Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA DALAM ALUR SEJARAH

BANGSA INDONESIA

Dosen: Neny Fidayanti S.T ., M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1:

Muhammad Arif (2330305040067)

Aditia Ramadan (2330305040085)

Danda Firmansyah (2330305040095)

Sparco Tri Nanda Lase (2330205040050)

Ripaldo (2330305040094)

Joel Hagata Ginting (2330205040052)

Josep Arian Delon (2330305040083)

Marvellino Natanael (2330305040084)

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERTAMBANGAN
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................
LATAR BELAKANG....................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
TEORI......................................................................................................
BAB III
STUDI KASUS...........................................................................................
KASUS.....................................................................................................
PENYEBAB...............................................................................................
DAMPAK NEGATIF DAN DAMPAK POSITIF...............................................
PENYELESAIAN MASALAH.......................................................................
BAB VI
PENUTUP................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pancasila Dalam Arus Sejarah Indonesia”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari Ibu Neny Fidayanti S.T., M.Si pada mata kuliah
Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.Kami mengucapkan terima kasih
kepada ibuk Neny Fidayanti S.T., M.Si, selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.Akhir kata semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya,
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir
kata kami sampaikan terima kasih.

Penulis

Kelompok 1 Pancasila
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki bentuk Negara
kepulauan dan bentuk pemerintahan republik sehingga disebut
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
masyarakatnya tidak asing lagi dengan pancasila. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, masyarakat Indonesia mengenal pancasila
sebagai dasar Negara, pedoman, dan pandangan hidup yang nilainya
diangkat dari kehidupan masyarakat sendiri.
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah
hidup bangsa Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan
kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila
pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan
yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar
Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata
“kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu
meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain. Lantas perumusan pancasila
juga dapat dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa yang selalu
berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga
merupakan dasar Negara Indonesia, yang berarti dasar dari hukum
tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Hal ini terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yang merupakan Naskah Proklamasi Indonesia.
Untuk itu sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung
jawab seharusnya masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila,
karena seperti pemaparan di atas telah disebutkan bahwa pancasila
adalah sumber dari segala sumber hukum atau dasar Negara yang
harus dipatuhi. Karena dalam sila-sila pancasila tidak memihak
kepada satu orang saja melainkan keseluruh warga Negara Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI
Pancasila
Pancasila merupakan dasar ideologi negara bagi Indonesia. Secara
harfiah, “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “panca”
yang berarti lima, dan “sila” yang berarti prinsip atau dasar. Oleh karena itu,
“Pancasila” dapat diterjemahkan sebagai “Lima Prinsip” atau “Lima Dasar”.
Bagi Bangsa Indonesia, Pancasila memiliki makna yang sangat
penting dan mendalam. Pancasila memiliki fungsi sebagai panduan dalam
pembentukan nilai-nilai dan norma-norma yang mendasari kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pancasila sebagai sumber hukum memberi makna
bahwa sistem hukumnasional wajib berlandaskan Pancasila. Akan tetapi,
keberadaan Pancasila tersebut semakin tergerus dalam sistem hukum nasional.

Orde Baru
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Jenderal
Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada
era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya
Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga
1998 Orde Baru lahir dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) pada tahun 1966, yang kemudian menjadi dasar legalitasnya. Orde
Baru bertujuan meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa,
dan negara pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Pemerintahan Orde Baru berakhir akibat krisis moneter dan peristiwa
politik dalam negeri yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Krisis ini menyebabkan gangguan terhadap pembangunan ekonomi.
HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
Pemahaman terhadap HAM telah berkembang seiring waktu melalui
perjanjian internasional dan konstitusi nasional di banyak negara. Secara
umum,HAM mencakup hak-hak sipil dan politik, hak-hak ekonomi, sosial, dan
budaya, serta hak-hak kolektif.
Hak-hak sipil dan politik meliputi hak atas kebebasan berpendapat,
kebebasan beragama, hak atas kehidupan dan kebebasan dari penyiksaan, serta
hak untuk berpartisipasi dalam proses politik dan memiliki akses keadilan.Hak-
hak ekonomi, sosial, dan budaya meliputi hak atas pendidikan, hak atas
pekerjaan dan upah yang layak, hak atas kesehatan dan kesejahteraan, serta hak
untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan ilmiah.Hak-hak kolektif
mengacu pada hak-hak kelompok seperti hak-hak minoritas, hak atas
pemeliharaan budaya, serta hak atas perdamaian dan keamanan.
Prinsip HAM penting dalam menjaga keseimbangan
kekuasaan antara individu dan negara, serta mendorong penghormatan dan
perlindungan terhadap hak-hak setiap individu dalam masyarakat. HAM
merupakan nilai universal yang diakui oleh komunitas internasional dan menjadi
landasan untuk mencapai keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi semua
manusia.
BAB III
STUDI KASUS
PELANGGARAN HAM PADA MASA ORDE BARU
Kasus pelanggaran HAM atau Hak Asasi Manusia merupakan
salah satu kasus kriminal terbesar yang seolah-olah sulit untuk
dituntaskan sepanjang sejarah bangsa indonesia. Sepanjang sejarah
kita, telah terjadi begitu banyak kasus pelanggaran HAM, baik dalam
skala kecil, menengah, hingga besar. Akan tetapi, meski tidak jarang
kesan yang timbul adalah pemerintah serta aparatkeamanan enggan
menyentuh kasus-kasus semacam ini. Maka tak heran jika tidak
sedikit orang yang beranggapan bahwa kasus pelanggaran HAM
selalu melibatkan figur-figur penting, baik itu dari dunia militer,
pemerintahan, atau orang-orang tertentu yang memiliki hubungan
yang dekat dengan pihak pemerintah maupun militer.Salah satu era
paling gelap dalam penegakan HAM di Indonesia adalah era Orde
Baru. Kala itu terjadi beberapa kasus pelanggaran HAM yang sangat
menyakiti hati kita sebagai bangsa Indonesia. Adapun contoh kasus
pelanggaran HAM yang terjadi pada masa Orde Baru adalah:
1. Tragedi Trisaksi yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998.
2. Tragedi Semanggi I yang terjadi pada 13 November 1998.
3. Tragedi Semanggi II yang terjadi setahun setelah Tragedi Semanggi
I, tepatnya pada tanggal 24 September 1999.
4. Penculikan para aktivis HAM yang terjadi pada rentang April 1997
hingga April 1999.
KASUS
Tragedi Trisakti

Sumber;htt
ps://id.m.wikipedia.org/wiki/Tragedi_Trisakti

Tragedi trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12


Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut
Soeharto turun dari jabatannya .Aksi damai dari kampus Trisakti
menuju Gedung Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka
dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.
Akhirnya, pada pukul 17.15, para mahasiswa bergerak mundur,
diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun
mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa
panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di Universitas
Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan.
Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras.
Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di
Jakarta Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas
adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hartanto (1997-
1998), Hafidin Royan (1976-1988), dan Hendriawan Sie (1978 - 1998).
Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada. Peristiwa
penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti ini juga
digambarkan dengan detail dan akurat oleh seorang penulis sastra
dan jurnalis, Anggie D. Widowati dalam karyanya berjudul Langit
Merah Jakarta.

PENYEBAB
Pada masa pemerintahan orde baru, demokrasi belum berjalan
dengan baik. Terlihat misalnya seperti kebebasan mengemukakan
pendapat di muka umum, kebebasan pers maupun kebebasan dalam
organisasi dan sebagainya. Hanya kepentingan-kepentingan politik
yang menonjol pada saat itu, sehingga gerak-gerik masyarakat
terbatas oleh kekuatan politik dan militerisme (Muladi, 2009: 4). Hal
tersebut menyebabkan banyaknya kasus-kasus pelanggaran HAM
pada era tersebut. Menurut Ali dan Nurhidayat (2011: 49) pada era
orde baru bangsa Indonesia mengalami kemunduran dalam
penikmatan HAM-nya di semua bidang yang diakui oleh UUD 1945.
Pada era orde baru banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM dan
kasus-kasus lain yang terjadi di Indonesia Muladi (2009: 4)
menyatakan,bertumpuknya permasalahan pada orde baru, baik
masalah BLBI, KKN, kasusTanjung Priuk tanggal 12 September 1984,
DOM Aceh Tahun 1989, Trisakti tanggal 12 Mei 1998,
ketidakpercayaan terhadap pemerintahan, dan terjadinya kerusuhan
tanggal 12-14 Mei 1998, menjadi faktor lengsernya masa orde baru.
Masa orde baru telah runtuh namun kasus-kasus pelanggaran HAM
berat yang terjadi pada masa tersebut masih belum terselesaikan
secara tuntas. Hal ini tentunya menjadi sebuah trauma tersendiri bagi
masyarakat dan menjadi tugas penting bagi pemerintahan saat ini
untuk kembali menyelesaikan kasus-kasus masa lalu yang belum
terselesaikan, terutama kasus mengenai pelanggaran HAM.

Secara hukum kasus pelanggaran HAM berat masa lalu masih


dapat diselidiki kembali karena tidak mengenal masa kedaluwarsa.
Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang Berat, ketentuan dan
justifikasi teoritis mengenai kedaluwarsa dalam KUHP tidak berlaku
atau disimpangi. Ketentuan Pasal 46 undang-undang tersebut secara
eksplisit menyatakan, bahwa untuk pelanggaran hak asasi manusia
yang berat tidak berlaku ketentuan mengenai kedaluwarsa.
Beberapa penelitian mengenai pelanggaran HAM telah banyak
dilakukan. Kuncoro (2013) meneliti mengenai representasi
pelanggaran HAM dalam Film Penghianatan G30S. Hasil penelitian
tersebut mengungkapkan bahwa terdapat beberapa jenis
pelanggaran HAM yang meliputi: penculikan, penyiksaan,
pembunuhan, perampasan kemerdekaan, dan penghilangan orang
secara paksa. Pelanggaran HAM tersebut tergolong dalam
pelanggaran HAM berat sesuai dengan UU No. 39 Tahun 1999 tentang

DAMPAK-DAMPAK PELANGGARAN HAM PADA MASA


ORDE BARU
DAMPAK NEGATIF
Pada masa Orde Baru di Indonesia, pelanggaran hak asasi manusia
(HAM) memiliki dampak negatif yang signifikan. Pelanggaran ini
termasuk penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan, penghilangan
paksa, serta pembatasan kebebasan berekspresi dan berkumpul.
Dampaknya meliputi penderitaan individu, merosotnya kebebasan
masyarakat, serta hilangnya rasa keadilan dan demokrasi.
Dampak Negatif di bidang lainnya a. Pemilihan umum yang kurang
demokratis b. Salah satu ciri dari negara yang menganut paham
demokrasi adalah adanya pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia. Dalam pemerintahan Orde Baru, dirasakan penghormatan
dan perlindungan HAM masih kurang diperhatikan. c. Pengisian
jabatan ketua umum partai politik harus mendapat persetujuan dari
presiden. d. Presiden memiliki sumber daya keuangan yang sangat
besar.

DAMPAK POSITIF
Bidang pemerintahan a. Pemerintah mampu membangun pondasi
yang kuat bagi kekuasaan lembaga kepresidenan yang membuat
semakin kuatnya peran Negara dalam masyarakat. b. Dilakukan
peleburan partai agar pemerintah dapat mengontrol parpol.
Bidang Ekonomi Positif : a. Indonesia mengubah status dari Negara
pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi
kebutuhan beras sendiri (swasembada beras). b. Penurunan angka
kemiskinan. c. Harga Sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako)
dan BBM yang murah.
Bidang Hukum Positif : a. Semakin menguatnya supremasi hukum,
demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi
manusia. b. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan
tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan, kedaulatan, dan
ketertiban negara yang profesionalDampak Positif di bidang lainnya a.
Menurunnya angka kematian bayi. b. Adanya Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu sampai di tingkat
desa atau RT.

PENYELESAIAN MASALAH
pahamkan rakyat, khususnya korban atau keluarga korban, tentang
kelemahan serius UU No 26 Tahun 2000 sebagai dasar hukum proses
penyelesaian hukum, agar kelak mereka menerima proses dan hasil
dari jalan hukum itu, terutama kemungkinan berulangnya proses dan
hasil pengadilan HAM ad hoc Timor Timur, Tanjungpriok dan
pengadilan HAM permanen Abepura yang berakhir tanpa satupun
menghukum pelaku.Yang penting adalah pembentukan dan proses
jalan hukum itu berjalan obyektif, terbuka, dan akuntabel.
BAB VI

PENUTUP
KESIMPULAN
Pendahuluan Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang
memiliki bentuk Negara kepulauan dan bentuk pemerintahan
republik sehingga disebut dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan masyarakatnya tidak asing lagi dengan
pancasila.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat
Indonesia mengenal pancasila sebagai dasar Negara, pedoman, dan
pandangan hidup,yang nilainya diangkat dari kehidupan masyarakat
sendiri.Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan
satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya
sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa.
Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga
merupakan dasar Negara Indonesia, yang berarti dasar dari hukum
tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.Untuk itu sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung
jawab seharusnya masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila,
karena seperti pemaparan di atas telah disebutkan bahwa pancasila
adalah sumber dari segala sumber hukum atau dasar Negara yang
harus dipatuhi.
Pada masa orde baru, pemerintah ingin menerapkan Pancasila
dan UUD 1945 secara murni dan masif melalui program P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila).Maka tak heran jika tidak
sedikit orang yang beranggapan bahwa kasus pelanggaran HAM
selalu melibatkan figur-figur penting, baik itu dari dunia militer,
pemerintahan, atau orang-orang tertentu yang memiliki hubungan
yang dekat dengan pihak pemerintah maupun militer.Salah satu era
paling gelap dalam penegakan HAM di Indonesia adalah era Orde
Baru.
HAM dan kasus-kasus lain yang terjadi di Indonesia Muladi
(2009: 4) Pada era orde baru banyak sekali kasus-kasus pelanggaran
menyatakan,bertumpuknya permasalahan pada orde baru, baik
masalah BLBI, KKN, kasusTanjung Priuk tanggal 12 September 1984,
DOM Aceh Tahun 1989, Trisakti tanggal 12 Mei 1998,
ketidakpercayaan terhadap pemerintahan, dan terjadinya kerusuhan
tanggal 12-14 Mei 1998, menjadi faktor lengsernya masa orde baru.
Masa orde baru telah runtuh namun kasus-kasus pelanggaran
HAM berat yang terjadi pada masa tersebut masih belum
terselesaikan secara tuntas.Hal ini tentunya menjadi sebuah trauma
tersendiri bagi masyarakat dan menjadi tugas penting bagi
pemerintahan saat ini untuk kembali menyelesaikan kasus-kasus
masa lalu yang belum terselesaikan, terutama kasus mengenai
pelanggaran HAM.
Pada masa Orde Baru di Indonesia, pelanggaran hak asasi
manusia (HAM) memiliki dampak negatif yang signifikan. Dampak
Negatif di bidang lainnya.
a. Pemilihan umum yang kurang demokratis b. Salah satu ciri dari
negara yang menganut paham demokrasi adalah adanya pengakuan
dan perlindungan hak asasi manusia.pahamkan rakyat, khususnya
korban atau keluarga korban, tentang kelemahan serius UU No 26
Tahun 2000 sebagai dasar hukum proses penyelesaian hukum, agar
kelak mereka menerima proses dan hasil dari jalan hukum itu,
terutama kemungkinan berulangnya proses dan hasil pengadilan
HAM ad hoc Timor Timur, Tanjungpriok dan pengadilan HAM
permanen Abepura yang berakhir tanpa satupun menghukum
pelaku.Yang penting adalah pembentukan dan proses jalan hukum itu
berjalan obyektif, terbuka, dan akuntabel.

SARAN
Berdasarkan penjelasan tentang topik pembahasan pentingnya
pendidikan bagi setiap warga negara Indonesia yang sudah
dipaparkan di atas, penulis menarik beberapa kesimpulan, antara
lain:
Pendidikan adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap warga
negara Indonesia,Pendidikan formal Indonesia yang wajib diikuti
dimulai dari SD, SMP, dan SMA atau dikenal dengan wajib belajar 12
tahun.Dengan masuk pendidikan formal dan wajib belajar 12 tahun
ilmu pengetahuan dan wawasan siswa menjadi
bertambah.Infrastruktur pendidikan di Indonesia belum merata.

DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Rafi Aufa. (2022, Agustus 15). Begini Penerapan Pancasila
pada Masa Orde Baru, Apa Kelebihannya?. Diakses pada 21 Agustus
2023 melalui
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6235273/begini-
penerapan-pancasila-pada-masa-orde-baru-apa-kelebihannya.
Chairusnnisyah, Lily. (2015, Mei 02). Makalah Sejarah Lahirnya Orde
baru. Diakses pada 22 Agustus 2023 melalui
https://www.academia.edu/12206751/Makalah_Sejarah_Lahirnya_O
rde_Baru.

Anda mungkin juga menyukai