NIM : P07134121016
No Absen : 16
Kelas :A
Jurusan/Prodi : Sarjana Terapan Teknik Laboratorium Medis
Bung karno mengatakan “Pancasila merupakan weltanschauung” yang artinya satu dasar
falsafah. Pancasila merupakan alat pemersatu dalam memperjuangkan bangsa bebas dari
imperalisme. Berdasarkan pemikiran tersebut, sebagai dasar filsafat bangsa, Pancasila adalah alat
pemersatu dalam pandangan dan kebangsaan yang sama yang terajadi karena kesamaan nilai
sehingga dapat dibangun tujuan hidup bangsa. Dalam kesamanan nilai tersebut, arti ketuhanan
dalam falsafah adalah ketuhanan yang hidup dalam tradisi dan budaya. Ketuhanan bukanlah
sesuatu yang tiba tiba muncul, namun sudah menjadi praksis dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Ketuhanan juga merupakan suatu go asistensi agama agama. Nilai - nilai Pancasila sebagai
filsafat negara, yaitu
1. Pada sila ketuhanan yang maha esa memiliki makna bahwa warga Indonesia akan
dijamin kebebasannya untuk memeluk agama.
2. Terdapat sebuah nilai nasionalisme khas bangsa Indonesia. Nilai nasionalisme tersebut
sangat menghargai menghargai bangsa bangsa lainnya, anti-imperalisme, dan anti
kolonialisme. Maka dari itu, nasionalisme bangsa Indonesia bukanlah nasionalisme yang
copostik atau menganggap bangsa bangsa lain lebih rendah dari bangsa sendiri,
melainkan nasionalisme yang menganggap bangsa lain sama atau sejajar dengan bangsa
sendiri.
3. Nilai demokrasi, yaitu proses yang tidak terlepas dari upaya penyejahteraan dan keadilan
nasional. Jadi, demokrasi di Indonesia adalah demikrasi yang mengupayakan keadilan
social sebagaimana yanag disamapaikan bungkarno bahwa demokrasi Indonesia adalah
demokrasi yang mengupayakan kebebasan politik dan kebebasam warga negara dari
masalah kemiskinan. Demokrasi bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan social.
Pancasila Sebagai Ideologi
Ideologi secara etimologis berasal dari kata idein dan logos. Idein berarti gagasan, cita cita, dan
pandangan, sedangkan logos artinya ilmu atau logika. Ideologi merupakan filsafat yang
diwujudkan dalam praksis kehidupan. Ideologi ini merupakan tuntunan manusia untuk hidup dan
berinteraksi dengan lainnya.
Indologi suatu bangsa yaitu ideologi yang mendukung suatu bangsa untuk mencapai tujuan
nasional bangsa sehingga ideologi Pancasila merupaka faktor yang mendukung terwujudnya
suatu tujuan nasional bangsa, seperti merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
Sebagai ideologi, Pancasila adalah suatu orientasi yang memberikan dorongan dalam
membangun suatu bangsa dan negara. Orientasi tersebut merupakan hasil dari consensus
mengenai asumsi asumsi tentang bangsa dan negara yang akan dibangun. Sebagai ideologi
bangsa, Pancasila merupakan cita cita normatik atau tercapainya prinsip - prinsip yang
terkandung dalam Pancasila dalam penyelenggaraan negara. Nilai - nilai dalam Pancasila
merupakan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara atau dapat diartikan bahwa
Pancasila merupakan suatu petunjuk arah kemana suatu negara akan dibawa. Pancasila juga
menjadi cita - cita bangsa karena Pancasila dapat menciptakan kehidupan bernegra yang
berketuhanan dan berkemanusiaan dengan nasionalisme yang kuat serta melaksanakan
demokrasi untuk mewujudkan kehidupan social. Pancasila menjadi ukuran kehidupan bernegara
dengan cita - cita yang menjadi penentu tekad untuk memperkuat identitas bangsa.
Pancasila juga menjadi pendukung national building character dan menjadi alat untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila menjadi ruang public bersama
dimana semua bangsa merasa nyaman. Dengan adanya Pancasila, maka dapat dimungkinkan
terciptanya suatu kehidupan yang harmonis, saling menghormati, menghargai, dan saling
bertoleransi. Tanpa Pancasila, maka kehidupan akan penuh konflik dan rentan pecah.
Terdapa 2 ideologi besar, yaitu ideologi liberalisme dan sosialisme. Ideologi liberalisme
biasanya selalu bergandan dengan kapitalis atau disebut liberalis kapitalisme. Ideologi ini sangat
menjunjung kebebasan individu. Sementara itu, Ideologi sosialisme adalah suatu ideologi yang
menjunjung kepentingan masyarakan dibandingkan kepentingan pribadi.
Melihat keadaan tersebut, maka Pancasila dan UUD 1945 akan mencari keseimbangan dari dua
ideoligi tersebut. Dalam implementasinya, ideologi bisa sebagai ideologi tertutup dan terbuka.
Ideologi tertutup adalah ideologi yang isinya tidak hanya berupa nilai dan cita cita tertentu,
namun terdiri dari tuntutan konkrit dan over nasional yang diajukan dengan mutlak. Ideologi
tertutup tidak memiliki ruang untuk berlangsungnya diskursus, sedangkan ideologi terbuka
adalah ideologi yang tidak berasal dari pemikirana luar, namun digali dari khasanah bangsa
Indonesia. Ideologi terbuka memberikan peluang untuk menyampaikan pemikiran baru dan
kreatif.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berisi prinsip - prinsip yang
fundamental bagi berdirinya suatu negara. Menurut tap MPR NO.3/MPR/2000, Pancasila adalah
sumber hukum dasar nasional atau semua acuan hidup baik konstitusi, UU, peraturan
pemerintah, peratuan daerah, perpu dan peraturan lainnya. Sebagai dasar negara, Pancasila
bersifat imperative bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, bersifat memaksa dan mengandung
konsekuensi bagi yang melanggarnya sesuai yang telah ditetapkan UU.
Dilihat dari semua sila Pancasila, Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna, yaitu
1. Pada sila kesatu, Pancasila sebagai dasar Negra dalam pelaksanaannya tidak boleh
menihilkan Tuhan atau dengan kata lain semua warga negara Indonesia harus memiliki
Tuhan karena segala aturan dan praktik kehidupan harus mengadopsi prinsip prinsip
toleransi, saling menghargai, dan saling menghormati.
2. Pada sila kedua, Pancasila sebagai dasar negara harus mengadopsi perinsip hak asasi
manusia, kedaulatan negar, mendukung dan mengupayakan kehidupan yang damai
dengan sesame manusia.
3. Pada sila ketiga, Pancasila berfungsi sebagai pupuk nasionalisme, maka dalam
implelentasinya harus memperkuat kesadaran berbangsa.
4. Pada sila keempat, Pancasila harus selaras dengan prinsip demokrasi. Demokrasi di
Indonesia bukanlah demokrasi liberal melainkan demokrasi social atau social demokrasi.
Hal itu menyebabkan tidak boleh ada satupun Perpu yang memasung kebebasan warga
atau mengabaikan politik warga negaranya.
5. Pada sila kelima, Pancasila sebagai dasar negara harus selaras dengan prinsip keadilah
social atau prinsip yang tidak akan menimbulkan kesenjangan ekonomi warganya.
Dilihat dari dimensi etis, Sastra Pratedja mengatakan bahwa dengan ditetapkannya
Pancasila sebagai dasarnegara, maka kehidupan politik memiliki dimensi etis, bukan
sesuatu yang netral. Nilai yang terkandung dalam Pancasila mendorong warga negara
untuk berperilaku etis dalam politik, maksudnya dengan berlandakan Pancasila, maka
sudah seharusnya setiap praksis politik berpedoman pada nilai nilai etis yang terkandung
dalam Pancasila.
Inti dari materi ini, segala kegiatan berwarga negara harus berlandasan Pancasila agar tercipta
suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pancasila harus tetap
dijunjung tinggi mesikipun peradaban di dunia sudah semakin maju.
2 Pancasila sila pertama akan menjadi sinar cahaya terang yang akan membuat
manusia mampu untuk memanusiakan manusia secara beradat berdasarkan sila
kedua, yaitu “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Dengan memanusiakan
manusia, maka ketika membuat suatu aturan berdasarkan kecerdasan moral,
intelektual, dan naluri manusia yang tidak dibatasi, tetapi mampu berpraktik
secara adil di dalam berkehidupan yang nyata.
4 Pada sila ke-4 Pancasila dijelaskan secara nyata bahwa rakyat adalah sumber
dari hukum, seperti yang dikatakan oleh Savignya “jiwa hukum adalah jiwa
manusia”. Sumber dari rakyat melalui perwakilannya inilah yang membuat
aturanaturan, regulasi-regulasi yang mampu untuk membuat manusia hidup secara
beradap.
Amandemen UUD 1945 yang akhir-akhir ini mulai mencuat, keinginan untuk
amandemen itu sudah terdengar beberapa waktu yang lalu. Ketika ada keinginan untuk kembali
memberlakukan haluan negara, baik nama itu kembali GBHN atau dengan nama lain misalnya
haluan Pancasila. Amandemen UUD 1945 ini memang tentu saja selalu dimungkinkan apabila
haluan negara itu dirasakan perlu yang memang bisa dilakukan. Kenapa ada inisiatif untuk
kembali memberlakukan GBHN? Karena ada pemikiran bahwa dengan sistem seperti sekarang
ini jika ganti presiden maka tidak ada keberlanjutan program-program nasional dan
programprogram negara, ganti presiden berarti ganti visi misi dan kemudian semuanya berganti.
Ada pemikiran bahwa negara ini butuh keberlanjutan, dengan ganti Presiden harus ada sesuatu
yang kontinu contohnya begitu. Ini diharapkan bisa diperankan oleh haluan negara jadi
katakanlah nanti pemerintah Jokowi selesai di 2024, maka kalau tidak ada haluan negara bisa
saja apa yang sudah direncanakan oleh Presiden Jokowi itu akan ditinggalkan sama sekali, nanti
pemerintah baru akan membuat sesuatu yang baru lagi yang tidak ada kontinuitasnya dengan
pemerintahan yang sekarang. Maka dari itu dilontarkanlah perlunya haluan negara, sampai di situ
sebenarnya amandemen UUD 19 45 itu tidak bermasalah tetapi menjadi bermasalah ketika ada
ide-ide lain yang mengikuti itu.
Ada sebuah bola liar yang akan sangat merugikan jika ini bergulir, bola itu adalah ide
presiden 3 periode artinya amandemen itu nanti akan diarahkan untuk mengubah aturan yang
sekarang ada, bahwa presiden itu berkuasa 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali
periode lagi itu akan bisa dipilih kembali 2 periode lagi, artinya semua itu tiga periode. Usulan
seperti ini entah darimana datangnya itu akan merugikan negara karena kita belajar dari sejarah
arah, kita membatasi kekuasaan presiden itu karena terbukti bahwa presiden yang berkuasa
sangat lama itu cenderung untuk menyalahgunakan jabatannya. Itu sudah terbukti presiden
pertama dan presiden kedua memperlihatkan kalau jabatan itu terlalu lama maka akan cenderung
menyimpang, kondisi itulah yang sebenarnya ingin dihindari dari amandemen 4 kali dari tahun
1999-2002 yang isinya antara lain membatasi kekuasaan presiden untuk dua periode saja,
berdasarkan pertimbangan historis ini maka gagasan untuk menambah satu periode lagi yaitu
presiden 3 periode itu merusak demokrasi dam negara, ini cenderung muncul kecurigaan kalau
memang ini ide dari pemerintahan yang sekarang, maka ini terlihat seperti ingin melanggengkan
kekuasaannya dan kondisi itu yang jelas-jelas harus dihindari. Kita sudah berhasil membatasi
jabatan presiden maka janganlah kita mundur untuk menambah lagi jabatan presiden menjadi
tiga periode, itu sama saja membuka kemungkinan kedepannya lagi untuk menjadi 4 periode dan
tak terbatas, pada akhirnya bisa presiden seumur hidup seperti yang dilakukan oleh Presiden ke-2
dan Presiden pertama kita.
Jadi berdasarkan itu maka gagasan untuk memasukkan presiden 3 periode ke dalam
amandemen yang sedang direncanakan itu merupakan gagasan yang harus ditolak mentahmentah
karena tidak sesuai dengan amanat reformasi, dapat merusak demokrasi dan juga bisa
membalikkan republik ini pada sistem orde baru yang akan merusak negara. Jika ide ini
dikatakanlah tidak dari pemerintah sekarang. Maka ada kemungkinan ide ini dari lawan
pemerintah yang sekarang. Tujuan membuat ide ini untuk memperlihatkan atau untuk
memunculkan citra negatif terhadap pemerintah yang sekarang. Jadi ide presiden 3 periode ini
bisa datang dari manapun bisa dari kedua kubu atau dari kubu pemerintah saja atau dari kubu
oposisi. Intinya mengubah UUD 1945 dari yang sebelumnya adalah ide yang merusak. Hal ini
perlu ditolak karena memunculkan potensi-potensi penyimpangan. Bagaimana selanjutnya
dengan keinginan atau kehendak untuk amandemen UUD 1945 ini? Kalau kemungkinan ini
bergulir menjadi bola liar dan kemudian merugikan negara, ide amandemen ini sebaiknya tidak
dilakukan, untuk berganti presiden tidak berganti haluan negara itu bisa dilakukan tetapi dengan
catatan bahwa ada batasan yang ketat terhadap amandemen UUD 1945, dengan disepakati suatu
isu itu maka bola liar bisa dicegah, tindakan-tindakan yang didasari oleh kepentingan diri
kepentingan kelompok yang seperti itu dihindari dan republik ini bisa terhindar dari
langkahlangkah yang sia-sia. Bahkan akan mengembalikan bandrol demokrasi otoriatisme ke
arah pemerintahan yang demokratis.
Cara mengubah sikap tersebut yaitu dengan mengubah karakter bangsa menjadi tidak
piodal kemudian tidak lagi melihat calek sebagai patron yang harus di ikuti. Dan untuk
menghilangkan sikap tersebut harus ada pendidikan tentang politik, pentingnya peran bawaslu
dalam mensosialisasikannya. maka dari itu rakyat Indonesia akan sadar bahwa rakyat yang
mempunyai kedaulatan, karena sesungguhnya kedaulatan di tangan rakyat, justru rakyat yang
lebih berdaulat untuk memilih. Adapun sebaliknya rakyat disuap itu malah di rugikan,
seharusnya itu jangan di dengar ataupun di terima. Hentikan menerima suap untuk kepentingan
diri dan kebersamaan negara kita ke depannya. Jadi kita sebagai rakyat harus pintar pintar dalam
memilih dan harus kita berpikir panjang untuk kedepannya seperti apa, hal apa yg akan menimpa
kita kita dengan adanya suap dalam pemilu. Untuk menghilangkan itu harus ada pendidikan
politik dan penghentian perang dalam politik.
KAJIAN DEMOKRASI
Demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani yaitu Demokratos, yang dimana demos artinya rakyat
dan kratos artinya kekuasaan atau kedaulatan. Ada pandangan bahwa demokrasi itu paradoks,
karena demos itu menyiratkan kesetaraan dan kebebasan sedangkan kratain menyiratkan ordinasi
atau sebuah hierarki. Paradoks ini diselesaikan dengan konsep kedaulatan rakyat. Demokrasi
adalah kedaulatan rakyat, jadi dalam demokrasi penguasa itu memiliki kekuasaan yang terbatas
karena pada dasarnya kekuasaan itu berasal dari rakyat, jadi pemerintah tidak dapat bertindak
sewenang-wenang. Hendry B Mayo mengatakan bahwa demokrasi itu harus didasari beberapa
norma, pertama menyelesaikan persoalan secara damai melembaga dan kemudian menjamin
terselenggaranya perubahan secara damai jadi ada rotasi kepemimpinan secara damai, kemudian
menyelenggarakan pergantian kepemimpinan , mengatasi pemakaian kekerasan secara
minimum. Bila nanti adanya demonstrasi maka diusahakan diminimalisir kemudian mengakui
keberagaman pluralisme kemudian menjamin terjadinya keadilan dalam demokrasi. Nurcholish
Madjid pendiri Universitas Paramadina mengatakan bahwa demokras harus didasari 7 norma
pertama kesadaran atas pluralisme jadi demokrasi hanya bisa tegak didalam masyrakat yang
sadar akan keberagaman dan kemejemukan. Kemudian demokrasi didasari oleh musyawarah
yang dimana ciri khas dari Indonesia musyawarah untuk mufakat ini tercermin dalam sila ke-4
dalam pancasila, kemudian jujur dan mufakat. Demokrasi tidak terlepaskan dari ekonomi dari
pemenuhan kebutuhan rakyat, kemudian pertimbangan moral dan sistem pendidikan yang
menunjang maka demokrasi itu akan semakin tegak. Adapun komponen-komponen demokrasi
yaitu adalah negara hukum pemerintahan, pemerintahan yang sewenang-wenang akan merusak
deokrasi. Kemudian legislatif yang sipil skill DPR atau wakil rakyat yang benar-benar memiliki
kesadaran dan kemampuan akan kewarganegaraan yang sadar berfungsi sebagai wakil rakyat.
Kemudian peradilan yang bebas dan mandiri, kemudian adanya pers yang bebas dan
bertanggung jawab pers ini juga akan dituntut netralitasnya misalnya saat pemilu dan kemudian
infrastruktur politik ada partai politik ada pemilu ada berbagai lembaga yang mendukung itu.
Cara mengeluarkan pendapat berdasarkan mekanisme pelaksanaan itu ada demokrasi langsung
dan demokrasi tidak mlengsung. Indoneisa menganut demokrasi tidak langsung karena tidak
mungkin semua rakyat yang ada ikut menentukan setiap kebijakan. Indonesia pernah mengalami
demokrasi liberal pada tahun 1945-1950, kemudian demokrasi parlemeter pada tahun 1950-
1959, kemudian orde lama demokras terpimpin pada tahun 1959-1968, kemudian orde baru pada
tahun 1968-1998, dan orde reformasi dari tahun 1998 sampai dengan sekarang. Pemilu yang
pertama dilakukan pada tahun 1955 di era orde lama kemudian pemilu
1971,1977,198,1987,1992,1997 diera orde baru dan pemilu 1999,2004,2009,2014,2019 itu
diorde reformasi. Pemilu yang dikenal yait pemilu legislatife , pemilu presiden, dan ada juga
pemilu lokal atau pilkada atau pemilu legislative lokal. Pilkada itu dilakukan berlangsung oleh
rakyat, karena dilakukan oleh rakyat itu paling demokratis. Pemilu ada dalam konstitusi itu
terdapat pada pasal 22E ayat 1 yang berbunyi pemilihan langsung dilaksanakan secara umum
bebas rahasia jujur dan adil setiap lima tahun sekali. Menurut Sastraprateda mengatakan bahwa
konsep demokrasi yang dirumuskan sebagai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sistem demokrasi atau demokratif apabila
unsur-unsur konstitusi hukum dan sistem parlemen yang menerapkan 3 prinsip yaitu
pembantasan kekuasaan negara atas nama hak asasi keterwakilan pelaku politik dan
kewarganegaraan . Salah satu faktor penting dalam demokrasi adalah media peran media itu
memerkuat nilai-nilai demokrasi , media seperti partai tertua dimana mempengaruhi perilaku
masyarakat. Salah satu media yang paling penting adalah telivisi pengarunhya luar biasa besar,
dan media digital sekarang ini. Para parpol berusaha mengatur pemberitaan yang ada dengan
cara melalui pemberitaan televisi jika menjelang pemilu sering terjadi. Selain itu juga politik
sekarang ini banyak ditentukan oleh uang, kemudian integgritas terlupakan sehingga banyak
merugikan rakyat . Rakyat hanya dijadikan tangga umtuk mencapai kekuasaan, tetapi jika sudah
mendapatkan kekuasaan pemimpin banyak melupakan rakyat .
Dalam hal ntara agama dan negara setidaknya terdapat tiga paham besar yaitu pertama itu
paham teokrasi,paham ini selalu berlandaskan pemikiran pada unsur-unsur teologi. Kemudian
yang kedua itu ada paham sekuler, paham sekuler ini bertentangan dengan paham teokrasi maka
paham ini lebih mengandalkan pada pola fikir rasionalitas manusia sama sekali mengandalkan
unsur-unsur teologi. Kemudian yang ketiga adalah paham komunisme, hal ini melandaskan pada
materialisme dialektis. Ada materialisme dialektis dan materialisme historis kita kenal dalam
filsafat maka itu adalah pemikiran Karl Marx dan sumber pada angel tentang bagaimana sejarah
itu ditentukan oleh materi materi. Menurut Man sejarah manusia itu tidak lepas dan bagaimana
manusia mencari penghidupannya kemudian dalam pemikiran ini manusia kemudian terbentuk
kelas-kelas. Kelas-kelas begitu biasanya itu kelas borjuis dan Priyo taris yaitu paham komunis.
Dalam Paham teokrasi agama dan negara ini merupakan dua entitas yang tidak dapat dipisahkan.
Negara menyatu dengan agama karena pemerintahan dijalankan berdasarkan firman Tuhan.
Dalam sistem teokrasi ini terdapat dua system. Pertama ada sistem teokrasi langsung dimana raja
atau kepala negara merupakan jelmaan dari Tuhan. Kemudian kedua sistem teokrasi tidak
langsung, yang memerintah bukan Tuhan sendiri melainkan pemimpin yang memiliki otoritas
atas nama Tuhan. Sedangkan dalam paham sekuler,agama dan negara adalah agama dan negara
dua entitas yang terpisah,tidak berkaitan antara satu dan lain. Urusan dunia itu adalah urusan
antara manusia dan negara adalah urusan dunia,sedangkan urusan agama adalah urusan antara
manusia dengan Tuhan dan yang ketiga adalah paham komunisme, dalam paham komunisme ini
manusia yang sepenuhnya adalah bebas, tidak menghamba pada apa pun jadi dengan demikian
manusia dengan manusia menghasilkan masyarakat Negara. Manusia-manusia bebas ini dengan
kekuatan rasionalitas Ia berpikir tentang pentingnya sesuatu adanya organisasi yang
mengorganisasi hidup mereka sehingga, maka kemudian muncullah negara sedangkan
agamaagama dipandang sebagai realisasi fantasi manusia agama adalah pilihan makhluk
tertindas agama merupakan pelarian pelarian dari kondisi tertindas.
Hubungan agama dan negara dalam Islam agama tidak terpisahkan dari negara begitu juga
sebaliknya terdapat juga aliran yang berpandangan bahwa Islam tidak mengatur hidup bernegara
jadi di dalam Islam itu sendiri itu ada dua kubu di mana kubu pertama adalah sepenuhnya
bersangkutan dengan negara sedangkan ibu kedua adalah Islam tidak mengatur hidup bernegara
Terdapat terdapat tiga paradigma dalam relasi agama dalam Islam. Menurut Islam agama dan
negara menurut Islam. Paradigma pertama ada paradigma integralistik agama dan Negara,
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Paradigma kedua adalah paradigma
simbiotik ,hubungan saling membutuhkan kemudian. Paradigma ketiga adalah paradigma
sekularistik agama dan negara merupakan dua entitas yang terpisah namun War agama itu tetap
mewarnai.
Indonesia dalam pandangan Cak Nur adalah bangsa yang sukses. Bayangkan ada suatu bangsa
yang mampu mempertahankan solidaritas kultural yang merangkum tidak kurang dari 250
kelompok etnis dan bahasa Itu tersebar sekitar 17 di sepanjang 80000 KM garis pantai, dengan
kemampuan menghadirkan suatu kerangka bersama yang mampu mengatasi isolasi pergaulan
antar suku antar suku begitu inilah bangsa yang sukses. Dasar hukum agama dan negara dalam
kehidupan bernegara di Indonesia tentu saja yang pertama adalah Pancasila, khususnya sila
pertama. Sila pertama ini agama-agama sila pertama ini merupakan esensi dari agama-agama
yang ada di Indonesia.
Ketuhanan yang maha esa itu bukan ketuhanan satu agama tertentu, tetapi itu adalah ketuhanan
dimana tuhan yang dianut oleh berbagai elemen bangsa ini agamanya masing-masing itu bisa
hidup berdampingan dengan damai, bisa berdampingan hidup dengan nyaman karena ada
payung yaitu ketuhanan. Kemudian setelah di undang-undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 1
menyatakan negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa jadi bisa diperdebatkan lagi
jelas meskipun Republik Indonesia ini bukan negara agama tetapi Republik Indonesia adalah
negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kata Cak Nur keberagaman itu merupakan sesuatu kekayaan tetapi keberagaman juga bisa
menjadi kerawanan bisa menjadi masalah karena itu kesadaran akan kehidupan yang majemuk
kehidupan yang multikultural kehidupan yang beragam itu tentu harus dipupuk agar perbedaan
itu tidak memunculkan bibit-bibit konflik dalam berbagai masalah ini. Negara harus
menyelesaikannya dengan tidak berada dalam satu pihak tertentu negara-negara itu harus Netral,
negara harus mencari penyelesaian yang seadil-adilnya, sampai saat ini bangsa Indonesia relatif
berhasil dalam mengelola kehidupan yang beragam ini sehingga bangsa Indonesia ini dikenal
sebagai bangsa yang berdamai bangsa, yang mampu menyadari dirinya yang beragam dan
kemudian menerima keberagaman itu meskipun kadang-kadang muncul letupan-letupan tetapi
pada saat emosi itu sudah meredam biasanya letupan-letupan akan selesai dan perdamaian akan
bisa terjadi.