MODEL PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Kelompok 8
Kelas 5c PGSD
Indah Permata Aulia : 200102097
Nurul Hidayati : 200102105
Wisni Artika : 200102118
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini penulis buat sebagai tugas yang diberikan dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum SD dengan judul “Model-model Pembelajaran”, selain
itu terdorong juga atas keinginan penyusun.
Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca supaya dapat
mempelajari dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………16
B. Saran …………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model-model pembelajaran tematik MI/SD sangat penting pada
saat ini. Model pembelajaran sangat penting pada pemberlangsungan
proses ajar mengajar. Model pembelajaran merupakan salah satu
komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan berdampak pada
keberhasilan belajar siswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan suatu desain pembelajaran yang dirancang untuk
memperlancar proses pembelajaran.
Model pembelajaran diterapkan dalam proses belajar mengajar
oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di
sekolah dasar. Model pembelajaran diterapkan dalam proses belajar
mengajar oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dasar. Guru harus memahami betul pelaksanaan
model pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran.
Karena dengan menguasai model pembelajaran, guru akan merasakan
adanya kemudahan dalam pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahauan,
dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
dan tepat. Banyak model pembelajaran yang menekankan pada keaktifan
siswa di dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah Discovery
learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam
bembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya
mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar
4
yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut
merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi
atau tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
2. Apa saja macam-macam dari model pembelajaran?
3. Bagaimana menentukan model pembelajaran yang tepat pada suatu
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model-model
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk menentukan model
pembelajaran yang tepat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Model-model Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu penentu
keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
6
Dengan demikian, guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran
yang sesuai demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
1. Model Pembelajaran Koopratif (cooprative learning)
7
belajar mengerjakan tugasnya
Mengevaluasi Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai
materi pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Memberikan pengakuan atau Mempresiapkan cara untuk mengakui usaha dan
penghargaan prestasi individu maupun kelompok.
8
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self believe) serta
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).
Fase Kegiatan
Orientasi Langkah yang bertujuan agar siswa bisa sadar
dengan permasalahan dan bisa mendefinisikan
masalah yang menjadi pokok penelitian
Rumusan masalah Langkah ini terdiri dari pengenalan tentang apa
yang harus diselesaikan permasalahan yang ada di
lapangan
Rumusan hipoteses Bahaimana ini dimanfaatkan untuk arahan pada saat
melaksanakan penelitan
Definisi Adalah penjabaran dari pengertian yang terkandung
dalam hipotesis
Eksplorasi Dilaksanakan untuk mengkaji fakta informasi
dalam rangka untuk mengverivikasikan data yang
telah ditemukan untuk dianalisis
Pembuktian Langkah yang digunakan untuk mengoreksi
berbagai data tentang permasalahan dan koneksi
antara data
9
a. Proyek terstruktur, ditentukan dan diatur oleh guru dalam hal
topik, bahan, metodologi, dan presentasi;
10
a) Proyek skala kecil atau sederhana yang hanya
menghabiskan dua atau tiga pertemuan. Proyek ini
hanya dilakukan di dalam kelas;
Fase Kegiatan
Persiapan Penentuan projek
Merancang Langkah-langkah
11
pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep – konsep
penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu
siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis
masalah, penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi,
dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar.
Fase Kegiatan
Orientasi siswa pada Menjelaskan dan memotivasi
masalah
Mengidentifikasikan masalah
12
secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan
partisipasi individu, dan menggunakan media pembelajaran untuk
memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi.
Fase Kegiatan
AMBAK (apa Memberi motivasi belajar sebelum
manfaatnya bagiku) pembelajaran dimulai
Menghayati dan merenungkan manfaat dan
kegunaan belajar
13
mendemonstrasikan ulang.
Memberikan nama pada komponen-
komponen dengan istilah yang mudah
dihafal
14
maka seringkali guru atau peneliti mendapatkan kesulitan dalam memilih atau
menentukan sebuah model pembelajaran yang tepat yang akan digunakan
dalam pembelajaran. Di samping itu boleh jadi dalam penerapan model
pembelajaran tidak berhasil, padahal saat uji coba implementasi model sangat
berhasil. Hal ini terkait banyak variabel yang harus diperhitungkan oleh guru
atau peneliti.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=sintaks+model+pembelajaran+quantum,
DePoter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2011. Quantum Learning. Bandung: Kaifa
18