Anda di halaman 1dari 6

Sumber Garam

Garam diperoleh dari :


 Air laut
Garam yang berasal dari air laut dilakukan dengan penguapan matahari, di mana
air laut (air danau asin) dipompa menjadi serangkaian besar kolam dangkal dan
dibiarkan menguap secara alami. Proses ini sangat lambat karena dapat mengambil
tahun untuk matahari dan angin untuk mengubah air laut menjadi kristal, tetapi
memiliki manfaat lingkungan yang jelas karena memerlukan masukan yang sangat
sedikit untuk bahan bakar fosil. 
Garam hasil penguapan dengan matahari kemudian dicuci dan disempurnakan
dalam suatu proses yang dapat sebagai energi-intensif sebagai pemurnian vacuum
pan. Tapi kebanyakan garam laut gourmet yang dipanen dari kolam penguapan kadang-
kadang menggunakan perkakas tangan dan kemudian diperlakukan dengan sangat
minimal sebelum dikemas dan dijual. Pada operasi yang lebih besar, garam
dikumpulkan menggunakan traktor khusus yang dilengkapi dengan pencakar di ujung
depan. Jadi, setidaknya dalam hal penggunaan energi dan emisi gas rumah kaca, garam
yang bersumber dari air laut ini lebih ramah lingkungan dibandingkan varietas umum
 Batuan garam / garam Karang ( Rock Salt)

Rock Salt adalah batuan sedimen kimia yang terbentuk dari penguapan air garam
danau atau laut. It is also known by the mineral name "halite". Hal ini jarang ditemukan
di permukaan bumi, kecuali di daerah-daerah iklim yang sangat kering. It is often
mined for use in the chemical industry or for use as a winter highway treatment.Hal ini
sering ditambang untuk digunakan dalam industri kimia atau untuk digunakan sebagai
pengobatan jalan raya musim dingin. Beberapa garam karang diproses untuk
digunakan sebagai bumbu untuk makanan.
Rock salt consists of large, chunky crystals and is generally not considered to be
food grade salt.
Proses Pembuatan Garam Tradisional

 Pengambilan / pemisahan garam dari air laut.

Air laut terlebih dahulu dikumpulkan di dalam kolam, tambak, danau atau
penampung (reservoir) khusus lainnya. Ini agar air yang sudah dikumpulkan tidak
terganggu oleh pasang air laut.
Reservoir dapat berupa buatan manusia maupun ciptaan alam, seperti kolam,
tambak, waduk atau danau. Tapi tanah yang pori-porinya halus akan lebih baik karena
memiliki dasar yang dapat mencegah air laut serta kandungan mineralnya agar tidak
banyak meresap ke dalam tanah.
Berikutnya, hamparan air laut dijemur oleh panas matahari sampai warna air
berubah merah. Dalam skala luas, lebih murah menggunakan penguapan matahari
untuk membuat garam. Tentu dibutuhkan cuaca yang panas, karena di musim hujan
prosesnya akan sulit. Untuk skala kecil, bisa saja menggunakan tungku dan panci.
Berikutnya, mengeringkan air garam. Beberapa pembuat garam mengetahui
sudah waktunya untuk menguras air garam ketika air berubah menjadi merah. Warna
merah berasal dari alga yang berubah warna akibat konsentrasi garam yang semakin
tinggi.
Berikutnya pengurasan air garam ke kolam kristalisasi atau tempat pengasinan.
Di sinilah natrium klorida - garam - akhirnya mengkristal di dasar kolam.
Setelah garam mengkristal di bagian bawah reservoir, garam lalu
dipanen/dikumpulkan dengan alat garuk. Garam kristal ini masih harus diproses agar
bersih dan bisa dipakai, dikemas kemudian dipasarkan.
Pembuatan Garam di Industri

Di antara tahapan proses yang dipergunakan, kristalisasi merupakan salah satu


proses dalam produksi garam. Di samping untuk menghasilkan kristal garam,
kristalisasi juga dimaksudkan untuk menghasilkan produk kristal dengan kemurnian,
ukuran dan jumlah tertentu.
Menurut definisi, kristalisasi adalah proses pembentukan fase padat (kristal)
komponen tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan
dilakukan dengan cara pendinginan, penguapan dan atau kombinasi pendinginan dan
penguapan. Proses pembentukan kristal dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. pencapaian kondisi super/lewat jenuh (supersaturation),
2. pembentukan inti kristal (nucleation), dan
3. pertumbuhan inti kristal menjadi kristal (crystal growth).
Kondisi super jenuh dapat dicapai dengan pendinginan. Penguapan, penambahan
presipitan atau sebagai akibat dari reaksi kimia antara dua fase yang homogen.
Sedangkan pembentukan inti kristal terjadi setelah kondisi super/lewat jenuh
(supersaturated) tercapai.
Disebuah pabrik kimia, bahan baku garam tetap harus melalui proses pemurnian
(Brine purification process) berulangkali untuk mencapai kualitas kemurnian air garam
yang tidak merusak membran dalam sel elektrolisa. Proses pemurnian yang dilakukan
ada 2 cara yaitu secara fisika dan secara kimia.
Pemisahan secara fisika dilakukan dengan cara memasukkan garam ke sebuah
tangki terbuka yang terus menerus dimasukkan air bahkan sampai melimpah. Dengan
cara sederhana seperti ini, kristal garam memang sengaja dilarutkan lalu secara fisika di
dalam tangki akan terbentuk 3 lapisan. Di dasar tangki biasanya akan terbentuk
endapan garam (kadang bentuknya adalah bongkahan yang keras dan padat) karena
temperatur di dasar lebih rendah. Di bagian tengah adalah larutan garam encer yang
relatif sudah lebih murni.
Di bagian atas, di permukaan air akan melayanglah zat-zat pengotor yang
berwarna coklat (bayangkan busa coklat di atas permukaan kopi ekspresso, seperti
itulah bentuknya). Melalui air yang dimasukkan terus menerus, akan mengakibatkan
zat-zat pengotor dan busanya meluap keluar tanki untuk dibuang dan diproses kembali.
Sedangkan larutan encer garam di bagian tengah akan dipompa ke tangki berikutnya
untuk dimurnikan secara kimia.
Pemisahan secara kimia dilakukan dengan beberapa kali proses. Proses pertama
adalah dengan mencampurkan Soda Ash (Na2CO3) ke larutan garam, tujuannya untuk
mengikat Ca+2 (kalsium) dalam bentuk endapan CaCO3. Lalu mencampurkan Caustic
Soda (NaOH) ke larutan garam untuk mengikat Mg+2 (Magnesium) yang akan keluar
dalam bentuk endapan Mg(OH)2. Sedangkan Sr+2 (Strontium) dan logam berat lainnya
secara otomatis akan ikut mengendap bersama CaCO3 dan Mg(OH)2. Untuk
mempercepat reaksi, di dalam reaktor juga dipasangi mixer untuk pengaduk.
Berikutnya adalah membersihkan larutan garam dengan memasukkannya ke
dalam filter berisi karbon aktif dan menambahkan HCl untuk menyaring partikel
CaCO3 dan Mg(OH)2 yang mungkin masih terikut. Proses pemurnian yang terakhir
adalah dengan menggunakan resin khusus untuk menangkap ion-ion Ca+2, Mg+2 dan
Sr+2.
Mengacu pada proses di pabrik kimia, yang memungkinkan layak diaplikasikan
di industri garam rakyat adalah proses pemurnian garam secara fisika karena ringan
biaya dan bebas dari bahan kimia. Caranya adalah dengan menyaring air laut terlebih
dulu sebelum dimasukkan ke tambak. Sebelum benar-benar ke tambak, lebih baik air
laut yang sudah disaring tersebut didiamkan dulu ke sebuah kolam pemisahan sehingga
zat-zat pengotornya akan mengambang di permukaan kolam sehingga memudahkan
untuk dibuang. Setelah beberapa lama barulah bagian tengah air laut tersebut
dipompakan ke tambak garam untuk mengalami proses penguapan.
Jadi prinsipnya adalah kalau bahan baku air lautnya sudah bersih, garam yang
dihasilkannya juga akan lebih murni. Begitu juga saat pemanenan, proses pengambilan
kristal garam haruslah yang bagian atas saja, menghindari terikutnya tanah tambak ke
dalam garam yang diproduksi

Anda mungkin juga menyukai