menjadi benda yang lebih bermanfaat atau besi siap pakai. Bila ingot telah dingin ( suhu kamar)
pembentuknya secara mekanis akan lebih sulit. Ingot yang masih panas jauh lebih mudah untuk di
bentuk walaupun menimbulkan kemungkinan negatif . Ada 2 (dua) jenis pengerjaan mekanik dimana
logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk, yaitu pengerjaan panas dan pengerjaan
dingin. Perbedaan pengerjaan panas dan pengerjaan dingin sulit di definisikan secara metalurgis. Pada
pengerjaan panas, gaya deformasi yang di perlukan lebih rendah dan sifat mekanik tidak mengalami
perubahan yang besar. Pada pengerjaan dingin, diperlukan gaya yang bedar dan kekuatan logam
meningkat cukup tinggi. Deformasi plastik sendiri merupakan perubahan dari pengerjaan panas dan
pengerjaan dingin logam.
Pengerjaan panas
Pengerjaan panas pada logam merupakan proses deformasi pada logam yang dilakukan pada kondisi
temperatur dan laju regangan tertentu sehingga proses deformasi dan proses recovery terjadi secara
bersamaan. Proses deformasi di lakukan di atas temperatur rekristalisasi. Pada temperatur ini,
pengerasan regangan dan struktur butir yang terdeformasi akan segera tergantikan dengan struktur
baru yang bebas regangan. Atau secara singkat pengerjaan panas dapat di definisikan sebagai proses
merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses: T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak
adanya geram (besi halus sisa proses).
Pengerjaan panas umumnya di lakukan pada temperatur di atas 0.6 temperatur lebur dengan laju
regangan antara 0.5 sampai 500 detik-1. Sedangkan temperatur rekristalisasi dapat di tentukan dengan
rumus : Trek = 0.5 Tmel (K) dimana Trek adalah tempertatur rekristalisasi dan .Tmel adalah temperature
lebur bahan logam. Selama proses deformasi akan terjadi proses rekristalisasi dari butir – butir yang
terdeformasi, sehingga benda kerja tidak mengalami pengerasan regangan atau selalu dalam keadaan
bebas regangan dan lunak. Dengan demikian tingkat deformasi yang dapat di lakukan semakin besar
dengan semakin tingginya temperatur.
Dua jenis pengerjaan mekanik dimana logam mengalami deformasi plastik dan perubahan bentuk
adalah pengerjaan panas dan pengerjaan dingin. Pada pengerjaan panas, gaya deformasi yang
diperlukan adalah lebih rendah dan perubahan sifat mekanik tidak seberapa. Pada pengerjaan dingin,
diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi kekuatan logam tersebut akan meningkat dengan cukup
berarti .
Suhu rekristalisasi logam menentukan batas antara pengerjaan panas dan dingin .Pengerjaan panas
logam dilakukan di atas suhu rekristalisasi atau di atas daerah pengerasan kerja. Pengerjaan dingin
dilakukan di bawah suhu rekristalisasi dan kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang. Suhu
rekristalisasi baja berkisar antara 500 OC dan 700 OC.
Selama operasi pengerjaan panas, logam berada dalam keadaan plastik dan muda dibentuk oleh
tekanan . pengerjaan panas mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan [ingot] setelah dicor umumnya mengandung
banyak lubang-lubang tersebut tertekan dan dapat hilang oleh karena pengaruh tekanan kerja yang
tinggi
3. Butir yang kasar dan butir berbentuk kolum diperhalus. Hal ini berlangsung di daerah rekristalisasi.
4. Sifat-sifat fisik meningkat, disebabkan oleh karena penghalusan butir. Keuletan dalam logam
meningkat.
5. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk baja dalam keadaan panas jauh lebih rendah
dibandingkan dengan energi yang dibutuhkan untuk pengerjaan dingin.
A. Pengerolan [rolling]
B. Penempaan [forging]
1. Penempaan palu
2. Penempaan timpa
3. penempaan umset
5. penempaan rol
6. Penempaan dingin
C. Ekstrusi
E. Penarikan
F. Pemutaran panas
G. Cara khusus
PENEMPAAN
Penempaan palu
Pada proses penempaan logam yang dipanaskan ditimpa dengan mesin tempa uap diantara perkakas
tangan atau die datar. Penempaan tangan yang dilakukan oleh pandai besi merupakan cara penempaan
tertua yang dikenal. Pada proses ii tidak dapat diperoleh ketelitian yang tinggi dan tidak dapat pula
dikerjakan pada benda kerja yang rumit. Berat benda tempa berkisar antara beberapa kilogram sampai
90 Mg
Gambar 3. Diagram yang menggambarkan jumlah pas dan urutan mereduksi penampang bilet 100 x 100
mm menjadi batang bulat.
· Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan hasil cor biasanya memiliki banyak lubang berisi
udara. Lubang tersebut akan tertekan dan hilang akibat gaya kerja yang tinggi.
· Sifat fisis logam akan meningkat, diakibatkan adanya penghalusan butir logam.
· Jumlah energi untuk menghasilkan kerja dalam mengubah bentuk baja lebih sedikit ketimbang
proses pembentukan dingin.
· Butir yang kasar dan butir berbentuk kolum di perhalus.karena hal ini berlangsung di daerah
rekristalisasi,pengerjaan panas berlangsung terus sampai limit bawah tercapai dan menghasilkan
struktur butir yang halus.
· Terjadi oksidasi pada permukaan logam, kehilangan sebagian logam menjadi karat/kerak
· Dimesi produk kurang akurasi karena sulit memperhitungkan faktor ekspansi dan konstraksi yang
terjadi
· Pengerolan ( Rolling )
· Penempaan ( Forging )
1. Penempaan palu
2. Penempaan timpa
3. Penempaan upset
5. Penempaan rol
6. Penempaan dingin
· Ekstrusi
· Penarikan
· Pemutaran panas
· Cara khusus
Pengerjaan dingin
Pengerjaan dingin pada logam merupakan proses deformasi yang dilakukan pada temperatur di bawah
temperatur rekrisalisasi. Pada deformasi ini, temperatur akan mengakibatkan timbulnya distorsi pada
butir. Pengerjaan dingin dapat meningkatkan kekuatan, memperbaiki mampu mesin, meningkatkan
ketelitian dimensi, dan menghaluskan permukaan logam.
· Terjadinya tegangan dalam logam, tegangan tersebut dapat dihilangkan dengan suatu perlakuan
panas.
7.11.10 Widianto
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Secara definisi, Cold Working (Pengerjaan Dingin) ialah pembentukan logam plastis pada temperatur
dibawah temperatur recrystalisasi (Deforming metal plastically at a temperature lower than
recrystallization temperature). Terus, Apa itu temperatur recrystalisasi? Temperatur recrystalisasi ialah
perkiraan temperatur minimum dimana logam yang dideformasi dingin akan mengalami rekristalisasi
secara keseluruhan yang selesai dalam 1 jam (The approximate minimum temperature at wich complete
recrystallization of a high cold worked metal occurs within a specified time, usually 1 hour).
Suatu logam dikatakan mengalami pengerjaan dingin (Cold Working) apabila butir-butir kristalnya
berada dalam keadaan terdistorsi setelah mengalami deformasi plastik. Dalam keadaan ini pada kristal
terdapat berbagai dislokasi setelah terjadi slip dan atau twinning.
Sebagai akibat dari pengerjaan dingin ini beberapa sifat mekanik akan mengalami perubahan, misalnya :
Tensile Strenght, Yield streghth dan Hardnessnya akan naik sedangkan keuletan (ductility) akan
menurun sebanding dengan makin tingginya derajat deformasi dingin yang dialami.
Dari gambar diatas dapat kita analisa sebagai berikut : bahwa laju kenaikan Yield Strenght itu lebih tinggi
dari pada laju kenaikan Tensile Strenght dan pada derajat deformasi yang lebih tinggi lagi perbedaan
antara Yield Strenght dengan Tensile Strenght hanya sedikit sekali. Jadi apa maksudnya? Maksudnya
adalah deformasi yang akan terjadi sebelum patah sedikit sekali (keuletannya rendah). Dan ini juga
berarti bahwa akan sangat berbahaya bila menderformasikan logam yang telah mengalami derajat
deformasi dingin yang cukup tinggi karena sewaktu-waktu dapat patah (putus).
Keterangan :
The grain structure of a low carbon steel produced by cold working: (a) 10% cold work, (b) 30% cold
work, (c) 60% cold work, and (d) 90% cold work (250). (Source: From ASM Handbook Vol. 9,
Metallography and Microstructure, (1985) ASM International, Materials Park, OH 44073. Used with
permission.)
Sebagaimana telah dikemukakan diawal bahwa akibat dari pengerjaan dingin adalah Tensile Strenght,
Yield streghth dan Hardnessnya akan naik sedangkan keuletan (ductility) akan menurun sebanding
dengan makin tingginya derajat deformasi dingin yang dialami. Selain itu juga perlu diketahui bahwa
sebagian energi yang diberikan untuk mendeformasi logam itu dikeluarkan lagi sebagai panas dan
sebagian lagi tetap tersimpan dalam struktur kristal sebagai energi dalam (tegangan dalam) yang
dikaitkan dengan cacat kristal yang terjadi sebagai akibat dari deformasi. Jadi, secara sederhana bahwa
setiap logam yang mengalami pengerjaan dingin itu pasti akan menyimpan sejumlah tegangan dalam
sebagai akibat terjadinya sejumlah dislokasi.
Seumpama ada contoh kasus : Logam yang telah mengalami pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali,
apa yang terjadi? Maka terjadi suatu keadaan dimana atom-atom akan menerima sejumlah energi yang
dapat dipakai untuk membentuk sejumlah kristal yang lebih bebas cacat dan bebas tegangan dalam.
Nah, tahapan-tahapannya itu seperti berikut ini :
1. Recovery
Pada Fase Recovery ini terjadi pada awal pemanasan kembali dan dengan temperatur pemanasan yang
rendah (A low-temperature annealing heat treatment), hal ini bertujuan untuk mengurangi tegangan
dalam yang terjadi selama deformasi dan pada tahapan ini belum terjadi perubahan sifat mekanik
maupun struktur mikro.
2. Recrystallization
Pada fase rekristalisasi ini dilakukan pemanasan kembali dengan temperatur pemanasan yang lebih
tinggi (A medium-temperature annealing heat treatment), hal ini bertujuan untuk mengeliminasi semua
akibat dari pengerasan regangan yang terjadi (strain hardening) selama pengerjaan dingin. Rekristalisasi
terjadi melalui tahapan nucleaction (pengintian) dan growth (pertumbuhan).
3. Grain growth
Pertumbuhan dari batas butir dengan proses difusi yang bertujuan untuk mengurangi jumlah dari Area
Batas Butir.
Keuntungan proses pengerjaan dingin adalah :
· Struktur kristal besar dan kasar sehingga lebih keras tapi rapuh
· Penarikan
· Penekanan
· Pelengkungan
· Berenergi tinggi