MAKROMOLEKUL
KIMIA SMK
KELAS/SEMESTER : XII/5
Makromolekul (Polimer)
1
Peta Konsep
berupa
Molekul
tersusun atas
Makromolekul Polimer
disebut
dikelompokkan berdasarkan
Monosakarida
polisakarida Protein
Mempunyai
Tata nama,rumus,struktur
Kegunaan
Makromolekul (Polimer)
2
MAKROMOLEKUL
Setiap hari kita selalu mengkonsumsi makanan bukan? setidaknya kita makan sebanyak 3
kali dalam sehari. Agar badan sehat, kita membutuhkan makanan yang sehat juga. Coba
kamu perhatikan gambar di bawah ini! Tahukah kamu, zat apa yang terkandung dalam
sumber makanan tersebut?
Tahukah kamu kalau karbohidrat, protein, dan lemak itu termasuk kedalam makromolekul
atau polimer? Kenapa demikian? Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar 1. Makromolekul
Ket:
Gambar 1. Makromolekul
Ket:
Gambar 2.
Bukan - Terdiri dari 3 atom
makromolekul atau lebih
Dari gambar (1) terlihat bahwa penyusun dari molekul tersebut terdiri dari ribuan
atom atau lebih dan ukuran molekulnya sangat besar antara 10 – 1000 Å. Sedangkan pada
gambar (2), molekulnya hanya disusun oleh beberapa atom saja. Dari hasil pengamatanmu
pada gambar tersebut, dapatkah kamu menjelaskan apa itu makromolekul?
Makromolekul (Polimer)
3
Makromolekul adalah molekul yang sangat besar dengan ukuran
10 -1000 Å, yang terbentuk dari ratusan bahkan ribuan atom.
2. Berikanlah masing-masing 3
contoh dari makromolekul
dan bukan makromolekul!
(a) (b)
Sebagian makromolekul mempunyai struktur yang lebih teratur, yakni tersusun dari
unit-unit terkecil dengan struktur yang karakteristik dan berulang, mulai dari 50 – ribuan unit.
Nah, makromolekul yang seperti itu disebut dengan Polimer. Reaksi pembentukan polimer
dikenal dengan sebutan Polimerisasi. Perhatikan salah satu contoh polimer di bawah ini!
O H H H H H
C O C O C O C O C O
H C H H H H H H n
Metanal Polimetanal
(Monomer) (Polimer)
Dari struktur di atas, apakah yang dapat kamu amati? Di sana terlihat bahwa polimer
polimetanal dibentuk dari metanal. Makromolekul disusun oleh unit-unit terkecil. Tahukah
kamu, disebut apakah unit terkecil tersebut? Perhatikan gambar di atas!
Makromolekul (Polimer)
4
Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa polimetanal disusun dari monomer metanal.
Maka dapat dikatakan, unit terkecil penyusun polimer adalah monomer. Untuk lebih
memahaminya perhatikan contoh lain dari polimer di bawah ini!
Latihan 2
(b)
Makromolekul (Polimer)
5
Polimer Adisi
Terbentuk dari reaksi polimerisasi adisi
Berdasarkan
jenis reaksi
Polimer Kondensasi
polimerisasi
Terbentuk dari reaksi polimerisasi kondensasi
Homopolimer
Terdiri dari monomer-monomer sejenis
Berdasarkan
jenis Kopolimer
monomer Terdiri dari setidaknya 2 jenis monomer
Polimer penyusun
Termoplas
Bersifat lunak jika dipanaskan dan dapat dicetak
kembali menjadi bentuk lain
Berdasarka Termoset
n sifat Mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi
karakteristi lunak jika dipanaskan.
k
Elstomer
Bersifat elastis atau dapat mulur jika ditarik dan
dapat kembali ke bentuk awal jika gaya tarik
dihilangkan
Berdasarkan
Polimer Alam
polimer yang berasal dari alam
asal
Polimer Sintetis
Polimer yang tidak berasal dari alam
Makromolekul (Polimer)
6
A. Penggolongan Polimer
Dari berbagai jenis polimer yang banyak kita jumpai, dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Polimer Berdasarkan Asalnya
a. Polimer Alam
Di alam, kamu dapat menjumpai makromolekul di mana-mana bahkan di dalam tubuh
sekalipun. Lihatlah gambar di bawah ini, mungkin salah satu di antaranya adalah
makromolekul yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari
makhluk hidup (alam).contoh polimer alam dapat dilihat pada tabel
berikut :
Makromolekul (Polimer)
7
b. Polimer Sintetis
H H H H H H Polimerisasi H H H H H H
C=C C=C C=C C C C C C C
H H H H H H H H H H H H
Etena Poli(etena)
Gambar 6. Polietena.
Kapas, wol, karet alam, sutera, karbohidrat, protein dan lemak adalah polimer alam.
Sedangkan jaket sintetik dan alat-alat dari plastik merupakan polimer sintetis
Makromolekul (Polimer)
8
2. Polimer Berdasarkan Jenis Monomer
a. Homopolimer
b. Kopolimer
Makromolekul (Polimer)
9
Jenis-jenis Kopolimer
4 Kopolimer bercabang, A A A A A A
Yaitu kopolimer yang
tesusun dari beberapa B B
monomer dan monomer
lain terikat sebagai B B
cabang
B B
Contoh Kopolimer ;
Saran dengan monomer vinil klorida dan 1,2-dikloroetena
PET dengan monomer asam ftalat dan etilen glikol
SBR dengan monomer stirena dan butadiena
ABS dengan monomer akrilonitril,butadiena dan stirena
nilon,
tetoron,
urea-metanal
Makromolekul (Polimer)
10
(a) botol minuman (b) Sendal Karet (c) Stop kontak
Dapatkah kamu membedakan sifat dari ketiga benda tersebut? Bagaimana sifat
fisiknya?
(a) Botol minuman bersifat ringan, transparan, dan tidak terlalu keras/kaku
(b) Sendal karet bersifat lebih lunak dan bisa ditarik (elastis)
(c) Stop kontak bersifat kaku/permanen dan keras
Makromolekul (Polimer)
11
Latihan 4
Makromolekul (Polimer)
12
Sarung tangan
(a) (b)
Gambar (a) merupakan pembentukan polimer polietena dari monomer etena secara
adisi, sedangkan gambar (b) adalah polimer nilon yang dibentuk dari 2 jenis monomer yaitu
asam adipat dan 1,6-diaminoheksana dengan melepaskan molekul H2O. Dapatkah kamu
membedakkan dari kedua reaksi pembentukan tersebut? Apakah perbedaan dari reaksi adisi
dan kondensasi?
Dari reaksi tersebut dapat dilihat pada reaksi adisi polimer terbentuk dari satu jenis
monomer dan produk reaksi hanya polimer saja, sedangkan pada reaksi kondensasi polimer
dapat dibentuk dari 2 jenis monomer dan pada produk reaksi selain polimer juga melepaskan
molekul kecil.
a. Polimer Adisi
Makromolekul (Polimer)
13
Terbentuk dari penggabungan monomer-monomer melalui reaksi polimerisasi adisi
yang melibatkan ikatan rangkap (ikatan jenuh). Produk reaksi ini hanya polimer saja.
Poli(etena)
Pada reaksi polimerisasi ini, monomer yang terlibat sebagian besar berasal dari alkena dan
turunannya yang memiliki ikatan C = C.
Polipropena
(Polipropilena)
PVC
(Polivinilklorida)
Politetrafluoroete
na
(PTFE)
Teflon*
Polistirena
Makromolekul (Polimer)
14
Polibutadiena
Poliakrilonitril
(PAN)
Orlon*
(Vinil sianida)
Polimetilmetakril
at (PMMA)
Serat akrilat
Plexiglass*
Cat akrilik
Lucite*
Metilmetakrilat
Polimetanal
Metanal
SBR (Styrene
Butadiene
Rubber)
Saran*
(1,2 – dikloroetena)
Dilihat dari reaksi-reaksi di atas, umumnya pembentukan polimer secara adisi memiliki pola
yang sama kecuali SBR (Styrene Butadiene Rubber) dan Saran*, yaitu :
– Monomer-Monomer-Monomer Polimer
Makromolekul (Polimer)
15
Maka, pembentukan polimer dengan pola seperti di atas berdasarkan jenis monomernya
digolongkan menjadi homopolimer, yakni polimer yang terdiri dari monomer – monomer
sejenis.
Contohnya:
Polietena dengan 1 jenis monomer, yakni etena.
PVC dengan 1 jenis monomer, yakni vinil klorida.
b. Polimer Kondensasi
Selain pembentukan secara adisi, polimer juga bisa dibuat dengan cara kondensasi.
Bagaimanakah pola reaksinya? Simaklah penjelasan berikut ini.
Gambar 10. Nilon pada tali pancing adalah suatu polimer kondensasi
Ciri khas dari reaksi polimerisasi kondensasi adalah monomernya mengandung gugus
fungsi dan dihasilkannya produk samping, seperti H2O, HCl, NH3, dan CH3OH. Produk
samping ini merupakan gabungan dari gugus fungsi setiap monomer.
Makromolekul (Polimer)
16
2. Poliamida (Nilon 6.6, Kevlar)
a. Nilon 6.6
b. Kevlar
3. Bakelit
4. Perspex
+
Makromolekul (Polimer)
17
a. Panjang Rantai / Jumlah Monomer
Kekuatan polimer akan bertambah dengan semakin panjangnya rantai/jumlah
monomer karena terdapat semakin banyak gaya antarmolekul antara rantai-rantai
penyusunnya. Jika gaya antarmolekul pada rantai besar, polimer menjadi kuat dan
sukar meleleh.
b. Susunan Rantai Satu Terhadap Lainya
Susunan rantai satu terhadap lainnya dapat bersifat teratur membentuk daerah
kristalin dan acak membentuk daerah amorf. Polimer yang membentuk daerah
kristalin akan lebih kuat karena rantai-rantainya tersusun rapat,meski kurang fleksibel.
Adapun polimer yang membentuk daerah amorf akan bersifat lemah dan lunak
Sementara itu, sifat kimia polimer yaitu tahan korosi (tidak mudah teroksidasi )dan
tahan kerusakan terhadap lingkungan yang ekstrim.
Polimer sintetis mempunyai aplikasi yang begitu luas dan telah banyak
menggantikan materi lain, seperti kayu, wol, kertas, karet alam, dan juga logam karena
sifatnya yang tahan korosi, jauh lebih ringan di samping murah. Perhatikanlah contoh
aplikasinya di bawah ini:
Makromolekul (Polimer)
19
- Sebagai plastik yang kaku
dan mudah pecah untuk
kotak kaset, dan peralatan
sendok/garpu/pisau plastik.
-Sebagai foam, yakni
styrofoam yang memiliki
insulator panas yang baik
sehingga digunakan untuk
wadah minuman/ makanan,
di samping sebagai gabus
penahan benturan dalam
kemasan alat elektronik.
-Sebagai plastik tangguh
dengan teknik produksi
khusus dan penggunaan
aditif untuk aplikasi
komputer, perabot rumah
tangga, dan dinding.
Teflon (PTFE) Bersifat tangguh, tahan panas
dan zat kimia. Teflon
digunakan sebagai lapisan anti
lengket pada alat masak dan
alat ski.
Makromolekul (Polimer)
20
Polimetanal Termoset yang tahan panas
dan digunakan sebagai ketel
listrik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, polimer sintetis banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti, kantong plastik, plastik pembungkus makanan dan minuman,
alat-alat listrik, dan alat-alat rumah tangga. Selain memiliki manfaat, polimer sintesis juga
berdampak negatif terhadap lingkungan. Perhatikan gambar di bawah ini:
Makromolekul (Polimer)
21
Gambar 8. Dampak polimer terhadap lingkungan.
Dampak negatif dari polimer sintetis terhadap lingkungan di antara lain sebagai
berikut:
1. Barang-barang yang berasal dari polimer sintetis tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk
sampah yang tidak dapat membusuk. Sehingga, dapat menyebabkan penyumbatan
saluran air yang menyebabkan banjir dan polusi air.
2. Sampah polimer sintetis jika dikuburkan akan menyebabkan polusi tanah, karena benda-
benda tersebut tidak akan hancur.
3. Sampah polimer sintetis tidak boleh dibakar, karena akan menyebabkan polusi udara dan
juga dapat menghasilkan senyawa dioksin. Senyawa dioksin adalah suatu senyawa gas
yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
5. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, jika terkena panas dikhawatirkan
monomernya akan terurai dan akan mengontaminasi makanan.
Makromolekul (Polimer)
22
Untuk mengurangi pencemaran plastik dapat dilakukan:
a. Mengurangi penggunaan plastik.
b. Memisahkan sampah plastik dengan sampah organik, sehingga dapat didaur ulang.
c. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
d. Jangan membakar sampah plastik.
e. Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
1) gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas,
2) gunakan penciuman, jika makanan/minumam bau plastik jangan
dikonsumsi.
f. Biodegradable polimer.
RANGKUMAN
Polimer berasal dari kata poli ( banyak) dan mer( monomer : satu unit pembentuk)
jadi, polimer merupakan molekul besar atau makro molekul ( molekul raksasa ) yang
tersusun dari monomer-monomer.
Berdasarkan sumbernya polimer dibagi menjadi 2 yaitu polimer alam dan polimer
sintetis.
Berdasarkan jenis reaksinya polimerisasinya,polimer dikelompokkan menjadi:
Polimer adisi terbentuk dari penggabungan monomer-monomer melalui reaksi
polimer adisi yang melibatkan ikatan rangkap
Polimer kondensasi terbentuk dari penggabungan monomer-monomer melalui
polimerisasi kondensasi dimana dilepas molekul kecil.seperti H2O,HCl
Berdasarkan jenis monomernya,polimer sintetis dikelompokkkan menjadi :
Homopolimer,yakni polimer yang terdiri dari monomer-monomer sejenis
Kopolimer,yakni polimer yang terdiri dari setidaknya 2 jenis monomer
Berdasarkan sifatnya,polimer sintetis dapat dikelompokkkan menjadi :
Termoplas bersifat lunak jika dipanaskan,dan dapat dicetak kembali menjadi
bentuk lain
Makromolekul (Polimer)
23
Termoset mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan
Elastomer bersifat elastis atau dapat mulur jika ditarik dan kembali ke bentuk
awal jika gaya tarik dihilangkan
DAFTAR PUSTAKA
Johari, J.M.C, dan Rachmawati N dkk. 2008. Kimia SMA dan MA untuk Kelas XII.
Jakarta :Esis
Justiana,Sandri dan Muchtariadi. 2009, Chemistry for Senior High School Bilinggual.
Jakarta :Yudistira
Rufaida, Anis Dyah dan Waldjinah. 2012. Pegangan Guru Kimia. Jakarta : Intan Pariwara
Makromolekul (Polimer)
24