Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER PEKAN 3

“Pancasila Sebagai Sistem Filsafat”

Disusun oleh:

Nama : Nur Aida


NIM : G031201085

Dosen Pengampu : Dr. A. Lukman Irwan, S.Ip, M.Si

Mata Kuliah: Pancasila 17

Ilmu dan Teknologi Pangan C


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
2021
PENDAHULUAN

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari proses
akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan.

Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam proses berfikir dan berpengetahuan. Sila-sila
dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan dan saling melandasi. Sila pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan utama dari kempat sila lainnya. Hal ini
menjadikan Pancasila sebagai sistem yang saling terkait tak terpisahkan.

Soal
1) Uraikan ciri umum filsafat Pancasila!
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Pancasila sebagai filsafat juga bahwa pancasila mengandung
pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila. Sistem Filsafat Pancasila memiliki kriteria, sifat-sifat universal & memiliki ciri
khas nasional, antara lain:
• Sistematis, fundamental, universal, integral & radikal mencari kebenaran yang hakiki.
Hakikat sila-sila Pancasila yang merupakan intisari Pancasila sehingga merupakan
pangkal tolak dalam pelaksanaan dan tertib hukum Indonesia.
• Filsafat yang monotheis dan religius yang mempercayai adanya sumber kesemestaan,
yaitu Tuhan YME.
• Monodualisme & Monopluralisme, Integralistik yang mengutamakan ketuhanan,
kesatuan & kekeluargaan.
Hakikat manusia adalah monopluralis, yaitu hakikat manusia yang memiliki unsur
pokok susunan kodrat yang terdiri atas raga dan jiwa.
• Satu kesatuan totalitas yang bulat & utuh antar sila-sila Pancasila.
• Memiliki corak universal
• Idealisme fungsional.
• Harmoni idiil.
Asas selaras, serasi, dan seimbang.
• Memiliki ciri-ciri dimensi idealitas, realitas & fleksibilitas.

2) Uraikan Makna dan subtansi dari masing-masing sila Pancasila dalam konteks
penyelenggaraan pemerintahan kita di Indonesia!
➢ Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pancasila dengan sila pertamanya, adalah sebuah falsafah yang sesuai dan bersahabat dengan
agama. Dalam kehidupan sekarang, setiap masyarakat Indonesia dijamin kebebasan dalam
menjalani kepercayaannya masing-masing. Masyarakat kini dapat menjalani kepercayannya
dengan tenang tanpa gangguan intoleransi. Di sila ini, masyarakat juga diminta agar tidak
menistakan agama lain dan harus menjunjung tinggi kerukunan umat beragama antara satu
dengan yang lain.

➢ Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.


Di sila ini, semua warga negara Indonesia memiliki hak yang setara dalam pemenuhan
kesejahteraan. Selain itu, juga kesetaraan dalam kehidupan yang layak, hak politik, hokum,
dan semua hal yang telah diatur di undang-undang tanpa melihat suku dan ras warga negara
Indonesia tersebut.

➢ Sila ketiga, Persatuan Indonesia.


Di sila ketiga ini, dapat dilihat bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman
suku, agama, bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI, dimulailah
komitmen bersama untuk terus membentengi keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia
yang maju, adil, dan sejahtera. Semua warga negara Indonesia tidak boleh melakukan aksi-
aksi yang dapat merenggangkan persatuan dan kesatuan negara kita, seperti melakukan
tindakan terorisme, intoleransi, gerakan separatism, dan hal-hal yang serupa. Sebagai warga
negara Indonesia yang baik, kita harus tetap menjaga keutuhan negara kita. Kita harus
menghindari tindakan-tindakan yang dapat memecah belah negara kita.
➢ Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Pada sila ini, menekankan perwujudan negara yang demokratis, yang mana kedaulatan
diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Dengan kata lain demokrasi Indonesia adalah
musyawarah mufakat. Namun, dalam kenyataannya, pelaksanaan praktik politik di Indonesia
belum mengutamakan permusyawaratan untuk mufakat. Sebaliknya, tren baru yang
berkembang pada saat ini mengarah pada demokrasi transaksional. Uang menjadi kekuatan
dalam menguasai politik, kelompok yang memiliki uang yang berlimpah yang akan
menguasai dan memenangkan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya dikhawatirkan akan
memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu.

➢ Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


Di sila kelima ini, dapat dilihat bahwa tujuannya adalah agar seluruh warga negara Indonesia
mendapat kesejahteraan dan keadilan yang merata. Seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan penghidupan yang layak, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia,
perlindungan keamanan dan hokum yang seutuhnya, dan semua hal yang berkaitan dengan
kesejahteraan warga negara.

Maka dapat disimpulkan bahwa sesunggunya Pancasila itu merupakan pedoman bagi seluruh
rakyat Indonesia untuk melaksanakan dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Octavian, W. A. (2018). Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai


Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa. Jurnal Bhinneka Tunggal
Ika, 5(2), 125.

Setiadi, E. M. (2005). Pendidikan Pancasila. Panduan Kuliah untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai