Disusun oleh :
Nama : Rida Nurparida, S.Pd.I
NIRM : 5192110256
Kelas : Al-quran Hadits A
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum penggunaan model pembelajaran STAD pada siswa
kelas VII MTs Al-huda Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema “Kusandarkan
Aktifitasku hanya pada Allah”
2. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas VII MTs Al-huda
Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema “Kusandarkan Aktifitasku hanya pada
Allah”
3. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah penggunaan model pembelajaran STAD pada siswa
kelas VII MTs Al-huda Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema “Kusandarkan
Aktifitasku hanya pada Allah”
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penggunaan model pembelajaran STAD pada
siswa kelas VII MTs Al-huda Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema
“Kusandarkan Aktifitasku hanya pada Allah”
2. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran STAD pada siswa kelas VII MTs
Al-huda Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema “Kusandarkan Aktifitasku
hanya pada Allah”
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah penggunaan model pembelajaran STAD
pada siswa kelas VII MTs Al-huda Sukanagara pada mata pelajaran Al-quran hadits tema
“Kusandarkan Aktifitasku hanya pada Allah”
D. Manfaat Penelitian
Secara khusus, manfaat yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini antara lain :
1. Manfaat teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan secara teoritis dalam model dan
metode pembelajaran
2. Manfaat Praktis
Bagi siswa:
a. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran Al- Qur’an Hadits di dalam kelas.
b. Membantu siswa dalam berlatih membangun kecerdasan sosial.
c. Membangun rasa percaya diri pada siswa
d. Menumbuhkan rasa tanggung jawab sebagai makhluk individu maupun sosial.
e. Membangun karakter siswa sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadits.
4
Bagi guru:
Guru termotivasi untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits
dengan berbagai cara yang mungkin, misalnya: menggunakan berbagai model
pembelajaran, menggunakan media pembelajaran, melengkapi alat peraga yang
diperlukan, dan lain-lain. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi hasil
belajar.
Bagisekolah:
Memberikan sumbangan bagi peningkatan mutu proses maupun mutu
hasil pembelajaran di sekolah.Secara umum, manfaat penelitian ini adalah sebagai
salah satu usaha guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bersama siswa
dalam mewujudkan tujuan pendidikan Al-Qur’an Hadits dan tujuan pendidikan
Nasional.
Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan
menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari
materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok
harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik
yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa
setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk
mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok
yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari
kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan
agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun
ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan
bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan
keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi
kesuksesan kelompok.
d. Skor peningkatan individual
Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh
hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan
individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari
skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru
sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah
dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk
penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode
STAD adalah sebagai berikut:
a. Persiapan STAD
1) Materi
Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk
pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar
6
kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban
dari lembar kegiatan tersebut.
2) Menetapkan siswa dalam kelompok
Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok
beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya.
Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung
memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat
diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8):
a) Merangking siswa
Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan
informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu
informasi yang baik adalah skor tes.
b) Menentukan jumlah kelompok
Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa banyak
kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak
bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat
siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh
kelompok yang akan dibentuk.
c) Membagi siswa dalam kelompok
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang dibentuk yang
terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi
sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok
dalam kelas kurang lebih sama.
d) Mengisi lembar rangkuman kelompok isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok
pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk
pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melaluiPre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran
kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa.
Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali
dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap
kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota
kelompok.
7
5) Jadwal Aktivitas
STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi
pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi
pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis.
Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Pendahuluan
a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting
untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi
teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam
kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk
menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
2) Pengembangan
a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami
makna, bukan hafalan.
c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-
pertanyaan.
d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
3) Praktek terkendali
a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-
soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk
menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada
kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru
memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang
dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya
telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
8
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai
pelajaran.
c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok
mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan- peraturan lain sesuai
kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota
kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal
maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya
dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman
sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan
demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman
sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok.
Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok
berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru
memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang
disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu
kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
1) Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok
berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan
berdasarkan skor awal siswa.
2) Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru
mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru
memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian.
Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
9
15. Siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya atau pembelajaran oleh rekan
sebaya (peerteaching) yang lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru (Rusman,
2011: 204).
16. Model ini dapat mengurangi sifat individualistis siswa. Belakangan ini, siswa cenderung
berkompetisi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, kurang memberi
perhatian ke teman sekelas, bergaul hanya dengan orang tertentu, ingin menang sendiri,
dan sebagainya. Jika keadaan ini dibiarkan tidak mustahil akan dihasilkan warga Negara
yang egois, introfert (pendiam dan tertutup), kurang bergaul dalam masyarakat, acuh tak
acuh dengan tetangga dan lingkungan, kurang menghargai orang lain, serta tidak mau
menerima kelebihan dan kelemahan orang lain. Gejala seperti ini kiranya mulai terlihat
pada masyarakat kita, sedikit-sedikit demonstrasi, main keroyokan, saling sikut dan
mudah terprovokasi (Rusman, 2011: 204).
Selain berbagai kelebihan, model STAD ini juga memiliki kelemahan. Semua model
pembelajaran memang diciptakan untuk memberi manfaat yang baik atau positif pada
pembelajaran, tidak terkecuali model STAD ini. Namun, terkadang pada sudut pandang
tertentu, langkah-langkah model tersebut tidak menutup kemungkinan terbukanya sebuah
kelemahan, seperti yang dipaparkan di bawah ini.
Kelemahan
1. Berdasarkan karakteristik STAD jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
(yang hanya penyajian materi dari guru), pembelajaran menggunakan model ini
membutuhkan waktu yang relatif lama, dengan memperhatikan tiga langkah STAD yang
menguras waktu seperti penyajian materi dari guru, kerja kelompok dan tes
individual/kuis. Penggunaan waktu yang lebih lama dapat sedikit diminimalisir dengan
menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga siswa dapat bekerja secara efektif
dan efisien. Sedangkan pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas sesuai
kelompok yang ada dapat dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan
Dengan demikian, dalam kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk
pembentukan kelompok dan penataan ruang kelas.
2. Model ini memerlukan kemampuan khusus dari guru. Guru dituntut sebagai fasilitator,
mediator, motivator dan evaluator (Isjoni, 2010:62). Dengan asumsi tidak semua guru
mampu menjadi fasilitator, mediator, motivator dan evaluator dengan baik. Solusi yang
dapat di jalankan adalah meningkatkan mutu guru oleh pemerintah seperti mengadakan
kegiatan-kegiatan akademik yang bersifat wajib dan tidak membebankan biaya kepada
guru serta melakukan pengawasan rutin secara insindental. Disamping itu, guru sendiri
perlu lebih aktif lagi dalam mengembangkan kemampuannya tentang pembelajaran.
11
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam
satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka
dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai
seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab
untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi
bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun
suatu program.
f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif pada
mata pelajaran Al-quran Hadits yang mencakup tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1),
12
pemahaman (C2), dan penerapan (C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa pada aspek kognitif adalah tes.
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri
siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang
dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang
dikemukakan oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 %
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran
(Sudjana,2002.39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali
Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi
dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi
perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya
kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang
perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari
dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh
siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa
sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri
individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Hasil belajar siswa Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diatas,
peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif
STAD . Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif ini menuntut keterlibatan siswa secara
aktif dalam pembelajaran Al-quran hadits.
F. Metode Penelitian
1. Setting Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-huda Sukanagara yang
beralamat di Jl. Cisuren Desa.Gunungsari Kecamatan Sukanagara
2. Skenario tindakan
13
Jenis data yang didapat adalah kuantitatif dan kualitatif yaitu sebagai berikut:
1. Data hasil belajar diambil dengan cara memberikan test kepada siswa Sebelum dan
setelah selesai tindakan.
2. Data pelaksanaan pembelajaran diperoleh dari hasil pengamatan kolabulator selama
pelaksanaan tindakan tiap siklus dengan mengunakan instrumen observasi ,
wawancara kegiatan guru dan siswa pada saat KBM.
3. Data refleksi guru dan siswa diambil dengan cara pemberian angket kepada siswa dan
guru setelah selesai tiap siklus.
3.Teknik Pengumpulan Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses analisa data dimulai
dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, selanjutnya mereduksi data dan
menyusunnya dalam satuan-satuan kemudian mengkategorikannya bersama kolabor
1. Data kualitatif yang berasal dari observasi, jurnal, dan wawancara diklasifikasikan
berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis, untuk kemudian dikaitkan
dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajara siswa.
2. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan diskriptif persentase. Nilai yang diperoleh
siswa dirata-rata untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal
sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
4. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dilaksanakan 2 ( dua ) siklus. Setiap siklus
terdiri atas empat kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi . Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar diagram berikut ini:
Hasil refleksi
Refleksi 2 Pengamatan/
Siklus 2
pengumpulan data
Pengambilan keputusan
14
Teknik ini digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, kesan dan minat siswa, serta keaktifan siswa selama kegiatan
berlangsung.
c. Kuisioner atau Angket
Teknik kuesioner atau angket dipergunakan untuk mengungkap data tentang sikap
siswa yang berkaitan dengan minat dan persepsi siswa selama mengikuti proses
pembelajaran berlangsung. Instrumen kuesioner atau angket disusun dengan alternatif
jawaban SETUJU atau TIDAK SETUJU terhadap pernyataan sikap yang telah dibuat.
d. Analisis Data dan Refleksi
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang dikumpulkan peneliti, yakni data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang menyangkut hasil
belajar siswa yang diperoleh melalui tes dan data tentang sikap dan kesan siswa yang
diperoleh melalui angket. Adapun data kualitatif berupa data hasil pengamatan
terhadap semua kegiatan, gerak-gerik, dan respon siswa selama mengikuti proses
pembelajaran berlangsung.
1) Analisis Data Pengamatan (observasi)
Data pengamatan menggambarkan suasana aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil observasi dianalisis dengan menggunakan teknik
diskriptif analitis, menggambarkan suasana pembelajaran secara naratif, detail dan
terperinci. Sekecil apapun gerakan dan kegiatan siswa dilaporkan secara naratif.
2) Analisis Data Angket
Data angket menggambarkan persepsi dan kesan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Data angket kemudian dianalisis dengan menggunakan
persentase, yakni jumlah skor yang diperoleh dibagi jumlah skor maksimal
dikalikan 100%. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai tanggal 21 Oktober sd 20 Nopember
2019, sejak persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan. Secara rinci, jadwal pelaksanaan
penelitian sebagai berikut:
PELAKSANAAN
NO KEGIATAN
Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
1. Persiapan √
a. Survey lokasi √
b. Identifikasi √
Masalah
c. Penyusunan √
Proposal
2. Pelaksanaan √ √
a. Pelaksanaan Siklus √ √
I
b. Pelaksanaan Siklus √ √
II
3. Penulisan laporan √
a. Analisis data √
b. Penyusunan √
laporan
19
H. Daftar Pustaka
Tim Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag RI. 2013.
PTK Itu Mudah: Panduan Penelitian Tindakan Kelas di Lingkungan
Madrasah, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang
Diklat Kemenag RI.
Sudjana, Nana. 2003. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan ketujuh. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Pers.
Ahmadi , I.K, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu “Pengaruhnya Terhadap
Konsep, Mekanisme, dan Proses Pembelajaran Sekolah Swasta dan Negeri”.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:Alfabeta.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
LAMPIRAN:
1. Pelaksana Penelitian
2. Biaya Penelitian
3. Kisi-Kisi dan Instrumen Penelitian
4. Outline Laporan Penelitian
20
LAMPIRAN 2:
BIAYA PENELITIAN
RENCANA ANGGARAN BELANJA PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Judul Penelitian:
Penggunaan Model Pembelajaran STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII di
Mts Al-Huda Sukanagara Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits
Nama : Rida Nurparida, S.Pd.I
Madrasah : MTsS Al-huda Sukanagara
Alamat : Jl. Cisuren, Desa. Gunungsari,Kec. Sukanagara,Kab. Cianjur
No Komponen Kegiatan Satuan Frekwensi Harga Satuan Jumlah Total
1 Belanja barang habis pakai
a. Paket Internet 1 unit 1 bulan 600.000 600.000
b. Kertas HVS kwarto 1 unit 1 bulan 50.000 50.000
c. Kertas pelano 20 lembar 1 bulan 10.000 10.000
d. Toner printer 1 buah 1 tahun 200.000 200.000
e. Ballpoint 1 pak 1 tahun 50.000 50.000
f. Spidol 2 buah 1 bulan 20.000 20.000
g. Akomodasi 1 bulan 300.000 300.000
Sub total (I) 1.230.000
2 Biaya Perjalanan Penggalian Data
a. Sukanagara - Cisuren 1 orang 1 bulan 30x 50000 1.500.000
Sub total (2) 1.500.000
3 Biaya Analisis
a. Pengumpulan data 1 orang 10 jam 50.000 500.000
b. Pengolahan data 1 orang 10 jam 50.000 500.000
c. Analisis Data 1 orang 10 jam 50.000 500.000
Sub total (3) 1.500.000
4 Penyusunan Laporan dan Penggandaan
a. Penjilidan 3 eks 1 kl 15000 45.000
b. Fotocopy 3 eks 60 hlm 15000 45000
Sub total (4) 90.000
LAMPIRAN 3:
KISI-KISI DAN ISNTRUMEN PENELITIAN
1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Pengamatan sikap Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes tertulis Tes uraian dan pilihan
2. Contoh Instrumen
Aspek Penilaian
No Nama Siswa Jml Skor Nilai
C K T K
1 Abtal M
2 Andika S
3 Ayu
4 Candra R
5 Dede A
6
Keterangan:
SINGKATAN SKOR PENILAIAN
C = Curiosity (rasa ingin tahu) 1 : Kurang
K = Ketekunan 2 : Cukup
T = Tanggungjawab 3 : Baik
K = Kerjasama
LAMPIRAN 4:
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Absrtak
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran Student Team Achievment Division (STAD)
B. Konsep Hasil Belajar
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Lokasi Penelitian
B. Skenario Tindakan
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Analisis Data dan Refleksi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
25