Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAMALAN PANCASILA

PENGAMPU : Dra. Mujinem M.Hum.

OLEH

NAMA : RADEN DARMAWAN NUR ISKANDAR


NIM : 22808141162
KELAS: E22

MATA KULIAH PANCASILA

(MKU6208)

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
Daftar Isi

MAKALAH PENGAMALAN PANCASILA .................................................................................................. 1

MATA KULIAH PANCASILA (MKU6208) .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................. 6

1.3 Tujuan ................................................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 7

2.2 Ciri dan Sifat Pancasila ......................................................................................................................... 8

2.3 Fungsi Fungsi Pancasila...................................................................................................................... 10

2.4 Pengamalan Pancasila ......................................................................................................................... 10

2.5 Macam-macam Cara Pengamalan Pancasila....................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................................ 15

3.2 Saran ................................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………… 16


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pelajaran Pancasila didapatkan sejak duduk dibangku sekolah dasar. Tapi tidak menutup
kemungkinan bahwa semua orang hanya hafal akan Pancasila. Pengertian pancasila
menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima
dan sila berarti sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.
Sementara itu menurut Ruslan Abdul Ghani, Pancasila diartikan sebagai sebuah filsafat
negara yang tercipta untuk menjadi ideologi kolektif demi kesejahteraan rakyat dan
bangsa Indonesia. Lantas bagaimana kita dapat mewujudkan filsafat Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari ? Kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa berfikiran luas,
kritis serta realistis agar dapat memajukan bangsa Indonesia tercinta ini. Kurangnya
pengamalan akan nilai - nilai Pancasila dapat merusak moral para generasi muda penerus
bangsa.
Pada zaman sekarang Pancasila sangat penting untuk di amalkan , agar masyarakat tidak
mudah terjerumus akan tindakan yang tidak bermoral. Era dimana kehidupan bersosial
tidak lagi dibatasi ruang dan waktu , kita bisa berbicara dengan banyak orang sekaligus
tanpa perlu bertemu , bahkan melihat kondisi teman yang sangat jauh lokasinya dari
kediaman kita. Untuk itu dalam bermedia sosial diperlukan moral agar segala tindakan
dapat memberikan nilai positif dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengamalan Pancasila
tidak hanya ditekankan pada sosial media tetapi juga ditekankan untuk kehidupan nyata ,
dimana kita bersosialisasi secara langsung.

Oleh karena itu, untuk membantu memberi pengetahuan akan pengamalan nilai – nilai
Pancasila dalam kehidupan bermedia sosial dan sehari-hari sekaligus untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pancasila saya. saya menyusun makalah yang bertema “Pengamalan
Pancasila”. Tema yang luar biasa dari dosen pengampu saya untuk dibahas dan
dipraktikan oleh saya dan para pembaca. Maka dari itu saya dengan penuh ekspetasi,
mengharapkan para pembaca paham akan nilai – nilai Pancasila dan mengamalkannya
agar dapat berprilaku sesuai dengan norma aturan yang berlaku di Negara Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi fungsi pancasila?


2. Bagaimana ciri dan sifat Pancasila ?
3. Cara-cara mengamalkan Pancasila?

1.3 Tujuan

1. Agar para pembaca mengenal apa saja fungsi fungsi Pancasila


2. Memberdayakan bagaimana cara mengamalkan Pancasila
3. Mengenalkan sifat dan ciri-ciri Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila ialah sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara,
ideology negara. Dalam hal tersebut, Pancasila digunakan sebagai dasar untuk
mengatur seluruh penyelenggaraan negara. Dan juga dikuatkan dengan pembukaan
UUD 1945 Alinea IV berbunyi :

“Kemudian dari pada itu untuk dapat membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi serta keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang suatu Dasar Negara Indonesia yang berbentuk dalam
suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil serta beradab,
Persatuan Indonesia, serta Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta untuk mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.”

Pembukaan UUD 45 merupakan buah pemikiran Soekarno dan pendahulu yang lain ,
ketika sidang beberapa percakapan saya kutip , percakapan ini memuat bagaimana
pemikiran soekarno dalam menyumbangkan ide terhadap dasar negara sebeleum
kemerdekaan.

Inilah salah satu dasar pikiran yang akan saya kupas lagi. Maka, yang selalu
mendengung di salam saya punya jiwa, bukan saja didalam beberapa hari didalam
sidang Dokuritsu zyunbi Tyoosakai ini, akan tetapi sejak tahun 1981, 25 tahun lebih,
ialah : dasar pertama, yang baik dijadikan dasar buat negara Indonesia, ialah dasar
kebangsaan (sekretariat negara, 1995 : 71).

Paparan berikut Soekarno menyatakan filosofische principe yang kedua adalah


internasionalisme. Pada saat menegaskan pengertian internasionalisme, Soekarno
menyatakan bahwa internasionalisme bukanlah berarti kosmopolitisme, yang menolak
adanya kebangsaan, bahkan beliau menegaskan :

“Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar didalam buminya
nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman
sarinya internasionalisme”. Seraya mengutip ucapan Gandhi, beliau menegaskan my
nasionalisme is humanity. Pada saat menjelaskan prinsip dasar ketiga, Soekarno
menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara “Semua buat semua, satu buat
semua, semua buat satu”, oleh karenanya saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk
kuatnya negara Indonesia ialah permusyawaratan perwakilan.

Demikian berikutnya untuk prinsip dasar yang keempat Soekarno mengusulkan prinsip
kesejahteraan ialah prinsip tidak akan ada kemiskinan didalam Indonesia merdeka.
Prinsip dasar kelima adalah prinsip Indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Pada kesempatan itu, Soekarno menjelaskan :

Prinsip-prinsip filsafati Pancasila sejak awal kelahirannya diusulkan sebagai dasar


negara (philosofische grondslag, Weltanschauung) Republik Indonesia, yang kemudian
diberi status (kedudukan) yang tegas dan jelas dalam alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).

Berdasarkan kutipan diatas kita tahu , bahwa Pancasila merupakan ideologi atau daasar
negara yang hanya bisa di anut oleh Indonesia yang beragam , menjujung tinggi
kemanusiaan , dan tetap memiliki Batasan karena memiliki ikatan ketuhanan.

2.2 Ciri dan Sifat Pancasila

Sila satu sama lain yang tak dapat dipisahkan dan saling berhubungan.

1. Sistematis (runtun): tidak boleh ditukar urutannya.

2. Kesatuan totalitas yang organis (utuh, manunggal, senyawa): tidak dapat dipisahkan
satu dengan yang lain.
Ciri dan sifat Pancasila dapat digambarkan dengan hierarkis paramida sebagai berikut :
gambar

1. hierarkis_paramida_Pancasila Artinya:

Sila I mendasari dan menjiwai sila II, III, IV dan V


Sila II dijiwai oleh sila I dan bersama - sama menjiwai sila III, IV, dan V
Sila III dijiwai oleh sila I dan II dan bersama - sama menjiwai sila IV dan
V Sila IV dijiwai oleh sila I, II, dan III dan bersama - sama menjiwai sila V

Sila V dijiwai oleh sila I, II, III, IV


Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Apabila sila - sila
dalam Pancasila dipisahkan satu dengan yang lainnya akan berdampak:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, apabila tidak dikaitkan dengan sila lainnya dapat
menimbulkan negara teokrasi yang absolut.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, apabila tidak dikatikan dengan sila
lainnya menimbulkan kosmopolitanisme yakni paham yang tidak mengakui
negara nasional.

3. Sila Persatuan Indonesia, aapabila dikatikan dengan sila lainnya dapat


menimbulkan chauvinisme yakni mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan
bangsa lain.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, apabila tidak dikatikan dengan sila yang lainnya
dapat menimbulkan demokrasi liberal.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, apabila tidak dikatikan
dengan sila lainnya dapat mengakibatkan komunisme dan sosialisme yang ateis.
2.3 Fungsi Fungsi Pancasila

1. Sebagai dasar NKRI.

2. Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia.

3. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

4. Sebagai sumber dari segala sumber hukum.

5. Sebagai falsafah hidup yang menyatukan bangsa.

6. Sebagai cita cita dan tujuan bangsa.

7. Sebagai ideology negara Indonesia.

2.4 Pengamalan Pancasila

2.4.1 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan


terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

3. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah


sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

5. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

2.4.2 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


1. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

2. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

3. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.


4. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

5. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa

lain.

2.4.3 Sila Persatuan Indonesia


1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.

2. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

3. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

4. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi, dan keadilan sosial.

5. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

2.4.4 Sila Ketakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan
1. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk


kepentingan bersama.

3. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai


hasil musyawarah.

5. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.

2.4.5 Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

3. Menghormati hak orang lain.


4. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.

5. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan


kepentingan umum.

2.5 Macam-macam Cara Pengamalan Pancasila

2.5.1 Dilihat dari segi jalurnya


1. Jalur pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan
Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah s.d perguruan tinggi)
maupun pendidikan nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat),
keduanya sangat erat kaitanya dengan kehidupan.
Dalam pendidikan formal semua tindak perbuatannya haruslah
mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam pendidikan keluarga
pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan dikembangkan sejak mahasiswa
masih kecil, sehingga proses pendarah-dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik
dan menuntut suasana keluarga yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga
turut menentukan sehingga harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya
menjadi tempat yang subur bagi pelaksanaan pengamalan Pancasila.
Melalui pendidikan inilah mahasiswa menyerap nilai-nilai moral
Pancasila. Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila diarahkan berjalan melalui
pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan secara pribadi. Sasaran
pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah perorangan, keluarga,
masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-masing, maupun di
lingkungan tempat menuntut ilmu

2. Jalur organisasi
Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen kampus.
Organisasi sosial pada kampus adalah wadah pemimpin-pemimpin muda dalam
bidangnya masing-masing sesuai dengan keahliannya, peran dan tanggung
jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur dalam organisasi seperti para anggota
hmj, atau dpemf, atau bem, dan sebagainya harus mengikuti pedoman
pengamalan Pancasila agar berkepribadian Pancasila tertanam. Sehingga
organisasi dalam kampus unswagati berjalan dengan baik sesuai prosedur
yang ada.

2.5.2 Pengamalan Pancasila Secara Subjektif dan Objektif


1. Pengamalan Pancasila secara Objektif
Pengamalan Pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk
realisasi dalam setiap penyelengaraan kampus, baik di bidang organisasi
maupun non organisasi. Dan semua bidang kampus terutama realisasinya
dalam bentuk peraturan kampus itu tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Tujuan, misi dan visi kampus harus memiliki beberapa arti yang tercantum
dalam nilai-nilai Pancasila.

b. Aturan yang terdapat dalam kampus maupun dalam organisasi kampus


harus mengandung makna nilai–nilai Pancasila.

2. Pengamalan Pancasila secara Subjektif


Pengamalan Pancasila pengamalan Pancasila yang subyektif adalah
pelaksanaan dalam pribadi seseorang, warga negara, individu, penduduk,
penguasa, dan orang Indonesia. Pengamalan Pancasila yang subyektif ini
justru lebih penting dari pengamalan yang karena pengamalan yang subyektif
merupakan syarat pengamalan pancasila yang obyektif(Notonegoro,1974;44).
Dengan demikian pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan
dengan kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu tiap mahasiswa UNY
untuk mengamalkan pancasila. Dalam pengertian inilah akan terwujud jika
suatu keseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu bentuk kehidupan
dimana kesadaran wajib taat aturan kampus UNY telah berpadu menjadi
kesadaran wajib moral. Sehingga dengan demikian suatu perbuatan yang tidak
memenuhi wajib melaksanakan pancasila.

Dalam pengamalan pancasila yang subyektif ini bilamana nilai-nilai


pancasila telah dipahami, diresapi, dan dihayati oleh seseorang mahasiswa
maka orang itu telah memiliki moral pancasila dan jika berlansung terus
menerus sehingga melekat dalam hati maka disebut dengan kepribadian
pancasila.
2.6 Pengamalan Pancasila dalam Kehidupan di Universitas Negeri Yogyakarta

Bila kita memperhatikan struktur organisasi dalam Universitas Negeri


Yogyakarta dengan detail, maka kita akan mendapatkan hal yang tak diduga-duga.
Saya menyimpulkan bahwa tata cara organisasi dalam perguruan tinggi sama saja
tidak berbeda jauh dengan suatu negara.
Karena dalam suatu universitas terdapat beberapa organisasi, yakni organisasi
tiap jurursan atau prodi, fakultas hingga universitas itu sendiri. Dan bila kita pahami
tahapan tersebut seperti susunan suatu tata negera.
Bila dalam suatu negara terdapat yang namanya presiden atau orang yang
memimpin suatu negara, tetapi didalam universitas terdapat pula pemimpin yang tidak
jauh berbeda dengan president, yakni disebut ketua BEM KM. Yang fungsinya sama-
sama sebagai pemimpin, dan negara ada yang namanya DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat) tetapi dalam universitas ada pula yang fungsi jabatanya sama dengan DPR,
yakni DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) dan masih banyk lagi. Bila kita lihat dan
bandingkan, universitas ternyata tidak jauh berda dengan namanya suatu negara. Dan
memiliki tujuan yang sama, yakni menjadi lebih maju.
Oleh karena itu pengamalan pancasila dalam Universitas Negeri Yogyakarta
tidak jauh berbeda dengan pengamalan pancasila di suatu negara. Pengamalan
pancasila terhadap kehidupan kampus sudah diperjelaskan pada subbab sebelumnya,
hanya saja bagaimana kita menanamkan rasa nilai-nilai pancasila dalam mahasiswa.
Dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam mahasiswa kita dapat
melakukannya dalam beberapa jalur, yakni seperti apa yang dijelaskan di subab
sebelumnya ada jalur pendidikan dan jalur organisasi serta pengamalan secra objektif
dan subjektif.
Bila nilai-nilai pancasila tertanam dengan baik di setiap individu mahasiswa, maka
akan tercipta mahasiswa pancasila yang mengerti norma-norma. Dan Universitas Negeri
Yogyakarta akan menghasilkan lulusan mahasiswa yang jauh lebih baik. Dan oleh karena
itu, pentingnya pengamalan pancasila dalam kehidupan di Universitas Negeri Yogyakarta
sangatlah amat penting sehingga kampus dapat menghasilkan lulusan mahasisiwa
pancasila yang dapat membangun bangsa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Dalam mengamalkan nilai pancasila dalam kehidupan kampus bahwasanya


sangatlah penting. Sebagai mana kita ketahui mahasiswa di Indonesia sekarang mulai
anarkis dalam menanggapi permasalahan pemerintah, hal ini lah salah satu contoh yang
dapat merusak generasi penerus bangsa dan dapat merusak system ketatanegaraan.
Tidak hanya dalam permasalahan pemerintah , dalam permasalahan sosial ,
keuangan , dan teknologi banyak pemuda Indonesia yang anarkis , sembarang , tidak
terkontrol bahkan tidak bermoral. Untuk itu dengan di baca nya makalah ini saya harap
para pemuda , masyarakat luas bisa mengenal dan mengamalkan Pancasila.
Oleh karena itu agar mahasiswa-mahasiswi UNY menjadi mahasiswa pancasila,
perlulah nilai-nilai pancasila diterapkan dalam diri individu dan di seluruh kegitan
kampus, agar tercipta suatu generasi yang dapat menjunjung tinggi nama baik
Universitas Negeri Yogyakarta dan menjadi warga Negara pancasila.

3.2 Saran

Berdasarkan pada kesimpulan maka dalam hal ini penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:

a. Dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila haruslah didasari dengan niat pada diri
individu masing-masing.

b. Dan disamping itu, penulis mengingatkan kepada pembaca agar nilai-nilai


pancasila diamalakan dengan sebaik-baiknya agar kehidupan di kampus menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat Negara

Republik indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.

Kaelan.1996. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan.Yogyakarta :

Sosial Agency.

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pancasila-sebagai-dasar-

negaraterlengkap/#Pancasila_sebagai_Dasar_Negara

http://leonheart94.blogspot.com/2011/12/sifat-dan-ciri-pancasila.html

https://guruppkn.com/fungsi-pancasila

https://id.wikipedia.org/wiki/Pedoman_Penghayatan_dan_Pengamalan_

Pancasila

Anda mungkin juga menyukai