Anda di halaman 1dari 30

 Kimia Organik 

BAB V
SENYAWA AROMATIK
Wardiyah, M.Si, Apt

PENDAHULUAN

Senyawa aromatik yang paling sederhana adalah benzena, yaitu suatu senyawa
hidrokarbon siklik dengan ikatan rangkap terkonjugasi yaitu ikatan rangkap yang terdapat
pada atom karbon yang saling berdampingan. Benzena dengan rumus molekul C6H6 bila
dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon lain yang beranggotakan 6 karbon misalnya
heksana (C6H14) terlihat bahwa benzena memiliki tingkat ketidakjenuhan yang tinggi. Tetapi
apakah anggapan tentang sifat ketidak jenuhan ini benar? Ternyata benzena walaupun
memiliki ketidakjenuhan seperti halnya senyawa alkena tetapi benzena tidak memiliki sifat-
sifat kimia seperti halnya senyawa alkena. Tentang sifat benzena ini akan dibahas lebih lanjut
di topik berikutnya tetang senyawa aromatik sederhana. Penamaan sebagai senyawa
aromatik untuk benzena dan senyawa turunannya didasarkan pada aroma yang dimiliki
sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Tetapi perkembangan kimia berikutnya
menunjukkan bahwa klasifikasi senyawa kimia dilakukan berdasarkan struktur dan
kereaktifannya, dan bukan atas dasar sifat fisikanya.
Bab 5 ini akan membahas tentang senyawa aromatik yaitu benzena dan turunannya.
Materi pokok senyawa aromatik akan dibagi dalam dua topik yaitu tentang senyawa
aromatik sederhana dan senyawa aromatik heterosiklik. Setelah mempelajari materi dalam
bab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. menyebutkan ciri-ciri senyawa benzena dan turunannya
2. menerapkan tata nama senyawa aromatik berdasarkan strukturnya
3. menjelaskan sifat-sifat senyawa aromatik.
4. menuliskan persamaan reaksi pembuatan benzena dan turunannya
5. menuliskan reaksi yang terjadi pada benzena dan turunannya
6. menyebutkan contoh kegunaan senyawa benzena dan turunannya.
7. menyebutkan ciri-ciri senyawa aromatik polisiklik dan heterosiklik
8. menerapkan tata nama senyawa aromatik polisiklik dan heterosiklik
9. menuliskan reaksi sederhana pada senyawa aromatik polisiklik
10. menjelaskan jenis senyawa heterosiklik berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya
11. menyebutkan contoh senyawa heterosiklik di alam.

Untuk memudahkan mempelajari materi dalam bab ini, anda dapat membaca
dengan seksama materi yang ada kemudian lanjutkan dengan mengerjakan latihan-latihan
soal. Setelah satu topik selesai dipelajari maka lanjutkan evaluasi hasil belajar anda dengan
menjawab soal-soal pada tes.

145
 Kimia Organik 

Topik 1
S
Senyawa Aromatik Sederhana

Benzena adalah senyawa siklik dengan rumus molekul C6H6 yang memiliki enam atom
karbon dengan setiap atom karbonnya terhibidrisasi sp2. Setiap atom karbon hanya memiliki
satu hidrogen yang terikat. Benzena memiliki 3 ikatan rangkap dalam cincinny cincinnya, bila
dibandingkan dengan senyawa hidorkarbon lain yang memiliki enam anggota karbon,
misalnya heksana (C6H14) atau heksena (C6H12), diduga benzena memiliki sifat
ketidakjenuhan yang tinggi seperti halnya alkena. Tetapi ternyata benzena tidak
menunjukkan sifta-sifat
sifat seperti yang dimiliki oleh alkena. Sebagai contoh, benzena tidak
dapat bereaksi seperti alkena, bila benzena direaksikan dengan Br2warna coklat dari bromin
tidak dapat hilang hal ini menandakan tidak terjadi reaksi adisi pada benzena oleh Br2.Reaksi
yang terjadi pada benzena dengan halogen bukan merupakan reaksi adisi tetapi reaksi
substitusi. Sifat-sifat
sifat kimia yang diperlihatkan oleh benzena memberi petunjuk bahwa
senyawa tersebut memang tidak segolongan dengan alkena ataupun sikloalkena.
Penamaan
maan sebagai senyawa aromatik pada awalnya untuk menggambarkan beberapa
senyawa benzena dan turunan benzena yang mempunyai aroma khas, benzena memiliki
aroma yang manis, benzaldehida memiliki aroma seperti buah ceri, peach dan almond,
aroma toluena juga sangat ngat khas yang merupakan aroma dari suatu resin tolu balsam
yangberasal dari pohon myroxylon.
O
C CH3
H

Benzena Benzaldehida Toluena

Benzena merupakan senyawa nonpolar yang banyak digunakan sebagai pelarut


industri, tetapi penggunaannya harus sangat hati-hati
hati karena benzena bersifat karsinogenik.
Pada bidang kefarmasian senyawa aromatik banyak dijumpai dalam beberapa golongan obat
seperti steroid.

146
 Kimia Organik 

A. RUMUS STRUKTUR BENZENA

Friedrich August Kekule pada tahun 1873 menyatakan rumus struktur dari benzena
sebagai suatu struktur heksagonal dengan enam atom karbon yang memiliki ikatan rangkap
berselang-seling.

H H
H C H H C H
C C C C
C C C C
H C H H C H
H H
struktur kekule dengan semua atom dituliskan

Bila benzena direaksikan dengan halogen (Cl atau Br) dengan katalis FeCl 3 maka hanya
akan dihasilkan satu senyawa dengan rumus molekul C6H5X. hal ini menunjukkan bahwa
benzena memiliki atom C dan H yang ekivalen. Tetapi, walaupun benzena mempunyai ikatan
rangkap, benzena tidak mempunyai sifat seperti halnya senyawa alkena. Pada senyawa
alkena reaksi dengan halogen akan menghasilkan reaksi adisi, sedangkan pada benzena
reaksi dengan halogen akan menghasilkan reaksi substitusi. Sifat ini tidak dapat dijelaskan
dengan struktur kekule.
Ikatan rangkap pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tetentu tetapi dapat
berpindah-pindah (delokalisasi), ini yang disebut dengan resonansi. Struktur Kekule
memberikan sumbangan yang sama terhadap hibrida resonansi, yang berarti bahwa ikatan-
ikatan C-C bukan ikatan tunggal dan juga bukan ikatan rangkap, melainkan di antara
keduanya.

struktur resonansi benzena

Cincin benzena juga dapat ditampilkan dalam bentuk segienam beraturan dengan
sebuah lingkaran di dalamnya, dimana pada setiap sudut segienam tersebut terikat sebuah
atom H.

hibrida resonansi dari dan

147
 Kimia Organik 

B. TATA NAMA SENYAWA BENZENA TERSUBSTITUSI

Beberapa senyawa benzena memiliki nama tersendiri yang tidak tersistem. Beberapa
nama yang lazim seperti tercantum dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.1. struktur dan nama-nama beberapa benzena tersubstitusi yang umum

Struktur Nama Struktur Nama

CH3 CH3
toluena orto-xilena

CH3

OH O
fenol C benzaldehida
H

NH2 O
anilin C asam benzoat
OH

H
O
C H
C stirena C Asetofenon
CH3
H

Benzena diberi nama seperti alkana ranta lurus bila sebagai induk. Substituen yang
terikat apda benzena diberi nama sebagai awalan dan diikuti benzena sebagai induknya.
Benzena dapat memiliki satu substituen (monosubstitusi), dua substituen (disubstitusi), atau
lebih dari dua substituen (polisubstitusi). Penamaan benzena mengikuti jumlah substituen
yang terikat padanya.

1. Benzena monosubstitusi
Penamaan untuk benzena monosubstitusi dilakukan seperti pada aturan hidrokarbon
lainnya. Nama substituen sebagai awalan diikuti oleh nama benzenanya.

148
 Kimia Organik 

Br
CH2CH3 NO2

bromobenzena etilbenzena nitrobenzena

Gugus benzena tersubstitusi oleh alkil ini disebut juga sebagai gugus arena. Penamaan
untuk senyawa arena tersubstitusi ini tergantung dari jenis substituen yang terikat padanya.
Bila alkil yang terikat lebih kecil (kurang dari 6 karbon) daripada jumlah karbon penyusun
cincin benzena disebut sebagai benzena tersubstitusi alkil. Tetapi bila jumlah karbon alkil
lebih besar (7 atau lebih karbon) daripada jumlah karbon penyusun cincin benzena maka
disebut sebagai senyawa alkana tersubstitusi fenil (-C6H5). Fenil untuk menyatakan benzena
sebagai substituen. Bila benzena mengikat suatu alkana dengan gugus fungsional disebut
juga sebagai substituen sehingga penamaan untuk cincin aromatiknya sebagai fenil.
Sedangkan penamaan benzil digunakan untuk gugus C6H5CH2-

CH2

gugus fenil gugus benzil

OH CH3

CHCH3 CHCH2CH2CH2CH2CH3
CH2Cl

1-fenil-1-etanol 2-fenilheptana benzil klorida

2. Benzena disubstitusi
Penamaan untuk benzena dengan dua substituen menggunakan awalan orto (o), meta
(m), dan para (p). orto (o) untuk menyatakan substituen pada posisi 1,2 dari cincin benzena.
Meta (m) adalah posisi hubungan substituen pada 1,3. Para (p) menyatakan posisi hubungan
substituen pada 1,4. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus maka
penamaannya menggunakan nama turunan senyawa tersebut. Apabila dua substituen yang
diikat oleh benzena tidak memberikan nama khusus maka penamaan diurutkan berdasarkan
abjad.

149
 Kimia Organik 

O H3CH2C
Br
Br H3C NH2 C
H

Cl Br

o-dibromobenzena m-metilanilina p-klorobenzaldehida m-bromo etilbenzena

3. Benzena polisubsititusi
Benzena yang memiliki substituen lebih dari dua maka maka posisi masing-masing
substituen ditunjukkan dengan nomor. Posisi karbon 1 ditentukan dengan memperhatikan
posisi substituen dua sehingga substituen kedua memiliki posisi serendah mungkin terhadap
substituen pertama. Jika salah satu substituen memberikan nama khusus pada senyawa
aromatik tersebut, maka diberi nama sebagai turunan dari nama khusus tersebut. Jika
semua substituen tidak memberikan nama khusus, posisisnya dinyatakan dengan nomor dan
diurutkan sesuai urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena.
O2 N CH3
Cl O2 N Br
NO2
Cl Cl OH
O2 N
1,2,4-triklorobenzena 2-bromo-3-nitrofenol 2,4,6-trinitrotoluena (TNT)

C. SIFAT FISIS SENYAWA AROMATIK

Benzena dan senyawa hidrokarbon aromatik bersifat nonpolar, tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik seperti dietil eter atau pelarut lain yang nonpolar.
Penggunaan benzena secara luas sebagai pelarut. Benzena bersifat toksik dan karsinogenik.
Titik didih dan titik leleh senyawa aromatik besifat khas, tidak mempunyai pola
tertentu. Misalnya benzena mempunyai titik leleh 5,50C dan titik didih 800C, sedangkan
toluena mempunyai titik leleh -950C dan titik didih 1110C. untuk xilena mempunyai titik leleh
yang berbeda, p-xilena mempunya titik leleh paling tinggi (130C) dibandingkan m-xilena
(480C) dano-xilena (-250C). ciri khas dari senyawa aromatik adalah isomer para akan
mempunyai titik leleh lebih tinggi dibandingkan dengan meta dan orto. Karena p-isomer
lebih simetris dan membentuk kisi kristal yang lebih teratur dan lebih kuat.

D. REAKSI-REAKSI BENZENA

1. Halogenasi
Reaksi halogenasi merupakan reaksi subsititusi. Pada reaksi ini dibutuhkan katalis
misalnya FeX3 misalnya FeCl3 atau FeBr3 yang berperan dalam mempolarisakan molekul

150
 Kimia Organik 

halogen sehingga menghasilkan elektrofil X+. FeCl3 biasanya dibuat dari Fe dan Cl2. Katalis
lain yang dapat digunakan adalah AlCl3. Prosesnya dapat berlangsung sebagai berikut :

2Fe + 3 Br2 2FeBr3


Br – Br + FeCl3 Br+ + FeBr4-
Contoh reaksinya :
Br

Br2 FeBr3 + HBr


+

Cl

+ Cl2 AlCl3 + HCl

2. Nitrasi
Reaksi nitrasi terjadi apabila benzena diolah dengan HNO3 pekat dengan katalis H2SO4
pekat. Pada reaksi nitrasi yang berperan sebagai elektrofil adalah NO2+. Pembentukan NO2+
ini dipercepat oleh H2SO4 pekat.
Reaksinya berlangsung sebagai berikut :
NO2
H2SO4 + H2O
+ HNO3

3. Sulfonasi
Reaksi sulfonasi terjadi apabila benzena direaksikan dengan H2SO4 yang akan
menghasilkan asam benzena sulfonat. Yang berperan sebagai elektrofil adalah SO 3 atau
SO3H+.
SO3H

+ H2SO4 + H2O
panas

4. Alkilasi Friedel-Crafts
Alkilasi benzena merupakan reaksi subsititusi benzena dengan gugus alkil halida yang
menggunakan katalis Al halida, misalnya AlCl3. Reaksi ini pertama kali dikembangkan oleh
Charles Friedel dan James Crafts, ahli kimia dari Amerika, pada tahun 1877.
Contoh reaksinya :
AlCl3
+ CH CH CH Cl CH2CH2CH3 + HCl
3 2 2

benzena propilbenzena

151
 Kimia Organik 

5. Asilasi Friedel-Crafts
Reaksi substitusi gugus asil (RC=O atau ArC=O) pada cincin benzena dapat terjadi
dengan bantuan katalis Al halida (AlCl3). Reaksi ini dapat digunakan untuk menghasilkan
suatu senyawa aril keton.

E. PEMBUATAN BENZENA

Sumber utama senyawa organik adalah dari coal (batubara) dan petroleum (minyak
bumi). Senyawa organik dapat diperoleh dari destilasi ter batubara atau disintesis dari
senyawa alkana yang berasal dari minyak bumi. Destilasi dari batubara akan menghasilkan
berbagai senyawa aromatik seperti benzena, toluena, xilena, fenol, kresol, dan
naftalena.Tetapi metode ini mulai digantikan dengan metode produksi dari minyak bumi
sejak tahun 1930-1940-an, karena hasil produksinya yang rendah yaitu kurang dari 5 %.
Minyak bumi yang kaya dengan senyawa sikloalkana dapat menjadi sumber
pembuatan senyawa aromatik. Senyawa sikloalkana dapat dibuat menjadi senyawa aromatik
melalui proses eliminasi hidrogen (dehidrogenasi), reaksi ini dikenal juga dengan nama
catalytic reforming. Produksi dengan cara ini memberikan sumbangan 30 % dari produksi
dunia untuk senyawa aromatik.
CH3 Mo2O3 . Al2O3, 560 0C
CH3
+ 3H2

metil sikloheksana toluena

Pada skala laboratorium benzena juga dapat dibuat dengan beberapa cara diantaranya
adalah :
1. Distilasi dari natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida berlebih.
O
C + NaOH + Na2CO3
ONa
natrium benzoat benzena

2. Benzena atau alkil benzena juga dapat dibuat melalui proses pirolisis dari senyawa
hidrokarbon alifatik. Contohnya :
470 0C
CH3CH2CH2CH2CH2CH3 Cr2O3
heksana benzena

3. Mengalirkan gas asetilena ke dalam tabung yang panas dengan katalis Fe-Cr-Si akan
menghasilkan benzena.
650 0C
HC CH
Fe-Cr-Si

asetilena benzena

152
 Kimia Organik 

4. reduksi fenol dengan logam seng


OH

+ Zn + ZnO

fenol benzena

5. reaksi asam benzenasulfonat dengan uap air


O
S O
+ H2O + H2SO4
OH

asam benzenasulfonat benzena

F. BENZENA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Benzena dan turunannya banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya


benzena sebagai pelarut. Stirena digunakan dalam bentuk polimer (polistirena) yang
berguna dalam pembuatan isolator listrik, atau bahan pembungkus makanan (gelas, piring
polistirena). Fenol dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai karbol atau lisol yang
berfungsi sebagai desinfektan. Toluena sebagai bahan baku pembuat trinitro toluena suatu
bahan peledak (dinamit). Benzaldehida yang mempunyai bau khas digunakan sebagai bahan
baku pembuatan parfum dan dapat juga digunakan sebagai bahan pengawet.
Beberapa senyawa turunan asam benzoat banyak digunakan dalam bidang farmasi,
misalnya asam asetil salisilat atau asetosal atau aspirin, metil salisilat yang digunakan
sebagai bahan baku obat gosok, natrium benzoat sebagai bahan pengawet makanan, dan
parasetamol sebagai analgesik-antipiretik.

trinitro toluena (TNT)


polistirena

153
 Kimia Organik 

Aspirin atau asetosal


Desinfektan
LATIHAN

1. Gambarkan rumus struktur benzena menurut kekule !


2. Manakah diantara struktur yang merupakan orto,meta, dan para ?
NO2 COOH
Br OH I I

NH2
CH3 CH3 Cl

A B C D E

3. Tuliskan struktur dari :


A. iodobenzena
B. p-kloro benzil bromida
C. 4-bromo-1,2-dimetilbenzena

4. Tuliskan reaksi pembuatan senyawa benzena dari senyawa alifatik dan aromatik.
5. Bagaimana reaksi benzena dengan :
A. Asam nitrat pekat dengan katalis asam sulfat
B. Asam sulfat
C. Kloroetana dengan katalis AlCl3

Petunjuk mengerjakan latihan


1. Benzena digambarkan sebagai struktur heksagonal dengan enam atom karbon yang
memiliki ikatan rangkap berselang-seling.
H H
H C H H C H
C C C C
C C C C
H C H H C H
H H

154
 Kimia Organik 

2. Orto ditunjukkan pada struktur B dan D karena orto adalah posisi substituen pada
cincin aromatik pada karbon 1,2.
Meta ditunjukkan pada struktur A dan E karena meta adalah posisi substituen pada
cincin aromatik pada karbon 1,3.
Para ditunjukkan pada struktur C karena para adalah posisi substituen pada cincin
aromatik pada karbon 1,4. A.

3. A. iodobenzena : menunjukkan benzena monosubstitusi yaitu hanya ada substituen


I (iodo)
I

B. p-kloro benzil bromida : benzena disubstitusi dengan substituen kloro yang


terikat pada benzilbromida pada posisi para
Cl CH2Br
C. 4-bromo-1,2-dimetilbenzena : benzena polisubstitusi dengan 3 substituen pada
cincin aromatik.
CH3
CH3

Br

4. Reaksi pembuatan benzena dengan senyawa alifatik :


650 0C
HC CH
Fe-Cr-Si

asetilena benzena

Reaksi pembuatan benzena dengan senyawa aromatik :


OH

+ Zn + ZnO

fenol benzena

5. A. Reaksi benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan H2SO4akan


menghasilkan senyawa nitrobenzena
NO2
H2SO4 + H2O
+ HNO3

155
 Kimia Organik 

B. Reaksi benzena dengan H2SO4akan menghasikan asam benzena sulfonat


SO3H

+ H2SO4 + H2O
panas

C. Reaksi benzena dengan kloroetana (alkil halida) dengan katalis AlCl3akan


menghasilkan reaksi alkilasi pada senyawa benzena

AlCl3 + HCl
+ CH3CH2Cl CH3CH2Cl

benzena etilbenzena

RINGKASAN

1. Benzena adalah senyawa siklik dengan rumus molekul C6H6 yang memiliki enam atom
karbon dengan satu hidrogen yang terikat pada setiap karbonnya dan tiga ikatan
rangkap.
2. Beberapa benzena dengan substituen tertentu memiliki nama khusus seperti toluena,
fenol, anilina, xilena, asam benzoat, benzaldehida, asetofenon, dan stirena.
3. Benzena dapat tersubstitusi mono, di, atau poli. Penamaan benzen nama substituen
sebagai awalan diikuti oleh nama benzenanya.
4. Penamaan untuk benzena dengan dua substituen menggunakan awalan orto (o), meta
(m), dan para (p). Benzena yang memiliki substituen lebih dari dua maka maka posisi
masing-masing substituen ditunjukkan dengan nomor.
5. Benzena dan senyawa hidrokarbon aromatik bersifat nonpolar, tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik seperti dietil eter atau pelarut lain yang nonpolar.
Titik didih dan titik leleh senyawa aromatik besifat khas, tidak mempunyai pola
tertentu.
6. iri khas dari senyawa aromatik adalah isomer para akan mempunyai titik leleh lebih
tinggi dibandingkan dengan meta dan orto.
7. Benzena dapat mengalami reaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi dan asilasi
friedel craft.
8. Pembuatan benzena dan turunan dapat dilakukan pada skala industri dengan bahan
baku dari batu bara atau minyak bumi.
9. Pada skala yang lebih kecil dapat dilakukan dengah menggunakan senyawa alifatik atau
aromatik. Misalnya, destilasi dari natrium benzoat kering dengan natrium hidroksida
berlebih, pirolisis dari senyawa hidrokarbon alifatik, reaksi gas asetilena dengan katalis
Fe-Cr-Si, reduksi fenol dengan logam seng, dan reaksi asam benzenasulfonat dengan
uap air.

156
 Kimia Organik 

TES 1

1. Pernyataan yang sesuai untuk benzena adalah :


A. Senyawa siklik dengan keenam karbon dan hidrogen ekivalen
B. Mempunyai sifat yang sama seperti alkena
C. Dapat diadisi oleh senyawa halogen
D. Mudah diperoleh di alam

2. Reaksi antara benzena dengan bromin dapat terjadi dengan katalis FeBr3 melalui
mekanisme reaksi :
A. Adisi
B. Eliminasi
C. Substitusi
D. Oksidasi

3. Apakah nama IUPAC dari senyawa berikut ini :


A. Butilbenzoat
B. Isobutilbenzoat
C. Sec-butilbenzoat
D. Tert-butilbenzoat

4. Penamaan yang tepat untuk senyawa dibawah ini adalah :


A. 1-metil-2,5-diklorobenzena
B. 1-4-dikloro-6-metilbenzena
C. 2,5-diklorotoluena
D. 1,4-diklorotoluena

5. Diantara pernyataan berikut :


I. Benzena dan senyawa hidrokarbon aromatik bersifat nonpolar
II. Benzena tidak larut dalam air dan dietil eter
III. Isomer para pada benzena mempunyai titik leleh lebih tinggi dibandingkan meta
dan orto
IV. Benzena banyak diperoleh dari minyak bumi
Manakah yang sesuai untuk benzena ?
A. I, II, dan III
B. I, III, dan IV
C. I, II, dan IV
D. II, III, dan IV

157
 Kimia Organik 

6. Benzena dapat mengalami reaksi halogenasi, nitrasi, sulfonasi, asilasi dan alkilasi
melalui reaksi ..
A. Adisi
B. Eliminisai
C. Substitusi
D. oksidasi

7. Reaksi benzena dengan senyawa klor dengan katalis AlCl3 akan menghasilkan…
A. Klorosikloheksana
B. Klorosikloheksena
C. Klorobenzena
D. Klorobenzoat

8.
O
C CH3
asetofenon
I. Dibuat dengan reaksi dari benzena dengan
II. Membutuhkan katalis H2SO4
III. Reaksinya melalui alkilasi friedelcraft
IV. Membutuhkan katalis AlCl3
pernyataan yang sesuai tentang reaksi pembuatan asetofenon adalah …
A. I dan II
B. I dan III
C. I dan IV
D. II dan III

9. Untuk dapat memperoleh benzena dapat dilakukan dengan reaksi berikut kecuali :
A. Destilasi Natrium benzoat dengan NaOH berlebih
B. Nitrasi senyawa anilina
C. Pirolisis dari hidrokarbon alifatik pada suhu 470 0C dan katalis Cr2O3
D. Reduksi fenol dengan logam seng

10. Senyawa turunan benzena yang banyak digunakan sebagai bahan pembuat wadah
makanan adalah…
A. Toluena
B. Asetofenon
C. stirena
D. xilena

158
 Kimia Organik 

Topik 2
Senyawa Aromatik Polisiklik dan Heterosiklik

Pada Topik 1 sudah dipelajari tentang senyawa benzena dan turunannya. Senyawa
benzena merupakan senyawa aromatik monosiklik karena benzena hanya memiliki satu
cincin aromatik. Senyawa aromatik polisiklik
polisiklik disebut juga senyawa cincin terpadu. Contoh
yang sering kita jumpai sehari-hari
sehari hari adalah naftalena yang digunakan sebagai pengusir
serangga. Turunan dari naftalena digunakan dalam bahan bakar motor.

Gambar 5.1 Naftalena

Selain sebagai senyawa aromatik monosiklik, benzena juga dikenal sebagai senyawa
homosiklik karena dalam atom penyusun cincinnya hanya terdiri dari atom karbon. Pada
kelompok senyawa aromatik dikenal juga senyawa heterosiklik, yaitu suatu senyawa siklik
dimana atom-atom
atom penyusunnya terdiri dari dua atau lebih unsur yang berlainan. Banyak
senyawa aromatik di alam yang penting seperti alkaloid contohnya nikotin dan asam nukleat
dengan gula penyusunnya seperti sitosina, timina, adenina, dan guanina.

Nikotina Adenin

159
 Kimia Organik 

A. TATA NAMA SENYAWA POLISIKLIK

Penamaan untuk senyawa aromatik polisiklik memakai nama individual. Aturan


penomoran pada cincin aromatiknya sudah ditetapkan melalui perjanjian dan tidak berubah
bagaimanapun posisi substituennya. Tiga senyawa aromatik polisiklik yang akan kita pelajari
adalah naftalena, antrasena, dan fenantrena.
6
5 7
8 1 8 9 1 4
2 8
7 2 7 3
6 3 6 3 2 9
5 4 5 10 4 1 10

Untuk naftalena yang mempunyai substituen posisi substituen tersebut dapat


dinyatakan dengan huruf yunani. Terdapat 2 posisi yaitu α dan β. α adalah posisi yang
menunjukkan letak karbon yang paling dekat dengan pertemuan cincin, posisi lainnya adalah
β. sehingga untuk naftalena ada 4 posisi α dan 4 posisi β. Penamaan dengan sistem huruf
yunani ini hanya berlaku untuk naftalena, untuk antrasena dan fenantrena berlaku sistem
bilangan.

NO2
Br O2 N

2-bromonaftalena 3,7-dinitrofenantrena
(β-bromonaftalena)

B. REAKSI PADA SENYAWA AROMATIK POLISIKLIK

1. Reaksi Oksidasi
Senyawa aromatik polisiklik dapat mengalami reaksi oksidasi. Dibandingkan dengan
benzena senyawa aromatik polisiklik lebih reaktif terhadap reaksi oksidasi, reduksi, dan
substitusi karena senyawa aromatik polisiklik dapat bereaksi pada satu cincin dan masih
mempunyai cincin lain yang utuh. Benzena tidak mudah dioksidasi sedangkan oksidasi
naftalena dapat menghasilkan anhidrida asam ftalat atau senyawa kuinon. Antrasena dan
fenantrena juga dapat mengalami reaksi oksidasi menjadi senyawa kunion.
O O
V2O5 OH -H2O
O
udara OH
kalor
O O
naftalena asam o-ftalat anhidrida asam ftalat

160
 Kimia Organik 

Oksidasi naftalena, antrasena dan fenantrena dengan CrO3 dengan asam dapat
menghasilkan senyawa kuinon.
O
CrO3
CH3CO2H

kalor
O
naftalena 1,4-naftokuinon
O
CrO3
H2SO4

kalor
O
antrasena 9,10-antrakuinon
CrO3
H2SO4

kalor
O
O
fenantrena 9,10-fenantrakuinon

2. Reduksi Senyawa aromatik polisiklik


Reduksi senyawa aromatik polisiklik merupakan reaksi hidrogenasi. Reaksi reduksi
dengan natrium dan etanol akan menghasilkan hidrogenasi parsial, pada kondisi ini benzena
tidak dapat direduksi. Cincin polisiklik dapat dihidrogenasi dengan lengkap seperti halnya
benzena dengan menggunakan kalor dan tekanan.
Na, CH3CH2OH Pt
+ 3 H2
kalor 0
225 , 35 atm

naftalena tetralin dekalin

Pt
+ 5 H2
0
225 , 35 atm

naftalena dekalin

Na, CH3CH2OH
kalor

antrasena 9,10-dihidroantrasena

161
 Kimia Organik 

3. Reaksi Substitusi Naftalena


Naftalena, antrasena, dan fennatrena dapat mengalami reaksi substitusi, tetapi
substitusi pada senyawa antrasena dan fenantrena seringkali diperoleh campuran isomer
yang sukar dipisahkan. Reaksi substitusi pada naftalena dapat terjadi reaksi brominasi,
nitrasi, sulfonasi, dan asilasi.
Brominasi
Br

Br2

1-bromonaftalena
Nitrasi
NO2
HNO3, H2SO4

hangat

1-nitroaftalena
sulfonasi
SO3H
H2SO4 pekat, 800C
hangat

asam 1-naftalenasulfonat
Asilasi

O O CCH3
CH3CCl , AlCl3

1-asetilnaftalena

C. TATA NAMA SENYAWA HETEROSIKLIKAROMATIK

Senyawa heterosiklikaromatik banyak terdapat di alam, baik yang berupa cincin


aromatik 5 anggota atau 6 anggota. Senyawa heterosiklik, yaitu senyawa yang memiliki lebih
dari satu jenis atom dalam sistem cincinnya.Senyawa heterosiklik aromatik ini mempunyai
nama khusus. Beberapa nama senyawa aromatik heterosiklik seperti berikut ini :

162
 Kimia Organik 

N N

N O S N S
H H
pirola furan tiofena imidazola tiazola

N
N N
N
N
H N N N
N H
pirazola piridina pirimidina purina

N
N N
N N H
kuinolina isokuinolina indola

Penomoran untuk senyawa heterosiklik aromatik dimulai dari atom yang bukan
karbon. Tetapi bila ada lebih dari satu atom bukan karbon maka penomoran berasarkan
prioritas. Misalnya untuk S dan N, S diberi nomor lebih kecil (prioritas lebih tinggi)
dibandingkan N.
4
4 3 4 N 3
5 3
5 2 5 2
S 6 2
O
1 1 N
1
furan tiazola piridina

Penamaan dengan huruf yunani dapat dilakukan untuk senyawa heterosiklik. Tetapi
hanya berlaku untuk heterosiklik yang hanya mengandung satu heteroatom. Atom karbon
yang dekat dengan heteroatom adalah karbon α. Karbon berikutnya dinamakan sebagai
karbon . Apabila setelah karbon α dan karbon  masih ada karbon, maka karbon tersebut
dinamakan karbon γ.
γ
 

α α
N

piridina

163
 Kimia Organik 

Contoh :

COOH
N SO3H N
N H
asam 3-piridinakarboksilat asam 2-pirolasulfonat 2-fenilpiridina

D. SENYAWA HETEROSIKLIK AROMATIK LIMA ANGGOTA CINCIN

Senyawa heterosiklik lima anggota yang paling sederhana adalah pirola, furan, dan
tiofena.

N O S
H
pirola furan tiofena

Karakteristik kimia dari senyawa heterosiklik aromatik lima anggota adalah mudah
mengalami reaksi substitusi elektrofilik terutama pada posisi kedua cincin. Reaksi substitusi
elektrofilik yang dapat terjadi adalah nitrasi, halogenasi, sulfonasi, dan asilasi Friedel-Crafts
Contoh :
+ HNO3
N NO2
N
H H
O
O SnCl4
+ C
C Cl S
S
2-Benzoiltiofena
Tiofena

dioksan Br
+ Br2 250C O
O
furan 2-bromofuran

Pirola dan tiofena dapat diperoleh dalam jumlah kecil dari batubara melalui proses
destilasi. Tetapi hasilnya sangat kecil. Tiofena dapat disintesis dalam skala industri melalui
reaksi antara n-butana dan sulfur (S) dengan suhu tinggi (560 0C).

164
 Kimia Organik 

560 0C
+ H2 S
CH3CH2CH2CH3 + S
S
n-butana tiofena

Pirola dapat disintesis dalam berbagai cara, diantaranya adalah :


Cu2C2 NH3
HC CH + 2HCHO HOCH2C CCH2OH tekanan N
H
1,4-butunadiol pirola

E. SENYAWA HETEROSIKLIK AROMATIK ENAM ANGGOTA CINCIN

Contoh senyawa heterosiklik aromatik enam anggota adalah piridina. Piridina memiliki
struktur sama dengan benzena, yaitu cincin datar dengan lima atom karbon dan satu atom
nitrogen. Setiap atom dalam cincin terhibridisasi secara sp2. piridina memiliki satu atom
nitrogen yang bersifat elektronegatif maka senyawa piridina bersifat polar, sedangkan
benzena bersifat nonpolar. Karena nitrogen pada piridina bersifat elektronegatif, maka atom
karbon lain dalam cincin menjadi bermuatan positif parsial karena kekurangan elektron.
Karena adanya muatan positif parsial ini menyebabkan piridina reaktifitasnya rendah
terhadap reaksi substitusi elektrofilik dibandingkan benzena.
Cincin aromatik pada piridina tidak mudah mengalami oksidasi seperti halnya benzena.
Oksidasi akan terjadi pada rantai samping yang dapat berubah menjadi senyawa karboksilat
dan cincin aromatiknya akan tetap utuh.

KMnO4, H2O, H+
CH3 CO2H

toluena asam benzoat

CH3 CO2H
KMnO4, H2O, H+

N N

3-metilpiridina asam 3-piridinakarboksilat

Piridina dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik yang akan berlangsung paling
mudah pada posisi kedua dan diikuti posisi keempat.
NH3
kalor
N Br N NH2

2-bromopiridina 2-aminopiridina

165
 Kimia Organik 

Substitusi nukleofilik juga dapat terjadi pada piridina tanpa substituen. Reaksi terjadi
jika digunakan basa yang sangat kuat seperti reagensi litium atau ion amida (NH 2-). Reaksi ini
tidak akan terjadi pada benzena.

F. KUINOLINA DAN ISOKUINOLINA

Senyawa heterosiklik aromatik lainnya adalah kuinolina dan isokuinolina. Kuinolina


adalah Senyawa heterosiklik aromatik yang strukturnya serupa dengan naftalena tetapi
dengan nitrogen pada posisi kesatu. Isokuinolina adalah isomer dari kuinolina dengan atom
nitrogen terletak pada posisi kedua. Penomoran pada isokuinolina tidak dimulai dari atom
nitrogen tetapi dari atom karbonnya.
5 4 5 4
6 3 6 3
7 2 7 N2
N
8 1 8 1

kuinolina isokuinolina

Cincin nitrogen dalam kuinolina dan isokuinolina dapat mengalami reaksi substitusi
elektrofilik dengan lebih mudah dibandingkan piridina. Substitusi elektrofilik terjadi pada
posisi 5 dan 8.
NO2
HNO3
+
H2SO4
N N N
NO2

kuinolina 5-nitrokuinolina 8-nitrokuinolina

NO2
HNO3
+
N H2SO4 N N
NO2

isokuinolina 5-nitroisokuinolina 8-nitroisokuinolina

Kuinolina dan isokuinolina dapat mengalami reaksi substitusi nukleofilik seperti halnya
piridina. Reaksi ini dapat terjadi pada posisi α terhadap nitrogen.

166
 Kimia Organik 

CH3Li
H2O
N N CH3

kuinolina 2-metilkuinolina

NH2-
N H2O N
NH2
isokuinolina 1-aminoisokuinolina

G. CONTOH SENYAWA HETEROSIKLIK


HETER AROMATIK DI ALAM

Alkaloid adalah salah satu senyawa basa bernitrogen yang umumnya berupa senyawa
hetrosiklik yang diekstraksi dari bahan alam. Contoh alkaloid adalah nikotin dan morfin.
Nikotin adalah senyawa yang dalam dosis rendah dapat bertindak sebagai stimulan sistem
syaraf otonom seperti efek yang timbul dari rokok. Nikotin dalam dosis tinggi dapat bersifat
toksik.

Nikotin

Alkaloid dari getah biji candu (Papaver somniverum) salah satunya dalah morfin.
Morfina adalah alkaloidanalgesik yang sangat kuat bekerja
bekerja langsung pada sistem saraf pusat
untuk menghilangkan rasa sakit. Morfin banyak disalahgunakan oleh para pecandu obat
terlarang.

morfina

167
 Kimia Organik 

LATIHAN

1. Berilah nama pada senyawa berikut ini :


Br Br

A.

OH O

B.

C.

CH3
2. Bagaimanakah reaksi antara naftalena dengan :
A. natrium dan etanol
B. asam nitrat dan katalis asam sulfat
3. Bagaimana reaksi oksidasi yang terjadi pada antrasena dan fenantrena
4. Berikan struktur untuk nama senyawa berikut ini :
A. 2-metoksifuran
B. 4,5-diklorokuinolina
C. Asam-3-tiofenakarboksilat
5. Bagaimana hasil dari reaksi berikut ini :
A. Tiofena dengan H2SO4
B. isokuinolina dengan C6H5Li
C. 4-bromopirimidina dengan NH3

Petunjuk Mengerjakan Latihan :


1. Nama senyawa tersebut adalah :
A. senyawa naftalena dengan substituen Br pada posisi karbon 1 dan 8, 1,8-
dibromonaftalena
B. senyawa naftokuinon dengn gugus hidroksi pada karbon 8, 8-hidroksi-1,4-
naftokuinon
C. senyawa dihidroantrasena dengan substituen metil pada karbon 1, 1-metil-9,10-
dihidrofenantrena
2. A. reaksi antara naftalena dengan natrium dan etanol merupakan reaksi reduksi
sehingga akan terjadi hidrogenasi
Na, CH3CH2OH
kalor

naftalena tetralin

168
 Kimia Organik 

B. reaksi naftalena dengan asam nitrat (HNO3) dengan katalis asam sulfat (H2SO4)
merupakan reaksi nitrasi.
NO2
HNO3, H2SO4

hangat

1-nitroaftalena
3. Reaksi oksidasi pada antrasena dan fenantrena akan menghasilkan senyawa kuinon,
reaksi berlangsung dengan adanya CrO3 dan asam sulfat. Reaksi oksdasi berlangsung
pada posisi 9 dan 10 sehingga akan dihasilkan 9,10-antrakuinon pada antrasenan dan
9,10-fenantrakuinon pada fenantrena.

4. A. 2-metoksifuran, merupakan senyawa heterosiklik aromatik lima anggota dari


furan dengan substituen metoksi (OCH3) pada posisi kedua.
O
OCH3
B. 4,5-diklorokuinolina, kuinolina dengan substituen Cl pada posisi 4 dan 5
Cl Cl

N
C. Asam-3-tiofenakarboksilat, senyawa tiofena dengan gugus karboksilat pada
posisi 3.
S

COOH

5. A. Tiofena dengan H2SO4, reaksi substitusi elektrofilik pada posisi kedua


menghasilkan senyawa asam 2-tiofenasulfonat
+ H2SO4
S S SO3H

asam 2-tiofenasulfonat
B. Isokuinolina dengan C6H5Li, reaksi substitusi nukleofilik dimana serangan terjadi
pada posisi α.
C6H5Li
N H2O N

isokuinolina 1-fenilisokuinolina

169
 Kimia Organik 

C. 4-bromopirimidina dengan NH3, substitusi nukleofilik pada piridin dengan


substituen pada posisi-4.
Br NH2
NH3
kalor
N N
4-bromopiridina 4-aminopiridina

LATIHAN

1. Contoh senyawa aromatik polisiklik adalah naftalena, antrasena, dan fenantrena.


2. Aturan penomoran pada cincin aromatiknya sudah ditetapkan melalui perjanjian dan
tidak berubah bagaimanapun posisi substituennya.
3. Oksidasi senyawa naftalena dapat menghasilkan senyawa anhidrida asam ftalat.
Naftalena, antrasena dan fenantrena bila dioksidasi juga dapat menghasilkan senyawa
kuinon, yaitu 1,4-naftokuinon pada naftalena, 9,10-antrakuinon pada antrasena, dan
9,10-fenantrakuinon pada fenantrena.
4. Reduksi senyawa aromatik polisiklik merupakan reaksi hidrogenasi. Naftalena,
antrasena, dan fenantrena dapat mengalami reaksi substitusi, tetapi substitusi pada
senyawa antrasena dan fenantrena seringkali diperoleh campuran isomer yang sukar
dipisahkan.
5. Senyawa heterosiklikyaitu senyawa yang memiliki lebih dari satu jenis atom dalam
sistem cincinnya.
6. Senyawa heterosiklikaromatik dapat berupa cincin aromatik 5 anggota atau 6 anggota.
7. Penomoran untuk senyawa heterosiklik aromatik dimulai dari atom yang bukan
karbon. Tetapi bila ada lebih dari satu atom bukan karbon maka penomoran
berasarkan prioritas.
8. Senyawa heterosiklik lima anggota yang paling sederhana adalah pirola, furan, dan
tiofena.
9. Senyawa heterosiklik aromatik lima anggota adalah mudah mengalami reaksi substitusi
elektrofilik terutama pada posisi kedua cincin.
10. Contoh senyawa heterosiklik aromatik enam anggota adalah piridina. Piridina dapat
mengalami reaksi substitusi nukleofilik yang akan berlangsung paling mudah pada
posisi kedua dan diikuti posisi keempat.

TES 2

1. Senyawa aromatik polisiklik yang terdiri dari 2 cincin benzena adalah …


A. Antrasena
B. Fenantrena
C. Naftalena
D. Toluena

170
 Kimia Organik 

2. Manakah sistem penomoran untuk senyawa aromatik polisiklik berikut ini yang benar ?
A. I dan II
B. I dan III
C. I, II, dan III
D. Hanya I yang benar

3. Bagaimana penamaan untuk struktur molekul berikut ini :


A. Asam 5,7-dimetilantrasena-1-sulfonat
B. Asam 6,8-dimetilantrasena-1-sulfonat
C. 5,7-dimetilantrasena-1-sulfonat
D. 1,3-dimetilantrasena-6-sulfonat

4. Manakah pernyataan yang sesuai :


I. Benzena tidak mudah dioksidasi
II. naftalena dioksidasi menjadi senyawa dihidronaftalena.
III. Reaksi oksidasi Antrasena dengan CrO3 dengan H2SO4 menghasilkan 9,10-
antrakuinon
IV. Reduksi naftalena dengan dengan Natrium dan etanol akan menghasilkan
tetralin
A. I, II, dan III benar
B. I,II, dan IV benar
C. I dan II benar
D. Hanya IV yang benar

5. Pernyataan yang sesuai untuk reaksi naftalena dengan asam sulfat pekat pada suhu
800C adalah …
A. Reaksi oksidasi manghasilkan senyawa kuinon
B. Reaksi substitusi yang akan menghasilkan senyawa nitornaftalena
C. Reaksi dehidrasi yang kan menghasilkan senyawa dihidronaftalena
D. Reaksi substitusi yang akan menghasilkan senyawa asam naftalena sulfonat.

6. Berikut ini adalah senyawa heterosiklik aromatik yang dalam cincinnya mengandung
atom nitrogen adalah :
A. Pirola, tiofena, dan piridina
B. Piridina, pirimidina, dan furan
C. Piridina, furan, dan tiazola
D. Pirazola, pirimidina, imidazola

7. Penamaan yang sesuai untuk struktur berikut ini adalah :


A. 1,3-dinitrotiazola
B. 2,4-dinitrotiazola

171
 Kimia Organik 

C. 2,5-dinitrotiazola
D. 1,4-dinitrotiofena

8. Reaksi nitrasi pada pirola akan menghasilkan…


A. 1-nitropirola
B. 2-nitropirola
C. 3-nitropirola
D. 4-nitropirola

9. Pernyataan yang sesuai tentang piridina dengan benzena adalah ..


A. Piridina dan benzena merupakan senyawa nonpolar
B. Piridina dan benzena tidak mudah dioksidasi
C. Reaktifitas piridina terhadap substitusi tinggi
D. Reaksi eliminasi piridina akan menghasilkan benzena

10. Kuinolina merupakan senyawa heterosiklik aromatik yang mempunyai struktur mirip
dengan naftalena tetapi dengan satu atom nitrogen. Sifat-sifat senyawa kuinolina yang
sesuai adalah …
I. Mempunyai isomer isokuinolina
II. Dapat mengalami reaksi substitusi elektrofilik pada posisi 5 dan 8
III. Mengalami reaksi substitusi nukleofilik pada posisi 5, dan 8
IV. Mengalami reaksi substitusi nukleofilik pada posisi α
A. I dan II benar
B. I dan III benar
C. II dan III benar
D. III dan IV benar

172
 Kimia Organik 

Petunjuk Jawaban Tes

Tes I
1. A, sifatnya berbeda dengan alkena dan tidak diadisi oleh halogen
2. C, reaksi dengan halogen melalui substitusi
3. D, merupakan ester benzoat dengan gugus alkilnya berupa tersier butil.
4. C, merupakan senyawa toluena, substituen Cl terletak pada karbon 2 dan 5
5. B, benzena bersifat nonpolar, isomer para titik leleh lebih tinggi, dan minyak bumi
salah satu sumber dari benzena
6. C, reaksi pada benzena melalui substitusi elektrofilik
7. C, reaksi dengan halogen merupakan reaksi substitusi sehingga tidak ada
perubahan pada ikatan rangkap
8. C, asetofenon dibuat dengan asilasi friedel craft, dengan halida asam dan katalis
AlCl3
9. B, benzena dapat dibuat dengan senyawa alifatik dan aromatik, tetapi bukan
melalui reaksi nitrasi
10. C, stirena dalam bentuk polimer berguna dalam pembuatan wadah makanan
(piring, gelas)

Tes 2
1. C, naftalena adalah senyawa aromatik polisiklik yang paling sederhana
2. B, penomoran sistem aromatik polisiklik mengikuti pola baku, untuk naftalena
seperti no I dan fenantrena no III
3. A, penomoran untuk antrasena mengikut aturan baku, SO3H berada pada posisi 1,
CH3 terikat pada posisi 5 dan 7
4. B, oksidasi naftalena akan menghasilkan senyawa kuinon
5. D, reaksi substitusi yang merupakan reaksi sulfonasi yang akan menghasilkan
senyawa sulfonat.
6. D, furan dalam cincinnya mengandung atom Oksigen dan tiofena mengandung
atom S
7. C, penomoran senyawa dimulai dari atom S.
8. A, reaksi substitusi elektrofilik pada pirola terjadi pada posisi kedua cincin.
9. B, oksidasi pada benzena atau piridina akan terjadi apabila terdapat rantai samping
10. A, isomer kuinolina adalah isokuinolina, reaksi substitusi elektrofilik pada posisi 5
dan 8

173
 Kimia Organik 

Daftar Pustaka

Fessenden, R.J., Fessenden, J.S, Alih Bahasa Pudjaatmaka, A.H, 1982, Kimia Organik Jilid 1,
edisi ke-3 Jakarta : Erlanggan

McMurry, J., 2007, Organic Chemistry,7th edition, California : Wadsworth Inc.

Morrison, R.T, Boyd,R.N, 1992, Organic Chemistry, 7th edition, New Jersey : Prentice Hall Inc.

Riawan, S, 1990, Kimia Organik, Jakarta : Binarupa Aksara

174

Anda mungkin juga menyukai