Anda di halaman 1dari 11

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(COOPERATIVE LEARNING MODEL)


Disusun Untuk MemenuhiTugas Mata Kuliah Model Dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab

Dosen pengampu :

Ahmad Sani, S.Pd.I., M.Ed

Disusun Oleh:

Fadia Ayumarni(202124015)

Devi Fitriani(202124018)

Nasywa Adilla(202124003)

Anis Manidar(202124024)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEMESTER V UNIT I

TAHUN 1444 H / 2023 M


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur marilah sama-sama kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING MODEL)”. kami menyadari
bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini bisa hadir di
hadapan pembaca.

Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat melaksanakan pembelajaran
secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, model
pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model
pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, tekanan utama yang berbeda-beda.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan guna penyempurnaan makalah ini. Akhir
kata kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga makalah ini akan membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1

C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Koperatif tipe Student Teams Achievement Division


(STAD).............................................................................................................................................. 2

B. Model Pembelajaran Koperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)................................. 3

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Compositions


(CIRC) .............................................................................................................................................. 4

D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe JIGSAW.......................................................................… 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sangat perlu memahami metode-metode pembelajaran agar dapat melaksanakan


pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya,
model pembelajaran harus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing
model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, tekanan utama yang berbeda-beda.

Model adalah pola atau bentuk yang dijadikan sebagai acuan atau pedoman pelaksanaan. Miils
berpendapat bahwa model adalah representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.
Menurut Kemp dalam Rusman model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai efektif dan efisien.

Model Pembelajaran Kooperatif atau yang disebut dengan cooperative learning adalah metode
pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik untuk turut serta dalam diskusi kelompok
kecil. Jadi dalam satu kelompok kecil hanya terdiri beberapa orang saja. Selanjutnya di dalam
makalah ini akan dibahas beberapa metode pembelajaran tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan maka rumusan masalah yang akan dibahas kali ini
adalah:

1. Bagaimana cooperative learning metode STAD?


2. Bagaimana cooperative learning metode TAI?
3. Bagaimana cooperative learning metode CIRC?
4. Bagaimana cooperative learning metode Jigsaw?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar penulis dan pembaca dapat:

1. Mengetahui cooperative learning metode STAD


2. Mengetahui cooperative learning metode TAI
3. Mengetahui cooperative learning metode CIRC
4. Mengetahui cooperative learning metode Jigsaw
BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Koperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Model Student Teams Achievement Division (STAD) ini dikembangkan oleh Robert Slavin
dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. Model ini merupakan salah satu model
yang banyak digunakan dalam pembelajaran kooperatif, karena model yang praktis akan
memudahkan melaksanakannya. Dalam model pembelajaran koperatif tipe STAD guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil atau tim belajar dengan jumlah anggota
setiap kelompok 4 atau 5 orang secara heterogen. Setiap kelompok menggunakan lembar kerja
akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi
antar anggota kelompok. Kemudian seluruh siswa diberi tes dan tidak diperbolehkan saling
membantu dalam mengerjakannya.1

Sedangkan menurut Slavin menjelaskan bahwa “pembelajaran koperatif dengan model


STAD”, yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan 4 atau 5 orang siswa
yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam setiap
kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi jenis kelamin,
kelompok ras dan etnis, atau kelompok sosial lainnya.2

Adapun langkah-langkah penerapan pembelajaran cooperative learning metode STAD


adalah:

1. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai


dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan
diperoleh skor awal.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan
kemampuan yang berbeda-beda(tinggi, sedang, rendah).
4. Bahan materi yang telah disiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai
kompetensi dasar. Pembelajaran tipe STAD ini biasanya digunakan untuk penguatan
pemahaman materi.
5. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan
penegasan pada materi yang telah dipelajari.
1
Kuntjojo, Model-Model Pembelajaran. (Kediri: Universitas Nusantara PGRI, 2010), hal. 14

2
Nur Asma, Model Pembelajaran…, hal. 51
3

6. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual.


7. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan
hasil belajar individual dari skor dasar hingga skor kuis berikutnya. 3

B. Model Pembelajaran Koperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)

Pembelajaran koperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization) dikembangkan oleh Slavin. Teams Assited Individualization adalah nama
program yang merupakan asal mula pengembangan dan penelitian programnya sehingga
menjadi TAI, yang saat ini dikenal sebagai Teams Accelerated Instruction.

Dasar pemikirannya adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan


individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Perlunya
semacam individualisasi telah dipandang penting khususnya dalam pembelajaran akuntansi,
dimana pembelajaran dari tiap kemampuan yang diajarkan sebagian besar tergantung pada
penguasaan kemampuan yang dipersyaratkan. Dalam metode ini guru diharapkan dapat
memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan meningkatkan pengetahuan dalam
memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi.

Menurut Slavin, TAI adalah:4

TAI was created to take adventage of the considerable socialization potential of


cooperative learning previous studies of group. Paced cooperative learning methods have
consistently found positive effects of this method on such out come relationsand antitude
toward main streamed academically handicapped students.

Kutipan diatas menjelaskan bahwa TAI juga melihat siswa untuk bersosialisasi dengan baik,
dan ditemukannya adanya pengaruh positif hubungan dan sikap terhadap siswa yang terlambat
akademis.

Pelaksanaan TAI harus sesuai dengan unsur-unsur program TAI. Hal tersebut dimaksudkan
agar diperoleh hasil yang maksimal. Setiap unsur dilaksanakan secara berurutan dan
berkesinambungan. Unsur-unsur program dalam TAI sebagai berikut:

1. Teams. Para siswa dalam TAI dibagi dalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5
orang.

3
Slevin, Cooperative Learning..., hlm. 159

4
Ibid, hlm. 187.
4

2. Tes Penempatan. Para siswa diberikan tes pra-program pada permulaan pelaksanaan
program. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai pada program individual
berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.
3. Materi-materi kurikulum. Para siswa bekerja pada materi-materi kurikulum individual.
4. Belajar Kelompok. Langkah berikutnya yang mengikuti tes penempatan adalah guru
mengajar pelajaran pertama. Selanjutnya para siswa diberikan tempat untuk memulai
unit individual. Unit tersebut tertera dalam buku-buku siswa. Para siswa mengerjakan
unit-unit mereka dalam kelompok mereka.
5. Skor Tim dan Rekognisi Tim. Pada akhir setiap minggu guru menghitung skor tim. Tim
super menerima sertifikat yang menarik.
6. Kelompok Pengajaran. Pengajaran langsung untuk mengajari kelompok ini dapat
diterapkan dalam program individual oleh fakta bahwa para siswa bertanggung
jawabuntuk hampir semua pemeriksaan, penanganan materi dan pengarahan.
7. Tes Fakta. Seminggu dua kali para siswa diberikan tes fakta selama tiga menit.
8. Unit Seluruh Kelas. Pada akhir tiap tiga minggu guru menghentikan program individual
dan menghabiskan satu minggu untuk mengajari seluruh kelas. (Slavin, 2010: 195)

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and


Compositions (CIRC)

Model pembelajaran koperatif tipe CIRC adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja
dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan keterampilan berbahasa
lainnya, baik pada jenjang pendidikan tinggi, maupun dasar. Pada tipe model pembelajaran ini
siswa tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung oleh guru tentang
keterampilan membaca, menulis tetapi juga teknik menulis sebuah komposisi(naskah).

CIRC dikembangkan untuk mendukung pendekatan pembelajaran tradisional pada mata


pelajaran bahasa yang disebut "kelompok membaca berbasis keterampilan". 5 Pada model
pembelajaran ini siswa berpasang-pasangan dalam kelompoknya. Ketika guru sedang
membantu sebuah kelompok membaca(reading group), pasangan-pasangan saling mengajari
satu sama lain bagaimana "membaca-bermakna" dan keterampilan menulis melalui teknik
timbal balik(reciprocal).

Mereka diminta untuk saling bantu untuk menunjukkan aktivitas pengembangan


keterampilan dasar berbahasa(misalnya, membaca bersuara, oral reading), menebak konteks
bacaan, meringkas, hingga merevisi sebuah komposisi. Setelah itu buku kumpulan komposisi
hasil kelompok dipublikasikan pada akhir proses pembelajaran. Semua kelompok kemudian
diberikan penghargaan6 atas upaya mereka dalam belajar dan menyelesaikan tugas membaca
dan menulis.
5
Ibid, hlm. 205.
5

D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe JIGSAW

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-
temannya di Universitas Texas (disebut Jigsaw I) kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-
temannya di Universitas John Hopkins7 menjadi Jigsaw II. Pada Jigsaw I (orisinil) siswa hanya
belajar konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasi sementara konsep-konsep yang lain ia
dapatkan melalui diskusi dengan teman satu timnya. Jigsaw orisinil membutuhkan waktu yang
lebih sedikit bila dibandingkan dengan Jigsaw II. Sedangkan pada Jigsaw II setiap siswa
memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar spesialisasinya
untuk menjadi ahli.8 Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran
kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota yang
menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli.

Menurut Elliot Aronson, ada 10 tahapan dalam pelaksanaan kelas jigsaw, diantaranya:

1. Membagi siswa kedalam kelompok Jigsaw dengan jumlah 4-6 orang.


2. Menugaskan satu orang siswa sebagai pemimpin di masing-masing kelompok.
3. Membagi pelajaran yang akan dibahas ke dalam 4-6 segmen.
4. Menugaskan tiap siswa untuk mempelajari satu segmen materi dan menguasai segmen
tersebut.
5. Memberi kesempatan kepada para siswa untuk membaca cepat bagian mereka. Paling
sedikit dua kali, agar mereka terbiasa dan tidak ada waktu untuk menghafal.
6. Membentuk kelompok ahli, yang merupakan gabungan dari siswa ahli masing-masing
kelompok jigsaw. Mereka digabungkan dengan siswa lain yang memiliki segmen serupa,
untuk mendiskusikan poin-poin yang utama dari segmen mereka, dan berlatih
presentasi kepada kelompok jigsaw mereka.
7. Setiap siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok jigsaw asal mereka.
8. Meminta masing-masing siswa untuk menyampaikan segmen yang dipelajari-nya
kepada anggota kelompoknya, dan memberi kesempatan kepada siswa-siswa lain untuk
bertanya.
9. Guru berkeliling dari kelompok satu kekelompok yang lainnya, mengamati proses
tersebut. Apabila ada siswa yang mengganggu, segera buat intervensi yang sesuai oleh
pemimpin kelompok yang di tugaskan.

6
Huda, cooperative learning..., hlm. 127

7
Ricards I. Arends, Learning to Teach, sixth edition (new york dan sans fransisco: McGraw-hill companies, 2004), hlm. 316;
Ricard I. Arends & Ana Kilcher, teaching for student learning: becoming an Accomplished teacher(new york & London:
Routledge, 2010), hlm. 316.

8
Slavin, Cooperative Learning, (Teori, Riset, Praktik), (Bandung: Nusa Media, 2008.), 77.
6

10. Pada akhir pembelajaran, beri ujian atas materi sesuai segmen-segmen yang telah
dibagi tadi, sehingga siswa tahu bahwa pada bagian ini bukan hanya sekedar kuis biasa
saja, tapi benar-benar menguji pemahaman mereka. Lalu berikan penghargaan
kelompok terhadap hasil skor kuis masing-masing kelompok.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Model Pembelajaran Kooperatif atau yang disebut dengan cooperative learning adalah
metode pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik untuk turut serta dalam
diskusi kelompok kecil.
 Beberapa model pembelajaran kooperatif yang bisa diterapkan diantaranya:
STAD(Student Teams Achievement Division), Team Accelerated Instruction(TAI),
Cooperative Integrated Reading and Compositions(CIRC) dan tipe Jigsaw.

B. Saran

Demikianlah makalah Cooperative Learning ini disusun, semoga dapat bermanfaat untuk
semua orang, terutama bagi guru agar dapat menerapkannya dalam belajar mengajar di
sekolah-sekolah.

7
DAFTAR PUSTAKA

Kuntjojo, Model-Model Pembelajaran. (Kediri: Universitas Nusantara PGRI, 2010)

Miftahul Huda, Cooperative Learning “Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan”,
(Yogyakarta : PustaPelajar, 2015)

Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (Cooperative)

Robert E. Salvin, Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008)

https://deepublishstore.com/blog/materi/model-pembelajaran-kooperatif/

Anda mungkin juga menyukai