Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MKDU4111/MKWU4109

TUGAS KE 2
Hak Asasi Manusia di Era Globalisasi

NIM : 049917884
NAMA : MELIANA BR SIBUEA
PRODI : MANAJEMEN
SEMESTER : 1 (Satu)
No. HP/WA : 088223064834

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan
Banyak berkat dan nikmatNya. Sehingga saya mampu mengerjakan Tugas 1 pendidikan
kewarganegaraan dengan judul artikel Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Memahami
Indonesia. Artikel ini saya buat untuk memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Pendidikan kewarganegaraan.

Pembuatan artikel ini menggunakan metode study pustaka, yaitu mengumpulkan dan
mengkaji materi Pendidikan kewarganegaraan dari berbagai referensi. saya gunakan metode
pengumpulan data, agar artikel yang saya susun dapat memberikan informasi yang akurat dan
bisa dibuktikan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah


membantu memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga saya dapat
membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, ucapkan terima kasih kepada tutor selaku
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberi tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca khususnya serta rekan-rekan
mahasiswa pada umumnya.

Bandung, 08 November 2023


Penulis

Meliana Br Sibuea
BAB I

Pendahuluan

Pada era globalisasi penggunaan media telekomunikasi dan teknologi informasi menempati
kedudukan yang penting dalam memudahkan proses transaksi secara umum. Perkembangan
dan kemajuan teknologi informasi yang pesat telah menyebabkan berbagai perubahan
kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang di Indonesia, termasuk telah
mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru yang harus diantisipasi oleh
pemerintah dengan diimbangi pembentukan perundang-undangan sebagai hukum positif yang
harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh lapisan masyarakat yang disertai dengan sanksi bagi
pihak yang melanggar ketentuan tersebut.

Teknologi informasi yang berkembang saat ini memungkinkan individu untuk berbagi
pandangan kritis dan menemukan informasi dengan berbagai teknologi dalam memunculkan
kesempatan bagi warga negara untuk menyuarakan aspirasi mereka dan mendapatkan respon
dalam cara serta bentuk apapun. Dalam hal ini terlihat bahwa teknologi informasi melalui
media elektronik sangat berhubungan erat dengan pelaksanaan hak untuk berpendapat
dan berekspresi sebagai bagian dari hak asasi manusia.

Persoalan hak dan kewajiban ini menjadi persoalan yang penting dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setidaknya karena tiga alasan. Pertama, negara
pada hakikatnya adalah intitusi yang terdiri atas manusia-manusia yang masing-masing
memiliki hak asasi semenjak dilahirkan. Kedua, Indonesia adalah negara yang menganut
paham demokrasi yang memberikan tempat yang penting bagi keberadaan hak asasi dan
kebebasan manusia. Ketiga, indonesia ebagai sebuah negara mengakui bahwa kebebasan dan
kemerdekaan merupakan hak segala bangsa.
BAB II

Kajian Pustaka

- Hak Asasi Manusia: Konsep dan Sejarah

Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap individu, tanpa
memandang ras, agama, gender, atau status sosial.

Konsep ini pertama kali diakui secara resmi dalam "Universal Declaration of Human Rights"
yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1948. Dokumen ini menjadi
pijakan dalam memastikan hak asasi manusia di seluruh dunia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan hak asasi manusia adalah hak yang
dilindungi secara internasional sesuai (deklarasi PBB atau Declaration of Human Rights).
Contoh hak asasi manusia yang dimaksudkan adalah berupa hak untuk hidup, hak
kemerdekaan, hak untuk memiliki, dan hak untuk mengeluarkan pendapat.

- Globalisasi: Terhadap Hak Asasi Manusia


Globalisasi adalah kata yang diserap dari frasa "global" yang artinya meliputi seluruh dunia
atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) globalisasi adalah
proses masuknya ke ruang lingkup dunia.

Globalisasi telah membawa manfaat signifikan dalam hal pertumbuhan ekonomi dan akses
terhadap informasi. Namun, dampaknya juga kontroversial.
Misalnya, perusahaan multinasional sering kali dianggap melanggar hak asasi manusia dalam
mencari sumber daya alam dan tenaga kerja yang murah di negara-negara berkembang.
Selain itu, perdagangan bebas dapat memengaruhi hak asasi manusia dalam hal akses
terhadap pangan, air, dan obat-obatan.
BAB III

Pembahasan

1.) Globalisasi Dan Pemenuhan Hak Asasi


Manusia Atas Lingkungan Hidup Yang Baik dan Sehat

Saat ini dunia tengah berada di era globalisasi, yaitu suatu era yang melahirkan saling
ketergantungan antara negara yang satu dengan lainnya, yang menuntut dilakukannya
kerja sama yang erat untuk membangun kehidupan masing- masing negara.
Globalisasi juga telah mengubah peran negara yang mesti disesuaikan dengan realitas
baru yang muncul di dunia, karena globalisasi hanya akan berjalan dengan baik bila
negara tetap berperan aktif didalamnya dan disesuaikan dengan realitas baru yang
muncul di dunia. Hal ini berarti bahwa globalisasi tidak menghapuskan peran negara,
karena manfaat globalisasi hanya dapat dinikmati oleh masyarakat bila negara ikut
berperan aktif didalamnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Pancasila merupakan jawaban atas pertanyaan tentang kearah mana kemauan rakyat
akan di bawa oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia ?, jawabannya adalah secara
formal dicantumkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, khususnya
dalam rumusan lima Sila Pancasila, dan dijabarkan lebih lanjut dalam Pasal- Pasal
Batang Tubuh Undang-Undang Dasar tersebut. Oleh karena itu, cita hukum Pancasila
harus mencerminkan tujuan bernegara dan merupakan sepe- rangkat nilai dasar yang
tercantum baik dalam Pembukaan maupun Batang Tubuh Undang-Undang Dasar
1945, dan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hal ini sesuai dengan kedudukannya, maka Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum, baik dari segi filosofis ideologis bangsa Indonesia maupun sebagai
sumber hukum formal yang tertinggi, (Moelatiningsih Moempoeni, Pidato
Pengukuhan Guru Besar UNDIP, 2003:12) yaitu sumber yang harus selalu dijadikan
dasar dalam penyelenggaraan kegiatan bernegara dan pengembangan hukum yang
meliputi pembentukan, pene- muan dan penerapan serta penegakan hukum nasional di
Indonesia. Dengan perkataan lain Pancasila sebagai dasar dan arah pengembangan
hukum akan mewarnai segala sub sistem di bidang hukum, baik substansi hukum
yang bernuansa “law making process”, struktur hukum yang bersentuhan dengan “law
enforcement”, maupun budaya hukum yang berkaitan dengan “law awareness”.
Pancasila mempunyai berbagai fungsi, Notonagoro mengatakan bahwa Pancasila itu
adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerjasama, hidup bersama dalam Negara
Republik Indonesia. Fungsi dari Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara,
sebagai asas dan landasan negara serta sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara (Endang Danuri Asdi, 2003:52) Maka dapat dikatakan bahwa Pancasila
merupakan ideologi negara (Endang Danuri Asdi, 2003:53). Yang mana dalam
ideologi terkandung tiga unsur, yaitu interpretasi, etika dan retorika. Unsur yang
pertama dapat dilihat pada adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap
kenyataan adalah pemahaman terhadap Pancasila dalam konteks Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu adanya sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Unsur yang
kedua dapat dilihat pada adanya nilai-nilai moral yang ada dalam ideologi. Apabila
diterapkan pada Pancasila, maka Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi
dasar bagi tata kehidupan masyarakat Indonesia. Unsur ketiga, ideologi sebagai
retorika. Ideologi menjadi pedoman kegiatan untuk memberi wujud pada nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dan memberi gambaran masa depan yang dicita-
citakan.
Sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai
etis yang bersifat normatif. Maksudnya Pancasila menjadi ukuran baik dan buruk
tingkah laku manusia, khususnya manusia Indonesia. Dengan demikian Pancasila
merupakan suatu postulat yang menjadi ukuran bagi seluruh kegiatan dalam
kehidupan masyarakat dan kenegaraan sehingga hak-hak warga negara sebagai hak
dasar dalam hukum HAM dalam kehidupan masyarakat tidak terganggu. Oleh sebab
itu, Pancasila juga merupakan garis pengarah yang menunjukkan jalan yang akan
ditempuh untuk mencapai tujuan bersama, yaitu masyarakat adil dan makmur
(Sunoto, 1987:116).

2.) Peningkatan Kesadaran Terhadap Hak Asasi Manusia

Era globalisasi telah memungkinkan peningkatan kesadaran terhadap hak asasi


manusia di seluruh dunia. Berkat kemajuan teknologi dan media sosial, pelanggaran
hak asasi manusia sekarang lebih mudah diungkapkan dan didokumentasikan.
Ini telah memungkinkan masyarakat sipil, LSM, dan individu untuk berpartisipasi
aktif dalam memperjuangkan hak asasi manusia.

3.) Perlindungan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasional

Hukum internasional telah memainkan peran penting dalam melindungi hak asasi
manusia di era globalisasi. Konvensi dan perjanjian internasional seperti Konvensi
Hak-hak Anak dan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial
telah memberikan kerangka kerja hukum yang jelas untuk melindungi hak asasi
manusia.

Selain itu, adanya pengadilan internasional seperti Mahkamah Internasional telah


memungkinkan penuntutan terhadap pelanggaran hak asasi manusia di tingkat global.
BAB IV
Penutup
(KESIMPULAN DAN SARAN

Pada masa sekarang ini di era Globalisasi banyak sekali segi-segi kehidupan masyarakat yang
berubah dan berkembang pesat. Perubahan ini tentu saja sangat mempengaruhi
perkembangan hukum yang ada di Indonesia. Pembangunan di segala bidang pun senantiasa
dilaksanakan, termasuk pembangunan hukum melalui pembaharuan hukum dalam rangka
pengembangan atau pembangunn hukum nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD
1945 yang tidak melepaskan kepentingan masyarakat sesuai dengan konsep HAM. Meski
secara teoritis berhasilnya revolusi Indonesia yang titik kulminasinya Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dengan sendirinya dikatakan
menciptakan hukum nasional, ia hanya melegakan dalam arti politik saja. Secara hukum
justru teori revolusi tersebut sampai kini memprihatikan bangsa Indonesia, karena bukankah
masih cukup banyak peraturan hukum dibidang kehidupan yang mendasar dan menyentuh
hajat hidup orang banyak masih dikuasai peraturan hukum berasal dari zaman penjajahan,
seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPdt), dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang seyogyanya
masih ada pertentangan substansi dengan konsep Hak Asasi Manusia di Indonesia. Keadaan
ini tentunya telah disadari, dan kesadaran tersebut menumbuhkan semangat untuk melakukan
pembaharun atau pembangunan hukum nasional. Hendak- nya untuk membangun suatu
sistem hukum atas dasar nilai-nilai baru keroha- nian Pancasila. Ide seperti ini memberikan
tempat yang luas untuk menggali asas- asas hukum adat dalam membuat peraturan
perundang-undangan agar sesuai dengan cita-cita hukum Indonesia, yaitu bersemangatkan
Pancasila dan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat pengakuan terhadap hak-hak dasar
manusia sebagai perwujudan hak asasi manusia (HAM).

Simpulan dari artikel ini adalah bahwa hak asasi manusia tetap menjadi isu penting di era
globalisasi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, LSM, dan masyarakat sipil untuk
memastikan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik.
Saran yang dapat diambil adalah:

- Pemerintah di seluruh dunia harus memastikan bahwa peraturan dan hukum yang berkaitan
dengan hak asasi manusia diimplementasikan dengan benar dan efisien.

- Masyarakat sipil harus terus memantau dan melaporkan pelanggaran hak asasi manusia,
serta berperan aktif dalam memperjuangkan hak asasi manusia.

-Lebih banyak investasi dalam pendidikan dan kesadaran akan hak asasi manusia, terutama di
negara-negara berkembang, agar masyarakat lebih memahami pentingnya hak-hak mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Pendidikan Kewarganegaraan MKDU411102. Prof. Dr. Lasiyo, M.A., M.M., dkk

http://scholar.unand.ac.id/100608/4/Bab%20I.pdf

https://www.fokussolo.com/pendidikan/66910730355/artikel-tema-hak-asasi-manusia-di-era-
globalisasi-lengkap-pendahuluan-kajian-pustaka-dan-pembahasan?page=2

https://www.liputan6.com/hot/read/5147857/57-contoh-hak-asasi-manusia-sesuai-jenis-
lengkap-dengan-
penjelasannya#:~:text=Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia%20(KBBI,dan%20hak%2
0untuk%20mengeluarkan%20pendapat.

https://money.kompas.com/read/2022/05/01/154914826/pengertian-globalisasi-ciri-
penyebab-dan-dampaknya?page=all

https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/PH/article/view/1487/1155

https://core.ac.uk/download/pdf/236340571.pdf
Jurnal TAMI RUSLI
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Jl.ZA Pagar Alam No.26, Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai