Filsafat Pancasila
A. Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Secara
etimologis istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani “philein” yang artinya “cinta” dan
“sophos” yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”. Jadi secara harfiah istilah
filsafat adalah mengandung makna cinta kebijaksanaan. Jadi manusia dalam kehidupan pasti
memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap paling benar, paling baik dan membawa
kesejahteraan dalam kehidupannya, dan pilihan manusia sebagai suatu pandangan dalam
hidupnya itulah yang disebut filsafat. Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut: Pertama : filsafat sebagai
produk. Kedua : filsafat sebagai suatu proses.
B. Pengertian Pancasila sebagai suatu sistem
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dasar filsafat
negara pancaasila adalah merupakan satu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal. Pancasila
sebagai suatu system filsafat akan memberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus yang tidak
terdapat pada system filsafat lainnya.
C. Kesatuan sila-sila pancasila
Kalau dilihat dari intinya, urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam
luasnya dan isi-sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila dimukanya. Sila-sila Pancasila
sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi
dalam rangka hubungan hierarkhis piramidal. Tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya,
dikualifikasi oleh empat sila lainnya.
D. Kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu filsafat
1. Dasar ontologis sila-sila Pancasila. Dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia,
yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga disebut sebagai
dasar antropologis.
2. Dasar Epistemologis sila-sila pancasila. Pancasila sebagai suatu system filsafat pada
hakikatnya juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehariPancasila
merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta,
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi mansa
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan Secara filosofis
pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki, dasar ontologis, dasar epistimologis
dan dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistem filsafat yang lainnya.
E. Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik
Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia, mengandung makna bahwa
dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan serta kenegaraan harus berdasarkan
nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya merupakan suatu sumber dari hukum
dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber dari hukum dasar, secara objektif
merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur
yang meliputi suasana kejiwaan, serta watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus
1945 telah dipadatkan dan diabstraksikan oleh para pendiri negara menjadi lima sila dan
ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.
F. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakann kausa materialis (asal bahan)
Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebutkemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
G. Makna nilai-nilai setiap sila pancasila
Realisasi setiap sila atau derivasi setiap sila senantiasa, dalam hubungan yang sistemik dengan
sila-sila lainnya. Hal ini berdasarkan pada pengertian bahwa makna sila-sila Pancasila senantiasa
dalam hubungannya sebagai sistem filsafat. Sebagai suatu dasar filsafat Negara maka sila sila
pancasila merupakan suatu system nilai oleh karena itu sila sila pancasila itu pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memilki
perbedaan antara satu dengan lainya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan
yang sistematis.
H. Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara
Untuk mencapai tujuan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terutama dalam
melaksanakan pembangunan dan pembaharuan maka harus mendasarkan pada suatu kerangka
pikir, sumber nilai serta arahan yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Filsafat Pancasila
sebagai dasar kehidupan kebangsaan dan kenegaraan adalah merupakan Identitas Nasional
Indonesia. Hal ini didasarkan pada suatu realitas bahwa kausa materialis atau asal nilai-nilai
Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri. Konsekuensinya selama bangsa Indonesia memiliki
kehendak bersama untuk membangun bangsa diatas dasar filosofis nilai-nilai
pancasila ,seharusnya segala kebijakan dalam Negara terutama dalam melakukan suatu
pembaharuan- pembaharuan dalam Negara dalam proses reformasi.
BAB II
IDENTITAS NASIONAL
BAB III
DEMOKRASI INDONESIA
A. Demokrasi dan Implementasi
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari telaah tentang
demokrasi dan hal ini karena dua alasa. Kedua, demokrasi sebagai asa kenegaraan secara esensial telah
memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi
tertingginya tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang berbeda-beda Kedua, sistem
parlementer yang meletakkan pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri yang hanya berkedudukan
sebagai kepala pemerintahan dan bukan kepala negara , sebab kepala negaranya bisa diduduki oleh
raja atau presisden yang hanya menjadi simbol kedaulatan dan persatuan ; ketiga, sistem referendum
yang meletakkan pemerintahan sebagai bagian dari parlemen. Di beberapa negara ada yang
menggunakan sistem campuran antara presidensial dengan parlementer, yang antara lain dapat dilihat
dari sistem ketatanegaraan di Perancis atau di Indonesia berdasar UUD 1945.
C. Bentuk-bentuk Demokrasi
Formal demokrasi menunjuk pada demokrasi dalam arti system pemerintahan. Hal ini
dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di berbagai Negara. Dalam suatu
Negara misalnya dapat diterapkan demokrasi dengan menerapkan system presidensial
atau sistem parlementer. Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya
pemilihan presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat
secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan eksekutif (kekuasaan
menjalankan permintaan) sepenuhnya berada di tangan presiden. Sistem Parlementer :
Sistem ini menerpakan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dan
legeslatif. Kepala eksekutif (head of government) adalah berada di tangan seorang
perdana menteri. Adapun kepala Negara (head of state) adalah berada pada seorang ratu,
misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang berada pada seorang presiden misalnya di
India.
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia
adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi
ini kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme
Demokrasi satu partai lazimnya dilaksanakan di negara-negara komunis. Kebebasan formal
berdasalkan demokrasi liberal menghasilkan kesenjangan kelas yang semakin lebar dalam
masyarakat dan akhirnya kapitalislah yang menguasai negara.
D. Demokrasi di Indonesia
1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang
demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode :
1. Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer.
2. Periode 1959-1965, masa demokrasi terpimpin.
3. Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru.
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi.
BAB IV
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian Negara
Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat
Mereka mengartikan Negara sebagai suatu badan atau Konsep pengertian Negara modern
yang dikemukakan oleh para tokoh lain Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah
sebagai alat agency atau Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang 4. Miriam
Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para bangsa Indonesia adalah
unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat Prinsip-prinsip Negara Indonesia
dapat dikaji melalui makna yang terkandung.
B. Konatitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif
dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme
adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat
mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara. Konsensus yang menjamin
tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami berdasarkan pada : 1.
Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama 2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat menentukan
tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara. Kesepakatan kedua ,
adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan
konstitusi. Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara dan
prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar organ
Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga
Negara . Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan
pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip
konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang
lazim disebut sebagai prinsip limited government. Konstitusionalisme mengatur dua
hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara
pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan
yang satu dengan lainnya.
C. Konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999,
dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000,
amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan hukum
dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka UndangUndang Dasar itu
rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-
badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa UndangUndang Dasar
1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain
hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD, karena pengertian
UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis
yang tidak tercakup dalam UUD. Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan DPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia
adalah Negara hukum, Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan.
Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat perlengkapanya bertindak
menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat
perlengkapan yang dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin mengembalikan peranan
hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh sistem peraturan perundang-undangan akan
dikembalikan pada dasar-dasar Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil
amandemen 2002 yang mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi
manusia.
BAB V
RULW OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip- prinsip
demokrasi atau kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan
ditegakkan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka. Prinsip Negara hukum tidak
boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD.
Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat yang dilakukan
menurut UUD atau constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa Negara
Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai suatu
keteraturan hukum.
law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling mengisi. Dalam prinsip
Negara ini unsur penting pengakuan adanya pembatasan kekuasaan yang dilakukan secara
konstitusional. Oleh karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep Negara
hukum yang berbeda, konsep Negara hukum dan rule of law adalah suatu realitas dari cita-cita
sebuah Negara bangsa, termasuk Negara Indonesia.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara universal sebagai ‘a
moral, political, legal framework and as a guideline’ dalam membangun dunia yang lebih damai
dan bebas dari ketakutan dan penindasan serta penaklukan yang tidak adil.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi deklarasi
pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hakhak asasi manusia
dari pada Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945,
sedangkan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara ekplisit tentang
hak-hak asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A sampai pasal 28J.
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal
27,28,29,30,33 dan 34.
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah
air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga untuk ikut serta membela
Negara Indonesia : 1. Pengalaman sejarah perjuangan RI 2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang
strategis 3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar 4. Kekayaan sumber daya alam 5.
Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan 6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
BAB VI
GEOPOLOTIK INDONESIA
A. Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik suatu
Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya politik nrgara itu secara
langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai situasi, kondisi dan segala
sesuatu yang di anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua bidang, yaitu universal
filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan idealistik,
misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa.
Sedangkan bidang social politis bersifat imanen dan realistic yang bersifat lebih nyata dan
dapat di rasakan, misalnya aturan hokum atau perundangan yang berlaku dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sebagai produk politik.
Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam, oleh karena itu
Indonesia memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya yaitu terletak pada posisi dan
keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sedangkan kelemahannya
terletak pada wujud kepulauan dan keanekargaman masyarakat yang harus di satukan
dalam satu bangsa.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam
memperjuangkan kepentingan nasional adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara.
B. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang
atau melihat. Sedangkan wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat.
Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang di jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan wawasan
nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia.
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost
Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara
Republik Indonesia.
Sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-8-1945, Indonesia menjadi nama resmi Negara
dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia itu tidak dapat
dimiliki oleh masing-masing Negara.
3) Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
4) Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari
darat.
5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
Konvensi PBB tentang hukum laut.
1) Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
2) Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia itu tidak dapat
dimiliki oleh masing-masing Negara.
3) Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa.
4) Mare Clausum (The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa hanya laut
sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari
darat.
5) Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam
Konvensi PBB tentang hukum laut.
.
1. Geopolotik dan Geostrategi
Ilmu bumi politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek
politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan peraturan pemerintah No. 8
tahun 1962 tentang lalu lintas damaidi perairan pedalaman Indonesia yang meliputi:
a) Semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia.
b) Semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas.
c) Semua pelayaran dari dank e laut bebas dengan melintasi perairan Indonesia.
Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen adalah
sebagai berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia
adalah milik ekslusif Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan kontinen
dengan Negara tetangga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di tarik di tengah-
tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara diatasnya.
Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
a) Wujud Wilayah Batas ruang lingkup wilayah Nusantara di tentukan oleh lautan yang didalamnya
terdapat gugusan ribuan pulau yang saling di hubungkan oleh dalamnya perairan.Perwujudan wilayah
Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.
b) Tata Inti Organisasi Bagi Indonesia, tata inti organnisasi Negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan Negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem
perwakilan. Negara Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di
tangan rakyat yang dilaksanakan menurut undang-undang.
c) Tata Kelengkapan Organisasi Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan
kesadaran bernegara yang harus dimilki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan
organisasi masyarakat kalangan pers serta seluruh apatur Negara.
1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara secara terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideology dan
identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib hukum.
BAB VII
GEOSTRATEGI INDONESIA
A. Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya
mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Dan Geostrategi Indonesia adalah
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan
kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi
pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan
sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepenting kesejahteraan dan keamanan.
Secara konseptual, ketahanan nasional suatu bangsa dilatarbelakangi oleh: Kekuatan apa
yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan
hidupnya Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar. Ketahanan atau
kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan (regular) dan
stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability
idea of changes) . Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan
ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan,
kuat menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Tantangan adalah
merupakan suatu usaha yang bersifat menggugah kemampuan, adapun ancaman adalah
suatu usaha untuk mengubah atau merombak kebijaksanaan atau keadaan secara
konsepsional dari sudut kriminal maupun politis. Adapun hambatan adalah suatu kendala
yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang berasal dari dalam
sendiri. Apabila hal hal tersebut berasal dari luar maka dapat disebut sebagai kategori
gangguan.