Anda di halaman 1dari 6

3.

1 makna Pancasila sebagai dasar negara


Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka
pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah
Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya
sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang
menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan
penguat dasar Negara.5 Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai
pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai
kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai dasar Negara dianjurkan oleh
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal 1 Juni
1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara falsafah Negara atau
filosophische gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan tersebut ternyata dapat
diterima oleh seluruh anggota sidang. Sejak saat itu pancasila sebagai dasar Negara yang
mempunyai kedudukan sebagai berikut:
1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah maupun
penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur.
6 Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh.
Pancasila merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita kehidupan
masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu
memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan mendorong perilaku
warga negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas. Pancasila juga
merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah
terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3.2 Esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar negara
Esensi yang berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman berarti the most basic
and important quality of something, sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat; inti; hal yang pokok.
Contoh penggunaannya adalah: Esensi pertikaian atara kedua tokoh itu ialah pertentangan
ideologi. Jadi segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal yang pokok,
penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut esensi tergantung dalam konteks
dan penggunaannya. Dalam sila-sila pancasila terdapat patologi budaya pancasila, yang bisa
menghancurkan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila pancasila. Fenomena yang terjadi
pada masa Indonesia saat ini seperti korupsi, kerusuhan, dan moral yang bertentangan dengan
nilai pancasila. Jika dasar pancasila itu tidak tertanam kuat pada diri rakyat Indonesia maka
negara ini akan berantakan. Dengan berkembangnya dunia dan segala masukan berbagai
macam dari luar negeri ke dalam negara, pancasila sebagai konsep dasar kehidupan rakyat
Indonesia harus diperkuat serta ditanamkan agar kita tidak dijajah oleh bangsa lain. Memang
tidak dijajah dalam hal fisik tetapi dijajah dalam hal pemikiran yang secara perlahan-lahan
membuat berubah rakyat Indonesia dari sila-sila pancasila itu sendiri. Beberapa contoh
penerapan esensi pancasila sebagai dasar negara :
1. Sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa, artinya sesuai dengan agama dan keyakinan yang
sejalan dengan asas kemanusiaan yang adil dan beradap. Contohnya rakyat Indonesia
memiliki hak untuk memilih agama yang akan ia anut dan jalani tanpa ada unsur paksaan,
bebas melaksanakan kegiatan agama dengan syarat tidak melanggar norma-norma di
Indonesia dan saling menghormati dengan agama lain.
2. Sila kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab, artinya setiap warga negara telah
mengakui persamaan derajat, kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan
bangsa 7 Indonesia, dan hak. Contoh penerapannya, majikan tidak sewenang-wenangnya
bertindak kepembantunya yang tidak berperikemanusiaan.
3. Sila ketiga Persatuan Indonesia artinya setiap warga negara mengutamakan persatuan,
kepentingan, kesatuan, dan juga keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
golongan yang selalu harus diwujudkan, diperjuangkan, dipertahankan, dan diupayakan
secara terusmenerus. Contoh penerapannya, tidak terlalu menonjolkan kebudayaan masing-
masing daerah untuk melihat siapa yang terbaik tetapi dipelajari dan ikut melestarikan dengan
serta meyakinkan bahwa perbedaan itu baik.
4. Sila keempat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan
atau perwakilan artinya bermusyawarah untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi dengan
bijaksana, memikirkan kententraman rakyat dan mengambil keputusan juga untuk rakyat
dengan mengikutsertakan perwakilan-perwakilan setiap masyarakat. Contohnya segala
persoalan yang ada untuk mendapatkan solusi dengan cara bermusyawarah unntuk mencapai
tujuan ynang diinginkan seperti rapat warga setiap RT untuk membahas masalah dalam
lingkungan tersebut.
5. Sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menggambarkan dalam
bertindak supaya bersikap adil kepada setiap warga negara Indonesia, tanpa membedakan
status sosial, suku, ras, dan bahasa sehingga tujuan dari bangsa Indonesia akan tercapai
dengan keikutansertaan semua rakyat Indonesia.Contohnya pemerintah mengadakan program
wajib bersekolah selama 9 tahun tanpa membedakan-bedakan guna mengatasi masalah
pendidikan yang begitu rendah. Selain itu juga, demokrasi diakui di Indonesia. Demokrasi
penting bagi kehidupan masyarakat di Indonesia karena dengan adanya demokrasi yang benar
tindakan semena-mena penguasa dapat dihindari. Penyebabnya adalah karena rakyat
memegang kekuasaan tertinggi dalam demokrasi sehingga pemimpin harus melayani rakyat.
Inilah makna dari pengamalan 8 sila ke empat dalam kehidupan bersama yaitu Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Setelah itu,
masalah akan bisa terselesaikan dengan solusi yang terbaik, solusi yang tidak merugikan
siapapun, dan juga tidak ada kekerasan fisik. Setiap rakyat Indonesia diperlakukan sama di
mata hukum. Hukum tidak pandang bulu dan menghukum siapapun sesuai dengan peraturan.
Hal ini penting bagi kehidupan masyarakat supaya pelaku kriminal dapat ditangkap dan
diperlakukan sama tanpa mampu melakukan suap. Jika tidak dilakukan, hal ini bisa
menimbulkan ketidakpuasan masyarakat yang berujung perpecahan. Inilah makna dari
pengamalan sila ke lima Pancasila dalam kehidupan bersama yaitu Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia penting untuk diamalkan. Dari contoh diatas tampak bahwa
Pancasila berperan penting sebagai dasar kehidupan bersama di Indonesia. Pancasila
menghargai seluruh umat beragama di Indonesia, tanpa mengutamakan atau membeda-
bedakan salah satu golongan agama. Pancasila ini menjadi lebih sesuai bagi Indonesia yang
terdiri atas beraneka ragam agama. Dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari kita senantiasa tidak akan lupa akan Tuhan Yang Maha Esa, yang akan membuat sikap
kita menjadi lebih bermartabat dan memiliki nilai moral yang baik, selalu menjunjung tinggi
nilai persatuan, selalu berusaha untuk bersikap adil dimanapun, kapanpun, kepada siapapun,
memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, gotong royong dan sikap tidak egois serta akan
tercipta kehidupan yang aman, damai dan tentram, perpecahan pun tak akan terjadi jika
terjadi salah paham. Pancasila sangatlah penting untuk diakui, dihormati, dihargai
keberadaannya dan di amalkan nilai-nilainya karena Pancasila tidaklah lahir begitu saja
dengan mudah. Pancasila lahir dari ide pikiran pemimpin bangsa ditengah kondisi Indonesia
yang penuh tekanan, perbedaan, dan himpitan dari para penjajah yang semena mena
mengeksploitasi dan memperbudak negara Indonesia seenaknya saja. Pancasila adalah alat
pemersatu yang dibuat oleh para pejuang kemerdekaan untuk dijadikan sebagai pijakan, dasar
dan pondasi yang biasa dikenal dengan pilar – pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila dibuat berdasarkan nilai – nilai yang ada di Indonesia sehingga sangatlah cocok
bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang berbangsa dan
bernegara. Bukan hanya semata untuk provokasi atau penyemangat saja dalam pengusiran
penjajah, melainkan juga untuk tujuan seumur hidup bangsa Indoenesialah , Pancasila itu
dirumuskan. 9 2.2 Urgensi pancasila sebagai dasar negara Ir. Soekarno menggambarkan
urgensi pancasila secararingkas tetapi meyakinkan. Pancasila adalah Weltanschauung, satu
dasar falsafah dan juga satu alat pemersatu bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat
mempersatukan dalam perjuangan melenyapkan segala macam penjajahan terutama
imperialisme. Memahami urgensi pancasila sebagai dasar negara, bisa menggnakan dua
pendekatan yaiut, Pendekatan institusional dan pendekatan sumber daya manusia, Pendekatan
institusional adalah membentuk dan menyelenggarakan negara yang berdasarkan pada
nilainilai pancasila sehingga negara Indonesia dapat mewujudkan tujuan negara atau
terpenuhinya kepentingan nasional. Sementara itu pendekatan sumber daya manusiaterdapat
pada dua aspek, yaitu orang-orang yang menjalankan pemerintahan dengan cara
melaksanakan nilainilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam mengemban tugas
dan brtanggung jawab. Sehingga kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang
mengedepankan kepentingan rakyat. Tetapi melihat kejadian yang jauh dari sikap penerapan
nilai-nilai pancasila pada Indonesia seperti, masyarakat yang hanya memeluk agama tertentu
karena faktor mayoritas sehingga ia tidak bisa menjalani ajaran agamanya dengan baik, sikap
tidak adil terhadap sesama hanya karena perbedaan suatu hal, aksi bentrok antar suku karena
rendahnya kesadaran dan rasa persatuan, dan perlakuan tidak adil di beberapa tempat sosial
karena faktor perbedaan RAS. Untuk mengatasi beberapa masalah yang ada perlu
pemahaman yang mendalam terhadap urgensi pancasila sebagai dasar negara. Dalam
pemahaman tersebut ada tahap implementasi juga yaitu tahap yang selalu memperhatikan
prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan, akuntabel, danfairness sehingga akan
terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dan warga negara yang berkiprah
dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis yang
menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan
monopsoni, serta warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan
bidang politik. Maka Indonesia 10 akan mencapai tujuan yang di cita-citakan seperti yang
diharapan pejuang-pejuang pada masa dulu jika rakyat Indonesia menerapkan nila-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para
pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, 2) dan agar partisipasi
aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan
bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada gilirannya nanti cita-cita
dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat
yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.
3.3 dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara
Dinamika Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara memiliki sejarah dan proses perumusan yang panjang dan
dinamis. Pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam
pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dalam pidato tersebut, Soekarno menyampaikan lima asas atau sila yang menjadi dasar
negara Indonesia, yaitu:

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme atau kemanusiaan
 Mufakat atau demokrasi
 Kesejahteraan sosial
 Ketuhanan
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai konstitusi negara Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, lima sila tersebut disusun ulang menjadi:

 Ketuhanan Yang Maha Esa


 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara kemudian mengalami beberapa perubahan dan penyesuaian
seiring dengan perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Pada masa Orde Lama,
Pancasila sempat ditantang oleh ideologi komunisme yang dianut oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI). Pada masa Orde Baru, Pancasila dijadikan sebagai satu-satunya asas
organisasi kemasyarakatan (Ormas) melalui TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. Pada masa
Reformasi, Pancasila menghadapi tantangan dari gerakan separatisme, radikalisme, dan
liberalisme.

Pancasila sebagai dasar negara juga mengalami perkembangan dan perubahan dalam
implementasi dan pengamalannya di berbagai bidang kehidupan. Pada bidang politik,
Pancasila menjadi landasan bagi sistem pemerintahan presidensial, sistem multipartai, sistem
pemilihan umum langsung, sistem desentralisasi, dll. Pada bidang hukum, Pancasila menjadi
sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum di Indonesia. Pada bidang ekonomi,
Pancasila menjadi acuan bagi perekonomian nasional yang berkeadilan sosial. Pada bidang
sosial budaya, Pancasila menjadi pedoman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki makna dan nilai-nilai yang luhur dan universal.
Pancasila mencerminkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan
keadilan yang menjadi karakteristik bangsa Indonesia. Pancasila juga memiliki nilai-nilai
integratif, adaptif, dan dinamis yang mampu menjembatani berbagai perbedaan dan
kepentingan yang ada di masyarakat Indonesia. Pancasila juga memiliki nilai-nilai progresif,
kreatif, dan inovatif yang mendorong bangsa Indonesia untuk terus berkembang dan maju.

Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara tidaklah bebas dari berbagai tantangan dan hambatan yang
datang baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pancasila harus mampu menghadapi dan
mengatasi tantangan-tantangan tersebut agar tetap eksis dan efektif sebagai dasar negara
Indonesia. Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi oleh Pancasila sebagai dasar
negara:

 Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi ekonomi, politik, sosial, budaya, dan teknologi antara
negara-negara di dunia. Globalisasi membawa dampak positif maupun negatif bagi Indonesia.
Dampak positifnya adalah Indonesia dapat memperluas pasar, meningkatkan kerjasama,
memperoleh informasi, dll. Dampak negatifnya adalah Indonesia dapat kehilangan identitas
nasional, tergantung pada negara lain, terpapar oleh budaya asing, dll.

Globalisasi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara karena dapat
mengancam kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia. Globalisasi juga dapat menimbulkan
konflik antara nilai-nilai lokal dengan nilai-nilai global. Pancasila harus mampu menjaga
keseimbangan antara kepentingan nasional dengan kepentingan internasional. Pancasila juga
harus mampu mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi.

 Radikalisme
Radikalisme adalah paham atau gerakan yang ingin mengubah secara drastis atau radikal
suatu sistem atau tatanan yang ada. Radikalisme dapat bersifat politik, agama, sosial, budaya,
dll. Radikalisme dapat bersumber dari ketidakpuasan, ketidakadilan, ketidakpercayaan, dll.

Radikalisme menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara karena dapat
mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Radikalisme juga dapat menimbulkan
intoleransi, diskriminasi, kekerasan, terorisme, dll. Pancasila harus mampu menangkal dan
mencegah radikalisme dengan cara menegakkan hukum, memberikan pendidikan,
memberdayakan masyarakat, dll.

 Intoleransi
Intoleransi adalah sikap atau perilaku yang tidak mau menghormati atau menghargai
perbedaan atau keragaman yang ada di masyarakat. Intoleransi dapat terjadi pada bidang
agama, etnis, ras, budaya, politik, dll. Intoleransi dapat bersumber dari fanatisme,
primordialisme, eksklusivisme, dll.

Intoleransi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara karena dapat
merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Intoleransi juga dapat menimbulkan
konflik sosial, disintegrasi nasional, dislokasi sosial ekonomi budaya politik hukum dll.
Pancasila harus mampu mengatasi intoleransi dengan cara meningkatkan dialog antar
kelompok, menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, menjaga
kerukunan antar umat beragama, dll.

 Korupsi
Korupsi adalah tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh pejabat publik atau pihak
swasta untuk memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara menyalahgunakan
wewenang atau jabatan. Korupsi dapat terjadi pada bidang politik, ekonomi, keuangan,
pendidikan, kesehatan, dll. Korupsi dapat bersumber dari keserakahan, nepotisme, kolusi, dll.

Korupsi menimbulkan tantangan bagi Pancasila sebagai dasar negara karena dapat merusak
moral dan etika bangsa Indonesia. Korupsi juga dapat menimbulkan kerugian negara,
ketimpangan sosial, kemiskinan, dll. Pancasila harus mampu mencegah dan memberantas
korupsi dengan cara meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik, memberikan sanksi
hukum yang tegas, memberikan pendidikan antikorupsi, dll.

Anda mungkin juga menyukai