Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengembangan Kurikulum

Dosen pengampu : Jamaluddin Shiddiq, M. Pd.

Disusun Oleh:

Ahmad Maskun Tamami (202210003)


Dahrul Akbar Anurraga (202210023)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. iii

A. Latar Belakang ............................................................................... iii


B. Rumusan Masalah .......................................................................... iii
C. Tujuan............................................................................................. iv

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................. 1

A. Konsep dasar SPK .......................................................................... 1


B. Prinsip-Prinsip Pemilihan SPK ...................................................... 4
C. Langkah-Langkah SPK .................................................................. 7
D. Keunggulan dan Kelemahan SPK .................................................. 10

BAB III : PENUTUP...................................................................................... 13

A. Kesimpulan .................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah yang
sering terjadi dalam dunia Pendidikan di negara kita. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang ditekankan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk meghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, mereka pintar secara teoritis
tetapi mereka miskin dalam aplikasi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan, guru merupakan
komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses
Pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena
tiu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah bagaimana
merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang ingin dicapai. Karena tidak semua tujuan dicapai dengan
hanya satu cara.
Makalah ini mencoba menyajikan hal-hal yang yang berkaitan
dengan perencanaan dan implementasi dari strategi pembelajaran, khusunya
dalam pembelajaran kooperatif. dalam pembelajaran kooperatif, guru
sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman yang lebih tinggi dengan melibatkan pemikiran siswa. Siswa
dapat pengetahuan langsung dalam menerapkan ide-ide mereka.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep dari pembelajaran Kooperatif?
2. Prinsip-prinsip pemilihan apa yang mlandasi Pembelajaran Kooperatif?
3. Bagaimana Langkah-langkah melakukan Pembelajaran Kooperatif?

iii
4. Apa sajakah keunggulan dan kelemahan Pembelajaran kooperatfi?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar dari pembelajaran Kooperatif
2. Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan pembelajaran kooperatif
3. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Kooperatif
4. Mengetahui keunggulan dan kelemahan pembelajaran Kooperatif

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif


1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil
pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing
model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, tekanan utama yang
berbeda-beda.1
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model dari berbagai
model pembelajaran yang menenkankan dan mengutamakan kerja sama
dalam mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggota pada umumnya terdiri
dari4-6 siswa dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.2
Pembelajaran Kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif (Cooperative Task) dan komponen struktur
insentif kooperatif (Cooperative incentive structure). Tugas kooperatif
berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Sedangkan struktur insentif kooperatif
merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk
bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap
sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif karena setiap anggota
kelompok bekerja keras untuk belajar , mendorong dan memotivasi
anggota lain menguasai materi pembelajaran sehingga mencapai tujuan

1
Andi Sulistio, Nik Haryanti, “Model Pembelajaran Kooperatif”,(Purbalingga:Eureka Media
Aksara:2022), Hal.1.
2
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2014). Hal.174.

1
kelompok.3 Jadi, hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah
adanya adanya harapan selain memiliki dampak pelajaran yaitu berupa
peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak
pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang
dinggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap
waktu dan suka menolong orang lain.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran kooperatif


Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa cirri-ciri yang
akan dijelaskan yaitu sebagai berikut:4
a. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi
belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-
masing individu. Pembelajaran kooperatif tidak hanya
mengajarkan kepada peserta didik untuk bekerjasama, tetapi juga
mengajarkan untuk menyelesaikan materi secara mandiri, tidak
membedakan unsur sosial seperti ras, suku dan budaya dan
penghargaan yang tinggi terhadap kelompok-kelompok.

3
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup: 2006) Hal.243.
4
Zuriatun hasanah dan Ahmad Shofiyul himami,”Model Pembelajaran Kooperatif Dalam
Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa”, Jurnal Studi Kemahasiswaan, Vol. 1, No. 1, April 2021,
hal.3.

2
3. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang
menggunakan sistem belajar secara berkelompok yang bertujuan siswa
bisa mencapai tujuan pembelajaran yaitu sebagai berikut:5
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif dikembangkan untuk mencakup
beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-
tugas hasil belajar akademis. Di samping mengubah norma yang
berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat
memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
b. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lainnya ialah penerimaan secara luas dari orang-
orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif
memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik
dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai terhadap perbedaan individu satu sama lain.
c. Perkembangan keterampilan sosial.
Tujuan penting ketiga dalam pembelajaran kooperatif yaitu
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan
kolaborasi. Bekerja sama dengan teman satu kelompok dalam
menyelasaikan tugas dan masalah terkait pembelajaran. Agar peserta
didik dapat melatih ketrampilan sosialnya, ketrampilan dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesamanya. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini

5
Zuriatun hasanah dan Ahmad Shofiyul himami,”Model Pembelajaran Kooperatif Dalam
Menumbuhkan Keaktifan Belajar Siswa”hal.3.

3
banyak anak muda masih kurang dalam pengembangan
keterampilan social.

4. Manfaat Pembelajaran Kooperatif


Menurut Linda Lungren, Ada beberapa manfaat pembelajaran
kooperatif bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, yaitu: 1)
meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. 2) rasa harga diri menjadi
lebih tinggi. 3) Memperbaiki sikap. 4) Memperbaiki kehadiran. 5)
Angka putus sekolah menjadi rendah. 6). Penerimaan terhadap
perbedaan individu menjadi lebih besar. 7). Perilaku mengganggu
menjadi lebih kecil. 8). Konflik antar pribadi berkurang. 9). Sikap apatis
berkurang. 10). Pemahaman yang lebih mendalam. 11). Meningkatkan
motivasi. 12). Hasil belajar lebih tinggi. 13). Meningkatkan kebaaikan
budi, kepekaan dan toleransi.6
B. Prinsip-Prinsip Pemilihan Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang
lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok, tujuan
yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam
penegertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adnyaa unsur kerja
sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang
menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Dengan demikian
karakteristik pembelajaran kooperatif dijelaskan sebagai berikut:7
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim
harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim

6
Abdul Majid, “Strategi Pembelajaran”, Hal.176.
7
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, hal.244-246.

4
harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itulah kriteria keberhasilan pembelajaran di tentukan oleh
keberhasilan tim.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, menejemen mempunyai
empat fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaaan, fungsi organisasi,
fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam
pembelajaran koopertaif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya tujuan
apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, apa yang
harus digunakan untuk mencapai tujuan itu dan lain
sebagainya.fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran
koopertif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk
ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi
organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pekerjaan bersama antar setiap anggota kelompok, oleh sebab itu
perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.
Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif
perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun
nontes.
c. Kemampuan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran koopertif ditentukan oleh
keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama
perlu ditentukan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap
anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab
masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling
membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang
pintar.
d. Keterampilan untuk bekerja sama

5
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui
aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan
bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau
dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam
berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat
menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, memberikan
kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti yang
dijelaskan dibawah ini:
a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu tugas
sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan oleh anggota
kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota
kelompok bahwa keberhasilan setiap tugas kelompok akan
ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Dengan
demikian, semua akan diuntungkan.
Untuk terciptanya kelompok yang efektif, masing-masing
anggota kelompok perlu membagi tugas sesuai dengan tugas
kelompoknya. Inilah yang dinamakan hakikat ketergantungan
positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan
mana kala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya.
b. Tanggungjawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang
pertama.dikarenakan keberhasilan kelompok tergantung pada setiap
anggota, maka setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab
dengan tugasnya masing-masing. Setiap anggota harus memberikan
yang terbaik untuk kelompoknya. Untuk itu, maka guru harus

6
memberikan penilaian yang berbeda terhadap individu, tetapi sama
terhadap kelompok.
c. Interaksi Tatap Muka (Face To Face Promotion Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan
yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk saling bertukar
informasi dan saling belajar. Hal tersebut akan memberikan
pengalaman kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama,
menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-
masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing.
d. Partisipasi Dan Komunikasi (Participacion Komunication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk mampu dalam
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka di masyarakat kelak. Oleh sebab itu,
guru perlu melakukan pembekalan kemampuan komunikasi kepada
siswa sebelum pembelajaran kooperatif dilakukan.
Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa
perlu dibekali dengan kemampuan komunikasi, misalnya, cara
menyatakan ketidaksetujuan atau menyanggah pendapat secara
santun, tidak memojokkan dan lain-lain.

C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Sebagai seorang guru, memilih pembelajaran kooperatif dalam


kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan langkah-langkah, agar dapat
memperoleh hasil yang optimal. Arends mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran kooperatif berikut ini :

1. Mengklarifikasi tujuan dan membuka pelajaran


Guru efektif memulai pelajaran dengan mengulas kembali,
menjelaskan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang mudah
dipahami, dan menunjukkan keterkaitan antara pelajaran dengan

7
pembelajaran sebelumnya. Peserta didik lebih mungkin bekerja menuju
tujuan pembelajaran, jika tujuan tersebut telah dibahas secara eksplisit.
2. Menyampaikan (menyajikan) informasi
Pada tahap ini guru menyajikan informasi kepada peserta didik
secara verbal, dalam bentuk teks, atau secara online. Jika pembelajaran
kooperatif mengharuskan peserta didik membaca teks cetak atau teks
online, maka guru efektif akan bertanggung jawab membantu peserta
didik menjadi pembaca yang baik. Demikian pula, jika peserta didik
diharuskan memperoleh informasi dari internet, mereka harus diajarkan
mengevaluasi kualitas dan akurasi informasi berbasis situs tersebut.
3. Mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok- kelompok
belajar
Proses membagi peserta didik dalam kelompok dan menyuruh
mereka memulai pekerjaan mereka, mungkin merupakan langkah yang
paling sulit bagi guru. Ini perlu direncanakan dan dikelola dengan
cermat. Masalah lain adalah apakah ketika mengatur peserta didik di
dalam kelompok perlu diatur peran-peran tertentu kepada masing-
masing peserta didik ataukah tidak? Penelitian Palinscar & Herrenkohl
(dalam Arends, 2007), Ratumanan (2003) menunjukkan bahwa
pembagian peran membantu kerja kelompok menjadi lebih efektif.
4. Membantu kelompok bekerja dan belajar
Kegiatan pembelajaran kooperatif yang tidak rumit memungkinkan
peserta didik menyelesaikan pekerjaan mereka dengan bantuan
minimum guru. Untuk kegiatan lain, guru mungkin perlu bekerja sama
dengan setiap kelompok, mengingatkan mereka terhadap tugas yang
harus dikerjakan dan waktu yang dialokasikan untuk setiap tahap.
5. Tes materi
Pada fase ini, guru menilai pengetahuan peserta didik tentang materi
yang dipelajari atau kelompok menyajikan hasil kerja mereka. Dalam
penerapan metode STAD atau Jigsaw, siswa mengerjakan kuis dalam
bentuk objektif, sehingga dapat diskor di kelas atau segera sesudah kuis.

8
6. Memberikan penghargaan
Tugas pasca pembelajaran yang penting dan unik dalam
pembelajaran kooperatif adalah pemberian penghargaan atas usaha dan
prestasi peserta didik. Slavin dan pengembang the John Hopkin
menggunakan konsep buletin kelas mingguan dalam metode STAD dan
Jigsaw. Guru melaporkan dan menerbitkan hasil pembelajaran
kelompok dan individu dalam buletin. Pengembang pendekatan
investigasi kelompok menghargai usaha kelompok dengan
menampilkan hasil penyelidikan kelompok dalam ruangan atau di situs
yang dibuat oleh kelas.8

NO FASE TINGKAH LAKU GURU


1 Menyampaikan tujuan dan Guru menyampaikan semua tujuan
motivasi siswa. pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi lewat
bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan siswa Guru menjelaskan kepada siswa
ke dalam kelompok- bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
4 Membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-
bekerja dan belajar kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari

8
Ratumanan, Inovasi Pembelajaran, (Yogyakarta; penerbit ombak, 2015).hlm.172.

9
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjannya.
6 Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.

D. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif


a. Keunggulan SPK
Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi
pembelajaran di antaranya9:
1. Melalui SPK siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa
yang lain.
2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membanding- kannya
dengan ide-ide orang lain.
3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala
perbedaan.
4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
5. SPK merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk me-
ningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interper-
sonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keteram-
pilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
6. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.

9
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”,Hal. 249-250.

10
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat
kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tang- gung jawab
kelompoknya.
7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

b. Kelemahan SPK
Di samping keunggulan, SPK juga memiliki keterbatasan, di
antaranya:10
1. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu.
Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa
dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk
siswa yang dianggap memiliki kelebihan, con- tohnya, mereka akan
merasa terhambat oleh siswa yang di- anggap kurang memiliki
kemampuan. Akibatnya, keadaan se- macam ini dapat mengganggu
iklim kerja sama dalam kelompok.
2. Ciri utama dari SPK adalah bahwa siswa saling membelajarkan.
Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka di-
bandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara
belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
tidak pernah dicapai oleh siswa.
3. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap
individu siswa. Membantu kelompok, mengetes materi, memberikan
penghargaan.

10
Wina, Sanjaya, “STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI STANDAR PROSES
PENDIDIKAN”, Hal.240

11
4. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, Dan,
hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau
sekali-sekali penerapan strategi ini.
5. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu idealnya melalui SPK selain siswa belajar
bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun
kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK memang
bukan pekerjaan yang mudah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggota
pada umumnya terdiri dari4-6 siswa dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Dengan ciri-ciri Siswa dalam kelompok secara
kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai, Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
yang berbeda-beda, Penghargaan lebih menekankan pada kelompok
daripada masing-masing individu.
2. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah: Hasil belajar akademik,
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu, Perkembangan keterampilan
sosial.
3. Karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu: pembelajaran secara tim,
didasarkan pada manajemen kooperatif, kemampuan dan keterampilan
bekerja sama.
4. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yaitu: prinsip ketergantungan
psoitif, tanggung jawab perorangan, interaksi dan tatap muka,
partisipasi dan komunikasi.
5. langkah-langkah pembelajaran kooperatif yaitu: mengklarifikasi tujuan
pembelajaran, menyampaikan informasi, membuat kelompok-
kelompok,
6. Banyak keunggulan dalam pembelajaran kooperatif tetapi juga memiliki
kelemahan dan kekurangan.

13
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang
perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

(Abdul, 2014; Bialangi & Kundera, 2018; Fuad, 2015; Ratumanan, 2015; Sanjaya,
2006; Siswa, 2021; Sulistio & Haryanti, 2022; Sulisto & Haryanti,
2022)Abdul, M. (2014). Strategi Pembelajran (E. Kuswandi (ed.); 3rd ed.).
PT REMAJA ROSDAKARYA.

Bialangi, M. S., & Kundera, I. N. (2018). Pengembangan sikap sosial dalam


pembelajaran biologi : kajian potensi pembelajaran kooperatif. Proceeding
Biology Education Conference, 15(1), 138–145.

Fuad, A. J. (2015). Strategi Pembelajaran Kooperatif (Studi Eksperimen).


Handbook of Educational Ideas and Practices, 2, 859–864.

Ratumanan, T. G. (2015). Inovasi pembelajaran (1st ed.). Penerbit Ombak.

Sanjaya, W. (2006). strategi pembelajaran Berorientasi Standard Pendidikan (fajar


interpratama offset (ed.); 1st ed.). Kencana Prenada Media Grup.

Siswa, K. B. (2021). IRSYADUNA: Jurnal Studi Kemahasiswaan Vol. 1, No. 1, April


2021 P-ISSN : - ; E-ISSN : -
https://jurnal.stituwjombang.ac.id/index.php/irsyaduna. 1(1), 1–13.

Sulistio, andi, & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran kooperatif (E. Setiawan
& S. Aditya (eds.); 1st ed.). EUREKA MEDIA AKSARA.

Sulisto, A., & Haryanti, N. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative


Learning Model). Eureka Media Aksara, 1–23.

15

Anda mungkin juga menyukai