Disusun oleh :
E1Q021016
UNIVERSITAS MATARAM
2021
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
Secara historis, butir-butir dalam pancasila merupakan hasil dari persidangan BPUPKI
pertama yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Sidang ini dilaksanakan pada
tanggal 28 mei 1945 - 1 juni 1945. Ketiga tokoh nasional yakni dr. Soepomo, moh.
Yamin, dan Ir. Soekarno mengutarakan pemikirannya mengenai dasar negara yang
masing-masing mengeluarkan lima buah gagasan. Soekarno sendiri menamai kelima
gagasan miliknya sebagai Pancasila pada tanggal 1 juni yang akhirnya diperingati sebagai
hari lahirnya pancasila. Pancasila sendiri ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
agustus 1945 pada sidang PPKI pertama.
Sebagai dasar negara pancasila merupakan landasan dan pandangan hidup dari seluruh
elemen kehidupan bangsa indonesia. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
menjiwai isi dari pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi :
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Dalam rangka mencerdaskan bangsa, maka hal ini memungkinkan akan ada banyak ilmu-
ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke Indonesia. Peran pancasila disini ialah
sebagai kerangka acuan mengenai tentang bagaimana ilmu-ilmu itu dapat berkembang
akan tetapi tetap sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam pancasila.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diharapkan dapat berkembang di Indonesia guna
mencerdaskan bangsa sesuai dengan apa yang terkandung dalam pancasila yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut dapat membentuk manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pancasila sebagai pengembangan ilmu belum dibicarakan secara eksplisit oleh para
penyelenggara negara sejak Orde Lama sampai era Reformasi. Para penyelenggara
negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan antara
pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan (humanism). Kajian tentang Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu baru mendapat perhatian yang lebih khusus dan
eksplisit oleh kaum intelektual di beberapa perguruan tinggi, khususnya Universitas
Gadjah Mada yang menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Pancasila sebagai
pengembangan ilmu, 1987 dan Simposium dan Sarasehan Nasional tentang Pancasila
sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional, 2006. Namun pada
kurun waktu akhir-akhir ini, belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kaitan dengan pengembangan Iptek di Indonesia.
E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
untuk Masa Depan
1. Esensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Hakikat pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dikemukakan Prof.
Wahyudi Sediawan dalam Simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa sebagai berikut. Sila pertama, Ketuhanan Yang
Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia hidup di dunia ibarat sedang
menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat
nanti. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat
universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas kemanusiaan
atau humanisme menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan
kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi,
bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam
lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi (Wahyudi, 2006: 65). Sila
ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan Negara
Kesatauan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia
perlu menjunjung tinggi asas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya.
Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat
Indonesia. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap
Negara. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan
agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Nafi Setiawan ,Ali Akbar Al Ikhsan, M. Aditya. Utari Cahya Ningati . 2016. PENDIDIKAN
PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU. https://pdfcoffee.com/qdownload/makalah-
pancasila-sebagai-dasar-pengembangan-ilmu-pdf-free.html. Diakses Selasa, 12 oktober 2021
Yuni Anjarwati.2016. Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilm Pengetahuan Dan
Teknologi.https://www.academia.edu/37881257/Pancasila_sebagai_Dasar_Pengembangan
_Ilmu_Pengetahuan_Dan_Teknologi_DISUSUN_OLEH. Diakses Rabu,20 oktober 2021
Nurwadani, P., Saksama, H. Y., Juswajono, A., Munir, M., Mustansyir, R., Nurdin, E. S.,
et al. (2016). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: DirekturJendral
Pembelajaran dan Kemahasiswaan.