Anda di halaman 1dari 9

URGENSI NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN

IPTEK UNTUK MERESPON REVOLUSI INDUSTRI 4.0


1
Hermi Yanzi, 2Muhammad Mona Adha, 3Obby Taufik Hidayat, 4Devi Sutrisno Putri
Program Studi PPKn Universitas Lampung
devi.sutrisnoputri@fkip.unila.ac.id

ABSTRAK
Memasuki era revolusi industri 4.0, tatanan kehidupan mengacu pada dunia industri digital,
begitu halnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Revolusi industri 4.0 menuntut
setiap individu berlari cepat untuk menumbuhkembangkan kemampuan literasi teknologi, data,
dan sumber daya manusia. Ketiga hal tersebut menjadi modal dasar dalam pengembangan
berbagai kompetensi diri setiap individu. Perkembangan dan kemajuan IPTEK saat ini juga
tidak terlepas dari penguasaan ketiga literasi tersebut. Perkembangan IPTEK yang tidak
diimbangi dengan pijakan landasan fundamental bangsa, justru akan lebih banyak
menyumbangkan pengaruh negatif dari pada positif. Penyalahgunaan IPTEK akan mengancam
eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan senjata untuk
menangkal berbagai kemungkinan negatif perkembangan IPTEK, salah satunya adalah
Pancasila. Kesaktian Pancasila tidak hanya sebatas sebagai dasar negara, pedoman hidup, dan
pemersatu bagi bangsa Indonseia, tetapi juga dijadikan sebagai bintang penuntun dalam segala
aspek kehidupan, termasuk pengembangan IPTEK. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman pokok dalam pengembangan IPTEK. Pancasila
dijadikan sebagai dasar pengembangan IPTEK diharapkan memberi dampak luas pada
kemaslahatan kehidupan bangsa Indonesia. IPTEK boleh berkembang dan maju, namun harus
diimbangi dengan menjaga dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur ideologi bangsa di
seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kata kunci: Nilai-nilai Pancasila, IPTEK, dan Revolusi Industri 4.0

PENDAHULUAN masyarakat luas. Perkembangan


Kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi digital telah mendisrupsi
teknologi (IPTEK) mengakibatkan berbagai aktivitas manusia, tidak hanya
peradaban manusia mengalami sebagai mesin penggerak ekonomi
perubahan yang sangat signifikan. namun juga termasuk bidang IPTEK
Berbagai dibelahan dunia seakan berada dan pendidikan tinggi (Maemunah,
dalam radius yang sangat dekat, jarak 2018). Pengembangan IPTEK tidak
tidak lagi menjadi penghalang dalam dapat terlepas dari situasi yang
berkomuinkasi. Berbagai teknologi melingkupinya, hal ini berarti bahwa
canggih yang bertujuan untuk IPTEK selalu berkembang dalam suatu
mempermudah segala macam urusan ruang budaya. Pada gilirannya,
manusia telah ditemukan dan perkembangan IPTEK akan bersentuhan
dikembangkan untuk dipakai oleh dengan nilai-nilai ideologi bangsa, yang
didalamnya termasuk nilai agama dan pengembangan iptek harus senantiasa
budaya. Sehingga, IPTEK perlu didasarkan atas sikap human-religius,
mempertimbangkan nilai-nilai ideologi hal ini dikarenakan keberadaan IPTEK
bangsa dalam pengembangannya agar selalu berdampingan dengan
tidak merugikan umat manusia. kebudayaan dan agama. Kedua, IPTEK
menempatkan nilai agama dan budaya
Perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai mitra dalam berdiskusi. Dalam
teknologi yang demikian cepat, selain hal ini, pengembangan IPTEK
memberikan dampak positif seperti memerlukan faktor eksternal, yaitu
memberi kemudahan dalam kehidupan budaya, ideologi, dan agama untuk
manusia dan masyarakat, juga saling bertukar pikiran.
ditengarai akan menyumbangkan hal-
hal negatif yang diperkirakan dapat Namun, beberapa ilmuwan menganggap
merusak sendi-sendi kehidupan bangsa bahwa IPTEK sama sekali tidak
Indonesia. Penyalahgunaan IPTEK akan berhubungan dengan nilai budaya dan
mengancam eksistensi hidup manusia di agama. Hal ini akan berdampak pada
masa yang akan datang. Oleh karena itu, tidak adanya nilai human-religius
dalam tulisan ini hendak dipaparkan apabila kemajuan atau perkembangan
bagaimana seharusnya Pancasila IPTEK tidak dikawal oleh nilai budaya
dijadikan sebagai dasar pengembangan dan agama. Para ilmuwan tersebut
IPTEK agar selalu memberikan dampak meyakini bahwa IPTEK memiliki
positif bagi kehidupan bangsa hukum sendiri yang lepas dan tidak
Indonesia. perlu dipengaruhi nilai-nilai dari luar,
seperti nilai budaya dan agama. IPTEK
Mengapa Pancasila? yang berkembang di ruang hampa tanpa
Ilmu pengetahuan, teknologi, nilai adanya nilai budaya dan agama, justru
budaya, dan agama memiliki akan membahayakan aspek kehidupan
keterkaitan erat yang saling manusia.
memberikan rambu-rambu dalam
pengembangannya. Hubungan keempat Pancasila adalah ideologi bangsa yang
hal tersebut dapat ditandai dengan dua harus menjadi spirit bagi setiap nadi
kemungkinan, yaitu pertama, kehidupan dari masyarakat dan kegiatan
yang konstitusional karena Pancasila mengabaikan nilai ideologis yang
dipandang sebagai media akulturasi dari bersumber dari masyarakat Indonesia
bermacam-macam pemikiran mengenai sendiri.
agama, pendidikan, budaya, politik,
sosial, dan bahkan ekonomi (Amir, Substansi Nilai-nilai Pancasila dalam
2013). Sehingga, Pancasila sebagai Pengembangan IPTEK
ideologi negara merupakan kristalisasi Pancasila telah dijadikan dasar nilai
nilai-nilai budaya dan agama dari bagi pengembangan IPTEK demi
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai kesejahteraan hidup masyarakat
ideologi bangsa Indonesia Indonesia. Pengembangan IPTEK
mengakomodir seluruh aktivitas sebagai hasil budaya masyarakat
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, Indonesia harus didasarkan pada nilai
dan bernegara, demikian pula halnya moral ketuhanan dan kemanusiaan yang
dalam aktivitas ilmiah. Perumusan adil dan beradab. Pada dasarnya sila-sila
Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi pada Pancasila merupakan sumber nilai,
aktivitas ilmiah di Indonesia merupakan kerangka pikir, dan dasar moralitas bagi
sesuatu yang bersifat pasti. Hal ini pengembangan IPTEK. Sehingga, sila-
dikarenakan pengembangan IPTEK sila dalam Pancasila menunjukkan
yang terlepas dari nilai ideologi bangsa, sistem etika dalam pengembangan
justru dapat mengakibatkan hal-hal IPTEK. Berikut adalah penjabaran sila-
negatif. Bangsa Indonesia memiliki akar sila Pancasila yang dijadikan sebagai
budaya dan religi yang kuat dan tumbuh pedoman dalam pengembangan IPTEK
sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang dikemukakan oleh Kaelan (2000).
sehingga apabila pengembangan ilmu
tidak berakar pada ideologi bangsa, Pertama, Sila Ketuhanan Yang Maha
sama halnya dengan membiarkan ilmu Esa, mengimplementasikan ilmu
berkembang tanpa arah dan orientasi pengetahuan, mencipta, perimbangan
yang jelas. Oleh karena itu, ideologi antara rasional dengan irrasional, antara
Pancasila berperan sebagai pedoman akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan
dalam kehidupan ilmiah bangsa sila pertama ini, IPTEK tidak hanya
Indonesia. Para Ilmuwan harus memikirkan apa yang ditemukan,
mengembangkan keilmuannya tanpa dibuktikan, dan diciptakan, tetapi juga
dipertimbangkan tujuannya dan terpelihara, persaudaraan dan
akibatnya, apakah merugikan manusia persahabatan antar daerah di berbagai
dengan sekitarnya atau tidak. daerah terjalin karena tidak lepas dari
Pengolahan diimbangi dengan faktor kemajuan IPTEK. Oleh karena
pelestarian. Sila pertama menempatkan itu, IPTEK harus dapat dikembangkan
manusia di alam semesta bukan sebagai untuk memperkuat rasa persatuan dan
pusatnya melainkan sebagai bagian kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat
yang sistematik dari alam yang dikembangkan dalam hubungan
diolahnya. masyarakat Indonesia dengan
masyarakat internasional.
Kedua, Sila Kemanusiaan yang adil dan
beradab, memberikan dasar-dasar Keempat, Sila Kerakyatan yang
moralitas bahwa manusia dalam dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
mengembangkan IPTEK haruslah dalam permusyawaratan/perwakilan,
secara beradab. IPTEK adalah bagian mendasari pengembangan IPTEK
dari proses budaya manusia yang secara demokratis. Hal ini berarti bahwa
beradab dan bermoral. Oleh karena itu, setiap ilmuwan haruslah memiliki
pembangunan IPTEK harus didasarkan kebebasan untuk mengembangkan
pada hakikat tujuan demi kesejahteraan IPTEK. Selain itu, dalam
umat manusia IPTEK harus dapat pengembangan IPTEK setiap ilmuwan
diabdikan untuk peningkatan harkat dan juga harus menghormati dan
martabat manusia, bukan menjadikan menghargai kebebasan orang lain dan
manusia sebagai makhluk yang angkuh harus memiliki sikap yang terbuka
dan sombong akibat dari penggunaan artinya terbuka untuk dikritik, dikaji
IPTEK. ulang maupun dibandingkan dengan
penemuan teori lainnya.
Ketiga, Sila Persatuan Indonesia,
memberikan kesadaran kepada bangsa Kelima, Sila Keadilan sosial bagi
Indonesia bahwa rasa nasionalisme seluruh rakyat Indonesia. Kemajuan
bangsa Indonesia akibat dari sumbangan IPTEK harus dapat menjaga
IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan keseimbangan keadilan dalam
kesatuan bangsa dapat terwujud dan kehidupan kemanusiaan, yaitu
keseimbangan keadilan dalam kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3)
hubungannya dengan dirinya sendiri, terjadinya bentuk interaksi baru antara
manusia dengan Tuhannya, manusia manusia dengan mesin; dan 4)
dengan manusia lain, manusia dengan perbaikan instruksi transfer digital ke
masyarakat bangsa dan negara serta dunia fisik, seperti robotika dan 3D
manusia dengan alam lingkungannya. printing. Lifter dan Tschiener (2013)
menambahkan, prinsip dasar industri
Revolusi Industri 4.0 4.0 adalah penggabungan mesin, alur
Perubahan adalah proses beralihnya kerja, dan sistem, dengan menerapkan
sesuatu keadaan dari yang sebelumnya jaringan cerdas di sepanjang rantai dan
hingga sekarang. Setiap hal pasti akan proses produksi untuk mengendalikan
mengalami perubahan kerena perubahan satu sama lain secara mandiri.
tidak dapat kita hindari dan akan terus
terjadi seiring dengan perkembangan Kemajuan teknologi memungkinkan
masa. Salah satu bentuk perubahan yang terjadinya otomatisasi hampir di semua
paling nyata adalah globalisasi. bidang. Teknologi dan pendekatan baru
Interaksi yang terjadi antarindividu, yang menggabungkan dunia fisik,
antarkelompok, hingga antarbangsa digital, dan biologi secara fundamental
terjadi dengan mudah dan cepat. Dunia akan mengubah pola hidup dan interaksi
terhubung dengan akses yang sangat manusia (Tjandrawinata, 2016).
mudah dan hanya disekat oleh batas Berbagai kemudahan akses yang
maya. Perubahan dalam fase kehidupan dihadirkan dalam aktifitas manusia
manusia ditandai dengan banyak hal, tidak terlepas dari tantangan yang akan
salah satunya adalah perubahan dalam dihadapi. Sung (2017) mengidentifikasi
era industri. beberapa tantangan era Revolusi
Industri 4.0, yaitu 1) masalah keamanan
Lee et al (2013) menjelaskan, industri teknologi informasi; 2) keandalan dan
4.0 ditandai dengan peningkatan stabilitas mesin produksi; 3) kurangnya
digitalisasi manufaktur yang didorong keterampilan yang memadai; 4)
oleh empat faktor: 1) peningkatan keengganan untuk berubah oleh para
volume data, kekuatan komputasi, dan pemangku kepentingan; dan 5)
konektivitas; 2) munculnya analisis, hilangnya banyak pekerjaan karena
berubah menjadi otomatisasi. Untuk satunya aktifitas dalam lini pendidikan.
menjawab tantangan yang mungkin Sehingga, salah satu tantangan yang
akan dihadapi di era Revolusi Industri juga dihadapi pada era ini adalah
4.0 ini diperlukan keterampilan- pengembangan ilmu pengetahuan yang
keterampilan yang harus dikuasai oleh mutakhir. Pengembangan ilmu
setiap individu. Aoun (2017) pengetahuan termutakhir ini haruslah
mengemukakan beberapa keterampilan berpegang pada prinsip nilai-nilai yang
yang sangat dibutuhkan di era Revolusi berlaku pada masyarakat luas agar
Industri 4.0, antara lain adalah kedepannya tidak membawa dampak
keterampilan pada literasi digital, negatif bagi masyarakat.
literasi teknologi, dan literasi manusia.
Literasi digital diarahkan pada tujuan Memunculkan Pancasila Sebagai
peningkatan kemampuan membaca, dasar Pengembangan IPTEK dalam
menganalisis, dan menggunakan Revolusi Industri 4.0
informasi di dunia digital (big data). Pengembangan, penggunaan, dan
Literasi teknologi bertujuan untuk pemanfaatan teknologi dalam
memberikan pemahaman pada cara kehidupan sekarang ini sudah menjadi
kerja mesin dan aplikasi teknologi. keharusan. Akan “tertinggal” ketika
Sedangkan, literasi manusia diarahkan individu tidak bisa menggunakan dan
pada peningkatan kemampuan memanfaatkan teknologi di era ini.
berkomunikasi. Namun demikian, hal yang patut
diwaspadai dalam pengembangan dan
Era Revolusi Industri 4.0 sebagai fase penggunaan teknologi adalah
revolusi teknologi telah mengubah cara pengembangan dan penggunaannya
beraktifitas manusia dari pengalaman yang tidak bertanggungjawab, sehingga
hidup sebelumnya, seakan semua akan akan berdampak pada hal-hal negatif.
tergantikan oleh mesin, termasuk Oleh karena itu, Setiap ilmu
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pengetahuan dan teknologi yang
manusia. Hal inilah yang harus dikembangkan di Indonesia tidak boleh
digarisbawahi, bahwa tidak sedikit bertentangan dengan nilai-nilai yang
aktifitas atau pekerjaan manusia yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila
bisa digantikan oleh mesin, salah merupakan pegangan dan pedoman
dalam usaha ilmu pengetahuan untuk karena keduanya mempunyai
dipergunakan sebagai asas dan logika sendiri.
pendirian hidup, sebagai suatu pangkal 2. Ilmu pengetahuan ditujukan bagi
sudut pandangan dari subjek ilmu pengembangan kemanusiaan dan
pengetahuan dan juga menjadi objek dituntun oleh nilai-nilai etis yang
ilmu pengetahuan atau hal yang berdasarkan kemanusiaan.
diselidiki (Koesnadi, 1987 dalam Dikti, 3. Iptek merupakan unsur yang
2016). Istilah asas dan pendirian hidup “menghomogenisasikan” budaya
dalam kutipan tersebut mengacu pada sehingga merupakan unsur yang
pedoman yang menjadi rambu normatif mempersatukan dan
dalam tindakan dan pengambilan memungkinkan komunikasi antar
keputusan yang berhubungan dengan masyarakat. Membangun
pengembangan IPTEK. Sastrapratedja penguasaan IPTEK melalui sistem
(dalam Dikti, 2016) dalam artikelnya pendidikan merupakan sarana
menegaskan ada dua peran Pancasila memperkokoh kesatuan dan
dalam pengembangan IPTEK, yaitu membangun identitas nasional.
pertama, Pancasila merupakan landasan 4. Prinsip demokrasi akan menuntut
dari kebijakan pengembangan ilmu bahwa penguasaan IPTEK harus
pengetahuan. Kedua, Pancasila sebagai merata ke semua masyarakat karena
landasan dari etika IPTEK. Hal pertama pendidikan merupakan tuntutan
yang terkait dengan kedudukan seluruh masyarakat.
Pancasila sebagai landasan kebijakan 5. Kesenjangan dalam penguasaan
pengembangan ilmu pengetahuan iptek harus dipersempit terus
mencakup lima hal, yaitu sebagai menerus sehingga semakin merata,
berikut. sebagai konsekuensi prinsip
1. Pengembangan ilmu pengetahuan keadilan sosial. Hal kedua yang
harus menghormati keyakinan meletakkan Pancasila sebagai
religius masyarakat karena dapat landasan etika pengembangan
saja penemuan ilmu yang tidak IPTEK dapat dirinci sebagai
sejalan dengan keyakinan religious, berikut. (a) Pengembangan IPTEK
tetapi tidak harus dipertentangkan terlebih yang menyangkut manusia
haruslah selalu menghormati
martabat manusia, misalnya dalam mengedepankan nilai-nilai fundamental
rekayasa genetik; (b) IPTEK bangsa Indonesia.
haruslah meningkatkan kualitas
hidup manusia, baik sekarang Kesimpulan
maupun di masa depan; (c) Pada akhirnya, sangatlah krusial
pengembangan IPTEK hendaknya menghadirkan peran Pancasila sebagai
membantu pemekaran komunitas rambu-rambu normatif bagi
manusia, baik lokal, nasional pengembangan ilmu pengetahuan di
maupun global (d) IPTEK harus Indonesia pada era Revolusi Industri
terbuka untuk masyarakat; lebih- 4.0. Pengembangan ilmu dan teknologi
lebih yang memiliki dampak di Indonesia harus berakar pada budaya
langsung kepada kondisi hidup bangsa Indonesia itu sendiri dan
masyarakat; (e) IPTEK hendaknya melibatkan partisipasi masyarakat luas.
membantu penciptaan masyarakat Kelima sila Pancasila merupakan
yang semakin lebih adil. pedoman yang berisikan nilai-nilai
fundamental bangsa dalam
Kelima landasan kebijakan Pancasila penyelenggaran kehidupan bangsa
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam segala aspek yang salah satunya
tersebut dirasa telah mengakomodir adalah pengembangan ilmu
seluruh kekhawatiran masyarakat pengetahuan dan teknologi. Hanyalah
Indonesiaterkait perkembangan IPTEK sia-sia ketika ilmu dan teknologi
di era Revolusi Industri 4.0 ini. Setiap dikembangkan tanpa melirik norma-
ilmuan, terkhusus yang ada di Indonesia norma yang ada karena justru kerusakan
memiliki kewajiban mengembangkan dalam kehidupan bangsalah yang akan
kemampuan ilmiahnya berdasar pada terjadi.
nilai-nilai Pancasila. Hal ini
dikarenakan esensi dari pengembangan Daftar Pustaka
IPTEK bukan untuk mendegradasi Amir, Syarifuddin. 2013. Pancasila As
Integration Philosophy of
segala aspek dalam kehidupan manusia
Education and National Character.
melainkan untuk kemajuan bangsa dan International Journal of Scientific
& Technology Research. Volume
manusia itu sendiri dengan
2, Issue 1, January 2013
Aoun, J.E. (2017). Robot-proof: higher
education in the age of artificial
intelligence. US: MIT Press.
Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan DIKTI. (2016).
Pendidikan Pancasila. Jakarta:
DIKTI.
Lee, J., Lapira, E., Bagheri, B., Kao, H.,
(2013). Recent Advances and
Trends in Predictive
Manufacturing Systems in Big
Data Environment. Manuf. Lett. 1
(1), 38–41.
Liffler, M., & Tschiesner, A. (2013).
The Internet of Things and the
Future of Manufacturing.
McKinsey & Company.
Maemunah. 2018. Kebijakan
Pendidikan pada Era Revolusi
Industri 4.0. Prosiding Seminar
Nasional. Lembaga Penelitian
Dan Pendidikan (LPP) Mandala.
Sung, T.K. (2017). Industri 4.0: a Korea
perspective. Technological
Forecasting and Social Change
Journal, 1-6.
Tjandrawina, R.R. (2016). Industri 4.0:
Revolusi industri abad ini dan
pengaruhnya pada bidang
kesehatan dan bioteknologi.
Jurnal Medicinus, Vol 29, Nomor
1, Edisi April.
Kaelan. (2000). Pendidikan Pancasila.
Edisi Reformasi. Yogyakarta:
Paradigma.

Anda mungkin juga menyukai