Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pancasila merupakan dasar Negara atau ideology bangsa Indonesia yang
dirancang oleh PPKI pada saat Indonesia hendak mempersiapkan kemerdekaannya.
Pancasila sebagai dasar Negara adalah fondasi utama dalam bangsa Indonesia karena
di dalamnya terdapat cita-cita bangsa untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik
dalam menjalankan Negara ini dengan tujuan dan ide yang sesuai dengan dinamika
bangsa Indonesia ini. Karena Indonesia menerapkan ideology atau dasar Negara yaitu
Pancasila, maka dalam segala hal bernegara baik itu dalam kehidupan bermaasyarakat
maupun politiknya itu sendiri harus terdapat nilai-nilai Pancasila yang menjadi tujuan
untuk bangsa Indonesia dengan jelas dan tidak melenceng ke hal-hal negatiif ataupun
digeserkan oleh ideology yang tidak sesuai dengan tujuan bangsa ini.

Oleh karena itu, Pancasila dalm Undang-Undang Dasar 1945 dimasukan dan
diberi posisinya sebagai struktur tertinggi dalam NKRI mengingat Pancasila
merupakan dasar Negara yang sangat vital untuk bangsa ini. Nilai-Niilai pada Pancsila
juga dimasukan ke dalam batang tubuh UUD 1945 sebagai pengarah agar tidak
melenceng dari tujuan dan keinginan bangsa ini. Pembukaan UUD 1945 juga
mencantumkan Pancasila sebagai cita-cita bangsa ini dan sebagai ideology yang
paling dibutuhkan untuk Negara dan bangsa Indonesia.

1.2. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pancasila yang diberikan oleh Bapak Mokhsin Kaliky M.Pd.i. Adapun tujuan
pembuatan makalah ini secara rincinya yaitu :

1. Menjelaskan Konsep Negara dan Tujuan Negara.


2. Mengkaji Pancasila sebagai dasar Negara.
3. Tantangan Pancasila sebagai ideology Negara dalam menghadapi persoalan-
persoalan : Ekstrimisme, SARA, Idelogy transnasional.
4. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika.
5. Hubungan Pancasila dalam kaitannya dengan rumusan kebijakan pemerintah di
bidang : Ekonomi, Teknologi, Hukum.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA 1

2.1.1. Konsep Negara dan Tujuan Negara.


A. Konsep Negara.

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki


kekuasaan tertingggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik. Negara adalah alat (agency) dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia
dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam
masyarakat. Manusia hidup dalam suasana kerja sama, sekaligus suasana
antagonis dan penuh pertentanngan. Negara adalah organisasi yang dalam
sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari
dari kehidupan bersama itu.

B. Tujuan Negara.

Tujuan negara Indonesia tertuang dalam UUD RI 1945 alinea IV. Ada
empat poin tujuan negara yang bisa dijadikan pedoman
bernegara. “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

2.1.2. Kajian Pancasila sebagai Dasar Negara.


Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan pedoman
bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung
tinggi oleh setiap warga negara Indonesia. Nama Pancasila berasal dari bahasa
Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila'
yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan buah pikiran, musyawarah,
dan mufakat yang dilakukan para tokoh penting pada masa perjuangan
kemerdekaan. Dalam Pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu
diketahui. Kelima prinsip yang ada dalam Pancasila tersebut pertama kali
dicetuskan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno, pada 1 Juni 1945.

2
Adapun lima prinsip yang dijadikan sila dalam Pancasila tersebut ialah
Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai di dalam Pancasila merupakan pedoman normatif yang digunakan
pada setiap kegiatan penyelenggaraan negara. Kedudukan Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa segala peraturan negara harus
sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

2.2. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA 2


2.2.1. Tantangan Pancasila sebagai ideology Negara dalam menghadapi
persoalan-persoalan : Ekstrimisme, SARA, Ideology transnasional.
A. Ekstrimisme.

Ekstrimisme merupakan paham atau keyakinan yang begitu kuat


terhadap suatu pandangan, melebihi batas kewajaran dan melanggar hukum
yang berlaku. Dalam pengertian lain, ekstrimisme merupakan sebuah
doktrin baik itu politik ataupun agama untuk menggerakkan aksi dengan
berbagai cara demi mewujudkan tujuannya. Cara yang digunakan biasanya
berupa gerakan yang keras dan fanatik untuk mencapai sebuah tujuan.

Akibatnya, ekstrimisme bukanlah  sifat-sifat hak asasi manusia,


sehingga sering menimbulkan pertentangan-pertentangan antara satu
dengan yang lain dan perasaan saling mencurigai sehingga memancing
adanya perpecahan. 
 
Pancasila saat ini menghadapi dua ancaman besar yakni terorisme dan
ekstrimisme. Dua ancaman itu semakin mengkhawatirkan. Karena itulah,
segenap rakyat Indonesia harus menjaga nilai-nilai Pancasila sehingga tetap
kuat sebagai pegangan hidup bernegara.

Pada dasarnya, tujuan utama terorisme bukanlah membunuh korbannya


sebagai sasaran tetapi tujuan utamanya yaitu menebar ketakutan. Selain
terorisme, Pancasila saat ini juga diancam ideologi ekstrimisme.
Ekstrimisme memiliki cara berpikir sangat berbeda dan cenderung
memaksakan kebenaran yang mereka yakini.

Saat ini, di media sosial, ribuan orang mau memberikan jempol virtual
kepada orang yang menghujat orang lain. Dan kini, Indonesia digerogoti
budaya tidak saling suka seperti itu. Tugas kita di sini untuk menjaga
Pancasila dari budaya tidak saling suka tersebut. Pancasila harus

3
dikampanyekan seluas-luasnya agar kesadaran berbangsa terjaga. Agar
Indonesia sebagai rumah bersama bisa dirawat selamanya.

Banyak orang sudah lupa dengan nilai-nilai dalam Pancasila dan kita
harus mengubah mindset dalam memahami Pancasila, terutama anak-anak
muda. Pancasila harus menjadi pegangan hidup bernegara.

B. SARA (Isu Sensitif).

SARA adalah akronim dari Suku Ras Agama dan Antar golongan.
SARA adalah pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran
sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama,
kebangsaan atau kesukuan dan golongan. Yang digolongkan sebagai sebuah
tindakan. SARA adalah segala macam bentuk tindakan, baik itu verbal
maupun nonverbal yang didasarkan pada pandangan sentimen tentang
identitas diri atau golongan tertentu.

Sentimen suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) dinilai


menjadi momok berbahaya bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Isu SARA mampu menggerakan konflik personal menuju kolektif
yang menyulut terjadinya kekerasan bahkan anarkisme. Di era digital
sekarang ini, penyebaran isu SARA menjadi sangat liar dan akselerasi isu
menjadi mudah meluas. Seperti yang terjadi saat pelaksanaan pilpres lalu,
dan kasus Papua belum lama ini. Karena itu, mencegah isu SARA dinilai
penting untuk membangun daya tangkal yang kuat bagi masyarakat.
Indonesia.

Semua itu memang memerlukan sikap bersama, sikap waspada


bersama kita semua, sikap dewasa kita dalam kehidupan bermasyarakat
bangsa ini. Karena sejak kita merdeka dulu, para pejuang kemerdekaan ini
sudah bertekad dan bersepakat untuk mendirikan sebuah bangsa atau negara
yang namanya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terdiri
dari multi etnis, multi agama, multi budaya dan bertekad menjadikan
Pancasila sebagai alat pemersatunya.

Jika semua itu diresapi dengan baik di dalam hati seluruh rakyat
Indonesia, maka bangsa Indonesia akan sulit terpengaruh hal-hal negatif
seperti isu SARA.

C. Ideology Transnasional.

Transnasionalisme  adalah  fenomena sosial dan agenda penelitian


ilmiah yang muncul karena manusia semakin saling terhubung dan
perbatasan ekonomi dan sosial antarnegara semakin kabur.

4
Ideology transnasional merupakan ideology yang menyebar dan dianut
oleh banyak Negara akibat perbatasan ekonomi dan social antar Negara
semakin kabur. Persebaran ideology ini disinyalir bahwa ada fasilitas
kemajuan teknologi ketika memasuki era digitalisasi. Oleh karena itu,
perkembangan teknologi saat ini diupayakan pemerintah akan menjadi
tantangan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi milenial
untuk mempertahankan ideology Pancasila di Indonesia.

Terdapat berbagai jenis ideology transnasional, dan salah satunya


adalah ideology transnasional radikal yang bertentangan dengan ideology
Pancasila. Untuk melindungi generasi milenial agar tidak terpengaruh
ideology tersebut, maka pentingnya kita sebagai rakyat Indonesia dalam
menerapkan nilai-nilai Pancasila.

2.2.2. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal


Ika.
A. Hubungan Pancasila dengan UUD 1945.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. UUD 1945 merupakan


dasar konstitusi negara Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai yang
hendaknya dapat diterapkan masyarakat. Sedangkan UUD 1945 memuat
dasar hukum yang bentuknya tertulis.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila


sebagai dasar negara bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat. Walaupun
tidak disebutkan secara eksplisit. Pembukaan UUD 1945 adalah pokok
kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum tertinggi bagi bentuk
hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis.
 
Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya
bagian pembukaan, sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan
yang saling berkaitan atau tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika
Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya. Pancasila
merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini
kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai
norma hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
 

5
Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 berarti Pancasila
memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus
sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan,
pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya.
 
Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila dengan
Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal. Artinya
Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai
norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat
diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib
hukum tertinggi.
 
Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki
hubungan material. Artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara
Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari
Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib
hukum Indonesia.

B. Hubungan Pancasila dengan NKRI.

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Bung


Karno dan Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus tahun 1945, adalah negara
besar yang didukung oleh sejumlah keunggulan, mulai dari keunggulan
geografis (Sumber Kekayaan Alam), keunggulan demografis (Sumber Daya
Manusia), keunggulan sosial budaya sampai dengan keunggulan ideologis. 

Syarat berdirinya sebuah negara ada empat, yaitu memiliki wilayah,


memiliki penduduk, memiliki pemerintahan dan adanya pengakuan dari
negara lain. Dan karena memenuhi empat syarat itulah kemudian Negara
Indonesia lahir dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengertian Indonesia sebagai negara kesatuan dijelaskan oleh Kaelan


bahwa: “Negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang
membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku
bangsa, golongan, kebudayaan serta agama. Wilayah yang terdiri atas
beribu-ribu pulau sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda-
beda pula”.

Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu
rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat,
satu pemerintahan, satu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa

6
yaitu Indonesia. sebagaimana diterapkan di negara liberal di mana negara
hanya merupakan suatu ikatan individu saja.

Hubungannya adalah Pancasila sebagai ideologi yang menjadi Dasar


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana yang tertera
dalam Pembukaan UUD 1945. Kelima sila Pancasila adalah wawasan
dan pandangan hidup bangsa. Pancasila menggambarkan tujuan Negara
Republik Indonesia dan juga berfungsi untuk menuntun proses pencapaian
tujuan tersebut.

Pancasila tergolong sebagai ideologi positif, karena memberi semangat


dan arahan kepada bangsa untuk bersama melawan keterhinaan dalam
penjajahan, memulihkan harkat manusia, mengatasi penderitaan,
kemiskinan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Ini merupakan perwujudan
tujuan bernegara sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila juga menuntun gerak perubahan bangsa mengarungi
perrkembangan zaman.

C. Hubungan Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ika.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Hal ini


membuat Indonesia memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, agama,
ras, kebiasaan, dan golongan masyarakat. Dengan begitu banyaknya
perbedaan, Indonesia masih berdiri kokoh sebagai satu kesatuan karena
adanya Pancasila. Peran Pancasila dalam Menciptakan Kebhinekaan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terdriri atas lima ideologi
dasar.

Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah mewujudkan


Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Pancasila
juga berhasil mempersatukan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya,
dan geografis dalam satu titik dan mebangun kebhinekaan pada setiap
silanya. Sehingga seluruh keberagaman dan perbedaan dipersatukan oleh
Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara memberikan
pedoman bagi masyarakat yang beragam untuk berperilaku dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila merupakan pandangan hidup yang jelas bagi masyarakat


tidak peduli apapun agama, ras, budaya, maupun status sosialnya. Pancasila
dengan nilai-nilai luhurnya merupakan pedoman dasar hidup dalam
berperilaku terutama pada jaman modern ini saat ilmu pengetahuan
berkembang pesat.

7
Pancasila memberikan rambu-rambu pada masyarakat dalam
berperilaku serta mengambil keputusan disaat budaya luar negeri masuk ke
Indonesia. Walau suku, agama, ras, bahasa, dan budaya kita berbeda, kita
tetaplah masyarakat Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila. Visi dan
misi kita sama yaitu membangun dan mempertahankan kedaulatan
Indonesia. Dengan adanya pedoman dan rambu-rambu tersebut, masyarakat
Indonesia dapat menyikapi kemajuan jaman dengan baik dan
mempertahankan kesatuan serta persatuan bangsa. Adanya Pancasila
membuat kita dapat mengambil pengaruh baik dari globalisasi dan
menghindari pengaruh buruknya. Sehingga Indonesia siap menghadapi
kemajuan jaman tanpa adanya perpecahbelahan masyarakat.

Pancasila mempersatukan keberagaman di Indonesia dengan


memberikan pandangan hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma,
hukum, aturan dalam berperilaku yang sama. Sehingga keberagaman
tersebut bukanlah perbedaan yang membatasi kita, melainkan hal yang
saling melengkapi dalam persatuan, kesatuan, dan kemajuan Bangsa
Indonesia.

2.2.3. Hubungan Pancasila dalam kaitannya dengan rumusan kebijakan


pemerintah di bidang : Ekonomi, Teknologi, Hukum.
A. Pancasila dalam bidang Ekonomi.

Perwujudan nilai nilai Pancasila dalam bidang ekonomi, dapat dilihat


dalam sistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila Secara garis
besar sistem ekonomi pancasila merupakan sistem ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan dan disusun sebagai bentuk usaha bersama.
Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu sistem ekonomi yang dianut
negara Indonesia juga harus dijiwai oleh ideologi Pancasila.

Dalam sistem ekonomi Pancasila, kegiatan ekonomi dilakukan


berdasarkan usaha bersama dengan asas kekeluargaan dan
kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pimpinan dan
pengawasan pemerintah.

Sistem ekonomi ini diharapkan tidak hanya menguntungkan segelintir


pihak pemilik modal, tetapi juga masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Sistem ini memberikan kebebasan berusaha kepada masyarakat, namun
dengan batas dan syarat tertentu. Usaha swasta dan negara tumbuh
berdampingan secara seimbang.

8
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila
Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila ditegaskan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 33, yaitu:

Sistem Perekonomian yang berdasarkan asas kekeluargaan dan disusun


sebagai bentuk usaha bersama. Mengutip situs MKRI, Indonesia tidak
menganut paham liberal dalam sistem perekonomiannya. Oleh sebab itu
privatisasi kurang tepat diterapkan di Indonesia, mengingat Indonesia
adalah negara berkembang yang sangat kuat semangat gotong royong dan
kekeluargaannya.

1. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai


hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
2. Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila


Mengutip materi Sistem Ekonomi Pancasila yang disusun oleh Sylvia
Octa Putri (2014), sistem ekonomi Indonesia berorientasi kepada:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya berlakunya etika dan moral agama,
bukan materialisme semata.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu tidak mengenal pemerasan
atau eksploitasi.
3. Persatuan Indonesia, yaitu berlakunya kebersamaan, asas kekeluargaan,
sosionalisme, dan sosio-demokrasi dalam ekonomi.
4. Kerakyatan, yakni mengutamakan kehidupan ekonomi rakyat dan hajat
hidup orang banyak. Usaha-usaha kooperatif seharusnya menjiwai
perilaku ekonomi perorangan dan masyarakat.
5. Keadilan sosial, yakni asas persamaan atau emansipasi.

Tujuan Sistem Ekonomi Pancasila


Mengutip jurnal Sinkronisasi Ekonomi Pancasila dan Ekonomi Islam
tulisan Muhammad Ali Akbar & Moh. Idil Ghufron (2019), tujuan akhir
dari sistem ekonomi yang berlandaskan Pancasila adalah mewujudkan
kemakmuran rakyat secara maksimal.

9
Perekonomian harus disusun berdasar demokrasi ekonomi, di mana
kemakmuran masyarakat lebih diutamakan daripada kemakmuran individu.
Dalam sistem ini, masyarakat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi.
Sedangkan pemerintah memberikan arahan guna mewujudkan masyarakat
yang sejahtera.

Sistem ekonomi Pancasila lebih manusiawi dari sistem ekonomi


lainnya karena mendahulukan sosial, keadilan, dan persaudaraan.

B. Pancasila dalam bidang Teknologi (IPTEK)

Pancasila telah dijadikan dasar nilai bagi pengembangan IPTEK demi


kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia. Pengembangan IPTEK sebagai
hasil budaya masyarakat Indonesia harus didasarkan pada nilai moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Pada dasarnya sila-sila
pada Pancasila merupakan sumber nilai, kerangka pikir, dan dasar moralitas
bagi pengembangan IPTEK. Sehingga, sila-sila dalam Pancasila
menunjukkan sistem etika dalam pengembangan IPTEK. Berikut adalah
penjabaran silasila Pancasila yang dijadikan sebagai pedoman dalam
pengembangan IPTEK yang dikemukakan oleh Kaelan (2000).

Pertama, Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu


pengetahuan, mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional,
antara akal, rasa, dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini, IPTEK tidak
hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptakan, tetapi
juga dipertimbangkan tujuannya dan akibatnya, apakah merugikan manusia
dengan sekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan pelestarian.
Sila pertama menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagai
pusatnya melainkan sebagai bagian yang sistematik dari alam yang
diolahnya.

Kedua, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-


dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah
secara beradab. IPTEK adalah bagian dari proses budaya manusia yang
beradab dan bermoral. Oleh karena itu, pembangunan IPTEK harus
didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat manusia IPTEK
harus dapat diabdikan untuk peningkatan harkat dan martabat manusia,
bukan menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkuh dan sombong
akibat dari penggunaan IPTEK.

Ketiga, Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada


bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari
sumbangan IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat
terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di
berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari faktor kemajuan IPTEK.

10
Oleh karena itu, IPTEK harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam
hubungan masyarakat Indonesia dengan masyarakat internasional.

Keempat, Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan, mendasari pengembangan IPTEK
secara demokratis. Hal ini berarti bahwa setiap ilmuwan haruslah memiliki
kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu, dalam pengembangan
IPTEK setiap ilmuwan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan
orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka artinya terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.

Kelima, Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemajuan


IPTEK harus dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan
dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain,
manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan alam
lingkungannya.

C. Pancasila dalam bidang Hukum.

Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum sudah mendapatkan


legitimasi secara yuridis melalui TAP MPR Nomor XX/MPRS/1966
tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang Republik Indonesia.
Setelah reformasi, keberadaan Pancasila tersebut kembali dikukuhkan
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 yang kemudian diganti
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Peraturan
Perundang-Undangan.

Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum memberi makna


bahwa sistem hukum nasional wajib berlandaskan Pancasila. Akan tetapi,
keberadaan Pancasila tersebut semakin tergerus dalam sistem hukum
nasional. Hal demikian dilatarbelakangi oleh tiga alasan yaitu: pertama,
adanya sikap resistensi terhadap Orde Baru yang memanfaatkan Pancasila
demi kelanggengan kekuasaan yang bersifat otoriter. Kedua, menguatnya
pluralisme hukum yang mengakibatkan terjadinya kontradiksi-kontradiksi
atau disharmonisasi hukum. Ketiga, status Pancasila tersebut hanya
dijadikan simbol dalam hukum. Untuk itu, perlu dilakukan upaya-upaya
untuk menerapkan Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum dalam
sistem hukum nasional yaitu:

pertama, menjadikan Pancasila sebagai suatu aliran hukum agar tidak


terjadi lagi disharmonisasi hukum akibat diterapkannya pluralisme hukum.

11
Kedua, mendudukkan Pancasila sebagai puncak peraturan Perundang-
undangan agar Pancasila memiliki daya mengikat terhadap segala jenis
peraturan Perundang-undangan sehingga tidak melanggar asas lex superiori
derogat legi inferiori.

Karena itu, agar nilai-nilai Pancasila semakin teraktualisasi dalam


undang-undang yang dibentuk, maka indikator dan variabel tentang nilai-
nilai Pancasila perlu diatur dalam undang-undang, dan mekanisme evaluasi
dan pengujiannya perlu didorong agar dapat dilakukan pula pada saat
undang-undang sedang dalam tahap pembentukannya.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
memiliki arti bahwa Pancasila menjadi sumber nilai, norma, dan kaidah bagi segala
peraturan hukum dan perundang-undangan yang dibuat dan berlaku di Indonesia, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pancasila dapat dijadikan wadah untuk
mempersatukan segala kebudayaan, suku, ras, Bahasa, dan agama yang beraneka ragam
yang ada di Indonesia. Hal ini yang menjadikan Pancasila sebagai norma dasar dalam
mencapai cita-cita bangsa.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengatur segala kegiatan kehidupan bangsa dan negara yaitu untuk mewujudkan
kehidupan yang berdasarkan nilai-nilai agar tercipta negara yang bersatu, berdaulat,
adil dan makmur seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Di dalam Pancasila
terkandung lima nilai yang menjadi pedoman kehidupan bagi rakyat Indonesia.

Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” Sila ini mengandung arti
bahwa pengakuan atas keberadaannya Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta
isinya. Di negara Indonesia terdapat perbedaan kepercayaan, tetapi semua kepercayaan
tersebut mengakui bahwa Tuhan sebagai pencipta alam beserta isinya. Sila pertama ini
sangat diamalkan di Indonesia seperti toleransi beragama yang sangat erat di Indonesia.

Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Sila ini mengandung
arti bahwa setiap manusia adalah makhluk yang sama. Masyarakat Indonesia memiliki
hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.

Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” Sila ini mengandung arti bahwa kita
sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu dan mengutamakan kepentingan bangsa
diatas kepentingan perseorangan.

Sila keempat berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan” Sila ini mengandung arti bahwa segala perbedaan
pendapat dapat diselesaikan dengan kepala dingin secara musyawarah. Musyawarah
merupakan suatu system pengambilan keputusan yang melibatkan banyak orang dengan
mengakomodasi semua kepentingan sehingga tercipta satu keputusan yang disepakati
Bersama.

Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Sila ini
mengandung arti bahwa keadilan yang didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia
seacara adil tidak dibeda-bedakan. Jika seseorang melanggar peraturan akan diberikan
sanksi yang adil sesuai dengan apa yang telah diperbuatnya. Dengan adanya keadilan
ini masyarakat akan merasakan kesetaraan dan tidak ada yang merasa dirugikan.

13
Dengan demikian, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memegang
peranan penting dalam negara kita. Kita sebagai warga negara harus mengamalkan
sila-sila Pancasila dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya
masyarakat yang adil, makmur dan berdaulat.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/herrywahyudi/5500b195a333111870511a27/konsep-negara

https://hot.liputan6.com/read/4499923/tujuan-negara-indonesia-dan-cara-mewujudkannya-
simak-dalam-uud-1945

https://www.bola.com/ragam/read/4619535/kedudukan-pancasila-sebagai-dasar-negara-
yang-perlu-diketahui-dan-dipahami#:~:text=Pancasila%20dijadikan%20sebagai%20norma
%20dasar,norma%2Dnorma%20hukum%20dan%20negara.

https://guruppkn.com/contoh-sikap-ekstrimisme

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3869107/sara-adalah-isu-sensitif-berikut-arti-dan-
penjelasannya

https://nasional.sindonews.com/berita/1433996/14/pancasila-jadi-pedoman-isu-sara-tak-
akan-mempan

https://id.wikipedia.org/wiki/Transnasionalisme

https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/823/begini-hubungan-pancasila-dan-uud-1945.html

https://media.neliti.com/media/publications/251801-hubungan-pemahaman-empat-pilar-
kebangsaa-85b21fa4.pdf

https://www.warganegara.org/blog/pancasila/

https://kumparan.com/berita-bisnis/perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam-bidang-
ekonomi-1wTxQ0hmezv/full

http://repository.lppm.unila.ac.id/13309/1/SEMNAS%20PENDIDIKAN%20FKIP%20UNILA
%202019%20Hermi%20Yanzi.pdf

https://www.neliti.com/publications/238255/pancasila-sebagai-sumber-hukum-dalam-sistem-
hukum-nasional

https://ujh.unja.ac.id/index.php/home/article/view/144

15

Anda mungkin juga menyukai