IDENTIFIKASI MASALAH
RUMUSAN MASALAH
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran Pendidika Agama Islam
dan apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerapan model pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata
JUDUL :
1. Guru akan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan Model Pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction
3. Guru akan memvariasikan model dan metode pembelajaran yang menarik minat belajar
Guru PAI - BP
ZAINUDDIN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT
Oleh :
ZAINUDDIN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang,
dalam kegiatan tersebut dibutuhkan seseorang guru yang professional yang secara implicit ia
telah merelakan diirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang
Masyarakat dari yang terkebelakang sampai yang paling maju, mengakui bahwa guru
merupakan satu diantara sekian banyak unsure pembentuk utama calon anggota masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan rasa tanggung jawab yang besar dari
seseorang guru dalam melaksanakna proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah
suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukattif mewarnai interaksi yang terjadi antara
guru dan peserta didik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain;
1
Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 2006) hal 39
pengajaran yang sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran.”2
Dari pernyataan diatas dapat dipahami bahwa dalam proses belajar mengajar yang
melakukan kegiatan interaksi yang bernilai edukatif, yaitu adanya interaksi antara pendidik
dengan peserta didik yang terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,
guru merencanakna kegiatan pengajaran yang sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu
Konsep mengajar dalam perkembangan masih dianggap sebagai suatu kegiatan yang
merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkan
sebagai perubahan tingkah laku terhadap peserta didik yang dituangkan atau yang
siswa sehingga dapat mendorong dan menetukan siswa melakukan kegitan belajar. Menurut
pengetahuan pada anak, penyampaian kebudayaan pada anak dan merupakan aktivitas
Dalam proses belajar mengajar guru harus jeli dalam memilih, mendesain dan
menetapkan prosedur, model, strategi dan metode belajar mengajar yang dianggap paling
cocok, tepat dan efektif. Model pembelajaran adalah bagaimana guru menyajikan materi
2
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta:Rineka Cipta, 2006)
hal 1
3
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : Remaja Rosda Karya, 2003 ), hal 84
4
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam( Jakarta: Bina Aksara, 2010) hal 180
untuk memotivasi dan mendorong peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran,
sehingga materi atau tujuan pembelajaran yang disampaikan guru bisa dicapai dengan baik.
mosel atau strategi yang digunakan, agar materi yang disampaikan lebih mudah diserap oleh
peserta didik. Model pembelajaran artau strategi pembelajaran yang akan dipilih dan
digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai, maka guru
harus mampu menetukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik,
sebab model pembelajaran pada dasarnya adalah suatu jalan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang dapat menggali potensi dan mengaktifkan
peserta didik adalah aptitude treatment interaction. Dimana model ini bisa membuat guru dan
peserta didik sama-sama aktif. Dan juga model ini berangkat dari bagaimana perlakuan guru
terhadap peserta didik, dan bagaimana sikap peserta didik terhadap guru dalam proses
pembelajaran, sehingga antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran saling aktif
1. Guru Pendidikan Agama Islam di SDN 009 Seberang Taluk kurang kreatif dalam
2. Ada sebagian siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurang aktif dan kreatif
didalam belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai dengan baik.
3. Ada sebagian siswa ketika diskusi kelompok pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan baik.
Dari gejala-gejala diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang
Agama Islam”
Dari rumusan esensial yang dikemukan di atas, terlihat secara hakiki Aptitude
Treatment Interaction bertujuan untuk menciptakan kesesuaian antara perlakuan atau metode
kemampuan serta kebutuhan peserta didik dalam rangka mencapai optimalisasi hasil belajar.5
Ada beberapa yang esensial dari model pembelajaran Aptitude treatment interaction
yaitu:
(aptitude) nya.
2. Aptitude Treatment Interaction berasumsi bahwa optimalisasi hasil belajar akan tercapai
3. Hubungan timbal balik antara hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan pengaturan
kondisi pembelajaran dikelas atau hasil belajar yang diperoleh peserta didik bergantung
5
Ibid, hal 236
6
Ramayulis, Metodologi Pendidiksn Agsma Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2010) hal 236.
B. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang bahwa permasalahan pokok
Pada Mata Pendidikan Agama Islam, Maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana sikap atau pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama
d. Bagaimana interaksi antara guru dan paserta didik dalam model pembelajaran Aptitude
meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran Agama Islam
2. Batasan Masalah.
penelitian ini penulis batasi pada masalah yaitu Penerapan Model Pembelajaran Aptitude
Treatment Interaction Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata
3. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini maka penulis, merumuskan masalah
sebagai berikut:
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran Pendidika Agama
Islam
Interaction Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran
1. Tujuan Penelitian
Interaction Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan pemikiran bagi penulis agar dapat dicari solusinya dalam mengatasi
Agama Islam
c. Untuk memenuhi prasyarat dalam meraih gelar sarjana Pendidikan Islam di Universitas
F. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
C. Analisa Data
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Aptitude dalam kamus bahasa Indonesia merupakan kata benda yang berarti bakat,
aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran aptitude treatment interaction adalah siswa
yang cocok dengan perbedaan kemampuan (aptitude) peserta didik, yaitu perlakuan
(treatment) yang secara optimal efektif diterapkan untuk pserta didik yang berbeda
kemampuannya.
Dari pengertian yang dikemukakan Snow secara implicit akan terlihat adanya
hubungan timbale balik antara hasil belajar yang diperoleh peserta didik dengan
pengaturan kondisi pembelajaran. Hal ini berate bahwa hasil belajar yang diperoleh peserta
didik dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran yang dikemukan pendidik dikelas. Dengan
demikian berat bahwa semakin cocok perlakuan atau metode pembelajaran (treatment),
7
Ramayulis, Metodologi … hal 235
yang diterapkn pendidik dengan perbedaan kemampuan (aptitude) peserta didik makin
Ada beberapa yang esensial dari pendekatan aptitude treatment interaction sebagai
berikut:
berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk peserta
berasumsi bahwa optimalisai prestasi akademik atau hasil belajar akan tercipta bilamana
Ketiga, Terdapat hubungan timbale balik antara hasil belajar yang dicapai peserta
didik dengan pengaturan pembelajaran dikelas. Atau dengan kata lain, hasil belajar yang
Dari makna esensial di atas, terlihat bahwa secara hakiki pendekatan aptitude
treatment interaction bertujuan untuk menciptakan kesesuain antara perlakuan atau metode
perbedaan kemampuan serta kebutuhan peserta didik dalam rangka mencapai optimalisasi
hasil belajar10
8
Ibid, hal 236
9
Ibid
10
Ibid
Keberhasilan model pembelajaran aptitude treatment interaction mencapai tujuannya
Kesesuain tersebut akan termanisfestasi pada optimalisasi hasil belajar yang dicapai
peserta didik.11
dicapai dengan baik, maka dalam implementasinya perlu diperhatikan dan dihayati
Ketiga, peserta didik yang memiliki rasa percya diri kurang atau sulit dalam
menyesuaikan diri (pencemas atau minder), cendrung belajarnya lebih baik bila berada
dalam lingkungan belajar yang sangat terstrukur. Sebaliknya bagi peserta didik yang tidak
11
Ibid, hal 237
pencemas atau memiliki rasa percaya diri tinggi belajarnya akan lebih baik dalam situasi
a. Treatment awal
Peserta didik didalam kelas diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yang terdiri dari
cocok atau sesuai dengan karakteristiknya. Dalam penedekatan inikepada peserta didik
12
Ibid, hal 237-338
13
Ibid
Peserta didik yang berkemampuan sedang diberikan perlakuan secara konvensional atau
perlakuan dalam bentuk regular teaching-tutorial. Tutorial diberikan dapat oleh peserta
didik itu sendiri atau para tutor atau mentor yang sudah menerima petunjuk dan
d. Achievement test
achievement test. Revisi (dalam rentang waktu yang sudah dijadwalkan), diadakan
achievement test untuk mengukur tingkat pnguasaan peserta didik terhadap apa yang
sudah dipelajarinya.14
a. Faktor interen siswa ( factor diri pribadi siswa ). Siswa merupakan organisme unik
b. Faktor lingkungan. Lingkungan adalah salah satu strategi yang mendorong siswa
sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya. Dalam arti pembelajaran
14
Ibid, hal 238-240
15
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, ( Jakarta : Kencana Prenada Media,
2000), hal 17
menggunakan lingkungan merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan dan
c. Faktor komunikasi adalah factor yang harus dikembangkan di dalam kelas. dimana
factor komunikasi adalah factor yang urgen dimana guru dan siswa saling bernteraksi
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari kata yaitu “prestasi” dan
“belajar”. Antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu,
sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan ada baiknya pembahasan ini diarahkan
pada masalah pertama untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata
prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan memahami lebih mendalam tentang
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk
mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan
berbagai tantangan yang dihadapi untuk mencapainya. Hanya denga keuletan dan
optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah
Banyak kegiatan yang bisa dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan prestasi.
Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi, maka muncullah berbagai
pendapt dari para ahli sesuai keahlian mereka masing-masing untuk memberikan
16
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru ( Surabaya : Usaha Nasional, 1994
), hal 5
pengertian mengenai kata prestasi. Namun secara umum mereka sepakat bahwa “Prestasi”
W.J.S. Poerwodarminto berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai
murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka
Dari berbagai pengertian prestasi yang dikemukan oleh para ahli, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat
kita pahami bahwa prestasi adalah hasil dari kegiatan yang dicapai dari suatu kegiatan yang
telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja, baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.19
Dengan penjelasan tentang pengertian prestasi belajar dan tujuan belajar tersebut di
atas maka dapatlah dikemukakan bahwa pada dasarnya prestasi adalah hasil yang diperoleh
dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan suatu perubahan dalam tingkah laku. Dengan demikian dapat diambil
pengertian yang cukup sederhana mengenai hal ini. Dengan belajar dan berprestasi maka
akan diperoleh suatu sebab akibat yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam diri
sendiri individu hasil dari aktivitas dalam proses belajar yang berupa keterampilan,
17
Ibid hal 19
18
W.J.S Poerwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1997, hal 787
19
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi... hal 21
B. Penelitian yang Relevan
Aptitude Treatment Interaction Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, relevan dengan penelitian Dwi Nugroho Hidayanto
pembelajaran disebabkan oleh sikap spekulatif dan intuitif guru dalam memilih metode dan
metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan memiliki daya tarik".
Dan juga relevan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti, mahasiswa S2
jurusan Teknologi Pendidikan yang meneliti tentang "Perbedaan Prestasi Belajar dengan
SDN Negeri Bandar Lampung" menyatakan, bahwa model pembelajaran konvensional belum
mampu menjadikan semua siswa di kelas bisa menguasai kompetensi minimal yang telah
Di samping itu, siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, belum memperoleh
layanan secara optimal dalam pembelajaran. Dan penelitian yang penulis lakukan ini
bagaimana sikap siswa terhadap guru, dan yang paling urgen masalah yang penulis angkat
yaitu bagaimana guru bisa memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di SDN 009 Seberang Taluk Kabupaten Kuantan Singingi.
b. Waktu Penelitian
a. Subjek
b. Objek
Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran
3. Rencana Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di
munculkan oleh guru di dalam kelasnya sendiri. 20 Adapun tujuan pelaksanaan PTK ini untuk
memperbaiki proses dan meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK dapat digunakan untuk
menulis bahan ajar yang berkualitas dan mencari alat bantu mengajar yang paling tepat. 21 Ada
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana kegiatan sebagai berikut :
Rencana pembelajaran pada pertemuan kedua dan seterusnya disusun berdasar hasil
analisis terhadap metode penelitian yang digunakan yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
2. Pelaksanaan Tindakan
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1V Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SDN 009 Seberang Taluk yang diterapkan kepada anak didik pada proses belajar
mengajar.
Pada tahap ini aktivitas peneliti dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung
di pantau oleh guru mitra dengan menggunakan pedoman lembar observasi aktivitas
4. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan untuk dianalisis
dan selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat
diketahui ada tidaknya peningkatan ketuntasan belajar sebelum tindakan dan sesudah
tindakan. Hasil belajar inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan
Keempat tahap dalam PTK tersebut membentuk sebuah siklus, yang kegiatannya
beruntun dan akan kembali kelangkah semula.22 Penelitian ini dilakukan dalam beberapa
4. Rencana Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti yang melakukan tindakan sedangkan guru mata
pelajaran Agama Islam berperan sebagai pengamat atau sebagai Obsever selama proses
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas pada penelitian
Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa hambatan yang
b. Pelaksanaan tindakan.
c. Observasi.
d. Refleksi
SIKLUS I :
a. Perencanaan.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai
berikut :
22
Suharsimi Arikunto, Penelitian.... hal 20
1) Membuat rencana pembelajaran.
2) Menyiapkan alat bantu mengajar berupa buku paket yang diperlukan dalam rangka
1) Observasi.
2) Refleksi.
hasil yang diperoleh guna melihat dan menilai apa kelemahan-kelemahan serta
dengan tujuan agar dapat memperbaiki pada tindakan yang dilakukan pada siklus II.
SIKLUS II :
Pada pelaksanaan siklus II bisa saja berubah, hal ini dapat disesuaikan dengan hasil
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Jika kemudian pada siklus ini
belum belum terlihat atau belum tercapai secara maksimal maka akan dilanjutkan pada
dengan kebutuhan dan tindak lanjut dari permasalahan yang mungkin terjadi.
a. Observasi.
melakukan observasi atau yang penulis observasi itu adalah Efektivitas model
b. Wawancara
Yaitu tanya jawab antara penulis dengan seseorang yang sebagai sumber objek yang
diteliti, yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal
untuk dimintai keterangan.25 Yang penulis minta keterangan adalah Guru Pendidikan
a. Dokumentasi.
Pengumpulan bukti-bukti itu penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah
berdirinya SDN 009 Sebarang Taluk visi misi, Struktur organisasi, sarana prasarana,
b. Teknik Tes
Teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data kuantitatif dalam penelitian ini
adalah teknik tes. Dimana data yang dikumpulkan berasal dari hasil test evaluasi pada tiap-
24
Suharsimi Arikunto,Proses PenelitianSuatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2010)
Edisi Revisi hal.173-174
25
Tri rama K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya : Mitra Pelajar, 2002), hal 585
26
Ibid hal 129
tiap siklus yang terdiri setiap siklus pada mata pelajaran Agama Islam yang sesuai dengan
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan hasil
belajar siswa setelah Di SDN 009 Seberang Taluk . Skor test hasil belajar yang diperoleh di
Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari persentase tingkat penguasaan siswa pada
setiap indikator baik secara individu maupun klasikal. Dalam penelitian ini target yang ingin
dicapai untuk ketuntasan belajar Agama islam siswa dapat dianalisis dengan melihat
ketuntasan individu berdasarkan KKM SDN 009 Seberang Taluk dengan nilai ≥ 75%
T
T
KI = t ¿ 100 % Keterangan :
KI : Ketuntasan Individu
27
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010, hal
241
b. Ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan rumus :
ST
׿ ¿
KK = SS 100 % Keterangan :
KK : Ketuntasan Klasikal
DAFTAR PUSTAKA
Palingei Hasyim, Pendidikan Agama Islam, Pekanbaru : Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan,
2005