Anda di halaman 1dari 6

BAGAIMANA KONSEP PANCASILA SECARA UMUM DAN

BAGAIMANA PENERAPANNYA SEBAGAI PROBLEM SOLVING DI


ERA DIGITAL DAN GLOBALISASI SAAT INI

Nama : Rievaldy Handhianto


NIM : 222120056

PENDAHULUAN

Pancasila merupakan dasar falsafah negara Indonesia, saya menyimpulkan


bahwa Pancasila adalah ideologi negara yang diharapkan dapat menjadi pandangan
hidup bangsa Indonesia, sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, dan
bagian pertahanan bangsa dan negara.
Pancasila merupakan satu-satunya ideologi yang dianut bangsa Indonesia, tak
ada yang mampu menandinginya. Keberagaman yang terdapat di negara ini dapat
dipersatukan oleh Pancasila. Maka dari itu banyak yang menganggap Pancasila
merupakan ideologi yang sakti, bahkan apabila kita mengecek pada kalender
nasional, maka kita akan melihat pada tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian
Pancasila. Sering kali pihak - pihak tertentu ingin sekali menggulingkan Pancasila
yang dianggap sebagai ideologi bangsa Indonesia. Saya ambil satu contoh Gerakan
30 September 1965, hari itu dianggap hari yang kelam bagi bangsa Indonesia.
Bagaimana tidak, tujuh Perwira TNI AD menjadi target pembunuhan oleh suatu
partai yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Tujuh
Perwira TNI AD tersebut menjadi saksi betapa kejamnya pihak - pihak yang ingin
menggulingkan ideologi Pancasila. Apabila terdapat pihak yang ingin
menggulingkan Pancasila maka mereka akan berhadapan langsung dengan seluruh
komponen kekuatan bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila juga dianggap sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia (way of life)
oleh karena itu nilai - nilai Pancasila telah melekat pada diri bangsa Indonesia sejak
jaman dulu. Nilai - nilai tersebut meliputi nilai - nilai budaya, adat istiadat, dan
religiusitas yang diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari
- hari. Jati diri bangsa Indonesia telah melekat kuat melalui nilai - nilai tersebut
yang dijadikan pandangan hidup. Tindak - tanduk serta perilaku masyarakat
Indonesia sejak dahulu kala telah tercermin dalam nilai - nilai Pancasila. Oleh
karena itu, para pendiri Republik Indonesia berusaha merumuskan nilai - nilai luhur
itu kedalam sebuah ideologi bernama Pancasila.

PEMBAHASAN

Setelah saya membaca artikel di beberapa jurnal mengenai pengertian Pancasila,


saya sendiri menyimpulkan pengertian Pancasila. Menurut saya Pancasila adalah
lima sila yang berisi tentang pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Saya artikan bahwa Pancasila merupakan lima dasar yang
dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan
dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak dapat
mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa pandangan
hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Menurut saya peranan dan fungsi Pancasila pada era saat ini masih sangat
relevan karena Pancasila mencakup aspek-aspek dasar. Selain itu, Pancasila juga
merupakan alat untuk keamanan dan kemakmuran bersama rakyat Indonesia, hanya
saja pelaksanaan secara konkritnya belum bisa dilaksanakan dengan sebaik -
baiknya karena menurut saya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat
Indonesia belum juga terwujud hingga saat ini. Pancasila juga merupakan
kepribadian seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi, nilai-nilai luhur ini sudah sangat
pudar yang terkikis hanya karena perilaku yang hanya mementingkan aspek
ekonomi gaya hidup yang dipengaruhi budaya luar yang buruk untuk bangsa kita.
Mengingat sangat pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus
meneruskan perjuangan serta terus memelihara, melestarikan, menghayati, dan juga
mengamalkan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan sehari – hari tujuan mulia
dari Pancasila dapat terpenuhi, sehingga akan menjadi ketahanan jati diri bangsa
Indonesia.
Sebagai dasar filsafat negara, maka Pancasila merupakan suatu sistem nilai.
Nilai – nilai Pancasila mengandung nilai – nilai yang memiliki perbedaan satu sama
lainnya, akan tetapi nilai tersebut merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Dalam
artian nilai – nilai sila Pancasila tidak dapat dipisahkan atau tidak dapat dilepaskan
keterkaitannya dengan nilai – nilai pada sila Pancasila yang lain. Di bawah ini
merupakan penjelasan singkat satu persatu mengenai nilai – nilai sila Pancasila
yang telah saya rangkum yang bersumber dari beberapa jurnal yang telah saya baca.
Pertama yaitu sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini mengandung nilai yang
menjiwai keempat sila lainnya. Negara didirikan dengan tujuan untuk manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sila ini rakyat Indonesia berhak
memilih agama yang ingin dianutnya, mempercayainya, dan juga menjalankannya.
Dalam artian kita sebagai masyarakat Indonesia wajib memiliki agama, tidak
diperbolehkan menjadi atheis, komunis, libraris, ataupun menganut agama dan
menjadi moderator jika terjadi perselisihan antar agama lainnya.
Selanjutnya yang kedua yaitu sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, sila ini
mengandung arti universal bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat
manusia di dunia dan ingin menginginkan kesejahteraan seluruh umat. Pada sila ini
menunjukkan pengakuan yaitu menetapkan manusia pada harkat dan martabat
manusia. Simpulan yang dapat saya tulis mengenai makna dari sila ini yaitu
masyarakat Indonesia memiliki kedudukan yang sama dan menghargai sesama,
serta mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, saling
menghormati, dan menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan.
Yang ketiga yaitu sila Persatuan Indonesia, dalam sila ini mengandung nilai rasa
cinta tanah air dan adanya perasaan bersatu sebagai bangsa atau negara. Nilai – nilai
nasionalisme dan patriotisme harus tercermin dalam segala aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara. Makna yang saya simpulkan dari sila ketiga Pancasila
yaitu cinta tanah air, memiliki rasa nasionalisme, dan memelihara ketertiban yang
berdasarkan perdamaian.
Selanjutnya sila keempat yaitu sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan. Menurut saya sila ini
merupakan perwujudan dari sifat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial serta memiliki nilai demokrasi. Demokrasi dalam negara harus dijamin secara
bebas namun demokrasi juga harus disertai rasa tanggung jawab oleh warga negara
Indonesia. Pokok pikiran tentang permusyawaratan artinya mengusahakan
keputusan bersama secara bulat yang dilakukan dengan pengambilan keputusan
secara bersama. Saya ambil satu contoh penerapan sila keempat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yaitu pelaksanaan pemilihan umum, baik itu pemilihan
presiden, gubernur atau walikota, bupati, bahkan apabila kita melihat yang lebih
kecil yaitu pemilihan ketua OSIS pada saat ini menerapkan sistem demokrasi yaitu
pemilihan suara. Yang mana nantinya apabila mendapat suara terbanyak maka akan
terpilih menjadi pemenang. Makna yang dapat saya simpulkan dari sila ini yaitu
masyarakat Indonesia harus memiliki rasa demokrasi, menghargai pendapat orang
lain, dan setiap pengambilan keputusan harus didasari dengan musyawarah atau
mufakat.
Yang terakhir yaitu sila kelima, sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Artinya memberikan suatu hal kepada seseorang sesuai dengan haknya. Dalam
artian sila ini memfokuskan kita kepada suatu keadilan. Keadilan tersebut harus
dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap sendiri, sesama manusia,
lingkungan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini harus terwujud dalam
kehidupan bersama ( kehidupan sosial ). Pokok pikiran dalam sila ini adalah
kemakmuran yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Nilai – nilai keadilan
harus diwujudkna dalam kehidupan sosial atau kehidupan berwarga negara. Negara
harus memberikan keadilan kepada setiap warga negara sesuai dengan hak dan
kewajibannya. Nilai ini dapat dijadikan sebagai dasar negara supaya dapat tercapai
tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Kaitannya pembukaan UUD 1945 dengan sila kelima menurut saya yaitu apabila
kita ingin melaksanakan ketertiban dunia maka kita harus melihat beberapa aspek,
yang pertama yaitu kemerdekaan. Kata kemerdekaan dalam kalimat tersebut berarti
penyelenggara negara harus melihat rakyatnya tidak tersiksa dengan berbagai
peraturan – peraturan yang telah dibuat atau sebagaimana dengan hak dan
kewajiban manusia. Dan yang kedua melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
keadilan sosial, menurut saya yaitu sepatutnya penyelenggara negara
menyamaratakan pandangannya terhadap seluruh warga negara Indonesia, tidak
diperbolehkan untuk pilih kasih, karena sudah jelas bahwa kita sebagai masyarakat
Indonesia memiliki hak yang sama sebagai warga negara ini.
Keterangan diatas merupakan beberapa simpulan saya mengenai nilai – nilai
Pancasila satu persatu. Selanjutnya saya akan menuliskan satu contoh penerapan
Pancasila sebagai problem solving di era digital dan globalisasi saat ini.
Saya ambil satu contoh yang saya dapatkan dari suatu jurnal mengenai problem
solving Pancasila terhadap kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan
dipandang sebagai salah satu bentuk investasi kemanusiaan ( human investment ),
yang sangat berperan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia, artinya bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan merupakan investasi di masa yang akan datang, yang dianggap sangat
produktif untuk menentukan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peningkatan
kualitas sumber daya manusia lewat pendidikan harus dilakukan secara terencana,
terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, guna mencapai
tujuan nasional untuk dapat bersaing dengan negara – negara dunia dalam era
globalisasi yang semakin ketat. Tujuan nasional pendidikan bagi bangsa Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV bertujuan
“mencerdaskan kehidupan bangsa” yang lebih lanjut dijabarkan dalam Batang
Tubuh UUD Tahun 1945 Pasal 31 yang berbunyi : ayat (1) Tiap-tiap warga negara
berhak mendapat pengajaran, dan ayat (2) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang –
undang. Menurut pendapat saya, nilai – nilai Pancasila merupakan landasan
filosofis serta sebagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan dan
kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan merupakan upaya menjadikan manusia
seutuhnya yaitu menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma atau nilai
– nilai Pancasila. Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam melaksanakan misi
pendidikan periode tahun 2010 - 2015 yang diaktualisasikan dalam berbagai bentuk
program dan kegiatannya melandaskan nilai – nilai Pancasila. Penerapan nilai –
nilai Pancasila tersebut telah saya rangkum dalam uraian di bawah ini:

1. Penerapan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa


Pendidikan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia merupakan
struktur inti dalam merubah dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan agar menjadi manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
merupakan organ masyarakat harus berbudaya, dalam artian harus tetap memegang
nilai dan norma yang ada di masyarakat sesuai dengan kearifan lokal. Secara khusus
makna penjabaran Visi Pendidikan Kota Semarang yaitu :
a. Pendidikan Berkualitas, yaitu memiliki nilai melebihi standar pendidikan
yang ada serta masyarakat dapat merasakan pelayanan pendidikan yang
layak sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai
imtaq dan iptek.
b. Pendidikan Berbudaya, yaitu pendidikan yang diimplementasikan dengan
menjunjung tinggi nilai agama, moral/etika, hukum, dan budaya yang
didukung oleh imtaq dan iptek.

2. Penerapan Nilai Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab


Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam mengatasi problematika pendidikan
yang muncul adalah dengan strategi akselerasi. Strategi ini dilakukan dengan
memfokuskan pada percepatan pembangunan bidang pendidikan terhadap hal
mendesak dan perlu penanganan khusus, serta dalam rangka mengikuti
perkembangan regulasi baru dan globalisasi.

3. Penerapan Nilai Persatuan Indonesia


Dua strategi Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam mengatasi problematika
pendidikan yaitu :
a. Strategi Kesinambungan, yaitu mewujudkan kegiatan pembangunan
pendidikan berkelanjutan, dengan jalan mengantisipasi segala gejala dan
dampak penyelenggaraan pendidikan melalui tugas dan fungsi yang
terkoordinasi, tersinkron, serta terintegrasi secara proporsional.
b. Strategi Interkoneksitas, yaitu bertujuan memaduserasikan rangkaian
kegiatan pembangunan pendidikan pada pendidikan kejuruan dan dengan
pemangku kepentingan pembangunan pendidikan serta kegiatan yang
bersumber dana dan berasal dari pemerintah, melalui pengembangan dan
penyempurnaan berbagai mekanisme dan prosedur pengelolaan
pembangunan pendidikan.

4. Penerapan Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Atau Perwakilan
Dinas Pendidikan Kota Semarang dalam mengatasi problematika pendidikan
yang muncul dapat dilihat dari strategi pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan. Strategi pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang
mendorong masyarakat agar ikut aktif mengembangkan dan mengelola pendidikan
secara professional yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Serta membangun kerjasama antar lembaga pendidikan, institusi
pasangan, dan stake holder lainnya, sehingga dapat tersedia tenaga kerja yang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

5. Penerapan Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam mengatasi problematika pendidikan yang muncul, Dinas Pendidikan
Kota Semarang melaksanakan strategi pemerataan. Strategi pemerataan merupakan
strategi yang menonjolkan persamaan pembangunan pendidikan pada beberapa
aspek yang dilihat dari wlayah, anak usia sekolah, dan jenjang yang bertujuan
mengurangi kesenjangan serta menjaga keseimbangan pembangunan pendidikan
pada semua jenjang dan jenis pendidikan. Utamanya pada pemerataan akses
mendapatkan pelayanan pendidikan dasar bagi masyarakat.
Itulah beberapa penerapan Pancasila sebagai problem solving di era digital dan
globalisasi saat ini yang saya tulis bersumber dari suatu jurnal yang ditulis dari hasil
riset Dinas Pendidikan Kota Semarang.

KESIMPULAN

Bertolak dari pembahasan yang telah saya tulis diatas maka dapat ditarik
kesimpulan, antara lain sebagai berikut :
1. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia masih sangat relevan diterapkan
hingga saat ini. Oleh karena itu kita harus terus memelihara nilai – nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari – hari. Dengan terus menerapkan nilai –
nilai Pancasila pada diri masing – masing maka kehidupan di negara kita
bukan tidak mungkin akan terus lebih baik. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa meliputi nilai budaya, adat istiadat, dan religiusitas hendaknya
diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan adanya dasar
negara yaitu Pancasila maka negara kita tidak akan terombang ambing dalam
menghadapi permasalahan yang ada.
2. Penerapan Pancasila sebagai problem solving pada saat ini yang dilakukan
oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang dilaksanakan dalam berbagai strategi,
antara lain strategi akselerasi, strategi kesinambungan, interkoneksitas,
strategi pemberdayaan masyarakat, dan strategi pemerataan.

DAFTAR PUSTAKA

Suryana, E. dan Kaswan. 2015. Pancasila dan Ketahanan Jati Diri Bangsa di Era
Globalisasi, PT Refika Aditama, Bandung-Indonesia.
Setiawan W. dan Mulyani T. 2014. Penerapan Nilai – Nilai Pancasila Dalam
Mengatasi Problematika Pendidikan Guna Mencapai Tujuan Nasional di Dinas
Kota Semarang: Praktek Penerapan Nilai – Nilai Pancasila Dalam Mengatasi
Problematika Pendidikan, 7-9.

Anda mungkin juga menyukai