Anda di halaman 1dari 2

Ada beberapa metode untuk mengukur besarnya BM suatu polimer, antara lain:

1.Analisa gugus ujung/End point.

Metode ini digunakan untuk menentukan polimer yang mempunyai BM

< 10.000 karena BM yang rendah bisa mendapatkan larutan sehingga

analisanya lebih mudah.

Contoh khas penentuan berat molekul dengan metode ini adalah penetapan berat molekul poliester
tak jenuh. Poliester merupakan polimer linier dengan berat molekul yang relatif rendah dibuat dari
senyawa anhidrida atau asam dikarboksilat dan diol. Akan ditentukan BM poliester, yang
mempunyai 1 gugus fungsi COOH per mol polimer.

Bila 1 g poliester memerlukan 10 cc larutan standar NaOH dengan konsentrasi 0,01 mol/L. Maka
massa molekul nisbi polimer tersebut:

Jumlah mol NaOH yang digunakan: (10/1000)L x 0,01 mol/L= 10-4 mol

1mol –COOH ≈ 1 mol NaOH

10-4mol NaOH ≈10-4 mol –COOH ≈ 1g –COOH

BM - COOH = 1/10-4 = 104 g/mol

2.Osmometri.

Diantara berbagai metode penetapan berat molekul rata-rata jumlah yang didasarkan pada sifat-
sifat koligatif, osmometri menggunakan membran merupakan metode yang sangat bermanfaat.

Osmosis adalah perpindahan pelarut melalui suatu membran dari pelarut murni ke dalam larutan
atau dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat. Membran tersebut hanya dapat melewatkan
pelarut saja, sedangkan zat zat terlarut tidak dapat menembusnya. Bahan membran yang bisa
digunakan antara lain selofan dan bahan yang berselulosa.

Prinsip kerja osmometer adalah sebagai berikut: mula-mula tinggi pelarut dan larutan sama. Setelah
dibiarkan beberapa saat osmosis terjadi ketika pelarut pindah ke dalam larutan melalui membran,
sehingga tinggi larutan naik, tetapi suatu saat kenaikan tinggi cairan berhenti karena keseimbangan
dinamik telah tercapai. Representasi skematis dari suatu osmometer ditunjukkan dalam gambar
berikut. Membran semipermiabel biasanya terkonstruksi dari bahan-bahan polimer seperti karet,
nitroselulosa, selulosa asetat dan poli vinil alkohol. Bila tekanan osmosis ᴨ suatu larutan adalah
tekanan luar yang digunakan untuk mencegah perpindahan pelarut berlebih melalui membran semi
permiable ke dalam larutan.

3. Metode viskositas

Viskositas merupakan fungsi panjang rantai. Massa molekul polimer dapat ditentukan dengan
menggunakan perbandingan viskositas pelarut murni dan viskositas larutan polimer. Alat yang
digunakan viskosimeter Ostwald dan viskosimeter Ubbelohde.

Pengukuran dilakukan dengan meletakkan viskosimeter pada penangas air yang bersuhu tetap untuk
mencegah naik turunnya viskositas akibat perubahan suhu. Kuantita yang diukur adalah waktu yang
diperlukan larutan polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y.

4. Hamburan sinar/Light seattering.


Apabila seberkas sinar ditembuskan dalam cairan yang tidak menyerap sinar maka sebagian sinar
dihamburkan karena kerapatan cairan tidak seragam. Jika pelarut ditambahkan polimer maka akan
terjadi hamburan sinar dan bila ditambahkan polimer lagi maka akan terjadi peningkatan hamburan.
Sehingga akan terjadi hubungan antara konsentrasi larutan dan massa molekul rata-rata.

Metode hamburan sinar ini adalah salah satu cara yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk
polimer yang mempunyai rentang berat molekul nisbi yang cukup lebar. Sedangkan kelemahannya
harga alat mahal dan metode secara keseluruhan rumit.

5. Ultrasentrifugasi

Ultrasentrifugasi merupakan metode penentuan bobot molekul dengan cara melibatkan pemutaran
larutan polimer pada kecepatan tertentu. Metode ini lebih banyak dipakai untuk menentukan berat
molekul polimer alam seperti protein.Tekniknya didasarkan pada prinsip bahwa molekul – molekul di
bawah pengaruh medan sentrifugal yang kuat, mendistribusi diri menurut besarnya secara tegak
lurus terhadap sumbu putar, suatu proses yang disebut sedimentasi dan lajunya proposional dengan
massa molekul.

Anda mungkin juga menyukai