Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH K3

TATA LAKSANA LABORATORIUM KOMPUTER DAN KAJIAN


TENTANG K3 BEKERJA DENGAN KOMPUTER.

Disusun oleh

Nama:

Nim :

Prodi/kelas :

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


TAHUN 2021/2022

Kata Pengantar
Segala puji syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yesus, Atas berkat dan
anugerah-nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
‘’Tata laksana laboratorium computer dan kajian tentang k3 bekerja dengan
komputer‘’, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah k3 dan mahasiswa diharapkan dapat mengetahui apa itu k3,
mengapa perlu adanya k3, apa saja k3 di dalam laboratorium computer
manajemen resiko k3 di laboratorium, factor internal dan eksternal yang
mempengaruhi k3, solusi dan kesiumpulan.
Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada ibu Petricia W. Sudamadji,
S.Kom., M,Si. Selaku dosen mata kuliah K3. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
terbatas dan jauh dari sempurna, karena pengetahuan, pengalaman dan waktu yang saya
miliki sangat terbatas. Namun, saya telah berusaha dan bekerja keras supaya makalah ini
bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis

Jusuf Paulus Boeky

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...............................................................


B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................
C. TUJUAN ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Komputer dan kesehatan ......................................................................

2.2. Dampak buruk penggunaan komputer yang salah ................................

2.3 Yang harus diperhatikan untuk pencegahan...........................................

2.4 Tips atasi dampak buruk penggunaan computer ...................................

2.5 Pengaturan laboratorium komputer yang benar .....................................

BAB III PENUTUP

4.1. Kesimpulan ...........................................................................................

4.2. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan bekerja tidak hanya di lokasi tambang atau


konstruksi, akan tetapi K3 juga harus diterapkan di kantor. Adapun kegiatan yang
berhubungan dengan K3 di kantor yaitu bekerja dengan komputer. Jika dibandingkan
bekerja di lapangan yang mana bahaya terhadap kesehatan langsung dapat terasa,
akan tetapi di kantor sebaliknya. Penyakit akibat kerja biasa dirasakan tidak secara
langsung. Butuh beberapa waktu penyakit tersebut dapat dirasakan oleh karyawan
yang bekerja di kantor. Penyakit akibat kerja di kantor selalu dihubungkan dengan
ergonomis, dimana penyakit yang terjadi akibat posisi tubuh yang salah saat
melakukan pekerjaan baik itu duduk, berdiri, berputar, bekerja di hadapan komputer.

Kehidupan berkomputer kita saat ini tentunya sudah jauh berbeda


dibandingkan dengan 7 hingga 10 tahun yang lalu di mana populasi kepemilikan
komputer masih belum setinggi ini. Bila kita lihat saat ini, hampir semua aspek
pekerjaan baik di sektor bisnis dan perkantoran maupun industri dan manufaktur telah
memanfaatkan dukungan teknologi dan perangkat komputer dengan karakteristiknya
masing-masing. Nilai tambah berupa efisiensi, kemudahan, kecepatan, ketersediaan
dan validitas yang mendorong kita untuk seakan semakin berlomba memanfaatkan
teknologi komputer dalam berbagai aspek kehidupan termasuk juga entertainment
atau hiburan dan edukasi.

Untuk waktu-waktu mendatang, ‘keakraban’ kita dengan perangkat


komputer dipastikan semakin meningkat dan akan menjadi rekan kerja yang tak
terpisahkan. Frekuensi dan durasi atau waktu interaksi kita dengan komputer-pun
akan semakin bertambah. Frekuensi dan durasi interaksi tentunya ditentukan juga
dengan jenis pemakaian, pekerjaan atau profesi dari pemakai komputer tersebut.
Seorang yang bekerja sebagai typist atau sekretaris misalknya, akan memiliki
frekuensi dan durasi pemakaian komputer lebih lama daripada seorang staf penjualan
yang hanya memanfaatkan komputer berkala untuk membuat laporan saja. Lebih
ekstrim seorang yang memang dalam bekerjanya ‘harus’ menggunakan komputer
seperti para programmer atau software developer, animator, graphic designer,
tentunya frekuensi dan intensitas mereka di depan komputer jauh lebih tinggi.
Berdasarkan suatu survey di Amerika, baru-baru ini mendapatkan fakta bahwa rata-
rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam per
hari atau 69% dari total jam kerja mereka.

Semakin meningkatnya interaksi kita dengan perangkat komputer di satu sisi


menggembirakan, karena tentunya ada nilai-nilai efisiensi dan efektivitas yang akan
kita peroleh, tetapi di sisi lain ada aspek yang membahayakan yang juga akan
meningkat dan perlu segera kita antisipasi, yaitu : kesehatan kerja. Walaupun
kesehatan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, tetapi bagi orang yang memiliki
intensitas pemakaian komputer tinggi, komputer menjadi faktor penyebab gangguan
kesehatan yang paling tinggi.

Karena penting dan seriusnya, maka masalah gangguan kesehatan kerja


semakin menjadi perhatian publik dengan menempatkannya sebagai suatu kajian ilmu
tersendiri, yaitu : ergonomik. Ergonomik adalah suatu ilmu terapan yang mengkaji
metode atau pola kerja dan bagaimana meningkatkannya. Ergonomik akan mengkaji
dan berusaha mencari kesesuaian antara kondisi fisik pekerja, lingkungan kerja dan
jenis aktivitasnya. Hasilnya dapat berupa desain kerja, dan sebagainya. Hasil
penelitian meningkatkan produktivitas kerja hingga 25%. Memang egonomi sangat
luas, karena semua jenis dan bentuk pekerjaan akan membutuhkannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. K3 meliputi apa saja?
b. Mengapa perlu adanya K3?
c. Apa saja K3 dalam laboratorium komputer?
d. Manajemen resiko K3 di laboratorium komputer!
e. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi K3
1.3 Tujuan
a. Mengetahui K3 meliputi apa saja
b. Mengetahui Pentignya K3
c. Mengerti apa yang harus diperhatikan agar terhindar dari resiko bekerja dengan
komputer
d. Mengetahui Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi komputer

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Program K3, adalah suatu rencana aksi pasti, dan dirancang guna cegah
kecelakaan kerja dan penyakit karena kerja. Seorang profesional ahli K3, biasanya
membuat program K3.

Berikut ini beberapa contoh program K3 yang biasanya dibuat oleh profesional.
Program K3 ini bisa diimplementasikan di berbagai tempat kerja seperti rumah
sakit, pabrik, gedung, proyek konstruksi, hingga di sekolah, dan masih banyak
lagi. Berikut ulasan lengkapnya :

1. Program identifikasi bahaya dan penilaian risiko

Program ini, adalah program K3, yang biasanya paling dasar dan cukup
berpengaruh terhadap program program lain.

Di program K3 ini, pekerja diharuskan bisa sebutkan seluruh kegiatan di tempat


kerjanya, termasuk yang ruin maupun non rutin, serta dalam kondisi darurat untuk
identifikasi potensi bahaya dan resikonya.

Selanjutnya setelah berhasil mengidentifikasi, dilanjutkan dengan perencanaan


pengendalian terhadap risiko yang ada. Contoh dari program K3 identifikasi
bahaya dan penilaian risiko yang paling umum seperti, Hazard identification, job
safety analysis, dan hiradc.

2. Program K3 Identifikasi peraturan dan perundangan

Program K3 lainnya, yakni seperti identifikasi peraturan dan perundangan. Tujuan


program K3 ini untuk pastikan kepatuhan terhadap perundangan yang berlaku.
Juga sebagai bahan negosiasi kepada pihak manajemen serta pekerja, dalam
rangka memastikan kepatuhan terhadap peraturan.

Peraturan dan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja bisa bersumber dari
pemerintah, kementerian, korporat maupun perusahaan induk  dan sumber
peraturan perundangan K3 yang lainya.
3. Penetapan tujuan dan program

Biasanya, penetapan tujuan dan program K3 dilaksanakan awal tahun. Program


ini wajib disepakati pihak pekerja dan manajemen. Program penetapan tujuan
memberikan panduan dan pedoman dalam bekerja, mengenai suksesnya sebuah
program K3.

4. Program pelatihan K3

Fungsi program ini guna tingkatkan kemampuan pekerja. Pelatihan K3 juga untuk
membuat kepatuhan terhadap perundangan K3.

Program  Pelatihan K3 bisa dilaksanakan pihak internal. Seperti ahli K3 umj, tim
P2K3 dan HRD. juga bisa dilakukan dari pihak luar. Seperti misalnya dari OJK3,
dinas kementerian terkait, dan lembaga sertifikasi. HRD sebaiknya siapkan
kebutuhan terkait pelatihan ini.

Contoh program pelatihan K3 misalnya, safety induction. Ini ditujukan bagi erja
baru, yakni mengenalkan alat pelindung diri dan pengenalan bahaya kimia.
Pelatihan lainya dari program ini yakni misalnya pelatihan ahli K3 umum,
pelatihan petugas utama K3, hingga pelatihan operator K3.

5. Program media komunikasi

Program ini lebih ditujukan untuk membentuk komunikasi dengan ada pekerja.
Bisa membuat sebuah media komunikasi cetak seperti spanduk K3, maupun
media elektronik, seperti email, maupun Wa dengan membuat grup khusus yang
misalnya membahas tentang keselamatan kerja.

7. Program Rambu K3

Rambu K3, juga merupakan media komunikasi cukup sederhana. Namun


efektif untuk sampaikan pesan. Rambu bisa berisi larangan, himbauan, pemerintah
terkait K3, rambu perlu dipasang di lokasi kerja yang mudah dilihat sehingga
pesanku tersampaikan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja itu Penting

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk


menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat mengurangi
probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang mengakibatkan
demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU Pokok Kesehatan
RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi Kesehatan
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat Kesehatan setinggi-
tingginya, baik jasmani ,rohani maupun social, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.

Menurut H. W Heinrich dalam Notoadmodjo (2007), penyebab


keselamatan kerja yang sering ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88
% dan kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedual hal tersebut
terjadi secara bersamaan.

Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai


pengelola aset negara tak luput dari ancaman kecelakaan kerja, baik tugas di
lapangan maupun di kantor, prosedur-prosedur pengamanan harus selalu dipatuhi
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, sebagai contoh bidang penilaian
KPKNL Cirebon ketika melakukan penilaian aset Pertamina dimana protokol K3
harus dijalankan Ketika berada di Oil Well / Sumur Pompa yang termasuk Objek
Vital Nasional. Penggunaan Alat Pelindung Diri menjadi sebuah keharusan saat
memasuki Objek Aset Pertamina tersebut.

Berdasarkan Moekijat (2004), Program keselamatan dan Kesehatan kerja


(K3) dilaksanakan karena tiga faktor penting, yaitu :

a. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama -tama para manajer akan mengadakan


pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya.
Mereka melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit
dari pekerjaan yang diderita luka serta efek terhadap keluarga.

b. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program


keselamatan dan Kesehatan kerja berdasarkan Undang -undang , bagi Sebagian
mereka yang melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda.

c. Berdasarkan Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya


kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.

2.2. Tujuan Keselamatan Kerja

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja , bahwa


tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan,
landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber
produksi sehingga dapat meningkatkan efiensi dan produktivitas. Hal ini tentu
sangat penting mengingat apabila Kesehatan pegawai buruk mengakibatkan
turunnya capaian/output serta demotivasi kerja.

Penyebab Kecelakaan Kerja 

Setiap pegawai tentu mempunyai cara cara tersendiri dalam proteksi diri
terhadap ancaman kecelakaan kerja/ penyakit dalam menunjang pekerjaannya,
misal dengan memakai masker Ketika sedang flu, menunda bepergian Ketika
sedang pandemi,  maupun dengan menjaga kebersihan/ kenyamanan ruangan
kerja. Menurut Budiono dkk (2003), faktor yang mempengaruhi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah

a. Beban Kerja. Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial, sehingga
penempatan pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan

b. Kapasitas Kerja. Kapasitas Kerja yang bergantung pada tingkat Pendidikan,


keterampilan, kebugaran jasmani, ukuran tubuh ideal, keadaan gizi dsb

c. Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja yang berupa faktor fisik, kimia,


biologi,ergonomic ataupun psikososial.               

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kecelakaan Kerja dapat dicegah dengan
metode HIRARC, HIRARC terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan
risk control

a. Identifikasi Bahaya (hazard identification). Menurut Suardi, kategori bahaya


adalah bahaya fisik, bahaya mekanik, bahaya elektrik, bahaya kimia, bahaya
ergonomi, bahaya kebiasaan, bahaya lingkungan bahaya biologi dan bahaya
psikologi.

b. Penilaian Risiko (Risk Assestment). Adalah proses penilaian untuk


mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi yang bertujuan untuk control
risiko dari proses dan operasi. Penilaian dalam risk assestment yaitu likehood dan
severity. Likehood menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan terjadi, severity
menunjukkan seberapa parah dampat kecelakaan tersebut, Nilai dari likehood dan
severity akan digunakan untuk  menentukan risk rating, dimana risk rating adalah
nilai tingkat resiko , bisa rendah ,menengah, tinggi atau ekstrem (AS/NZS).

2.3 K3 di dalam laboratorium komputer

Komputer merupakan perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang


sering digunakan dewasa ini, karena komputer dapat melakukan hampir semua hal
yang berhubungan dengan Teknologi komunikasi dan informasi.
Pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita.
Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa komputer dapat
menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot dan tulang terutama bahu,
pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah, sakit ginjal, mata
merah berair, bahkan gangguan penghilatan.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari efek negatif dari
bekerja dengan komputer adalah :

1. Aturlah posisi tubuh saat bekerja dengan komputer sehingga kita merasa
nyaman
2. Aturlah posisi perangkat komputer dan ruangan sehingga memberi tasa
nyaman bagi kita
3. Makan, minum, dan istirahatlah yang cukup
4. Gerakkan bandan untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran, dan
olahragalah secara teratur
5. Sesekali alihkan pandangan ke luar ruangan untuk meny egarkan mata

Mengatur posisi tubuh :

1. Posisi Kepala & Leher harus tegak lurus dengan wajah menghadap


langsung ke komputer, jangan menengadah atau membungkuk
2. Posisi Punggung yang baik adalah tegak, tidak miring ke kanan atau kiri,
tidak membungkuk dan tidak menyandar terlalu ke balakang, tempat
duduk harus nyaman
3. Posisi Pundak tidak terlalu terangkat dan tidak terlalu ke bawah, pastikan
otot pundak kita tidak tegang.
4. Posisi Lengan & Siku yang baik adalah apabila kita dapat mengetik dan
menggunakan mouse dengan nyaman. Jangan meletakkan mouse/keyboard
sejajar dengan tempat duduk kita
5. Posisi Kaki harus bebas, jangan bersenteuana dengan CPU apalagi
perangkat listrik,  kaki harus diluruskan sesekali agar aliran darah lancar.
Apabila posisi kaki bersila, maka harus sering diluruskan.

Mengatur Posisi Komputer

Posisi Monitor :

 monitor harus diletakkan di tempat yang tidak memantulkan cahaya lain


 letakkan monitor lebih rendah dari garis horizontal mata
 aturlah cahaya monitor (contrast/brightness) agar tidak terlalu gelap dan
terang
 sering-seringlah mengedipkan mata (minimal 5 detik setiap 10 menit),
apabila mata terasa lelah pijitlah mata secara perlahan dan alihkan
pandangan anda ke tampat lain

Posisi Keyboard : letakkan kerboar di tempat yang mudah dijangkau, jangan


terlalu jauh dan terlalu dekat, jangan sampai posisi keyboard membuat anda harus
membungkuk atau menegadah

Posisi Mouse : sama seperti keyboard, posisi mouse jangan terlalu jauh dan terlalu
dekat, usahakan posisi mouse dan keyboar sejajar

Posisi Meja dan Kursi : Meja dan kursi harus berada dalam posisi yang membuat
kita nyaman agar tidak membuat otot kita tegang atau kelelahan, kursi usahakan
yang mempunyai busa dan mampunyai sandaran yang nyaman. Tinggi meja yang
baik adalah 55-75 cm

Menghubungkan Perangkat, Menghidupkan, dan Mematikan Komputer

Langkah-langkah menghubungkan perangkat komputer :

1. Hubungkan kabel mouse dan keyboard ke colokan yang sesuai di chasis/


CPU, biasanya ujung kabel berwarna, sesuaikan dengan warnanya.
2. Pasang kabel monitor, kabel monitor terdiri dari 2, kabel daya dan kabel
data
3. Hubungkan perangkat lain jika ada (printer, speaker, LAN)
4. Hubungkan kabel power pada chasis/CPU ke stabilizer
5. Hubungkan kabel stabilizer ke listrik, dan hidupkan.

Cara Menghidupkan Komputer yang benar

1. Hidupkan stabilizer
2. Tekan tombol power pada CPU, tunggu sampai komputer selesai booting
3. Bila komputer meminta user nam & password masukkan , bila tidak klik
salah satu
4. Bila desktop sudah tampil dan piter mouse sudah muncul sebagai panah
berarti kita sudah mulai bisa bekerja

Cara mematikan komputer yang benar :

1. Akhiri semua program yang dijalankan


2. Gerakkan pointer mouse ke atas tombol [start], kemudian Klik
3. Klik [Turn Off] dibagian bawah menu yang tampil
4. Kemudian muncul kotak dialog Turn Off Computer, lalu klik tombol
[Turn Off]
5. Tunggu sampai komputer benar-benar mati
6. Lalu matikan Stabilizer.

2.4 Risiko (Risk)


Menurut OHSAS 18001 dalam Socrates (2013), Risiko adalah perpaduan dari
kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya dengan keparahan dari cidera
ataupun gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian. Menurut Gunawan
13
et al (2016) Risiko adalah kemungkinan terjadinya sesuatu yang menimbulkan
kerugian yang besar atau tingginya risiko tersebut ditentukan oleh gabungan
antara tingkat kemungkinan dan tingkat kerusakan akibat kejadian yang tidak
diharapkan tersebut. Makin tinggi kemungkinan dan makin parah dampak
kejadian, makin tinggi pula risiko yang akan dihadapi. Dari contoh pada bahaya
sebelumnya, ketika akan menyebrang jalan, bahaya nya adalah massa yang
dimiliki kendaraan yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Lalu bagaimana
dengan risiko nya. Risiko yang dihadapi adalah tertabrak kendaraan bermotor,
dapat terluka atau bahkan tewas. Namun semua risiko itu masih bersifat
kemungkinan atau potensi.
2.2.4 Penilaian Risiko
Penilaian risko adalah langkah untuk mencari solusi atau pengendalian dari
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Rahmadiana, Anisa (2016)
mengatakan Penilaian risiko adalah proses mengevaluasi tingkat tinggi
rendahnya risiko dengan melihat hasil estimasi tingkat keseringan terjadi dan
tingkat keparahan, sehingga akan dapat diklasifikasi ke dalam tingkat tidak ada
bahaya, bahaya rendah, bahaya sedang, bahaya serius, atau bahaya sangat tinggi.
Penilaian risko adalah proses evaluasi risiko-risiko yang disebabkan oleh
adanya bahaya, dengan melihat kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan
menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak (Operasional Procedure
No.31519).
Proses penilaian risiko (Puspitasari, 2010) sebagai berikut :
1. Estimasi tingkat kekerapan atau keseringan
Estimasi terhadap tingkat kekerapan atau keseringan terjadinya kecelakaan/
sakit akibat kerja, harus memperhatikan tentang seberapa sering dan seberapa
lama seorang pekerja terpapar potensi bahaya. Maka dari itu kita harus segera
melakukan tindakan terhadap potensi yang telah teridentifikasi tersebut.
2. Estimasi tingkat keparahan
Setelah dilakukannya identifikasi tingkat keseringan, selanjutnya harus
segera membuat keputusan tentang seberapa parah kecelakaan/ sakit yang
mungkin terjadi. Penentuan tingkat keparahan juga harus memperhatikan
seberapa banyak yang terkena dampak akibat kecelakaan dan bagian-bagian
tubuh mana saja yang dapat terpapar potensi bahaya.
3. Penentuan tingkat risiko
Setelah dilakukan estimasi terhadap tingkat keseringan dan keparahan dari
terjadinya kecelakaan atau penyakit yang mungkin timbul, selanjutnya
ditentukan tingkat risiko dari masing-masing hazard yang telah diidentifikasi
dan dinilai.
4. Prioritas risiko
Setelah penentuan tingkat risiko, selanjutnya harus dibuat sekala risiko untuk
menentukan tindakan atau rencana selanjutnya terhadap risiko yang sudah ada.
Potensi bahaya dengan tingkat risiko ”Ekstrim” yang menjadi prioritas utama,
”Tinggi", ”Sedang”, dan ”Rendah”. Sedangkan tingkat risiko ”None” untuk
sementara dapat diabaikan dari rencana pengendalian risiko (Tarwaka, 2008).
Tujuan Penilaian Risiko (Puspitasari, 2010)
1. Menentukan pengaruh atau akibat pemaparan potensi bahaya yang
digunakan untuk acuan melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi
dari kejadian kecelakaan.
2. Untuk menyusun prioritas pengendalian semua jenis risiko, akibat yang bisa
terjadi dari tingkat keparahan, frekuansi kejadian dan cara pencerahan

2.5 faktor faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan :


a.) kondisi pekerja, yang di maksud kondisi pekerja yaitu keadaan pekerja saat memasuki
lapangan kerja sudah siap, tidak mengidam penyakit/sakit ,keadaan segar(tidak lelah).
b.) pelayanan kesehatan pekerja yaitu mana kala ada salah satu pekerja yang sedang sakit
saat bekerja atau terdapat pekerja yang mengalami musibah saat bekerja mendapat
pelayanan kesehatan dari pihak perusahaan.
c.) lingkungan pekerja,yaitu manakala keadaan lingkungan yang tidak memestikan seperti
kerusakan mesin yang tidak diketahui tampa pengecekan mesin kerja terlebih dahulu,
atau keadaan pencemaran yang terdapat di dalam pabrik sehingga mengganggu kesehatan
pekerja 
d.) faktor tindakan pekerja  yaitu mana kala pekerja melakukan kesalahan sendiri tampa
di sengaja ataupun di sengaja.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran

Anda mungkin juga menyukai