
7 Jam’iyah 77 Tuntas
13 M Rizky 78 Tuntas
14 Mahfuzah 81 Tuntas
15 M Hendri 79 Tuntas
16 M Ilham 80 Tuntas
15
17 M Rizki 79 Tuntas
18 Norlina 86 Tuntas
23 Ridawati 81 Tuntas
24 Salma 78 Tuntas
25 Safaruddin 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 70
1 Tuntas 16 88,8%
tuntas
3. Tindakan Siklus II
1). Observasi Kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi dari teman sejawat dalam KBM 2x35 menit Yang
sudah direncanakan pada pertemuan pertama ini ,Dapat di lihat pada tabel berikut:
Tabel 8: observasi kegiatan pembelajaran pertemuan pertama (siklus II)
Jumlah 30 0
13
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses belaja rmengajar
yang dilakukan guru sudah baik sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya.Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara lancar,kondusif dan
tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru mengelola kelas
sudah sangat baik.
3 Mengajukan Pertanyaan v
5 Ahmad 82 Tuntas
7 Jam’iyah 80 Tuntas
10 M Mahdi 80 Tuntas
12 M Ridho 80 Tuntas
13 M Rizky 81 Tuntas
14 Mahfuzah 84 Tuntas
15 M Hendri 83 Tuntas
16 M Ilham 80 Tuntas
15
17 M Rizki 82 Tuntas
18 Norlina 86 Tuntas
23 Ridawati 87 Tuntas
24 Salma 85 Tuntas
25 Safarudin 86 Tuntas
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 80
1 Tuntas 18 100%
2 Tidak tuntas 0%
Tabel 12. Perbandingan hasil belajar siswa pada prasiklus dan siklus I serta Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
tuntas
Dari data diatas menunjukan bahwa setelah pelajaran hukum mim mati
dengan menggunakan metode diskusi kelompok terjadi peningkatan presentase
siswa yang tuntas KKM. Dari prasiklus, siklus I dan silus II. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil tes siklus II yang menggunakan metode diskusi kelompok,
dengan ketuntasan 100% lebih baik dari pada hasil tes siklus 1 yang juga
menggunkan metode diskusi kelompok dengan ketuntasan 88,8% ataupun lebih
baik dari pada sebelum dilakukan tindakan yaitu dengan ketuntasan 55,5%.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil tes pra siklus yang dilakukan peneliti, siswa yang sudah tuntas
mencapai KKM yaitu 55,5 % dari seluruh siswa. Selain itu nilai rata – rata kelas juga
masih rendah, yaitu hanya mencapai 76,3. Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil
belajar Hukum mim mati kelas 7 masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan
perbaikan yang harus segera dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan pemahaman
belajar siswa yang rendah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II
maka dapat diketahui bahwa menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa pada pelajaran hukum mim
mati kelas 7 Mts Mekarsari.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Hasil penelitian pada siklus I menujukan presentase ketuntasan siswa pada siklus I yaitu
sebesar 88,8%. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan presentase ketuntasan belajar
siswa dari 55,5% pada pra siklus menjadi 88,8% pada siklus I
2. Terdapat peningkatan hasil tes siklus II yang menggunakan metode diskusi kelompok, dengan
ketuntasan 100% lebih baik dari pada hasil tes siklus 1 yang juga menggunkan metode diskusi
kelompok dengan ketuntasan 88,8%
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penelitian mengajukan saran atau
rekomendasikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, pengunaan metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini
bisa menjadi metode pilihan dalam pengajaran karena sesuai dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan dapat meningkatkan pemahaman belajar dan hasil siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian menggunakan metode-metode ini harus
memperhatikan instrumen yang digunakan dalam pemahaman belajar dan hasil siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, et al,. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara
Daryanto. 2012. Panduan Operasional Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
LAMPIRAN
1. RPP