Disusun Oleh :
Nur Fitriani
4201418054
JURUSAN FISIKA
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu upaya untuk memajukan suatu bangsa adalah perlu diperhatikan
dan ditingkatkannya mutu pendidikan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 dalam Permendikbud Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dikaji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Teori Humanistik
Dalam teori humanistik, belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau
pengalaman dan menemukan maknanya secara pribadi. Salah satu sumsi yang
menjadi dasar humanistik adalah siswa belajar tentang apa yang mereka butuhkan dan
apa yang ingin mereka tahu. Siswa memutuskan sendiri apa yang mau mereka
pelajari. Tidak akan ada yang benar-benar dipelajari oleh siswa jika kepuasan ata
betuhuan atau rasa ingin tahunya tidak terpenuhi (Goodman dalam Hitipiew, 2009:
117). Hal-hal lain yang dipelajari namun tidak berkaitan dengan kebutuhan siswa
akan segera hilang dari ingatannya. Teori humanistik juga memberikan penekanan
bahwa proses pembelajaran hendaknya dapat membentuk siswa terus ingin belajar
dan juga tahu bagaimana belajar.
Teori humanistik digunakan sebagai dasar teori strategi PBL. Implikasi teori
humanistik dalam pelaksanaan pembelajaran dengan strategi PBL memiliki karakter:
(1) masalah yang diangkat hendaknya bermakna bagi siswa; (2) pemecahan
masalahnya akan dapat melibatkan disiplin ilmu lain tergantung kemampuan dan
kemauan siswa
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal,
kemampuan pemecahan masalah matematis diindikasikan masih rendah. Self efficacy
juga penting untuk dimiliki dan dikembangkan seiring dengan pengembangan
kemampuan pemecahan masalah matematis. Salah satu faktor penyebab rendahnya
hal tersebut adalah belum dipilihnya model pembelajaran yang sesuai. Proses
pembelajaran masih bersifat teacher centered learning yang berakibatnya antusisas,
interaksi, dan penekanan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran kurang.
Berdasarkan masalah tersebut, perlu adanya suatu model pembelajaran yang cocok
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan self
efficacy siswa.
Penerapan model pembelajaran PBL terintegrasi STAD dapat menjadi
alternatif bagi guru. Hal ini dikarenakan, pembelajaran tersebut membuat siswa
menjadi aktif dandapat berdiskusi atas permasalahan dalam belajar, sehingga
pembelajaran akan mudah dipahami oleh siswa dan pembelajaran lebih bermakna.
Jika penerapan PBL terintegrasi STAD dilaksanakan dengan langkah-langkah yang
tepat, maka diduga dapat meningkatkan kemampuan trigonometri dalam materi
dinamika rotasi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian mix methods atau
kuantitatif-kualitatif atau penelitian kombinasi. Menurut Cresswell (2015: 535),
mixed methods adalah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
mencampurkan kedua metode kuantitatif dan kualitatif dalam studi tunggal atau
serangkaian penelitian untuk memahami masalah penelitian. Sugiyono (2015: 14)
menyatakan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2015: 15)
menuturkan, penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
4 Desain Penelitian
kualitatif secara bersama-sama, namun bobot metodenya berbeda. Pada model ini
terdapat metode primer dan metode sekunder. Pada penelitian ini, metode primer
digunakan untuk memperoleh data utama, yaitu data kuantitatif, sedangkan metode
sekunder digunakan untuk memperoleh data kualitatif guna mendukung data utama.
Arikunto (2013: 67) menyatakan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes ini digunakan untuk memperoleh data
mengenai kemampuan fisika kelas XI. Sebelum dilakukan tes, instrumen tes harus
diuji cobakan pada kelas uji coba, uji coba dilakukan untuk mengetahui indeks
kesukaran, daya pembeda, reliabilitas, dan validitas butir soal tes. Dalam penelitian
ini, terdapat pretest, dan posttest. Adapun bentuk tes yang digunakan adalah uraian.
4.3.2 Metode Pengumpulan Data Kualitatif
4.3.2.1 Wawancara
Dalam penelitian ini, instrumen tes terdiri dari pretest, tes 1, posttest. Pretest
yaitu tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah
matematis dan fisika pada siswa sebelum mendapatkan perlakuan pembelajaran PBL
terintegrasi STAD pada kelompok eksperimen. Posttest yaitu tes akhir dengan materi
keseluruhan, yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan trigonometri siswa pada .
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang digunakan adalah tes
berbentuk uraian. Penyusunan instrumen tes dilakukan melalui beberapa langkah
yang terdiri atas: (1) pembatasan materi yang diujikan yaitu dinamika rotasi, (2)
penentuan bentuk soal berupa soal uraian, (3) penentuan banyak butir soal, (4)
penentuan alokasi waktu pengerjaan, (5) penyusunan kisi-kisi soal, (6) penyusunan
butir soal serta kunci jawaban dan pedoman penskoran, (7) menguji cob instrumen
penelitian pada kelas uji coba yang telah ditentukan, (8) analisis hasil uji coba
meliputi validitas, reliabilitas, butir soal, daya pembeda, dan indeks kesukaran, (9)
pemilihan butir soal yang akan digunakan, (10) penggunaan soal.
Sebagai instrumen, tes harus valid dan reliabel untuk menjamin ketercapaian
tujuan dan fungsi tes. Pada penyusunan soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis, peneliti menganalisis butir soal melalui uji validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan indeks kesukaran pada soal uji coba.
Uji coba soal dilakukan dilakukan pada kelas VIII E dengan 30 responden.
Dari hasil analisis uji coba soal, peneliti dengan pertimbangan dari dosen
pembimbing, mengambil keputusan bahwa 8 butir soal uji coba dapat digunakan.
Adapun uji-uji tersebut secara rinci dijelaskan sebagai berikut.
1. Validitas Tes
Keterangan:
banyak subjek,
moment, dengan menentukan taraf signifikan 5%, jika maka alat ukur
atau instrumen tersebut valid (Sugiyono, 2015: 357). Analisis validasi ini dilakukan
menggunakan program Microsoft Excel, diperoleh hasil seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Analisis Validasi Soal Uji Coba
Perhitungan hasil analisis beserta cara untuk memperolehnya dapat dilihat pada
Lampiran 12.
2. Reliabilitas Tes
Selain valid, tes juga harus reliabel. Tes dapat dikatakan memiliki reliabilitas
apabila instrumen tersebut jika digunakan untuk mengukur berkali-kali dapat
menghasilkan data yang sama. Untuk mengetahui tingkat realibilitas pada tes
kemampuan komunikasi matematis yang berbentuk uraian digunakan rumus Alpha
Cronbarch (Arikunto, 2013: 122) sebagai berikut.
dengan
Keterangan:
koefisien reliabilitas,
: jumlah siswa,
Kriteria
0,821073 Reliabilitas Tinggi
termasuk dalam kriteria reliabilitas yang tinggi. Untuk perhitungan lebih lengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 13.
.
4.4.2 Instrumen Penelitian Kualitatif
4.4.2.1 Lembar Observasi
berdistribusi normal. Selain itu, ditolak. Jika populasi berdistribusi normal maka
1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis (uji peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa) dalam
penelitian ini dilakukan perhitungan rata-rata selisih pretest dan posttest siswa pada
materi dinamika rotasi. Variabel yang terlibat dalam hipotesis adalah variabel bebas
yaitu model pembelajaran dan variabel terikat yaitu kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Adapun perhitungannya diilustrasikan seperti Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Perhitungan Uji Hipotesis 2
Kelompok Eksperimen
Pretest Posttest Selisih
Setelah didapatkan hasil rata-rata selisih pretest dan posttest dari masing-
masing kelas ( dan ), kemudian keduanya dibandingkan. Sehingga akan
terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata selisih pretest dan posttest antara
kelompok eksperimen dengan kontrol. Selain itu, ditolak.