Nim : 2303030012
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah yang maha kuasa. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai.
Tak lupa, penulis juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi baik dalam memberikan gagasan dan pandangan maupun dukungan finansial.
Kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tambahan kepada para
pembaca. Bahkan, lebih dari itu, kami berharap agar isi makalah ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari pembaca.
Penulis sadar bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini, terutama karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran konstruktif dari pembaca untuk membantu meningkatkan kualitas makalah ini.
Kupang, 30 November 2023
Penulis
Daftar Isi
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB l............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................................................5
BAB ll...........................................................................................................................................................6
PEMABAHASAN...........................................................................................................................................6
2.1 Fenomena perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia..................................................6
2.2 Penegakan Keadilan HAM dan fenomena anak yang dilacurkan di Indonesia...................................7
Tren Global: merespon isu penghapusan eksploitasi dan komersialiasi sekseual terhadap anak............7
BAB lll..........................................................................................................................................................8
KESIMPULAN...............................................................................................................................................8
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia lahir dengan ideologi Pancasila yang selaras dengan jiwa dan nilai-nilai bangsa
Indonesia. Negara Pancasila ini terdiri dari berbagai suku, bangsa, agama, budaya,Bahasa, dan
konsep kebbangsaan yang berbeda. Pancasila tersendiri pada hakekatnya merupakan kekayaan
bangsa karena dapat menjadi model nilai moral, etiaka dan spiritual. Sebagai pedoman,
Pancasila memiliki lima asas yang sempurna, yaitu Ketuhanan (teisme) , kemanusiaan
(humanisme), kebangsaan (demokrasi), dan keadilan sosial (sosialisme). Kebijakan Pancasila juga
berarti bahwa tidak boleh ada tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Pancasila adalah gambaran jiwa dan nilai Masyarakat yang membangun persatuan dan kesatuan
bangsa dengan menciptakan kerukunan dan kedamaian bagi kelansungan hidup bangsa sebagai
bangsa. Pancasila memiliki niali-nilai seimbang yang bersumber dari jiwa bangsa Indonesia,
dimana nilai-nilai teersebut saling berhubungan dan nilai tertinggi yang tidak dapat dilawan dan
tidak dapat dilanggar adalah nilai ketuhanan.
Nilai-nilai kemanusiaan atau yang saat ini dikenal dengan Hak Asasi Manusia (selanjutnya
disebut HAM ) merupakan salah satu nilai inti setiap manusia.
Hak asasi manusia sejatinya menjadi begitu populer di berbagai penjuru dunia, bahkan yang
sering meneriakan akan Hak Asasi Manusia adalah negara-negara barat. Karena Hak Asasi
Manusia merupakan hak yang melekat pada diri manusia dan tidak bisa dikurangi sedikitpun.
Pada abad ke-17 seorang filsuf Inggris bernama John Locke yang merumuskan Hak Asasi Manusia
sebagai hak alam yang melekat pada manusia. Maka pada saat berakhirnya perang Dunia II di
buatlah Universal Declaration of Human Right oleh perserikatan Bangsa-bangsa.
Negara Indonesia merumuskan Hak Asasi Manusia pada saat sidang konstitusi pada tahun 1956-
1959 dan dirumuskan di UUD 1945 yang mencakup dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan
juga budaya.
Dalam waktu yang singkat saat akhir-akhir kependudukan Jepang di Indonesia, bangsa Indonesia
secara diam-diam membicarakan dan merumuskan Hak Asasi Manusia secara mendalam. Karena
pada saat itu kesempatan Negara Indonesia selagi Jepang dalam kondisi kritis kerena di bom
bardir sekutu kota Hirosima dan juga Nagasaki. Walaupun mempunyai waktu yang sedikit dan
juga sangat terdesak dan juga negara Indonesia berhasil merumuskan UUD 1945.
Fenomena anak yang dilacurkan di Indonesia merupakan pelanggaran berat Hak Asasi
Manusia. Meski fenomena ini terpampang jelas di depan mata kita dan bukan merupakan
sesuatu hal yang baru, publik seolah menutup mata. Anak yang dilacurkan dibiarkan terus terjadi
dan belum lagi menjadi prioritas. Bahkan, cendrung ditutup-tutupi sehingga menjadi fenomena
yang terus hidup dan berkembang dalam keterselubungan. Sampai saat ini, belum ada Upaya
preventif yang memadai untuk mengatasinya, bahkan data dan informasi mengenai hal ini pun
relatif terbatas. Tulisan ini sebagai upaya memberikan pemahaman yang lebih mendalam
kepada pembaca menyangkut kompleksitas permasalahan, factor penyebab dan pendorong,
proses sosial yang terjadi serta upaya penegakan keadilan Hak Asasi Manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana fenomena perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia?
2. Terkait fenomena anak yang dilacurkan di Indonesia. Seperti apa upaya penegak
keadilan HAM ?
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya penegak keadilan HAM terkait kasus anak
yang menjadi korban pelacuran di Indonesia
BAB ll
PEMABAHASAN
Perkembangan HAM di Indonesia mencerminkan tranformasi yang signigikan, walaupun masih fihadapi
oleh sejumlah tantangan. Komitmen untuk memajukan HAM terus menjadi fokus, dan upaya-upaya terus
dilakukan untuk
Pasal 296
Barangsiapa yang pencahariannya atau kebiasaannya yaitu dengan sengaja mengadakan atau
memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain dihukum penjara selama-lamanya 1 tahun
empat bulan atau denda sebanyak-banykanya Rp 15.000,_
Pasal 297
Perdagangan Wanita dan perdangan anak laki-laki yang belum cukup umur, dipidana penajra
selama 6 tahun.
Pasal 507
Barangsiapa sebagai mucikari mengambil keuntungan dari pelacur Perempuan dihukum
kurungan lamanya 3 bulan.
2.3 Tren Global: merespon isu penghapusan eksploitasi dan komersialiasi sekseual terhadap anak
Kecendrungan duni internasional dalam menanggapi kasus pelanggaran HAM berat adalah
permasalahan eksploitasi dan komersilisai seksual terhadap anak menunjukan Langkah
kemajuan dengan diselenggarkan berbagai kegiatan baik ebrupa konferensi yang
menghasilkan komitmen global, lahirnya berbagai instrument hukum internasional serta
etrjadinya hubungan bilateral maupun multilateral dalam rangka menentang segala bentuk
pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Indonesia sebagai bagian dari Masyarakat dunia ikut mengambil bagian, bahkan telah
meratifikasi instrument internasional tersebut dan terikat untuk segera
mengimplementasikannya. Berbagai kewajiban paska ratifikasi merupakan tantangan yang
emrupakan komitmen baik dari pemerintah yang didukung oelh masyaarakat luas.
BAB lll
KESIMPULAN
Dalam perjalanan Panjang perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa negara ini telah mengalami perubahan signifikan dari era kemerdekaan hingga saat
ini. Berbagai fase Sejarah, termasuk orde lama, orde baru dan reformasi maupun kasus-kasus nyata
tentang pelacuran anak sebeagai bentuk pelanggaran HAM, telah membentuk landasan pemahaman
dan perlindungan HAM di Indonesia.
Reformasi 1998 menjadi tonggak penting dalam mengubah paradigma negara terkait HAM.
Pemberlakuan Meskipun demikian, tantangan tidak dapat diabaikan. Isu-isu seperti pelangaran HAM
terhadap minoritas, hak Perempuan dan kebebasan sipi masih menjadi fokus utama. Indonesia telah
menunjukan keamjuan yang signifikan dalam pengakuan dan perlindungan HAM. Komitmen pemerintah
dan partisipasi aktif Masyarakat sipil menjadi fondasi untuk meningkatkan kesadaran Masyarakat, dan
bersikap proaktif di tingkat internasional, Indonesia dapat terus melangkah maju dalam menciptakan
Masyarakat yang menghargai hak asasi setiap individu.