Anda di halaman 1dari 4

Nama: Martinus Dama

Nim: 2223091240

Prodi/Kelas: TKJ/1H

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI-NILAI DALAM PENGEMBANGAN IPTEK

Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun justru bersifat
reformatif, dinamis, dan antisipatif. Dengan demikian Pancasila mampu menyesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap
memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat. Kemampuan ini sesungguhnya tidak berarti
Pancasila itu dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekan pada
kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitas nyata dalam pemecahan
masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Ada beberapa dimensi penting sebuah
ideologi, yaitu:
Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil berakar dalam hidup
masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari budaya dan
pengalaman sejarahnya.
Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang
masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama dengan
berbagai dimensinya.
Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang memungkinkan
dan merangsang perkembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi
bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung
dalam nilai-nilai dasarnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam perkembangan
ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan datang itu sangat
cepat.
Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model
manapun dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas
yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara
berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif dan efektif, ketimbang yang sifatnya
primordial, seremonial atau tradisional.
Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila itu sangat mendorong dan
mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah.
Dengan Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk
meningkatakan IPTEK di Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan memegang
prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan
kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang berbasis
IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai dasar yang
ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila. Dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak. Jika diikuti pandangan-
pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi rujukan para cendekiawan,
sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern yang berbasisi IPTEK, terlihat
kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan tantangan yang sederhana, tetapi
penting, karena landasan moral, segenap imperative moral, dan konsep mengenai kemanusiaan,
keadilan, dan keberadaban, adalah keimanan dan ketakwaan.
Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK
Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka manusia
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK pada hakikatnya merupakan
suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi akal, rasa dan
kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia yang berhubungan dengan intelektualitas,
rasa merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak berhubungan dengan bidang moral
(etika).
Atas dasar kreatifitas akalnya itulah maka manusia mengembangkan IPTEK untuk mengolah
kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Mahaesa. Oleh karena itu tujuan yang esensial
dari IPTEK adalah semata-mata untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila
telah memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup
manusia. Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila-sila yang tercantum dalam pancasila.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi sistem
etika dalam pengembangan IPTEK.
Sila Ketuhanaan yang Mahaesa.
Sila ini mengklomentasikan ilmu pengetahuan, menciptakan sesuatu berasarkan pertimbangan
antara rasional dan irasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK tidak
hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan
maksudnya dan akibatnya apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Sila ini
menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagi pusatnya melainkan sebagai bagian yang
sistematik dari alam yang diolahnya.
Contoh perkembangan IPTEK dari sila ketuhanan yang maha esa adalah ditemukannya teknologi
transfer inti sel atau yang dikenal dengan teknologi kloning yang dalam perkembangannya pun
masih menuai kotroversi. Persoalannya adalah terkait dengan adanya “intervensi penciptaan”
yang semestinya dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat An-
naazi’aat ayat 11-14 diisyaratkan adanya suatu perkembangan teknologi dalam kehidupan
manusia yang mengarahkan pada kehidupan kembali dari tulang belulang. “apakah (akan
dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?”, mereka
berkata “kalau demikian itu adalah suatu pengembalian yang merugikan”. Sesungguhnya
pengembalian itu hanya satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di
permukaan bumi”.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah
bersifat beradab. IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh
karena itu pengembangan IPTEK harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan
manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan, kecongkakan dan keserakahan manusia namun
harus diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.
Sila persatuan Indonesia
Mengklomentasikan universal dan internasionalisme (kemanusiaan) dr sila-sila lain.
Pengembangan IPTEK diarahkan demi kesejahteraan umat manusia termasuk di dalamnya
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK hendaknya dapat mengembangkan rasa
nasionalisme, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di
dunia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Artinya mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap orang haruslah
memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam pengembangan IPTEK
setiap orang juga harus menghormati dan menghargai kebebasan
oranglain dan harus memiliki sikap terbuka. Artinya terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun
dibandingkan dengan penemuan teori-teori lainnya.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik
radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan
swasembada pangan ini nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa
keadilan setelah ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari
berbagai golongan dapat menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan IPTEK dewasa ini sangat pesat, dan membawa
kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Saat ini manusia tak dapat hidup tanpa bantuan
teknologi. Di samping dampak positif terdapat juga dampak negatif dari perkembangan
kemajuan IPTEK. Pelanggaran IPTEK pun masih terjadi di segala bidang kehidupan masyarakat
Indonesia.
Kemajuan perkembangan IPTEK di Indonesia sepenuh-penuhnya sesuai dengan Tujuan Negara
Republik Indonesia yang tertuang secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia empat,
berbunyi : “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” Dapat disimpulkan
tujuan Negara Republik Indonesia adalah tujuan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan
pedamaian. Oleh karena itu perkembangan IPTEK di Indonesia harus didasari nilai-nilai etis
sesuai dengan dasar negara Indonesia ,yaitu Pancasila:
1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai Pancasila
tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, kedaulatan dan martabat nasional dalam
wujud negara Indonesia yang merdeka.
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai pancasila itu
sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang
baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat
bahwa untuk meningkatkan IPTEK di Indonesia, sejak dini masyarakat harus memiliki dan
memegang prinsip dan tekad
yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian khas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai