Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengembangan Kurikulum
Disusun Oleh:
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 1
A. Kesimpulan .................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah yang
sering terjadi dalam dunia Pendidikan di negara kita. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang ditekankan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk meghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, mereka pintar secara teoritis
tetapi mereka miskin dalam aplikasi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan, guru merupakan
komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses
Pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena
tiu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah bagaimana
merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai. Karena tidak semua tujuan dicapai dengan
hanya satu cara.
Makalah ini mencoba menyajikan hal-hal yang yang berkaitan
dengan perencanaan dan implementasi dari strategi pembelajaran, khusunya
dalam pembelajaran kooperatif. dalam pembelajaran kooperatif, guru
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman yang lebih tinggi dengan melibatkan pemikiran siswa. Siswa
dapat pengetahuan langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep dari pembelajaran Kooperatif?
2. Prinsip-prinsip pemilihan apa yang mlandasi Pembelajaran Kooperatif?
3. Bagaimana Langkah-langkah melakukan Pembelajaran Kooperatif?
iii
4. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan Pembelajaran kooperatfi?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar dari pembelajaran Kooperatif
2. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan pembelajaran kooperatif
3. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Kooperatif
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran Kooperatif
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1
Andi Sulistio, Nik Haryanti, “Model Pembelajaran Kooperatif”,(Purbalingga:Eureka Media
Aksara:2022), Hal.1.
2
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2014). Hal.174.
1
kelompok.3 Jadi, hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah
adanya adanya harapan selain memiliki dampak pelajaran yaitu berupa
peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak
pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang
dinggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap
waktu dan suka menolong orang lain.
3
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup: 2006) Hal.243.
4
Zuriatun hasanah dan Ahmad Shofiyul himami,”Model Pembelajaran Kooperatif Dalam
Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa”, Jurnal Studi Kemahasiswaan, Vol. 1, No. 1, April 2021,
hal.3.
2
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang
menggunakan sistem belajar secara berkelompok yang bertujuan siswa
bisa mencapai tujuan pembelajaran yaitu sebagai berikut:5
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif dikembangkan untuk mencakup
beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-
tugas hasil belajar akademis. Di samping mengubah norma yang
berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat
memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lainnya ialah penerimaan secara luas dari orang-
orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik
dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai terhadap perbedaan individu satu sama lain.
c. Perkembangan keterampilan sosial.
Tujuan penting ketiga dalam pembelajaran kooperatif yaitu
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi. Bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam
menyelasaikan tugas dan masalah terkait pembelajaran. Agar peserta
didik dapat melatih ketrampilan sosialnya, ketrampilan dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini
5
Zuriatun hasanah dan Ahmad Shofiyul himami,”Model Pembelajaran Kooperatif Dalam
Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa”hal.3.
3
banyak anak muda masih kurang dalam pengembangan
keterampilan social.
6
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran”, Hal.176.
7
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, hal.244-246.
4
harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itulah kriteria keberhasilan pembelajaran di tentukan oleh
keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, menejemen mempunyai
empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaaan, fungsi organisasi,
fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam
pembelajaran koopertaif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya tujuan
apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang
harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan lain
sebagainya.fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
koopertif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi
organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu
perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun
nontes.
c. Kemampuan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran koopertif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama
perlu ditentukan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap
anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab
masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang
pintar.
d. Keterampilan untuk bekerja sama
5
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan
bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam
berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, memberikan
kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
6
memberikan penilaian yang berbeda terhadap individu, tetapi sama
terhadap kelompok.
c. Interaksi Tatap Muka (Face To Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk saling bertukar
informasi dan saling belajar. Hal tersebut akan memberikan
pengalaman kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama,
menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-
masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi Dan Komunikasi (Participacion Komunication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu dalam
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka di masyarakat kelak. Oleh sebab itu,
guru perlu melakukan pembekalan kemampuan komunikasi kepada
siswa sebelum pembelajaran kooperatif dilakukan.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa
perlu dibekali dengan kemampuan komunikasi, misalnya, cara
menyatakan ketidaksetujuan atau menyanggah pendapat secara
santun, tidak memojokkan dan lain-lain.
7
pembelajaran sebelumnya. Peserta didik lebih mungkin bekerja menuju
tujuan pembelajaran, jika tujuan tersebut telah dibahas secara eksplisit.
2. Menyampaikan (menyajikan) informasi
Pada tahap ini guru menyajikan informasi kepada peserta didik
secara verbal, dalam bentuk teks, atau secara online. Jika pembelajaran
kooperatif mengharuskan peserta didik membaca teks cetak atau teks
online, maka guru efektif akan bertanggung jawab membantu peserta
didik menjadi pembaca yang baik. Demikian pula, jika peserta didik
diharuskan memperoleh informasi dari internet, mereka harus diajarkan
mengevaluasi kualitas dan akurasi informasi berbasis situs tersebut.
3. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok- kelompok
belajar
Proses membagi peserta didik dalam kelompok dan menyuruh
mereka memulai pekerjaan mereka, mungkin merupakan langkah yang
paling sulit bagi guru. Ini perlu direncanakan dan dikelola dengan
cermat. Masalah lain adalah apakah ketika mengatur peserta didik di
dalam kelompok perlu diatur peran-peran tertentu kepada masing-
masing peserta didik ataukah tidak? Penelitian Palinscar & Herrenkohl
(dalam Arends, 2007), Ratumanan (2003) menunjukkan bahwa
pembagian peran membantu kerja kelompok menjadi lebih efektif.
4. Membantu kelompok bekerja dan belajar
Kegiatan pembelajaran kooperatif yang tidak rumit memungkinkan
peserta didik menyelesaikan pekerjaan mereka dengan bantuan
minimum guru. Untuk kegiatan lain, guru mungkin perlu bekerja sama
dengan setiap kelompok, mengingatkan mereka terhadap tugas yang
harus dikerjakan dan waktu yang dialokasikan untuk setiap tahap.
5. Tes materi
Pada fase ini, guru menilai pengetahuan peserta didik tentang materi
yang dipelajari atau kelompok menyajikan hasil kerja mereka. Dalam
penerapan metode STAD atau Jigsaw, siswa mengerjakan kuis dalam
bentuk objektif, sehingga dapat diskor di kelas atau segera sesudah kuis.
8
6. Memberikan penghargaan
Tugas pasca pembelajaran yang penting dan unik dalam
pembelajaran kooperatif adalah pemberian penghargaan atas usaha dan
prestasi peserta didik. Slavin dan pengembang the John Hopkin
menggunakan konsep buletin kelas mingguan dalam metode STAD dan
Jigsaw. Guru melaporkan dan menerbitkan hasil pembelajaran
kelompok dan individu dalam buletin. Pengembang pendekatan
investigasi kelompok menghargai usaha kelompok dengan
menampilkan hasil penyelidikan kelompok dalam ruangan atau di situs
yang dibuat oleh kelas.8
8
Ratumanan, Inovasi Pembelajaran, (Yogyakarta; penerbit ombak, 2015).hlm.172.
9
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjannya.
6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
9
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”,Hal. 249-250.
10
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tang- gung jawab
kelompoknya.
7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan SPK
Di samping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan, di
antaranya:10
1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa
dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk
siswa yang dianggap memiliki kelebihan, con- tohnya, mereka akan
merasa terhambat oleh siswa yang di- anggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan se- macam ini dapat mengganggu
iklim kerja sama dalam kelompok.
2. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka di-
bandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara
belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
tidak pernah dicapai oleh siswa.
3. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa. Membantu kelompok, mengetes materi, memberikan
penghargaan.
10
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, Hal.240
11
4. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, Dan,
hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau
sekali-sekali penerapan strategi ini.
5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang
bukan pekerjaan yang mudah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggota
pada umumnya terdiri dari4-6 siswa dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Dengan ciri-ciri Siswa dalam kelompok secara
kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai, Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, Penghargaan lebih menekankan pada kelompok
daripada masing-masing individu.
2. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: Hasil belajar akademik,
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu, Perkembangan keterampilan
sosial.
3. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu: pembelajaran secara tim,
didasarkan pada manajemen kooperatif, kemampuan dan keterampilan
bekerja sama.
4. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yaitu: prinsip ketergantungan
psoitif, tanggung jawab perorangan, interaksi dan tatap muka,
partisipasi dan komunikasi.
5. langkah-langkah pembelajaran kooperatif yaitu: mengklarifikasi tujuan
pembelajaran, menyampaikan informasi, membuat kelompok-
kelompok,
6. Banyak keunggulan dalam pembelajaran kooperatif tetapi juga memiliki
kelemahan dan kekurangan.
13
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
(Abdul, 2014; Bialangi & Kundera, 2018; Fuad, 2015; Ratumanan, 2015; Sanjaya,
2006; Siswa, 2021; Sulistio & Haryanti, 2022; Sulisto & Haryanti,
2022)Abdul, M. (2014). Strategi Pembelajran (E. Kuswandi (ed.); 3rd ed.).
PT REMAJA ROSDAKARYA.
Sulistio, andi, & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran kooperatif (E. Setiawan
& S. Aditya (eds.); 1st ed.). EUREKA MEDIA AKSARA.
15