Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN URGENSI


PENDIDIKAN PANCASILA DI INDONESIA

Nama Kelompok:
-Beatrik Randa 20101101023
-Devana Maharani 20101101006
-Fajar S.H. Sitinjak 20101101017
-Fitriani Mandalurang 20101101011
-Esti Mandela Putri 20101101028
-Miza Sumaleke 20101101001
-Paulix Tuther 20101101018
-Yeskiel Sangian 20101101032

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
A. Konsep Pancasila
Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar yang dijadikan dasar negara serta
pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar
negara yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan
dicapai tanpa Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan
terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun
dari luar.Pengertian Pancasila secara Etimologis, Historis dan Terminologis.

Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai dasar falsafah negara RepublikIndonesia,


baik ditinjau dari sudut bahasa maupun sudut sejarah. Berikut ini adalah pengertian
Pancasila:

1. Secara Etimologis
Secara etimologis istilah 'pancasila' berasal dari sansekerta dari india (bahasa kasta
brahmana). Menurut muhammad yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan 'pancasila'
memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu: "panca" artinya lima"syila" vokal i pendek
artinya "batu sendi" alas atau "dasar" "syiila" vokal i panjang artinya "peraturan tingkah laku
yang baik, yang penting atau yang senonoh".
2. Secara Historis
   Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
Pidatonya yang berisi lima dasar Negara Indonesia:
1) Peri Kebangsaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan
5) Kesejahteraan Rakyat
Usulan tertulisnya adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
1)     Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2)     Internasionalisme atau Peri kemanusiaan
3)     Mufakat atau Demokrasi
4)     Kesejahteraan Sosial
5)     Ketuhanan yang berkebudayaan
Selanjutnya kelima sila tersebut dapat diperas menjadi 'Tri sila' yang rumusannya:
a.     Sosio Nasional, yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme
b.     Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
c.      Ketuhanan Yang Maha Esa
Tri Sila ini bisa diperas lagi menjadi Eka Sila, yaitu Gotong Royong.

Piagam Jakarta (22 Juni 1945)


1)      Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya
2)      Kemanusiaan yang adil dan beradab
3)      Persatuan Indonesia
4)      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5)      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pengertian Pancasila secara Terminologis


1. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Dalam Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat)


1) Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Peri kemanusiaan
3) Kebangsaan
4) Kerakyatan
5) Keadilan Sosial
3.      Rumusan Pancasila di Kalangan masyarakat
1)      Ketuhanan Yang Maha Esa
2)      Peri Kemanusiaan
3)      Kebangsaan
4)      Kedaulatan rakyat
5)      Keadilan Sosial

B. Hakikat Pancasila

1. Pancasila sebagai suatu Sistem

Pancasila terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat.yang
dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan teretntu secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang
utuh.Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-
sendiri tujuan tertentu, yaitu suatu masyarakat yang adil dan  makmur berdasarkan
Pancasila.Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan satu kesatuan.Setiap sila
merupakan suatu unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasil. Maka dasar filsafat
negara Pancasila adalah merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal (majemuk
artinya jamak) (tunggal artinya satu).Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri
terpisah dari sila yang lainnya.

Secara demikian maka Pancasila merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa
bagian-bagian sila-silanya saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur
yang menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga dapat dipahami dari pemikiran dasar
yang terkandung dalam Pancasila ,yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubunganaya
dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan sesama manusia maupun dengan masyarakat bangsa
yang nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa indonesia. Dengan demikian Pancasila
merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsafatan sebagaimana sistem filsafat lainnya
antara lain: materialisme, idealisme,liberalisme dan sebagainya.Oleh karena itu, Pancasila
sebagai suatu sistem filsafat akan memeberikan ciri-ciri yang khas, yang khusus yang tidak
terdapat pada sistem filsafat lainnya.

2. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia


Istilah Ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti ‘gagasan,konsep,pengertian dasar,
cita-cita’ dan ‘logos’ berarti ‘ilmu’. Kata Idea berasal dari kata bahasa Yunani ‘eidos’ yang
berarti ‘bentuk’.

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagai mana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia sebelum membantu negara, dengan lain perkataan, unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pendangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis(asal bahan) Pancasila.

Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri
negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai Dasar Negara dan Ideologi Bangsa dan
Negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau
mengambil ideologi dari bangsa lain.Selain itu, Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-
ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu kelompok atau
golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa
sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta unsur-unsur bangsa secara
komprehensif. Oleh karena itu, ciri khas Pancasila itu memiliki kesesuaian dengan bangsa
Indonesia.

Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Negara, yaitu:


1.    Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2.    Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta membimbing
bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3.    Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4.   Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dalam pandangan hidup bangsa terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan , terkandung pula dasar pikiran terdalam, dan gagasan mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik.Pancasila dalam penegrtian sebagai pandangan hidup sering
juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, dan petunjuk
hidup. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dipergunakan sebagi petunjuk arah semua
kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang setiap sikap dan perilaku manusia
Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran nilai-nilai  dari Pancasila yang juga berarti
Pengamalana Pancasila. Pengamalan Pancasila ini sangat penting karena dengan demikian,
diharapkan adanya tata kehidupan yang harmonis antara pemerintahan dengan masyarakat
dalam bernegara.

4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang
disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa
Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri yaitu sejak jaman dahulu
kala. Menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada sejak
adanya Bangsa Indonesia. karena Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa
Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang
dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa
tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-
bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

5. Pancasila sebagai Sumber  Hukum Dasar Nasional

Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional, yang mengandung arti bahwa
segala bentuk hukum nasional (Peraturan Perundang-undangan) secara material harus
bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.Adapun jenis dan hierarki
Perundang-undangan yang berlaku dinegara Indonesia, menurut Undang-undang No.10 tahun
2004 (tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-undangan) adalah sebagai berikut.

 Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945;


 Undang-undang atau Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang;
 Peraturan Pemerintah ;
 Peraturan presiden;
 Peraturan Daerah.
6. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas
bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan
dengan bangsa lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan dasar dalam
motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, untuk mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pancasila sebagai pedoman
dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar dapat berdiri dengan kokoh.
Selain itu, pancasila sabagai identitas diri bangsa akan terus melekat pada di jiwa bangsa
Indonesia. Pancasila bukan hanya di gali dari masa lampau atau di jadikan kepribadian
bangsa waktu itu, tetatapi juga diidealkan sebagai kepribadian bangsa sepanjang masa.

7. Pancasila sebagai dasar negara

Pancasila dikatakan sebagai dasar negara dimana Pancasila merupakan suatu dasar
nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara. Sebagai dasar negara, Pancasila
memiliki fungsi yang meliputi :

·   Sumber dari segala sumber hukum. Hal ini sesuai dasar yuridis sebagai mana tercantum
dalam UUD 1945, Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966, Ketetapan MPR No.V/MPRS/
1973 dan Ketetapan No.IX/MPR/1978.

·   Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945

·   Memelihara budi pekerti yang luhur

·   Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, dan pemerintahan.

Dasar formal kedudukan Pancasila sebagai dasar negara tersimpul dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea ke-4 , yaitu “....Maka disusunlah ....yang berdasarkan kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn/Perwakilan, dan
dengan  berlandaskan kepada Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Dasar negara itu sendiri merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki oleh sebuah
negara merdeka.Pancasila sebagai dasar negara, dalam pengamalannya mempunyai
sifat imperatif (memaksa), artinya mengikat dan memaksa semua warga negara untuk tunduk
kepada Pancasila, dan siapa yang melanggar Pancasila sebagai dasar negara ia harus ditindak
menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan Pancasila sebagai
dasar negara disertai sanksi-sanksi hukum.

Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi
Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara
tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia).
2. Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu
Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam
pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada
akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif
lainnya.
3. Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila. Dalam hal ini
hendak diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah masyarakat yang adil dan makmur
yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang
merdeka, bersatu,berdaulatan rakyat dalam suasana peri-kehidupan bangsa yang aman,
tenteram,tertib dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka,bersahabat dan tentram. “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa …” pada kutipan alenia dapat disimpulkan bahwa tujuan dan cita-cita
bangsa Indonesia adalah:
Untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Republik Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Melindungi segenap bangsa
artinya adalah pemerintah berupaya untuk melindungi seluruh bangsanya, dari segi internal
maupun eksternal.
  Tujuan nasional bangsa yang kedua adalah memajukan kesejateraan umum/bersama.
Negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan
sentosa.
Tujuan Indonesia menurut UUD 1945 yang ketiga adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki
pengetahuan luas, pintar, dan intelek.
Tujuan nasional Indonesia yang terakhir adalah ikut berperan aktif dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
kedilan sosial.

8. Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia.

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.


karena Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung
nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, adil,
bijaksana dan tepat untuk mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

Tujuan Pancasila
Tujuan dari Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menghendaki bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan.
2. Menjadi bangsa yang menghargai Hak Asasi Manusia (HAM).
3. Menghendaki menjadi bangsa yang nasionalis yang mencintai tanah air Indonesia
4. Menghendaki bangsa yang demkratis
5. Menjadi bangsa yang adil secara sosial ekonomi

C. Nilai-Nilai  Pancasila Sebagai Dasar Negara dan  Pandangan Hidup Bangsa


Dalam  Kehidupan Sehari-Hari.

Nilai-nilai pancasila yang  terdapat dalam buku negarakertagama karangan mpu


prapanca dan buku sutasoma karangan mpu tantular adalah pelaksanaan kesusilaan yang lima
(pancasila karma), yaitu: 1) tidak boleh melakukan kekerasan; 2) tidak boleh mencuri; 3)
tidak boleh berjiwa dengki: 4) tidak boleh berbohong dan 5) tidak boleh mabuk dan minuman
keras.
Dalam kehidupan kenegaraan pancasila berisi cita-cita atau idealisme bangsa
indonesia untuk menggapai masa depan. Ia (pancasila) lahir dari nilai-nilai budaya dan religi
bangsa indonesia yang sudah hidup berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, nilai-nilai
pancasila harus menjiwai setiap tindakan dan perilaku warga negara dan pemerintah. Nilai-
nilai tersebut diantaranya:

Sila ketuhanan yang maha esa

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ketuhana yang maha esa, diantaranya:

1. Percaya dan taqwa terhadap tuhan yang maha esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
4. Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab, diantaranya:

1.   Mengakui persamaan harkat (nilai manusia), derajat (kedudukan manusia), dan martabat
manusia (harga diri) sebagai mahluk tuhan yang maha esa

2.    Saling mencintai sesama manusia

3.    Tidak semena-mena terhadap orang lain

4.    Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

5.    Berani membela kebenaran dan keadilan

6.    Menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusiaaan

7.    Hormat mengormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Sila persatuan indonesia

Nilai-nilai yang terkadung dalam sila persatuan indonesia, diantaranya:

1.   Menempatkan persatuan, kesauan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
2.    Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara

3.    Cinta tanah air dan bangsa

4.    Bangga sebagai bangsa indonesia dan bertanah air indonesia

5.    Dalam masyarakat yang ber-bhinneka tunggal ika harus dapat mengembangkan
pergaulan yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan

Nilai-nilai yang terkandung dalam kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan, antara lain:

1.  Tidak memaksakan suatu kehendak atau pendapat kepada orang lain.

2.  Mengutamakan musyawarah atau kesepakatan bersama dalam mengambil keputusan

3.  Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya harus diliputi
oleh semangat kekeluargaan

4.  Musyawarah ataupun proses pengambilan keputusan dengan cara lainnya harus dilakukan
dengan akal sehat

5.  Warga negara harus memiliki itikad baik dan tanggung jawab untuk melaksanakan suatu
hasil musyawarah atau keputusan bersama

6.  Keputusan yang diambil dalam musyawarah atau dengan cara lainnya harus dapat
dipertanggung jawabkan secara moral kepada tuhan yang maha esa

Sila kedilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Nilai-nilai yang terkadung dalam sila kedilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, antara lain:

1. Kekeluragaan dan kegotongroyongan


2. Bersikap adil
3. Menghormati hak orang lain, dan selalu berusaha menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban
4. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
5. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
6. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan orang lain
7. Mengembangkan hidup sederhana, tidak bergaya hidup mewah, tidak bersikap boros
dan suka bekerja keras
8. Menghargai hasil karya orang lain.

nilai-nilai  pancasila sebagai dasar negara dan  pandangan hidup bangsa dalam  kehidupan
sehari-hari sesungguhnya dapat ditemukan dalam butir-butir pedoman penghayatan dan
pengamalan pancasila. Butir-butir p4 merupakan contoh minimal implementasi nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu, isi butir butir butir p4 (pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila) dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk dijadikan
contoh dalam pengamalan atau implementasi nilai-nilai pancasila. Sebagai contoh minimal
tentu setiap siswa, guru, maupun seluruh warga negara indonesia dimungkinkan untuk
mengembangkan contoh lain yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila itu
sendiri.

D. Urgensi Pendidikan Pancasila

Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena adanya kesadaran akan perlunya
pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila, generasi
muda dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,

Pendidikan Pancasila juga diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai


Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik individual maupun kolektif sebagai bangsa.
Dengan kata lain, mata kuliah ini dihidupkan karena adanya kesenjangan antara
kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah laku.

Kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dapat disaksikan di semua bidang


kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di hampir semua profesi. Fakta paling jelas adalah
korupsi yang dilakukan di semua lini, mulai dari pejabat pemerintah maupun institusi
pemerintah dan swasta. Catatan Kementerian Dalam Negeri RI menyebutkan bahwa dalam
kurun waktu tahun 2005-2013 ada 277 gubernur, walikota, dan bupati yang terlibat korupsi,
dan 3.000 anggota DPRD terjerat hukum. Dalam kurun waktu yang sama terdapat 137
anggota DPRD provinsi dan 1.050 anggota DPRD kabupaten/kota terlibat korupsi (Suara
Pembaruan, 9 Desember 2013).
Kasus terbaru yang “mengguncang” seluruh kehidupan bangsa adalah tertangkap
tangannya Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar karena dugaan terlibat suap,
merupakan fakta betapa nilai Pancasila hanya menjadi hiasan bibir kala pejabat mengucapkan
sumpah jabatan.

Selain kasus korupsi, patut disebutkan beberapa gejala yang mencerminkan


kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa
berlatarbelakang SARA, kekerasan dalam rumah tangga, kesenjangan ekonomi,
ketakmampuan golongan rendah untuk masuk jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi,
berbagai macam dan tingkat kriminalitas, diskriminasi perempuan, dan UU dan peraturan
daerah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sekedar menyebut beberapa contoh.

Sistem ekonomi Indonesia yang dalam Pancasila dan UUD 1945 dikenal sebagai
demokrasi ekonomi berlandaskan gotong royong, pada praktiknya lebih condong ke sistem
ekonomi liberal yang makin memarginalkan kelas bawah. Kesenjangan ekonomi tampak
dengan jelas karena dalam sistem liberal seperti ini hanya orang-orang kaya yang tambah
kaya, sebaliknya orang miskin makin terpuruk. Kekayaan tanah tumpah darah Indonesia yang
sebetulnya dikelola untuk kesejahteraan rakyat dikuasai oleh pihak asing dan konco-
konconya orang-orang kaya.

Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin derasnya arus


ideology asing, khususnya kapitalisme dan neoliberalisme, yang berkat sayap raksasa
globalisasi menggempur seluruh pelosok Indonesia tanpa henti. Materialisme, hedonism,
konsumtivisme, serta gaya hidup yang dibentuknya telah dan sedang menerjang sudut-sudut
terpencil Indonesia. Nilai-nilai asing yang sangat digandrungi remaja dan kaum muda itu
dikhawatirkan akan semakin melunturkan nilai-nilai Pancasila. Sebab itu dirasakan
pendidikan Pancasila sebagai suatu keharusan.

Pendidikan Pancasila bertujuan untuk memberikan pemahaman benar akan Pancasila.


Tidak disadari, sering Pancasila yang diajarkan akan Pancasila yang tidak benar, yang
merupakan bentuk tersamar dari ideology yang justru bertentangan dengan Pancasila. Oleh
sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila adalah Pancasila yang dapat
dipertanggungjawabkan secara juridis-konstitusional dan obyektif-ilmiah. Secara yuridis-
konstitusional Pancasila adalah dasar Negara yang merupakan dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Secara obyektif-ilmiah Pancasila adalah paham filsafat yang dapat
diuraikan dan diterima secara rasional.

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan


dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan kurikulum
tingkat Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. Pendidikan kewarganegaraan
memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan mahasiswa terhadap ideologi
negara.

Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) kemudian, dalam SK No.43/DIKTI/Kep/2006


memutuskan tentang rambu-rmbu Pelaksanan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, termasuk di dalamnya Pendidikan Pancasila.

Pertanyaannya: Pancasila yang mana? Pertanyaan ini masuk akal karena Indonesia
pernah memiliki tiga UUD, yaini UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950 yang
memuat Pancasila pada pembukaannya. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, dikelurkan
Instruksi Presiden (Inpres) No.12 Tahun 1968. Inpres ini menyatakan bahwa Pancasila yang
resmi adalah Pancasila yang tata urutan sila-silanya terdapat pada alinea 4 Pembukaan UUD
1945, yang berbunyi:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

E. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi Kemerdakaan RI

Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia sebagai asas kerohanian dan dasar filsafat
negaramerupakan unsur penentu daripada ada dan berlakunya tertib hukum bangsa Indonesia
dan pokok kaidah negara yang fundamental. Sedangkan proklamasi merupakan titik
kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang bertekat untuk merdeka yang disemangati oleh
jiwa Pancasila.Perjuangan bangsa indonesia ini kemudian di jiwai, disemangati, didasari oleh
nilai-nilai yangterkandung dalam pancasila.

Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai-nilai dalam pancasila yang mendasari


perjuangan bangsa indonesia untuk merebut kemerdekaan yang puncaknya ditandai dengan
proklamasi.Pada peristiwa proklamasi juga dilakukan penegakan, penyelamatan, dan
pengangkatan derajatnilai-nilai pancasila yang mana pada saat penjajahan nilai-nilai tersebut
telah direndahkan,dilecehkan, serta diinjak-injak.

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945


adalah pencerminan Falsafah hidup / pandangan hidup, rahasia hidup dan tujuan hidup kita
sebagai bangsa. Lepasnya nilai-nilai pancasila dari belenggu penjajahan juga tidak lepas dari
besarnyakeinginan rakyat Indonesia pada saat itu untuk merdeka, persatuan dan kesatuan juga
berperan penting dalam proses pemerdekaan Indonesia. Dimana persatuan dan kesatuan juga
merupakansalah satu nilai yang terkandung dalam pancasila.

F. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Mengapa manusia memerlukan filsafat? Jawaban atas pertanyaan tersebut


dikemukakan Titus, Smith and Nolan sebagai berikut. Tidak hanya di zaman Yunani yang
telah melahirkan peradaban besar melalui pemikiran para filsuf, di zaman modern sekarang
ini pun, manusia memerlukan filsafat karena beberapa alasan. Pertama, manusia telah
memperoleh kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi, telah mengembangkan
bermacam-macam teknik untuk memperoleh ketenteraman (security) dan kenikmatan
(comfort). Akan tetapi, pada waktu yang sama manusia merasa tidak tenteram dan gelisah
karena mereka tidak tahu dengan pasti makna hidup mereka dan arah harus tempuh dalam
kehidupan mereka. Kedua, filsafat melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan
peran yang sangat penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan
aspirasi mereka. (Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya
peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Beberapa faedah filsafat yang perlu diketahui dan pahami adalah sebagai berikut.
Pertama, faedah terbesar dari filsafat adalah untuk menjajagi kemungkinan adanya
pemecahan-pemecahan terhadap problem kehidupan manusia. Jika pemecahan itu sudah
diidentifikasikan dan diselidiki, maka menjadi mudahlah bagi manusia untuk mendapatkan
pemecahan persoalan atau untuk meneruskan mempertimbangkan jawaban-jawaban tersebut.
Kedua, filsafat adalah suatu bagian dari keyakinan-keyakinan yang menjadi dasar perbuatan
manusia. Ide-ide filsafat membentuk pengalamanpengalaman manusia pada waktu sekarang.
Ketiga, filsafat adalah kemampuan untuk memperluas bidang-bidang kesadaran manusia agar
dapat menjadi lebih hidup, lebih dapat membedakan, lebih kritis, dan lebih pandai” (Titus,
1984: 26).

Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat Pancasila,
artinya refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Sastrapratedja
menjelaskan makna filsafat Pancasila sebagai berikut. Pengolahan filsofis Pancasila sebagai
dasar negara ditujukan pada beberapa aspek. Pertama, agar dapat diberikan
pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai
prinsip-prinsip politik. Kedua, agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga menjadi
operasional dalam bidang-bidang yang menyangkut hidup bernegara. Ketiga, agar dapat
membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keempat, agar dapat menjadi kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan yang bersangkut
paut dengan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, serta memberikan
perspektif pemecahan terhadap permasalahan nasional (Sastrapratedja, 2001: 3).
Pertanggungjawaban rasional, penjabaran operasional, ruang dialog, dan kerangka evaluasi
merupakan beberapa aspek yang diperlukan bagi pengolahan filosofis Pancasila, meskipun
masih ada beberapa aspek lagi yang masih dapat dipertimbangkan.

G. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan. Salah satu
tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi merupakan era
saling keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang lain
sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan demikian, kebudayaan global
terbentuk dari pertemuan beragam kepentingan yang mendekatkan masyarakat dunia.
Sastrapratedja menengarai beberapa karakteristik kebudayaan global sebagai berikut:

a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik.

b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok


dengan pluralisme etnis dan religius.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan
bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang dominan.

d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat plural
dan heterogen.

e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilainilai yang
dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda (Sastrapratedja, 2001: 26--
27).

Berdasarkan karakteristik kebudayaan global tersebut, maka perlu ditelusuri fase-fase


perkembangan globalisasi sebagai bentuk tantangan terhadap ideologi Pancasila. Adapun
fase-fase perkembangan globalisasi itu adalah sebagai berikut:

a. Fase embrio; berlangsung di Eropa dari abad ke-15 sampai abad ke-18 dengan munculnya
komunitas nasional dan runtuhnya system transnasional Abad Tengah.

b. Fase pertumbuhan yang meliputi abad ke-18 dengan ciri pergeseran kepada gagasan negara
kesatuan, kristalisasi konsep hubungan internasional, standarisasi konsep kewarganegaraan.

c. Fase take off yang berlangsung dari 1870 sampai pertengahan 1920 yang ditandai dengan
diterimanya konsep baru tentang negara kebangsaan, identitas dan kepribadian nasional,
mulai masuknya negara-negara nonEropa ke dalam masyarakat internasional.

d. Fase perjuangan hegemoni yang dimulai 1920 sampai dengan pertengahan 1960 yang
ditandai dengan meningkatnya konflik internasional dan ideologis, seperti kapitalisme,
sosialisme, fasisme, dan nazisme, dan jatuhnya bom atom yang menggugah pikiran tentang
masa depan manusia yang diikuti terbentuknya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35271528/MAKALAH_PENDIDIKAN_PANCASILA_ESENSI_DA
N_URGENSI_PANCASILA_SEBAGAI_DASAR_NEGARA
http://www.diwarta.com/pengertian-pancasila-dan-fungsi-pancasila-sebagai-dasar-
negara/758/ 
http://sosbud.kompasiana.com/2012/06/08/pancasila-adalah-visi-indonesia-463141.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_pancasila_info2034.html 
https://dina98aizah.blogspot.com/2016/10/makalah-konsep-dasar-pancasila-dan-uud.html
http://mentarivision.blogspot.com/2011/12/fungsi-fungsi-pancasila.html 
http://globalmaya.wordpress.com/2012/01/12/fungsi-pancasila/ 
http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/fungsi-dan-kedudukan-uud-1945.html 
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/pancasila-sejarah-dasar-negara-
pengertian-makna-lambang-nilai-ideologi.html
https://elearning.borobudur.ac.id/course/info.php?id=399&lang=id
http://uthyns.blogspot.com/2014/05/konsep-dasar-pendidikan-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai