--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak :
Pada eksperimen ini bertujuan untuk menentukan berat molekul (Mn) polimer (polistirena) dengan menggunakan
metode viskositas. Hingga saat ini, polistirena memberikan banyak manfaat untuk menunjang kehidupan
manusia. Polistiren merupakan material yang banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Penggunaan
polistiren yang terus berkembang sedangkan polistiren yang tersedia dialam jumlahnya terbatas. sehingga
diperlukan penelitian untuk mengetahui karakteristik polistiren agar dapat mengembangkan polistiren
sintetis. Selain itu dengan mengetahuinya kita dapat menggunakan bahan polistiren yang sesuai dan tepat.
Salah satu sifat yang mempengaruhi suatu polimer adalah berat molekul (Mn). Metode yang digunakan
adalah viskositas Ostwald. Pelarut murni toluena sebagai pembanding dialirkan ke dalam tabung viskositas
Ostwald. Larutan polistiren yang terbuat dari campuran polistiren dan toluena dengan konsentrasi tertentu
juga dialirkan ke dalam tabung. Waktu alir tiap konsentrasi akan berbeda. Waktu tersebut dimasukkan dalam
rumus sehingga memperoleh nilai viskositas larutan,viskositas spesifik dan viskositas reduksi. Viskositas intrinsik
diperoleh dengan metode ekstrapolasi grafik antara viskositas reduksi dengan konsentrasi larutan. Hasil
akhir menunjukkan bahwa berat molekul polistiren adalah
Kata kunci : berat molekul, metode viskositas,viskositas oswald,polistiren
Berdasarkan sumbernya polimer dibedakan menjadi dua Dengan [ ŋ ] adalah viskositas intrinsik, k dan a adalah
jenis. Pertama adalah polimer alam yang berasal dari ketetapan untuk jenis polimer tertentu. Viskositas
alam dan makhluk hidup. Contohnya karet alam ( dari larutan polimer dapat diketahui dengan persamaan :
monomer-monomer 2-metil-1,3 butadiena/isoprena),
selulosa (dari monomer-monomer glukosa), protein
(dari monomer-monomer asam amino), amilum dan
asam nukleat. Kedua adalah Polimer sintesis buatan
yaitu polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat terlebih dahulu oleh manusia. Contoh: nilon (dari
sesuai dengan komposisi: Dengan t1 adalah waktu alir 3.3 Cara Kerja
rata-rata pelarut murni, t* adalah waktu alir untuk
pelarut dan [ŋ*] adalah viskositas pelarut mumi. untuk Pembuatan larutan polistirena
menentukan viskositas spesifik (ŋsp) menggunakan
persamaan:
Larutan polistirena dibuat
dengan berbagai macam konsentrasi, polistiren
berbentuk butiran plastik. Sebelumnya polistiren kami
timbang tanpa campuran toluene dengan berat tertentu
Dengan ŋ viskositas larutan polimer dan ŋ* adalah untuk mendapatkan konsentrasi sebanyak 4 variasi
viskositas pelarut murni. Persamaan ini mengambarkan yaitu 0,275%, 0,582%, 0,745% dan 1%. Setelah itu
peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer. polistiren tersebut dilarutkan dengan pelarut toluence
Perbandingan ŋsp/c pada pengenceran tak terhingga sebanyak 10 ml, sehingga massa polistirena yang
disebut viskositas intrinsic dan diberi lambang ŋread. digunakan untuk masing-masing konsentrasi secara
selanjutnya dapat menentukan nilai viskositas reduksi berurutan menjadi 0,0275 gram, 0,582 gram, 0,0745
dengan persamaan : gram dan 0,01 gram. Setelah terukur massa polistirena
dan volume toluene untuk masing-masing konsentrasi,
maka kemudia dimasukan sebuah magnet bertujuan
untuk dapat melarutkan polistirene dengan cara diaduk
secara homogen dan
Dimana :
t (s) t
v
m (gr) c (%) (rata-
(ml)
1 2 4 rata)
5. Pembahasan
viskositas semakin tinggi juga. Dalam hal ini,
Praktikum berat molekul memiliki tujuan
diperlukan pula waktu alir saat konsentrasi
untuk mengukur berat molekul sebuah larutan
larutan polistirena 0% untuk digunakan dalam
dengan menggunakan metode Oswald. Cara kerja
penentuan viskositas larutan polistirena pada
praktikum ini, yaitu membuat larutan polimer
semua konsentrasi, sehingga viskositas larutan
dengan konsentrasi yang berbeda-beda, yaitu
bergantung pada waktu alir yang diperlukan. Di
0.275%, 0.582%, 0.745% dan 1%, dan kemudian
dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
dilarutkan dengan toluene sebesar 10mL. Setelah
kohesi antara molekul zat cair. Setelah melakukan
itu dilakukan pengenceran pada polistirene
pengukuran waktu alir , dilakukan perhitungan
dengan cara mengaduk sampai tidak ada butir-
masing-masing viskositas larutan, viskositas
butir polistiren. Untuk memudahkan proses
spesifik dan viskositas reduksi. Sehingga
pengadukan, digunakan magnet dan magnetic
diperoleh nilai viskositas larutan berturut-turut.
stirrer. Magnet dimasukkan ke dalam larutan
Pada C1 didapatkan viskositasnya 6,8 x 105, C2
polistirena dalam gelas beker, lalu gelas beker
didapatkan viskositas 8,7 x 105, C3 didapatkan
diletakkan pada mangnet stirrer. Larutan akan
viskositasnya . 8,7 x 105, dan C4 didapatkan
diaduk secara otomatis, hingga larut dengan viskositasnya 1,08 x 106. Dan nilai viskositas spesifik
sempurna. Dalam pengadukan dapat dikatakan masing-masing konsentrasi yaitu 11.19, 14.625, 16.19,
semakin banyak polistiren yang dilarutkan maka dan 18.375 dan Viskositas reduksi yaitu 7843,13
akan semakin cepat untuk larut dan begitu gr/mol, 5577,93 gr/mol, 5048,48 gr/mol, dan 4478,21
sebaliknya. Kemudian langkah selanjutnya gr/mol. dan diperoleh berat molekul dengan masing-
masing adalah sebesar [7843,13 ; 5577,93 ; 5048,48 ;
masing-masing larutan polistiren dilakukan
4478,21].
pengukuran waktu alir dengan menggunakan
viskometer oswald. Diketahui pada waktu alir jika
semakin tinggi konsentrasi larutan, maka waktu
alir yang diperlukan juga semakin tinggi dan
sehingga diperoleg grafik sebagai berikut
6. Kesimpulan
7. Daftar Pustaka