i
I
I
\,
\1.
I
sifat dan reaksi benzena serta benzena tersubstitusi. Dalam Bab 16 Gilid 2), akan dibahas
kimia senyawa aromatik polisiklik dart heterosiklik. (Senyawa aromatik heterosiklik me-
miliki sekurangnya satu atom cincin yang bukan karbon).
Untuk pertama kalinya benzena diisolasi dalam tahun 1825 oleh Michael Faraday dari
residu berminyak yang tertimbun dalam pipa induk gas di London. Dewasa ini sumber
utama benzena, benzena tersubsitusi dan senyawa aromatik lain adalah petroleum. Sampai
tahun 1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam senyawa aromatik yang di-
peroleh sumber-sumber ini ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa heterosiklik aromatik.
Hidrokarbon aromatik:
Q-cH,
• toluena
CH,--0--CH,
p-xilena
00naftalena fenantrena
· o 00
Heterosiklik"'nitrogen Qroinatik:
N
piridina kuinolina
Senyawa yang mengandung cincin benzena dan cincin heterosiklik aromatik dalam
sistem-sistem biologi juga sangat biasa.
452
OH
~or}-OH
H~ N ~
HO
nikotina estron asam urat
dalam tembakau suatu estrogen atau dikaitkan dengan
hormon betina penyakit encok
OCH, toluen a
OoH fenol
O !- O benzofenon
o~ I
. . .
Penggunaan awalan ini dalam mena mai beber apa, b enzena terd1subshtusi adalah sebagai
. .
berikut-
g: Br
Br
($1 ci-0-oH
o-dibromobenzena m-kloroanilina p-klorofenol
I \
(0)--rn, (0)--cH, __,Q-rn,
\ I
ortho meta para
Br CD
Br~
2,4,6-trinitrotoluena
1,2,4-ttibromobenzena 2-kloro-4-nitroanilina
(TNT )
~ Q)-cH /- CH,-0 - 0
benzil
fenil ,
l - --
D_-t_o_li_
-_--.:J
_.,
- o- --to_li_l _ __ _ _ ___- _-:
,...._. __
Kimia Organik JQid J
454
CONTOH SOAL
Berilah nama benzena tersubstit usi berikut ini:
CH 3
0- 0
CH3
CH 3
J.awab .. ( a) 2,6 -dimetilanilia·, (b) p-bromob enzil klorida; (c) m-tolilsi kloheksa na (atau m-
sikloheksitoluena).
10.1 Tulislah struktur: (a) etilbenze na; (b) 2,4,6-trib romoanil ina; (c) p-etilfen ol; (d)
2-feniletanol; (e) benzil bromida.
------ --
,4rornlJtisitas, B~nzena , dan Benzen T
a ersubsti tusi
1 1' h be be rap h •
rASEL 10.2 Titik leleh dan titik d"d
a idrokarb on aromati k.
455
71
\
A. Spektra inframerah
10.3. Adanya
Pita absorpsi infram erah benzen a tersubstitusi diringkaskan dalam Tabel
ali dapat
suatu cincin benzen a dalam suatu senyawa yang struktu rnya tak diketahui, seringk
ditetapkan dengan memer iksa du_a daerah spektrum inframe rah. Absorpsi untuk uluran CH
1 kiri ab-
aril, yang biasanya lemah, berada di dekat 3030 cm- (3 ,3 µm), ·tepat di sebelah
empat peak,
sorpsi CH alifatik. Absorpsi untuk vibrasi C-C aril menimbulkart deretan
peak ini tidak
umumnya antara 1450 dan 1600 cm- (sekitar 6-7 µm); namun keempat
1
a nampak, te-
selalu nampak. Dalam spektr um klorob enzena (Gambai' 10.1), peak pertam
spektrum ini,
tapi peak kedua merup akan· bahu yang hampir-hampir tak nampak. Dalam
keempat pada
Peak ketiga dan keemp at nampa k jelas; namun . dalam spektra lain, peak
1450 cm- 1 (6,90 µm) dikabu rkan oleh absorpsi tekuka n CH2 alifatik.
am
i i:.:..:n~fr-=-
- ...:...·_ __:T.:A~B'..'.:E=L~1~0'.:.3~k~a!.:_ra~k~te~r~ist~i~k~ab~s::o~rp=s.:_ _ er_a_ aw
h _se_n_v_ _a_b_e_n_ze_n_a_. _ _ _ _ _ _ _ __
Posisi absorpsi
cm
-1 µm
Tipe vibrasi
ij
-
Jr t,I\._
v'/
r 1
I
!
~ jJ I\ '
\ 7
0
I I r---- [._:.,......}' C- C ari1
I I I
4000 3500 3000 2500 2000 1.800 1600 1400 I 200 I 000 800
Posisi substitusi pada suatu cincin benzena kadang-kadang dapat ditetap kan
dengan
menguji spektrum inframerahnya. Cincin-cincin benzena yang tersubs titusi
berlain-lainan
seringkali mempunyai absorpsi karakteristik paqa kira-kira 680- 900 cm- 1
(11~ 15 µm).
Pola-pola yang teramati diringkaskan dalam Tabel 10.4 Gamba r 10.2 (halam
an 457) me-_
nunjuk kan spektra inframerah dari tiga klorotoluena isomerik. Denga n memba
ndingkan
spektra-spektra ini dalam Tabel 10.4, akan diketahui bagaimana absorpsi
dalam daerah
sidikjari itu dimanfaatkan. Juga bandingkan spektra ini dengan spektr a klorob
enzena dalam
Gambar 10.1. Sayang absorpsi dalam daerah ini tidak selalu jelas-tajam (clear-
cut).
Posisi absorpsi
Substitusi Penampilan cm µ.m
monosu bstitusi
0- dua peak 730- 770
690- 710
12,9- 13,7
14,0- 14,5
\:
~t':
o-disu bsti tusi
ci- satu pea~ 735 - 770 12,9- 13,6
t !
m-disu bstitusi
b- tiga peak 860- 900
750- 810
680- 725
11,1 - 11,6
12,3 - 13,3
13,7- 14,7
-0 -
I
p-disu bstitusi
''
satu peak 800- 860 11,6 - 12,5
I'
i I
aserin d'"1
g 1umpai· suatu pita
·
tambahan pada kira-kira 680 cm- 1 (14, 7 µm).
1- i
I,_ .
457
\' I)- CH ~
lo-
1
Bilangan gelombang (cm- )
,J ~\ r', I
l rw f'\1' 'A
v~II"\
'
I I ·--·
'
'- -
~ !, 11
L. l
I
t ~
L.. '
- ~ '
r
~
tJ -· -
!
~·
'- ·-
,,;. ~
L I'\.. H3 ..... -
CI -
'"-'
.//
.....
f---
-··· ____ ............
_ __.. L.. .. ... - -- ··-·--
,_
--1·goo ······· ·7 ·600 --·
··--riibo---- ·- T2bn- ~ rouu "' 0
-· 350L
I
.1·li uu .t JUl
I
.ttUU
G'A~B AR 10.2 Spe ktra infra mera h untu k o-, m- dan p-klo roto luen a.
i
Kimia Organik Jflid 1
458
B. Spektra nmr
Spektra nmr senyawa aromatik bersifat -memperbedakan (distinctive). Proton pada suatu
cincin aromatik menyerap di bawah-medan, dengan nilai lJ antara 6,5 ppm dan 8 ppm. Ab~
sorpsi bawah-medan ini disebabkan oleh arus cincin, .yang menimbulkan medan magnet
molekular yang mengurangi perisai terhadap proton-proton yang terikat pada cincin itu.
Geseran kimia untuk proton-proton benzena sendiri berada pada lJ = 7 ~27 ppm. Substituen
elektronegatif pada cincin akan menggeser absorpsi proton tetangganya lebih jauh ke ba-
wah-medan, sedangkan gugus yang membebaskan-elektron akan menggeser absorpsi ke
atas-medan, dibandingkan dengan absorpsi benzena tanpa substitusi. Pola penguraian seder-
hana (dari) proton-proton aril kadang-kadang nampak (Gambar 10.3); namun dalam ba-
nyak kasus, pola penguraian bersifat sangat kompleks.
Proton benzilik tak terlalu dipengaruhi oleh arus cincin atomatik tlibandingkan proton
cincin:; absorpsi mereka dijumpai lebih jauh ke atas-medan, dalam daerah 2,3 ppm. (Lihat
spektrum toluena dalam Gambar 10.3).
H H
~ H * C H 2R
0 =7, 27 ppm'----- ~ proton benzilik: o = 2,3 ppm
H H
C-H aril
-
.)
I
Ir\
·---
~ v==c.
-
3
"---- ---
-----~· ...... --
---- e---
~S-
j
" J
·-
J
-
___j ____.
80. 7,0 6,0 5,0 Oppm
4,0 3,0 2,0 1,0
'
• J - --·· -t •· _____ j. _ --
• 4
I
!
I
____,__ .. - -+ i
i
--t ----1-I -
I
l
..--' - -- - ·
S,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0 ppm
l I
-·-·--·
~
i
~
I
' J
I
- I _j 0 ppm
8,0 6,0 . 5,0 4,0
7,0
Pt
0 + .28,6 kkal/mol
sikloheksena sikloheksana
Pt
225°,
35 atm
0 + 49,8 kkal/mol
I I benzena sikloheksana
Q+3H 2
t
E
I
!::J-1 =-85,8·kkal/mol
GAMBAR 10.5 Di.agram energi untuk hidrcgenasi sikloheksatriena (hipotetis) dan benzena.
Bab JO Aromatisitas, Benz ena, dan. Benz
ena Ters ubsti tusi 461
H H
\ I
c- c\
H-C
I
\ I
C- H
c-- c 0 0 0 0
I \
H H
benzena dalam tahu n 1865 benzena dalam tahun 1872 benzena dalam tahu n 1940 /,.
menunjukkan tiga ikatan rangkap dan bu-
Rumus-rumus Kekule untu k benzena, yang ·
kestabilan yang unik ( dari) cincin benzena.
kan lingkaran dalam cincin, tida k menjelaskan
- yakni memungkinkan menghitung banyak-
Namun rumus-rumus ini memiliki kelebihan
dengan teori resonansi formula ini sangat ber-
nya elektron pi dala m sekejab. Sehubungan
n dalam membahas reaksi-reaksi benz ena.
guna; oleh kare na itu, rum us Kekule digunaka karb
2
on sp dalam
benz ena. Ben zena mem pun yai enam
Perhatikan orbi tal mol ekul Tr
karb on mempunyai sebuah orbi tal p tegak-
sebuah cincin. Cincin itu data r, dan tiap atom -
I I
orbital antibonding
orbital bonding
462 Kimi a Orga nik Jilid J
i I
~ t (3 simpul; keenani-enam
orbit al p tidak sefase)
tn
' I
(2 simpul - (2 simpul)
I I
GAM BAR 10.6 Orbit al-or bital ff benz ena. Simp ul digam barka
n oleh garis putus ; "orbi tal p yang hi·
lang" dalam ff 3 dan ff * diseb abka n oleh simp
ul pada posisi-posisi itu. (Tan da + dan -
'\
5
adalah tanda mate matis untu k fase, buka n muat
an listri k).
rg 0 00
benzena piridina naftalena
6 CH aromatik, ppm: 7,3 7,1 - 8,5 7,3 - 7,8
CH 3Ctl=CtlCH 3
2
6 CH sp non-aromatik, ppm: 5,3
0
siklooktatetraena
H H
H H
H H
siklook tatetrae na
suatu tetraena siklik: tidak aromatik
Mengapa sikloo ktatetr ane tidak aromatik? Untuk menja wab pertan yaan ini,
hams di-
tinjau kriterium keemp at untuk aromatisitas, yang biasanya disebu t aturan
Hiickel.
A. Aturan Hiickel
Dalam tahun 1931 seorang ahli kimia Jerma n Erich Htickel, mengu sulkan
bahwa untuk
menjadi aroma tik, suatu senyawa datar, monosiklik (satu cincin ) harus memil
iki elektron
pi sebanyak 4n + 2, dengan n ialah sebuah bilangan bulat. Menu rut aturan
Htickel, suatu
cincin dengan elektro n pi sebanyak 2, 6, 10, atau 14 dapat bersif at aroma
tik, tetapi cincin
dengan 8 atau 12 elektr on pi, tidak dapat. Sikloo ktatetr aena {deng an 8 elektr
on pi) tidak
meme nuhi aturan HUckel untuk aromatisitas.
· .--""·,
\
0 + 2)
(4n 4n
n=l n = 2
aromat ik tak aromat ik
Me.ngapa suatu senyawa monos iklik denga n enam atau sepulu h elektr on
pi bersifat
aromatik, sedangkan senyawa dengan delapa n elektr on pi tidak? Jawab annya
terleta k pada
banyak~ya elektro n pi terhad ap (versus) banya knya orbita l pi yang tersed
aromatik, semua elektr ia. A'.gar bersifat
. . .
on pz-nya h .
pang-tmdih maksimum d 1 • k
arus berpasangan. Sistem ini akan menghasilkan tum-
tik Jik; b b . an eng ap, yang d1syar.
. a e atkan untuk tercap ainya stabilisasi aroma-
pang-tindih berapa·
orbita l · t'd
. . pi 1 k
a
• •( .
tens1 artmy a, ada elektr on yang tak berpasangan), tum·
1
elektron pi bee um ma:kstmum dan se nyawa 1·tu t'dak 1
. Benze
aroma tik. na mempunya1. enam
rpasangan dan benzen a bersifa t aroma tik.
~ A.romatisitas, Benzena , dan Benzen a Tersubs titu ~.
~1 0 46S
7
sistem
Seandainya sikloo ktatetr aena datar dan memiliki sistem pi yang serupa dengan I I
pi. Dua elektro n
pi benzena, maka orbital 1T 1 , 1T i ·, dan 7T 3 akan terisi dengan e~am elektro n
(aturan Hund;
pi sisanya masing-masing akan menem pati orbital berdegenerasi 1r4 dail 7Ts
tumpan g-tindi h
lihat Sub-bab 1.1 B). Maka tidak semua elektro n pi akan berpasangan, dan
tidak akan maksim al. Jadi sikloo ktatetr aena tidak akan bersifat aromat ik.
B. Ion siklopentadiena ·
utama mengapa
Siklopentadiena adalah suatu diena konjugasi dan tidak aromatik. Alasan2 3
• Karbon sp ini
tidak aromat ik ialah bahwa satu atom karbon nya adalah sp , tidak sp
3
ion hidrog en
tidak mempu nyai orbital p untuk ikut berikat an pi. Tetapi bila diambil satu 2
menjad i sp
dari dalam siklop entadi ena, maka hidrodisasi karbon tersebu t akan beruba h
dan akan mei;niliki orbital p yang berisi sepasang elektro n.
sp3
H karbon sp 2
):t~
H
H H
H
anion
siklopentadiena
siklopentadienil
2
(Garn bar or-
Semua atom ~arbon ( dari) kation siklope ntadien a juga akan bersifa t sp
•
bital untuk ion-fon siklop entadi ena ini ditunju kkan dalam Gamba r lO.?).
H H karbon sp 2
H~C :H
H
:::::,,.... H
H
~*H·kation
H
siklopen tadienil
• M · · · memiliki
kedua ion ini bersifa t aromat ik? kas1;g -ma:~ io~iklopenta-
Apakah salah satu atau
i~nkt n pi ini
lirna orbital molek ul rr (terbe ntuk dari lima orbital p, sa~u per . ar on).
e :n r: empat
dienil dengan enam elektro n pi ( 4n +), mengisi tiga ~rbtt~l n~a dan semua
Y
berpasangan. Maka anion itu bersifat aromatik. Tetapt katlon 1tu hanya memp
j J
-,
Kimia O rgani k J ilid 1 '
dua e- tanpa e-
anion kation
GAM BAR 10 .7 Gamb ar orbita l anion dan ka t ion (daril siklop entad
iena. (Masin g-mas ing karbon ber-
hibrid isasi -sp 2 dan juga mengi kat satu hidrog en).
\
<
\'-,
\,
~r
'
· L\\_' , O''
~
+
~ tidak bersif at aroma tik
n4 *- - - -ns*
Siklo penta diena bersifat asam lebih kuat daripada keban yakan
hidro karbo n lain kare-
na anion nya bersifat aromatik dan karen anya tersta bilka n secar
a resonansi. Mesk ipun siklo-
penta diena tidak sekuat suatu asam karboksilat , diena ini bersi
fat dono r proto n dalam ke-
hadir an suatu basa kuat (pKa siklopentadiena = 16, serup a
n~ngan pKa alkoh ol. Berbeda
sekali denga n p.((a siklopentana yang sebesar SO itu).
t bersifat asam
H
O Q
H
+CH 30 -
tersta bilkan
o leh resonansi
+ ,/
I
l
I
(a)
.,,;?
(c) D.
: II 1·
l\
~- II
I
Halogenasi:
H H
,•·. f
ff + 9 12
,
H dilepaskan
FeCl 3
H H
,f diperoleh Cl
* *
H H CJ + HCI
'~ - - 30°
H H H H
klorobenzena (90%)
Nitrasi:
Q +HNO, o-e
nitrobenzena (85%)
+H,O
Br
0- NH,
3 Br 2
Br-Q-NH,
anilina Br
2,4,6~tribromoanilina (100%)
Substitusi Pertama
- HS04 -
H2 0.. : + +N0 2
suatu elektrofil
Suatu elektrofil dapat menyerang elektron pi suatu cinci_n benze?a untuk m~nghasil-
kan suatu macam karbokation yang terstabilkan oleh resonans1 yang d!seb~t sua~u 10n ben-
zenonium. Seperti karbokation lain, suatu ion benzenonium ~ereaks1 l~b~ lanJut. Dala~
hal ini, sebuah ion hidrogen dibuang dari dalam zat-antara (m1salnya d1tarik o~e~ H~04 )
untulc menghasilkan produk substitusi. Dalam menunjukkan struktur-~truktur m1, d1guna-
kan rumus Kekule, yang memungkinkan diikutinya jumlah elektron pi. Dalam persamaan
berikut ini, ditunjukkan juga atom-atom hidrogen yang terikat pada cincin, s~h1ngga akan
nampak· bagaimana pengaruh pada mereka dalam reaksi itu.
H H H H H H
H
,benzena
H
H E+
fain bat H~
H H
H
E
- H+
cepat *E
H H H
ion benzenonium produk
sebagai antara
Dalam pembahasan pelbagai macam reaksi substitusi aromatik elektrofilik nanti, akan ter-
nyata bahwa mekanisme-mekanismenya hanyalah sekedar variasi mekanisme umum ini.
A. Halogenasi
lHalogenasi aromatik dicirikan oleh brominasi benzena. Katalis dalam brominasi aromatik
adalah FeBr 3 (seringkali dibuat in situ dari Fe dan Br 2). Peranan katalis adalah mengha-
silkan elektrofil Br+) Ini dapat terjadi oleh reaksi langsung dan pembelahan ikatan Br- Br.
Lebih mungkin lagi, Br2 tidak sepenuhnya terbelah pada reaksi dengan katalis FeBr 3 , me-
lainkan sekedar terpolarisasikan. Untuk sederhananya, di sini ditunjukkan Br sebagai elek-
~~- . .
elektrofilik .
~;~
:Br-'-Br: - - -FeBr 3
. ~--:Br+ + FeBr -
-:----
.. .. - -- .. 4
terpolarisasi terbelah
s
. [Bila uatu elektrofil seperti Br• bertabrakan dengan elektron-elektron awan pi aroma-
tilc, sepasang elektron pi akan membentuk ikatan sigma dengan elektrofil itu. Tahap ini
) merupakan tahap lambat dalam reaksi itu,jadi tahap yang menentukan Iajuj
Tahap 1 (/ambat):
-q··
H H H H
H H Br:
$:r: +
H H
H
H H
Bab Jo Aromatisit as, Benzena, dan Benzena Tersubstit usi
Tahap 2 (cepat):
H H H H
+-, Br
H~
H
-
H
{
H H*Br+H'
H H
bromobenzena
Tahap ketiga dalam mekanisme reaksi itu (yang searah dengan lepasnya proton) ialah
terbentuknya kembali katalis asam Lewis. Proton yang dilepaskan dalam Tahap 2 bereaksi
dengan ion FeBr4- memben tuk HBr dan FeBr 3 •
Tahap 3 (cepat)
H+ + FeBr4 - FeBr 3 + HBr
Dengan tak mengiku tkan katalis, persamaan untuk keseluruhan reaksi brominasi aro-
matik dari benzena dapat ditulis sebagai berikut:
0
benzena
Br +
lambat
[O<:'l
ion benzenon ium
- H+
cepat
Q-a,
bromobenzena
sebagai antara
CONTOH SOAL
Tulislah struktur resonans i untuk ion benzeno nium antara dalam brommas i aromatik ben-
zena.
\
Jawab:
. fi\;Br
- H
\d\
+Q B r
. :':L
H o:
0 Br)
zat-antar a ini seringka li dinyatak an oleh
( ~H
El
4-70 Kimia Organi k Jilid 1
Bi·
[
OH ------. 0-Br
B. Efek isotop
Dalam Sub-bab 5 .9A telah dibahas bahw a ikatan CD lebih kuat
daripa da ikatan CH. Jika
pemu tusan ikatan CH merup akan bagian dari tahap penen tu-laju
suatu reaksi, maka laju
reaksi untuk senya wa CD akan lebih lamba t daripada laju senyawa
CH.
Jika tahap penen tu-laj u substitusi aroma tik elektrofilik ialah pemb
entuk an ion benze-
noniu m, maka reaksi benze na terdeu terasi dan reaksi benze na norma
l akan sama cepat.
Ekspe rimen menu njukk an bahw a hal ini memang benar ; benze na
dan perde uterio benze na
{C 6 D6 ) menja lani bromi nasi elektrofilik sama cepat, dan tak dijum
pai efek isotop kineti k.
H*H
H H
Br 2 , FeBr 3
lambat ·
H-qBr ·H*Br
H
-
H
H
- H+
cepat
H H
H H H H
sama H H
cepat
D D D D
D*D D D
Br 2 , Fe8r 3
lambat
D~J
D D j
-o +
cepat D*Br
D D
C. Nitrasi
0
benzena
lambat cepat
D. Alkilasi
01kilasi benzena berupa substitusi sebuah gugus alkil untuk sebuah hidrogen pada cincin.
Alkilasi dengan alkil halida dan runutan A1Cl 3 sebagai katalis, sering dirujuk sebagai alkila-
si Friedel-~~fts) menu~ut nama ahli kimia Perancis Charles Friedel dan James Crafts,
seorang ahli k1m1a Amerika, yang mengembangkan reaksi ini dalam tahun 1877. Reaksi
2-kloropropana dengan benzena dalam kehadiran AlCh merupakan reaksi alkilasi Friedel-
Crafts yang khas.
0 + (CH 3 ),CHCI
AI Cl 3
30°· o-CH(CH 3 ), + HCI
. 2-kloropropana isopropilbenzena
• ~ ~ C,---- (isopropil klorida) (kumena)
. •• :?AICI 3
R ..0c1 R+ + AIC1 4 - _)
l·
Tahap kedua ialah serangan elektrofilik pada benzena, sedangkan tahap ketiga eliminasi se-
buah ion hidrogen. Hasilnya ialah sebuah alkilbenzena.
0 lambat
R+
Satu masalah dalam alkilasi Friedel-Crafts ialah bahwa substitusi suatu gugus alkil pa-
da cincin benzena akan mengaktifka:ti. cincin sedemikian sehingga substitusi kedua dapat ju-
ga terjadi (pengaktifan cincin dan substitusi kedua akan dibahas kemudian dalam bab
ini). Untuk menekan reaksi kedua ini, biasanya digunakan senyawa aromatik berlebih.
0
berlebih
+ (CH 3 ),CHCI
AICl 3
o-CH(CH 3 ), +
Masalah lain dalam alkilasi Friedel-Drafts ialah bahwa elektrofil yang menyerang itu
dapat mengalami penataan-ulang oleh adanya geseran-1,2 ( dari) Ha tau R.
472 Kimia Organ ik Jilid J
,
0 + Cl-{.l ' H 2 C H 2 Cl
1-klo rop ropa.na
isopr opilbenzen a (7CY%) n -prop ilben zena (30% )
(n- prop il klorid a)
Tanpa penataan-ulang:
0 ~ H + CH 0··
I 2 - CI
•. - - - AICI 3
- AIC14 -
CH 2
I
CH 3
O- cH ,C H 2 CH 3
n-propilbenzena
- AIC1 4 -
o - C H(CH 3 ),
karbokation sekunder
·isopropilbenzena
+
[CH- 'CHC H :J +· AIC1 4 -
propena karbokation sekunder
yang lebih stabi/
0 - H+
o-C H( CH 3 ),
E. Asilasi
0 0
Gugus R8- atau Ar~- disebut gugus asil (acyl group). Substitusi suatu gugus asli pada cin-
cin aromatik oleh reaksi dengan suatu halida asam disebut reaksi asilasi aromatik, atau
asilasi Friedel-Crafts. ···
0 0
II
CH 3 CC1
asetil klorida
AICl 3
goo
0- 11'
CCH 3 + HCI
asetofenon
suatu halida asam (97%)
Reaksi ini seringkali merupakan metode terpilih untulc membuat aril keton. Gugus kar-
bonil aril keton ini dapat direduksi menjadi gugus CH2 (Sub-bab 11.7C, jilid 2). Dengan
kombinasi asilasi Friedel- Crafts dan reduksi, dapat disiapkan suatu alkilbenzena tanpa
risiko penataan ulang dari gugus alkil.
AICl 3
zi~~ '0-CH,C H,CH,
kalor (_
propanoil klorida fenil etil keton n-propilbenzena
(90%) (80%)
Mekanisme reaksi asilasi Friedel-Craf ts serupa dengan reaks1 substitusi aromatik elek-
trofilik lain. Nukleofil y~ng menyerang adalah ion asilium (RC=O).
/
karbon elektrofilik
0
II ..
0 l
RC<;,J; + AICI 3
II 0,··
RC---c1---A]C
o+ b:_
l3
-AIC)4 -
[R-c fg -- R-c=~t]
struktur resonans
terpolarisasikan untuk suatu ion asilium
10.7 Ramalkanlah produk organik utama dari reaksi antara benzena dan masin,g-masing
senyawa di bawah ini, dengan AlCl3 sebagai katalis .
CH3 0
I II
'!
(b) CH 3 CH 2 CH -- C CI, diikuti dengan / Hg, HCI
: I
F. Sulfonasi
Sulfonasi benzena dengan asam sulfat berasap (H2 SO4 + SO3) menghasilkan asam benzena-
sulfonat.
Q+so, 40°
Q-so,H
asam benzenasulfonat (50%)
Tidak seperti reaksi substitusi elektrofilik benzena yang lain, sulfonasi bersifat mudah
balik dan menunjukkan efek isotop kinetik yang sedang. Perdeuteriobenze na mengalami
s1,1lfonasi dengan laju kira-kira separuh laju benzena biasa. Dari data ini, disimpulkan bahwa
ion benzenonium antara dalam sulfonasi dapat kembali ke benzena atau terns ke asam ben-
zenasulfonat dengan hampir sama mudahnya (kalau tidak demikian, maka reaksi itu tidak
mudah batik). Juga laju-laju reaksi Tahap 1 dan 2 haruslah lebih sating berdekatan besarnya
daripada untuk reaksi substitusi aromatik e1ektrofilik lain (kalau tidak demikian, reaksi ini
tidak menunjukkan efek isotop kinetik). Gambar 10.8 menunjukkan suatu diagram-energi
untuk sulfonasi benzena. Perhatikan bahwa energi keadaan transisi Tahap 1 dan 2 secara
kasar adalah sama ..
Gugus asam sulfonat mudah digantikan oleh anekaragam gugus lain; oleh karena itu,
asam arilsulfonat merupakan zat-antara yang bermanfaat dalam sintesis. Dalam Sub-bab
10.16 akan diperkenalkan beberapa reaksi asam arilsulfonat ini.
Gambar 10.9 mengikhtisarkan reaksi monosubstitusi benzena.
t
E
~ -- Majunya reaksi -➔
X2
FeX 3 Q-x bromo-atau klorobenzena
HN 0 3
H 2 S0 4 .ONO, nitrobenzena
0 RX+AIX 3 0-
atau alkena + HX + AJX 3 ~ R suatu alkilbenzena
(mungkin ada penataan-
benzena ulang R)
0
II
RCX
AIX 3 suatu f enil keton
( tak ada penataan-ulang R)
~ S0 3 H asam benzenasulfonat
~ (reaksi reversibel)
Substitusi Kedua
Suatu benzena tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua. Beberapa benzena
tersubstitusi bereaksi lebih mudah daripada benzenanya sendiri, sementara benzena substi-
tusi lain lebih sukar bereaksi. Misalnya anilina bereaksi substitusi elektrofilik sejuta kali le-
bih cepat daripada benzena. Sebaliknya, nitrobenzena bereaksi dengan laju kira-kira seper-
sejuta laju benzena! (Seorang ahli kimia tidak akan menunggu lebih lama, melainkan biasa-
nya akan menggunakan reagensia yang lebih kuat dan temperatur lebih tinggi untuk senya-
wa yang kurang reaktif).
Br
anilina Br
\
tak perlu diberi katalis
2,4,6-tribromoanilina (100%)
seperti benze_na
o - N 0 2 + HN0 3
\
jauh lebih perlahan daripada benzena
untuk ternitrasi, kecuali bi/a digunakan
reagensia yang lebih kuat dan temperatur yang lebih tinggi