Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 3

PENENTUAN BERAT MOLEKUL (Mn) POLIMER


DENGAN METODE VISKOSITAS

Lailatul Barokah (081711733022)


Dosen : Alfian Pramudita Putra, S.T, M.Sc.
Tanggal Percobaan: 3/09/2019
Pratikum Eksperimen Teknikbiomedis
Laboratorium Teknobiomedik – Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Abstrak :

Pada eksperimen ini bertujuan untuk menentukan berat molekul (Mn) polimer (polistirena) dengan menggunakan
metode viskositas. Hingga saat ini, polistirena memberikan banyak manfaat untuk menunjang kehidupan
manusia. Polistiren merupakan material yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Penggunaan
polistiren yang terus berkembang sedangkan polistiren yang tersedia dialam jumlahnya terbatas. sehingga
diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik polistiren agar dapat mengembangkan polistiren
sintetis. Selain itu dengan mengetahuinya kita dapat menggunakan bahan polistiren yang sesuai dan tepat.
Salah satu sifat yang mempengaruhi suatu polimer adalah berat molekul (Mn). Metode yang digunakan
adalah viskositas Ostwald. Pelarut murni toluena sebagai pembanding dialirkan ke dalam tabung viskositas
Ostwald. Larutan polistiren yang terbuat dari campuran polistiren dan toluena dengan konsentrasi tertentu
juga dialirkan ke dalam tabung. Waktu alir tiap konsentrasi akan berbeda. Waktu tersebut dimasukkan dalam
rumus sehingga memperoleh nilai viskositas larutan,viskositas spesifik dan viskositas reduksi. Viskositas intrinsik
diperoleh dengan metode ekstrapolasi grafik antara viskositas reduksi dengan konsentrasi larutan. Hasil
akhir menunjukkan bahwa berat molekul polistiren adalah
Kata kunci : berat molekul, metode viskositas,viskositas oswald,polistiren

1. Penadahuluan mengetahui berat molekul polimer, kita dapat


mengetahhi karakteristik polimer tersebut. Sehingga
Polimer Salah satu bahan yang banyak digunakan kita dapat menyesuaikan polimer tersebut dengan tepat.
untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah Agar dapat menghasilkan polistirena yang
polimer. Contohnya Polypropylene (PP) pada arpet berkualitas baik, dan dapat memberikan keuntungan
dan jok, Polietilena densitas rendah (LDPE) pada tas yang lebih besar kepada masyarakat, dan aman bagi
Grocery, Polietilen kerapatan tinggi (HDPE) pada lingkungan. Salah satu macam polimer ialah polistirena
botol Deterjen dan mainan anak, Poli (vinil klorida) yang merupakan polimer sintetik yang transparan
(PVC) pada Pipa, Politetrafluoroetilen (PTFE, Teflon) dengan sifat fisik dan sifattermal yang baik, dan relatif
pada panci, Poli (vinil asetat) (PVAc) pada Cat dan tahan terhadapdegradasi baik oleh mikroorganisme
perekat serta Polikloropren(cis trans+) (Neoprene) didalam tanah maupun oleh sinar matahari.Polistirena
pada pakaian selam dan masih banyak lagi. Polimer bebas dari aditif, bersifat non-toksik serta tidak
juga tersedia dari alam. Contohnya adalah selulosa menunjang terjadinya pertumbuhan jamur dan bakteri
dalam kayu dan kertas, polisakarida dalam tumbuhan (O’Driscoll,1964). Polistirena terdiri dari banyak stirena
,karet, protein dalam daging, amilum pada jagung dan yang mempunyai rumus molekul NC6H5CH7CH2,
beras dll. Namun polimer alam suatu saat dapat habis dengan berat molekul 104,14 pada densitas (30oC)
jika digunakan terus menerus tanpa ada pembaharuan. 0,906 gr/cm.
Sehingga diperlukan cara untuk mengatasinya. Salah
satu satunya dengan percobaan pada polimer adalah 2. Studi Pustaka
menentukan berat molekul polimer (Mn). Dengan
Polimer adalah molekul besar vang dibangun oleh asam adipat dengan heksametilena), PVC (dari vinil
pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana klorida). polietilena, poliester (dari diasil klorida dengan
Kesatuan-kesatuan berulang ini ekivalen dengan alkanadiol).
monomer ka pengulangan kesatuan berulang tu
Berdasarkan jenis monomer dibedakan atas dua jenis
berstruktur linear ( seperti rantai) maka moiekul-molekul
yaitu Hopolimer dan Kopolimer. Homopolimer
polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai
terbentuk dari sejenis. polipropilena, selulosa. PVC,
atau rantai polimer. Rantai polimer dapat juga
teflon. Yang kedua adalah Kopolimer terbentuk dari -
bercabang. Beberapa rantai linier atau bercabang dapat
IIouotI Contoh: polisterina, monomer monomer-
bergabung melalui sambungan silang membentuk
monomer yang tak sejenis. Contoh: nilon 66. tetoron.
polimer bersambung silang Jika sambungan silang
dakron. protein (dari berbagai pentosa. basa nitrogen.
terjadi ke berbagal arah maka terbentuk polimer
dan asam fosfat). bakelit (dari fenol dan melamin (dari
sambung silang tiga dimensi yang sering disebut dengan
urea dan formaldehida). Berdasarkan sifat
polimer jaringan. Berat molekul ( Mn ) merupakan salah
termalnya.polimer macam asam amino). DNA (dari
satu faktor yang menentukan sifat polimer. Faktor
formaldehida).
penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer
adalah susunan rantai di dalam polimer dan derajat Berdasarkan sifat termalnya, polimer dibedakan atas
kekristalannya ( derajat kekristalan rendah maka akan dua jenis yaitu polimer termoplas dan polimer
bersifat kenyal dan berdaya renggang besar, begitu termosetting. Polimer termoplas/termoplastis adalah
sebaliknya ). Polimer dapat diklasifikasikan menurut asal polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
atau sumbernya, strukturnya, sifat termalnya, komposisi kembali ke bentuk semula. Contoh: PVC, polietilena,
dan kristalinitasnya, Menurut sumbernya, polimer polipropilena. Polimer thermosetting adalah polimer
dibedakan dalam dua jenis, yaitu polimer sintetik buatan yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak dapat
dan polimer alam Contoh dan Opolimer sintetik adalah kembali ke bentuk semula. Contoh: melamin, selulosa.
polietilen (PE), pglimetil metakrilat (PMAA), polivinil Salah satu cara menentukan molekul polimer adalah
kdorida (PVC), dan polistiren (PS), sedangkan contoh metode Viscometer Oswald berat viskositas Ostwald.
dari polimer alam adalah pollisakarida, protein, pati, digunakan untuk mengukur sampel yang encer atau
lignin dan selulasa. Menurut sifat termalnya polimer kurang kental. Berdasarkan persamaan, dengan
memiliki dua tipe, yaitu polimer termoplastik dan membandingkan sampel cairan dan cairan menggunakan
termosetting. Termoplastik mempunyai sifat melunak alat yang sama. Pembanding Viskositas dapat
pada pemanasan, misalnya mylon, polipropilen, dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang
polistiren (PS), dan polyester, sedangkan termoseting merupakan gesekan antara molekul - molekul satu
mempunyai gifat kaku dan tidak melunak pada dengan yang lain. Beberapa jenis cairan yang mudah
pemanasan, misalnya melamin, formaldehid dan bakelit. dapat mengalir memiliki viskositas yang rendah, dan
Bila ditiniau dari komposisinya polimer digolongkan sebaliknya bahan yang sulit diubah memiliki viskositas
dalam dua kelompok besar, yaitu homopolimer (polimer yang tinggi. Viskositas intrinsik yang dikemukakan oleh
yang tersusun dari satu jenis monomer) dan kopolimer mark dan houwink adalah :
(polimer yang tersusun dari dua atau lebih monomer
yang berbeda)(Bilimeyer, 1984). Viskositas suatu cairan [ ŋ ] = K . Ma
polimer berbeda sifatnya dengan cairan biasa (isotrop).

Berdasarkan sumbernya polimer dibedakan menjadi dua Dengan [ ŋ ] adalah viskositas intrinsik, k dan a adalah
jenis. Pertama adalah polimer alam yang berasal dari ketetapan untuk jenis polimer tertentu. Viskositas
alam dan makhluk hidup. Contohnya karet alam ( dari larutan polimer dapat diketahui dengan persamaan :
monomer-monomer 2-metil-1,3 butadiena/isoprena),
selulosa (dari monomer-monomer glukosa), protein
(dari monomer-monomer asam amino), amilum dan
asam nukleat. Kedua adalah Polimer sintesis buatan
yaitu polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat terlebih dahulu oleh manusia. Contoh: nilon (dari
sesuai dengan komposisi: Dengan t1 adalah waktu alir 3.3 Cara Kerja
rata-rata pelarut murni, t* adalah waktu alir untuk
pelarut dan [ŋ*] adalah viskositas pelarut mumi. untuk  Pembuatan larutan polistirena
menentukan viskositas spesifik (ŋsp) menggunakan
persamaan:
Larutan polistirena dibuat
dengan berbagai macam konsentrasi, polistiren
berbentuk butiran plastik. Sebelumnya polistiren kami
timbang tanpa campuran toluene dengan berat tertentu
Dengan ŋ viskositas larutan polimer dan ŋ* adalah untuk mendapatkan konsentrasi sebanyak 4 variasi
viskositas pelarut murni. Persamaan ini mengambarkan yaitu 0,275%, 0,582%, 0,745% dan 1%. Setelah itu
peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer. polistiren tersebut dilarutkan dengan pelarut toluence
Perbandingan ŋsp/c pada pengenceran tak terhingga sebanyak 10 ml, sehingga massa polistirena yang
disebut viskositas intrinsic dan diberi lambang ŋread. digunakan untuk masing-masing konsentrasi secara
selanjutnya dapat menentukan nilai viskositas reduksi berurutan menjadi 0,0275 gram, 0,582 gram, 0,0745
dengan persamaan : gram dan 0,01 gram. Setelah terukur massa polistirena
dan volume toluene untuk masing-masing konsentrasi,
maka kemudia dimasukan sebuah magnet bertujuan
untuk dapat melarutkan polistirene dengan cara diaduk
secara homogen dan

 Pengukur waktu Alir Larutan


3. Metodologi Pada masing-masing laruran polistirena dengan variasi
konsentrasi yang telah dibuat, selanjutnya dilakukan
3.1 Bahan dan Alat pengukuran waktu alir larutan polistirena menggunakan
1. Polistiren viskometer ostwald, sehingga diperoleh t* (dari larutan
2. Toluene polistirena dengan konsentrasi0%), t1, t2, t3, t4.
3. Stopwatch Pengukuranwaktu alir ini dilakukan sebanyak 3
4. Gelas ukur kaliuntuk masing-masing konsentrasi
5. Tabung reaksi kemudiandiambil rata-ratanya.
6. Tabung Viskosimeter Oswald
 Analisi Data
3.2 Prinsip Kerja Data yang telah diperoleh meliputivariasi konsentrasi
Metode yang digunakan adalah viskositas Ostwald. dan waktu alir kemudiandianalisis sebagai berikut :
Pelarut murni yang digunakan adalah Toluena.
- Penentuan Viskositas Larutan
Larutan polistiren dibuat dari campuran sejumlah
polistirenc dengan toluene. Pelarut toluena murni dan
larutan polimer dengan konsentrasi tertentu di alirkan
dalam tabung Ostwald. Kemudian dihitung waktu
alirnya. Waktu alir tersebut di masukkan kedalam Dimana :
rumus pada dasar teori sebelumnya untuk menentukan
berat molekul polimer. Besar viskositas intrinsik di ŋ* : viskositas murni toluene ( 5,58 x 104 kg m-
1 s-1 )
peroleh dari metode ekstrapolasi grafik viskositas
reduksi terhadap konsentrasi. - Penentu Viskositas Spesifik

- Penentu Viskositas Reduksi


Kemudian pertama kami dapat menentukan nilai
viskositas larutan ( ŋ ) dengan menggunakan rumus :

Dimana :

C : Konsentrasi larutan polistiren


Sehingga diperoleh hasil viskositas berturut-turut
- Penentu Viskositas intrinsik [ ŋ ] melalui sesuai tabel. Pada C1 didapatkan viskositasnya 6,8 x
ekstrapolasi ke sumbu y pada grafik ŋred = f (C). 105, C2 didapatkan viskositas 8,7 x 105, C3 didapatkan
Hubungan antara viskositas reduksi terhadap viskositasnya . 8,7 x 105, dan C4 didapatkan viskositasnya
variasi konsentrasi. 1,08 x 106. setelah didapatkan nilai viskositas kita dapat
- Penerapan persamaan Mark and Houwink menentukan nilai Viskositas Spesifiknya dengan
[ ŋ ] =K . Ma menggunakan rumus persamaan 2 .
Dimana :
[ ŋ ] : viskositas intrinsik
K : 12.103 ml/g
a : 0,71
Sehingga diperoleh nilai ŋsp pada tabel C1, C2, C3, C4,
M : berat molekul polimers
p secara berurutan yaitu 11.19, 14.625, 16.19, dan 18.375.
setelah memperoleh nilai viskositas spesifik kami
dapat menghitung viskositas reduksi ŋred dengan
4. Hasil dan analisis menggunakan rumus pada persamaan 3 .

t (s) t
v
m (gr) c (%) (rata-
(ml)
1 2 4 rata)

Sehingga diperoleh nilai viskositas reduksi berturut-


0,0275 0,275 10 78 78 78 78
turut sbesar 7843,13 gr/mol, 5577,93 gr/mol,
5048,48 gr/mol, dan 4478,21 gr/mol.. Kemudian
0,0582 0,582 10 100 100 100 100
dengan menggunakan persamaan Mark dan Houwink
yaitu [ ŋ ]= K.Ma maka dapat dicari berat molekulnya
0,0745 0,745 10 110 109 111 110
yaitu dengan C1, C2, C3, C4, rumus untuk menghitung
berat molekuk adalah dengan : Ma
0,1 1 10 124 125 123 124
[𝜂] = 𝐾. Ma ⋯ (4)
0.71
√3390
Dari percobaan yang telah dialakukan mendapatkan
nilai rata-rata waktu t, dan untuk t* yang diperlukan bagi Didapatkan hasil sebagai berikut dengan
toluene dari garis batas atas hingga ke batas bawah pada
diketahui 𝜂* = viskositas murni toluene (5,58.104
tabung viskosimeter oswald yakni selama 6,4s.
kg/ms), K = 12.10-3 ml/g, dan a = 0,71.
Larutan Waktu Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Berat Molekul
Alir (s) Toluene Larutan (𝜂) spesifik reduksi (M)
(𝜂*) (𝜂sp) (𝜂red)

C1 78 6,4 6,8 x 105 11,19 4067,77 7843,13 gr/mol

C2 100 6,4 8,7 x 105 14,625 2507,11 5577,93 gr/mol

C3 110 6,4 9,6 x 105 16,19 2175,07 5048,48 gr/mol

C4 124 6,4 1,08 x 106 18,375 1835,48 4478,21 gr/mol

5. Pembahasan
viskositas semakin tinggi juga. Dalam hal ini,
Praktikum berat molekul memiliki tujuan
diperlukan pula waktu alir saat konsentrasi
untuk mengukur berat molekul sebuah larutan
larutan polistirena 0% untuk digunakan dalam
dengan menggunakan metode Oswald. Cara kerja
penentuan viskositas larutan polistirena pada
praktikum ini, yaitu membuat larutan polimer
semua konsentrasi, sehingga viskositas larutan
dengan konsentrasi yang berbeda-beda, yaitu
bergantung pada waktu alir yang diperlukan. Di
0.275%, 0.582%, 0.745% dan 1%, dan kemudian
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
dilarutkan dengan toluene sebesar 10mL. Setelah
kohesi antara molekul zat cair. Setelah melakukan
itu dilakukan pengenceran pada polistirene
pengukuran waktu alir , dilakukan perhitungan
dengan cara mengaduk sampai tidak ada butir-
masing-masing viskositas larutan, viskositas
butir polistiren. Untuk memudahkan proses
spesifik dan viskositas reduksi. Sehingga
pengadukan, digunakan magnet dan magnetic
diperoleh nilai viskositas larutan berturut-turut.
stirrer. Magnet dimasukkan ke dalam larutan
Pada C1 didapatkan viskositasnya 6,8 x 105, C2
polistirena dalam gelas beker, lalu gelas beker
didapatkan viskositas 8,7 x 105, C3 didapatkan
diletakkan pada mangnet stirrer. Larutan akan
viskositasnya . 8,7 x 105, dan C4 didapatkan
diaduk secara otomatis, hingga larut dengan viskositasnya 1,08 x 106. Dan nilai viskositas spesifik
sempurna. Dalam pengadukan dapat dikatakan masing-masing konsentrasi yaitu 11.19, 14.625, 16.19,
semakin banyak polistiren yang dilarutkan maka dan 18.375 dan Viskositas reduksi yaitu 7843,13
akan semakin cepat untuk larut dan begitu gr/mol, 5577,93 gr/mol, 5048,48 gr/mol, dan 4478,21

sebaliknya. Kemudian langkah selanjutnya gr/mol. dan diperoleh berat molekul dengan masing-
masing adalah sebesar [7843,13 ; 5577,93 ; 5048,48 ;
masing-masing larutan polistiren dilakukan
4478,21].
pengukuran waktu alir dengan menggunakan
viskometer oswald. Diketahui pada waktu alir jika
semakin tinggi konsentrasi larutan, maka waktu
alir yang diperlukan juga semakin tinggi dan
sehingga diperoleg grafik sebagai berikut

Dari grafik regresi, dapat dianalisis jika nilai


viskositas pada C1, C2, C3, dan C4 selalu
menurun, dimana seharusnya viskositasnya
semakin naik karena saat konsentrasi semakin
besar, berat molekulnya juga semakin besar.
Hal ini terjadi, kemungkinan karena
kesalahan perhitungan yang dilakukan, atau
kesalahan pada saat praktikum.

6. Kesimpulan

Berat molekul dapat ditentukan dengan metode


Oswald diamana sebuah polimer dengan pelarut
yang nantinya dapat dihitung waktu kecepata
larutan untuk turun. Sehingga didapatkan berat
molekul pertama 7843,13, berat molekul kedua
5577,93, berat molekul ketiga5048,48, berat
molekul keempat 4478,21. Semakin tinggi
konsentrasi maka viskositas larutan.semakin
tinggi, dan berat molekul juga semakin tinggi.

7. Daftar Pustaka

1. Cowd, M.A, 1991, Kimia Polimer , Penerbit


ITB, Bandung.
2. Third edition, JohnWiley and Sons,New
York.
3. Brandrup,J.Immerqut,1989,Polymer
Handbook, John Wiley & Sons,
Inc,New York

Anda mungkin juga menyukai