BAB VIII
SENYAWA SIKLIK DAN PENGGOLONGANNYA
Kompetensi Dasar
3.8 Memahami senyawa siklik dan penggolongannya, serta benzena dan
turunannya
3.9 Memahami senyawa heterosiklik
4.8 Melakukan identifikasi senyawa siklik dan penggolongannya, serta
benzena dan turunannya
4.9 Melakukan identifikasi senyawa heterosiklik
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran pendekatan saintifik dengan model discovery learning,
peserta didik dapat:
1. Menjelaskan senyawa siklik
2. Menggolongkan senyawa siklik
3. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia senyawa siklik
4. Menuliskan reaksi pembentukan senyawa siklik
5. Menjelaskankan kegunaan senyawa siklik
6. Menjelaskan senyawa heterosiklik
7. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia senyawa heterosiklik
8. Melakukan identifikasi senyawa alisiklik
9. Melakukan identifikasi senyawa benzena dan turunannya
10. Melakukan identifikasi senyawa heterosiklik
1
A. Senyawa Siklik
Senyawa siklik adalah senyawa-senyawa yang rantai ikatannya berbentuk
lingkaran (senyawa yang rantai ikatan tidak berpangkal dan tidak berujung,
mempunyai rantai tertutup).
Senyawa siklik digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Senyawa karbosiklik (homosiklik)
Merupakan senyawa siklik yang atom lingkarnya hanya terdiri dari atom karbon
saja.
Senyawa ini terbagi 2, yaitu:
a. Senyawa alisiklik, yaitu senyawa siklik yang mempunyai sifat-sifat seperti
senyawa alifatik.
Senyawa alisiklik terbagi 2, yaitu:
1) Sikloalkana
Sikloalkana merupakan senyawa hidrokarbon yang tersusun oleh
ikatan jenuh membentuk siklik atau cincin. Rumus molekul senyawa ini
adalah CnH2n. Sikloalkana diberi nama sesuai dengan julah atom karbon
dalam cincinnya dengan awalan siklo-. Contoh:
2) Sikloalkena
Sikloalkena merupakan senyawa alisiklik dengan ikatan tidak jenuh
(ikatan rangkap dua). Dapat mengandung satu atau lebih ikatan
rangkapyang tidak terkonjugasi. Contoh:
2
Senyawa alisiklik dapat mengalami isomerisasi berdasarkan letak
substituennya, atau lebih dikenal dengan stereoisomer. Stereoisomer
adalah senyawa yang memiliki posisi ikatan atom yang sama tetapi berbeda
pada orientasi bentuk tiga dimensinya. Suatu alisiklik dapat dijumpai dalam
bentuk cis- atau trans-. Sikloalkana kurang reaktif, kecuali siklopropana.
b) Prostaglandin
Merupakan senyawa karboksilat dengan jumlah atom C sebanyak 20
buah dan inti siklopentana. Hormon ini berperan dalam mengatur
berbagai macam fungsi fisiologis manusia seperti: dilatasi bronkus,
agregasi platelet darah, dan penghambatan sekresi gastrin.
c) Karoten
Merupakan suatu pigmen jingga pada wortel.
b. Senyawa aromatik (benzena), yaitu senyawa siklik yang tersusun oleh enam
atom karbon segi enam beraturan dengan ikatan rangkap terkonjugasi.
benzena
3
Senyawa siklik banyak dijumpai dalam keseharian kita. Bahan bakar,
minyak esensial, obat-obatan seperti parasetamol, sulfonamide, dan antibiotic
merupakan contoh senyawa siklik. Beberapa hormon seperti estrogen,
progesteron, dan testosteron juga termasuk di dalamnya.
2. Senyawa heterosiklik
Merupakan senyawa siklik yang atom lingkarnya kecuali tersusun atom karbon
(C) juga terdapat atom lain seperti: O,N, S.
1. Pengertian Benzena
Benzena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai rumus
molekul C6H6. Keenam rantai karbon membentuk rantai tertutup dengan ikatan
rangkap yang berselang seling dan masing-masing atom karbon mengikat 1
atom H seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
4
Kedudukan C dan H dalam molekul senyawa benzena bersifat ekuivalen,
sedangkan letak ikatan rangkap tidak tetap dan selalu berpindah-pindah.
Perubahan ini disebut resonansi. Resonansi mengakibatkan ikatan rangkap
dalam benzena stabil.
resonansi
H H H
H I H CH3 H OH
H H H H H H
H H H
Iodo benzena Metil benzena Hidroksi benzena
Cl CH3
H H H H
H Cl H H
H Br
m-dikloro benzena p- bromo toluena
5
3. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena
a. Benzena Satu Substituen (monosubstitusi)
Benzena satu substituen merupakan benzena di mana satu atom H
disubstitusi dengan substituen. Nama senyawa turunan satu subtituen
menurut sistem IUPAC adalah seperti berikut.
H
H
H NO2
H Br
H H
H H
H
H
Nitro benzena Bromo benzena
-COOH Karboksilbenzena
4. C6H5COOH
(asam) (Asam benzoat)
6
No Rumus
Struktur Gugus Nama
. Molekul
-CHO Aldehidabenzena
6. C6H5CHO
(aldehida) (Benzaldehida)
-OCH3 Metoksibenzena
7. C6H5OCH3
(metoksi) (Anisol)
Cl Cl Cl
H Cl H H H H
H H H Cl H H
H H Cl
1,2-diklorobenzena 1,3-diklorobenzena 1,4-diklorobenzena
Orto-diklorobenzena meta-diklorobenzena para-diklorobenzena
7
dianggap sebagai gugus utama dan gugus yang lain dianggap sebagai
gugus terikat dengan urutan prioritas seperti berikut.
H Cl H H
H OH
m-kloro anilina p-nitrofenol
Pada contoh senyawa p-nitro fenol, gugus OH lebih prioritas dari
gugus NO2 sehingga gugus OH sebagai gugus utama. Sehingga
penamaannya 1,4-nitrofenol atau p-nitrofenol.
Cl CH3 OH
H H NO2 NO2 H
H
Cl Cl H H H Cl
H NO2 Cl
1,3,5-triklorobenzena 2,4,6-trinitrotoluena 3,4-diklorofenol
4. Sifat-Sifat Benzena
8
Benzena mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon
lain. Sifat-sifat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
9
Subsitusi atom H ini mengakibatkan pembentukkan senyawa-senyawa
turunan benzena. Reaksi subsitusi pada benzena berlangsung dalam 3 tahap,
yaitu
1. Pembentukkan elektrofilik,
Elektrofilik adalah senyawa yang kekurangan elektron
2. Serangan elektrofilik pada inti benzena membentuk zat antara kation
benzonium
3. Pelepasan proton sehingga menghasilkan produk
Ada beberapa jenis reaksi subsitusi benzena, antara lain raksi halogenasi,
nitrasi, sulfonasi, alkilasi dan asimilasi.
1) Reaksi Halogenisasi
Reaksi halogenasi adalah reaksi pergantian atom Holeh atom halogen,
seperti Br, Cl, dan I. Biasanya digunakan gas Br, Cl, dan I sebagai
pereaksi dengan katalis Besi (III) halida.
+ Cl2 + HCl
2) Reaksi Alkilasi
Reaksi alkilasi adalah reaksi penggantian atom H oleh gugus alkil
(CnH2n+1). Biasanya digunakan alkil halide sebagai pereaksi dengan
bantuan katalis Aluminium klorida (AlCl3).
10
+ CH3Cl + HCl
3) Reaksi Nitrasi
Reaksi nitrasi adalah reaksi pergantian atom H oleh gugus nitro (NO 2).
Biasanya digunakan asam nitrat pekat (HNO 3) sebagai pereaksi dengan
bantuan katalis asam sulfat pekat (H2SO4)
+ HNO3 + H2O
4) Reaksi Sulfonasi
Reaksi sulfonasi adalah reaksi penggantian atom H oleh gugus sulfonat
(SO3H). Biasanya diguanakan asam sulfat berasap (H 2SO4 + SO3) pada
suhu 40oCsebagai pereaksi.
+ H2SO4 + H2O
5) Reaksi asilasi
Reaksi asilasi merupakan reaksi penggantian atom H oleh gugus asil
(CH3C=O). pada reaksi tersebut biasanya digunakan halide asam, seperti
CH3COCl (asetil klorida) dan CH3C=OCl (propanoil klorida) sebagai
pereaksi dengan bantuan katalis aluminium klorida (AlCl 3)
11
+ CH3COCl + HCl
+ CH3COCl
+ HCOOCl + H2O
Benzaldehida
b) Addisi
Ada beberapa jenis reaksi addisi pada benzena yaitu hidrogenisasi dan
klorinasi
1) Reaksi hidrogenasi
Adisi oleh H2 dengan katalisator sinar maatahari, Ni, atau Pt
Ni
+ 3H2
Sikloheksana
2) Klorinasi
Adisi oleh Cl2, dengan katalisator sinar matahari, Ni, Pt
12
c) Oksidasi
Reaksi ini merupakan reaksi pembakaran dari benzena
+ 14 O2 4CO2 + 6H2O + 8C
6. Pembuatan Benzena
Benzena dapat dibuat dengan cara:
a) Penyulingan bertingkat minyak bumi
Cara ini berdasarkan pada perbedaan titik didih dari komponen-
komponen penyusunnya, sehingga diperoleh fraksi-fraksi murni seperti
benzena, toluena, xylena, dan sebagainya.
b) Sintetik
(1) Destilasi kering Ca-benzoat dengan Ca(OH) 2 atau Na-benzoat dengan
NaOH.
(2) Hidrolisis asam benzena sulfonat dengan cara dipanaskan dengan
larutan HCl.
(3) Reaksi antara fenol dengan serbuk Zn
(4) Polimerisasi etuna pada suhu didih dengan katalisator Fe, Si, C
13
c. Asam salisilat, digunakan sebagai bahan anti iritasi. Turunan dari asam
salisilat yaitu asam asetilsalisilat (aspirin) digunakan sebagai analgetik.
d. Asam benzoat digunakan sebagai pengawet makanan. Garam dari asam
benzoat yaitu Natrium benzoat digunakan sebagai bahan pengawet
makanan dalam kaleng.
e. Anilina, merupakan bahan dasar dalam pembuatan zat warna diazo dan
bahan pembuat plastik poliuretan.
f. Toluen, digunakan sebagai pelarut dan bahan baku pembuatan bahan
peledak TNT (trinitrotoluena).
g. Dikloro difenil trikloroetana (DDT) digunakan sebagai pestisida. Namun
penggunaan DDT saat ini dilarang karena dapat meninggalkan residu pada
tanaman dan bersifat toksik pada manusia.
C. Heterosiklik
Senyawa heterosiklik adalah senyawa siklik yang mengandung atom karbon
(C) dan atom lainnya seperti atom Nitrogen (N), Belerang (S), Pospor (P), Oksigen
(O). Senyawa heterosiklik dapat bersifat aromatis maupun non aromatis. Senyawa
heterosiklik non aromatis memiliki sifat serupa dengan senyawa non aromatis yang
tidak siklik. Senyawa heterosiklik aromatis yang paling banyak dijumpai di alam
berupa cincin lima atau enam. Struktur cincin dapat tersusun atas cincin tunggal
(monosiklik) atau cincin terpadu (polisiklik). Dibawah ini terdapat contoh beberapa
senyawa heterosiklik:
D. Polisiklik
Senyawa polisiklik adalah senyawa yang tersusun dari dua atau lebih sistem
cincin. Beberapa senyawa polisiklik diperoleh dari alam seperti estrogen (hormon
pada wanita), Vitamin K, dan naftalena. Sama seperti senyawa heterosiklik,
14
senyawa polisiklik juga dibedakan menjadi senyawa polisiklik aromatis dan senyawa
polisiklik non aromatis. Sementara berdasarkan jenis atom penyusunnya, senyawa
polisiklik dapat diklasifikasikan menjadi senyawa homosiklik (karbosiklik) dan
senyawa heterosiklik. Di bawah ini beberapa senyawa polisiklik.
15