Anda di halaman 1dari 4

1

Penentuan Berat Molekul (Mn) Polimer dengan Metode Viskositas

Beatrix Joselyn El Tito1*


1
Airlangga University, Indonesia

*beatrixjet@gmail.com

Abstract: Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia kecil
dan sederhana yang disebut monomer. Salah satu factor yang mempengaruhi sifat polimer adalah
berat molekul. Pada praktikum ini digunakan metode viskositas untuk menghitung berat molekul
suatu polimer yaitu polistirena. Dengan memanfaatkan variasi konsentrasi, maka didapatkan
waktu alir dan viskositas yang juga berbeda-beda.

Keywords: Polimer, polistirena, viskositas, variasi konsentrasi.

1. Pendahuluan berpengaruh terhadap sifat makroskopik suatu


polimer, yang meliputi sifat thermal, fisis,
Polimer didefinisikan sebagai substansi
mekanik maupun sifat optik. Oleh sebab itu
yang terdiri dari molekul-molekul yang
penentuan berat molekul suatu polimer
menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu
merupakan aktivitas yang harus dilakukan
unit monomer. Polimer dapat diklasifikasikan
untuk dapat memperkirakan karakteristik
menurut sumbernya, strukturnya, sifat
polimer tersebut. Salah satu metode yang dapat
termalnya, komposisi dan kekristalinitasnya.
dilakukan adalah dengan metode viskositas
Menurut sumbernya, polimer dibedakan
yang memanfaatkan toluena, suatu zat
menjadi dua, yaitu polimer sintetik dengan
berbentuk cairan yang tidak memiliki warna dan
contoh polietilene (PE), polimethyl metakrilat
beraroma seperti benzene sebagai pelarut.
(PMAA), polyvinyl chloride (PVC), and
Dipilih toluene, karena zat yang akan digunakan
polistirene (PS), dan polimer alam contohnya
adalah polistirena yang merupakan senyawa
polisakarida, protein, pati, lignin, dan selulose.
yang tersusun dari monomer stirena dimana
Sifat polimer sangat bergantung pada berbagai
stirena tersebut merupakan senyawa aromatik.
faktor. Salah satu faktornya adalah berat
molekul polimer (Mn). Faktor ini sangat
2

2. Bahan dan Metode gelas beker, lalu gelas beker diletakkan pada
mangnet stirrer. Larutan akan diaduk secara
Untuk praktikum ini, digunakan beberapa
otomatis, hingga larut dengan sempurna.
alat dan bahan yaitu :
Larutan yang sudah larut dengan sempurna
a. Polistirena sebagai polimer yang hendak
dimasukkan kedalam tabung viskosimeter
diuji
Oswald untuk dihitung waktu alirnya.
b. Toluena sebagai pelarut
Menggunakan katup pada pipet filler, larutan
c. Stopwatch
dinaikkan melebihi garis di bagian atas.
d. Gelas ukur
Stopwatch disiapkan sebelum tekanan di
e. Gelas beaker
kembalikan ke dalam pipet filler. Saat larutan
f. Tabung viskosimeter Oswald
melewati garis atas, stopwatch dihidupkan,
g. Pipet tetes
kemudian diberhentikan ketika larutan melewati
h. Spatula
garis bawah. Data yang didapatkan kemudian
i. Timbangan digital
dicatat. Metode ini dilakukan 3 kali. Karena
j. Magnet
keterbatasan waktu, kita tidak dapat mengambil
k. Magnetic stirrer
data waktu alir toluene murni, sehingga
l. Pipet filler
menggunakan data kelompok sebelumnya untuk
Praktikum penentuan berat molekul polimer waktu alir toluene murni adalah 6,4 s.
ini dimulai dengan mempersiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Langkah awal
adalah membuat larutan polistirena dengan 3. Hasil

variasi konsentrasi adalah 0,275%, 0.582%, Penentuan ini bertujuan untuk mengetahui
0.745%, dan 1%, maka agar mencapai berat molekul dari suatu polimer yang pada
konsentrasi tersebut dengan pelarut toluene praktikum digunakan polimer polistirena. Dari
sebanyak 10 ml, polistirena yang dibutuhkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data
secara berturut-turut adalah sebanyak 0,0275 sebagai berikut :
gram, 0.0582 gram, 0.0745 gram, dan 0.1 gram.
t (s) t
Massa polistirena didapatkan dengan v
m (gr) c (%) (rata-
menggunakan timbangan digital. (ml) 1 2 4
rata)
Langkah selanjutnya adalah mengaduk
0,027
polistirena agar larut dalam toluene. Untuk 0,275 10 78 78 78 78
5
memudahkan proses pengadukan, digunakan 0,058
0,582 10 100 100 100 100
magnet dan magnetic stirrer. Magnet 2
dimasukkan ke dalam larutan polistirena dalam 0,074 0,745 10 110 109 111 110
3

¿
5 η−η
ηsp = ¿
0,1 1 10 124 125 123 124 η … (2)
Kemudian dilakukan perhitungan untuk Selanjutnya dibutuhkan perbandingan antara
menentukan viskositas tiap hasil pengukuran ηsp dan nilai c atau dapat bisa disebut η red
(persamaan 1), setelah itu, tentukan viskositas (viskositas intrinsik). Perhitungannya
spesifik (persamaan 2) dan viskositas dirumuskan dengan :
reduksinya (persamaan 3). Kemudian setelah ηsp
ηred =
didapat viskositas reduksi/instrinsiknya, cari c … (3)
berat molekulnya (persamaan 4)
Nah, rumus untuk menghitung berat
Nilai η larutan dikerjakan menggunakan molekuk adalah dengan : Ma
rumus :
[ η ] =K . M a ⋯ (4 )
t ¿
η= ¿ [ η ] 0.71
t … (1) √3390
Lalu, untuk mendapatkan nilai η sp Didapatkan hasil sebagai berikut dengan
(viskositas spesifik larutan), digunakan rumus : diketahui η* = viskositas murni toluene
(5,58.104 kg/ms), K = 12.10-3 ml/g, dan a =
0,71.

Larutan Waktu Viskositas Viskositas Viskositas Viskositas Berat Molekul


Alir (s) Toluene (η Larutan (η ¿ spesifik (η reduksi (η red) (M)
*) )
sp

C1 78 6,4 6,8 x 105 11,19 4067,77 7843,13 gr/mol


C2 100 6,4 8,7 x 105 14,625 2507,11 5577,93 gr/mol
C3 110 6,4 9,6 x 105 16,19 2175,07 5048,48 gr/mol
C4 124 6,4 1,08 x 106 18,375 1835,48 4478,21 gr/mol
4

Penentuan Berat Molekul Polimer


14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4

Viskositas reduksi Konsentrasi


Linear (Konsentrasi)

4. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum, menunjukkan 5. Kesimpulan


bahwa lama waktu alir suatu larutan polimer Dari hasil dan pembahasan praktikum, dapat
dengan beragam konsentrasi akan berbeda- disimpulkan bahwa berat molekul untuk C1,
beda. Masing masing konsentrasi akan memiliki C2, C3, dan C4 masing-masing adalah sebesar
waktu alir yang berbeda. Konsentrasi [7843,13 ; 5577,93 ; 5048,48 ; 4478,21]
dipengaruhi oleh jumlah polistiren. Semakin
besar jumlah polistiren,semakin besar gaya Daftar Pustaka
gesek yang memperlambat aliran larutan pada
tabung viskositas Ostwald. gaya gesek tersebut
[1] American Academy of Ophtalmology.
berasal dari molekul-molekul polistiren yang
Clinical refraction in clinical optics. Basic and
saling menggesek satu sama lain.
Clinical Science Course. 2009-2010: 125-14
Dari grafik regresi, dapat dianalisis jika nilai
viskositas pada C1, C2, C3, dan C4 selalu [2] Virna dwi dr, ratna sitompul dr, dkk.
menurun, dimana seharusnya viskositasnya Kalkulasi kekuatan lensa tanam IOL dengan
semakin naik karena saat konsentrasi semakin capsular tension ring pada ekstraksi katarak
besar, berat molekulnya juga semakin besar. miopia tinggi dalam sudut pandang target
Hal ini terjadi, kemungkinan karena kesalahan refraksi. Jakarta: Ophtalmologi Indonesia. 2005;
perhitungan yang dilakukan, atau kesalahan 32: 190-196
pada saat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai