Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

Pengukuran Suhu dengan Pada Tangki Berpengaduk

Disusun oleh

Nama : Etika Januari Febriana

NIM : 021180041

Fakultas /Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari, tanggal : Kamis, 5 Maret 2020

Asisten Praktikum : Sulistyorini Pratiwi, A.Md

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

PRATIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

“Pengukuran Suhu dengan Pada Tangki Berpengaduk ”

Disusun oleh

Nama : Etika Januari Febriana

NIM : 021180041

Fakultas/Prodi : Teknik Industri / D3 Teknik Kimia

Hari : Kamis, 5 Maret 2020

Asisten Praktikum : Sulistyorini Pratiwi, A.Md

Mengetahui,

Asisten Praktikum

Sulistyorini Pratiwi, A.Md


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun laporan praktikum
proses industri kimia dengan judul “Pengukuran Suhu dengan Pada Tangki
Berpengaduk ” sebagai data hasil pengamatan saya. Saya juga menyampaikan
terimakasih kepada:

1. Sulistyorini Pratiwi, A.Md selaku asisten pembimbing praktikum.


2. Kelompok praktikum saya yang telah bekerja sama dalam melakukan
praktikum, sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
3. Orang tua praktikan yang telah mendoakan agar perkuliahan praktikan
senantiasa lancar.

Laporan ini saya susun untuk memenuhipersyaratan penilaian agar dapat


mengikuti praktikum selanjutnya pada semester genap yaitu semester empat D3
Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Ada
kalanya laporan ini belum sempurna. Oleh sebab itu, saya meminta maaf atas
kesalahan penulisan maupun perhitungan dalam laporan ini. Demikian laporan
praktikum proses industri kimia yang telah praktikan buat, semoga laporan ini
berguna bagi kita semua.

Yogyakarta, 5 April 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Proses industri tidaklah berjalan secara tetap (statik) tetapi kebanyakan
terjadi secara dinamik (berubah-rubah). Perubahan variabel proses dan dengan
adanya gangguan menimbulkan bebagai perubahan dalam suatu proses. Oleh
karena itu, sangat penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian
untuk mencapai tujuan suatu proses. (Y.D.Hermawan,2006). Percobaan ini
menyajikan pemodelan matematika dan dinamika suhu pada pemanas tangki
horizontal berpengaduk (PTHB). PTHB adalah suatu tangki horizontal
berpendaduk yang dilengkapi dengan pemanas. Pengaplikasian percobaan
PTHB ini dalam industri contohnya pada reaktor yang digunakan dalam
mereaksikan suatu senyawa (G. Stephanopoulos,1984). Oleh karena itu
percobaan PTHB dianggap diperlukan sebagai replika industri dalam skala
laboratorium. Dalam percobaan ini, perubahan step dari suhu aliran masuk dan
perubahan step dari panas yang masuk kedalam sistem dibuat untuk
menyelidiki kelakuan dinamik dari pemanas tangki horizontal berpengaduk,
respon dinamik sistem akan lebih bervariasi dengan naik atau turunnya
gangguan. (Setianto Arief & Aprilia Ramona, 2013).

I.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengoperasikan berbagai instrumen pengukur suhu pada


kondisi tunak dan dinamik,

I.3 Dasar Teori

Temperatur adalah ukuran panas atau dingin suatu benda yang diukur
berdasarkan suatu acnan. Ada beberapa prinsip pengukuran temperatur, yaitu
Perubahan dimensi fisik benda (Bimetal, termometer gelas), Penibahan
hambatan listrik (RTD, Thermistor), Fembangkitan tegangan (Thermocouple),
Perubahan emisi radiasi termal (infrared PyTometer), dan Perubahan fasa
(Quartz Crystal Thermometry). Temperatur adalah besaran relative,
tergantung pada acuan yang digunakan.
Proses industri tidaklah berjalan secara tetap (statik) tetapi kebanyakan
terjadi secara dinamik (berubah-rubah). Perubahan variabel proses dan dengan
adanya gangguan menimbulkan bebagai perubahan dalam suatu proses. Oleh
karena itu, sangat penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian
untuk mencapai tujuan suatu proses. (Y.D.Hermawan,2012). Percobaan ini
menyajikan pemodelan matematika dan dinamika suhu pada pemanas tangki
horizontal berpengaduk (PTHB).

PTHB adalah suatu tangki horizontal berpendaduk yang dilengkapi dengan


pemanas. Pengaplikasian percobaan PTHB ini dalam industri contohnya
pada reactor yang digunakan dalam mereaksikan suatu senyawa (G
Stephanopoulos,1984). Oleh karena itu percobaan PTHB dianggap diperlukan
sebagai replika industri dalam skala laboratorium.

Dalam percobaan ini, perubahan step dari suhu aliran masuk dan
perubahan step dari panas yang masuk kedalam sistem dibuat untuk
menyelidiki kelakuan dinamik dari pemanas tangki horizontal berpengaduk,
respon dinamik sistem akan lebih bervariasi dengan naik atau turunnya
gangguan.

PTHB adalah suatu tangki horizontal berpengaduk yang dilengkapi dengan


pemanas. Perubahan variabel proses dan dengan adanya gangguan
menimbulkan berbagai perubahan dalam suatu proses. Oleh karena itu, sangat
penting mempelajari dinamika proses dan pengendalian untuk mencapai
tujuan suatu proses. (Y.D.Hermawan,2006).

Perubahan/fluktuasi Process Variables (PV) di dalam suatu pabrik


mempengaruhi kinerja proses. Kelakuan dinamik dari Process Variables (PV)
sangat penting untuk diketahui guna mendukung tercapainya tujuan proses.
Dalam percobaan ini, diambil kasus dinamika suhu pada Pemanas Tangki
Horizontal Berpengaduk.

Pengaplikasian percobaan PTHB ini dalam industri contohnya pada


reaktor, yang digunakan dalam mereaksikan suahi senyawa (G.
Stephanopoulos,1984) Salah sanu cara untuk menguji dan menganalisa suatu
sistem adalah dengan memberikan suatu sinyal uji (test signal) sebagai
masukan dan mengamati serta menganalisa keluarannya. Keluaran yang
dihasilkan merupakan tanggapan (respon) dari sistem yang diberikan sinyal
uji. Contoh sinyal masukan adalah sinyal fungsi step. Sinyal fungsi step
digunakan untuk menguji keandalan terhadap gangguan luar. (A.Triwiyatno,
2006).

f (t) f (t) = 0; t < 0

A f (t) = A; t > 0

A
f (s) =
s

to t

Gambar I.3.1 Fungsi step increase (Coughanowr & Koppel, 1965)


BAB II

PELAKSANAAN PERCOBAAN

II.1. Alat dan Bahan

a. Alat yang digunakan

1. Tangki horizontal 7. Kran gangguan


2. Tangki umpan 8. Kran keluaran PTHB
3. Tangki gangguan 9. Thermometer
4. Tangki gangguan cadangan 10. Pengaduk elektrik
5. Tangki umpan cadangan 11. Koil pemanas
6. Kran tangki umpan 12. Pompa

b. Bahan yang digunakan


1. Air

II.2. Rangkaian alat

Gambar II.2.1. Rangkaian alat Pengukuran Suhu dengan Pada Tangki


Berpengaduk
II.3. Diagram Alir

1. Percobaan Pendahuluan

Menyiapkan tangki kosong, pengaduk, alat


pengukur suhu

Menutup kran keluaran PTHB

Mengisi PTHB sampai ketinggian tertentu

Membuka kran keluaran PTHB dan


mengukur volume air

Gambar II.3.1 Diagram Alir Percobaan Pendahuluan


2. Percobaan Kondisi Tunak

Mengisi air pada tangki umpan

Membuka kran tangki umpan kemudian


menyalakan pompa

Mencatat suhu umpan masuk (Tis), setelah


keadaan steady

Mengyalakan pemanas pada PTHB

Mengukur dan mencatat suhu air keluar


PTHB setiap 3 menit hingga konstan

Gambar II.3.2 Diagram Alir Percobaan Kondisi Tunak


3. Percobaan Kondisi Dinamik

Mengisi air pada tangki gangguan dan


menyalakan pemanas sampai suhu

Menyalakan pompa

Membuka dan mengatur kran tangki gangguan

Mencatat suhu air keluar PTHB setiap 3


Menit hingga suhu konstan

Gambar II.2.3 Diagram Alir Percobaan Kondisi Dinamik


BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

III.1. Hasil Pengamatan

Volume tangki : 7.950 ml


Kapasitas panas cairan (Cp) : 4,2 J/g°C
Suhu mula- mula : 27°C
Densitas (ρ) : 0,996513 g/ml
Laju alir volumetrik (Fi) : 44,5 ml/s
Luas permukaan coil heater (Ae) : 0,0188 m2
Koefisien konveksi (he) : 2.500 W/m2°C
Laju perpindahan panas (Qe) : 420 W

A. Kondisi Tunak

Tabel III.1.1 Hubungan Waktu dan Suhu pada Percobaan Kondisi Tunak
Waktu (t) Suhu Termometer (T) Suhu Termocouple (T)
menit °C °C
0 27 29
3 29 31,3
6 31 32,9
9 32 34,2
12 33 35,6
15 34 37
18 36 38,2
21 37 39,4
24 38 40,9
27 39 41,7
30 40 42,7
33 41 43,9
36 42 45
39 43 46,3
42 44,5 47,5
45 45 48,5
48 45 48,7

B. Kondisi Dinamik
Suhu Gangguan : Termometer = 60°C
Termocouple = 63,2°C
Tabel III.1.2 Hubungan Waktu dan Suhu pada Percobaan Kondisi Dinamik
Waktu (t) Suhu Termometer (T) Suhu Termocouple (T)
menit °C °C
0 45 48,7
3 46 49,8
6 47 50,5
9 48 51,4
12 49 52,1
15 50 53,2
18 50 53,7

III.2. Perhitungan

1. Kondisi Tunak
V 7950 ml
a. Tp = = = 178,6517 s
Fi 44,5 ml /s
he x Ae 2500 W /m 2 ℃ x 0,0188 m2
b. Kp = = = 0,2518
Fi x ρ x Cp 44,5 ml / s x 0,996513 g /ml x 4,2 J / g ° C
Tp 178,6517 s
c. τ = = =142,7158 s
1+ Kp 1+ 0,2518
1 1
d. K1 = = = 0,7988
1+ Kp 1+ 0,2518
Kp 0,2518
e. K2 = = = 0,1775
1+ Kp 1+ 0,2518

2. Kondisi Dinamis
Tabel III.1.3 Kondisi Dinamik

Suhu Masuk Suhu Konstan Suhu Gangguan Magnitude


(Ti) (Ts) (Tsnew) (Tsnew-Ti)

Termometer 45 50 60 15
Termocouple 48,7 53 63,2 14,5

Diketahui : K1 = 0,7988

τ = 142,7158 s
 Mencari T (t) Hitung

T (t) = Ts + M.K1 (1- e-t/r)

 Percobaan 2
Dengan t = 3 menit = 180 detik
a. Termometer
T (t) = 50 + (15. 0,7988 (1-e-180/142,7158))
= 58,5882 oC
T ( t ) data−T ( t ) hitung
%Kesalahan = x100%
T ( t ) data
46−58,5882
= x100%
46
= 27,37%
b. Termocouple
T (t) = 53,7 + (14,5. 0,7988 (1-e-180/142,7158))
= 62,0019oC
T ( t ) data−T ( t ) hitung
%Kesalahan = x100%
T ( t ) data
48,7−62,0019
= x100%
48,7

= 24,5%

Dengan cara yang sama, diperoleh data sebagai berikut :

Table III.1.4 Data pada Kondisi Dinamik Termometer

t t (s) T T hit %
(menit) kesalahan
0 0 45 50.0000 11.11%
3 180 46 58.5882 27.37%
6 360 47 61.0214 29.83%
9 540 48 61.7107 28.56%
12 720 49 61.9060 26.34%
15 900 50 61.9613 23.92%
18 1080 50 61.9770 23.95%
% kesalahan rata-rata 24.44%
Table III.1.5 Data pada Kondisi Dinamik Termocouple

t t (s) T T hit %
(menit) Termocouple kesalahan
0 0 48.7 53.7000 10.27%
3 180 49.8 62.0019 24.50%
6 360 50.5 64.3540 27.43%
9 540 51.4 65.0203 26.50%
12 720 52.1 65.2091 25.16%
15 900 53.2 65.2626 22.67%
18 1080 53.7 65.2778 21.56%
% kesalahan rata-rata 22.59%

III.3. Pembahasan

Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Termometer pada Kondisi Tunak

50
45
40
35
30
Suhu

25
Suhu
20
Termometer
15
(T) °C
10
5
0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
Waktu

Gambar III.3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Termometer


pada Kondisi Tunak

Dari gambar III.3.1 diperoleh grafik suhu yang terus naik dengan
bertambahnya waktu hingga mencapai suhu konstan pada 45 oC. Grafik ini
mendekati grafik secara teori. Waktu yang diperlukan untuk mencapai
suhu yang konstan adalah 2880 detik atau sekitar 48 menit. Waktu yang
cukup lama tersebut diakibatkan oleh besarnya laju volumetrik air,
ditandai dengan bukaan kran yang besar, yang mengakibatkan air didalam
PTHB terus menerus bersirkulasi keluar dari PTHB ke tangki umpan
cadangan kemudian ke tangki umpan lalu kembali masuk ke PTHB
sehingga proses pemanasan air didalam PTHB tidak sempat homogen.
Ada beberapa kondisi dimana suhu naik, kenaikan suhu pada PTHB
dikarenakan terjadi transfer pans dan kal yang terdapat pada PTHB dimana
air mengalami overflow karena menerima air dari tangki umpan secra
terus menerus.Dengan kata lain, laju volumetrik air berbanding lurus
terhadap waktu agar mencapai suhu yang konstan

Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu Termocouple pada Kondisi


Tunak
60

50

40
Suhu

30

20

10

0
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48
Waktu

Gambar III.3.2 Grafik Hubungan Waktu dengan Suhu


Termocouple pada Kondisi Tunak

Dari gambar III.3.2 diperoleh grafik suhu yang terus naik dengan
bertambahnya waktu hingga mencapai suhu konstan pada 48,7 oC. Grafik
ini mendekati grafik secara teori. Waktu yang diperlukan untuk mencapai
suhu yang konstan adalah 2880 detik atau sekitar 48 menit. Waktu yang
cukup lama tersebut diakibatkan oleh besarnya laju volumetrik air,
ditandai dengan bukaan kran yang besar, yang mengakibatkan air didalam
PTHB terus menerus bersirkulasi keluar dari PTHB ke tangki umpan
cadangan kemudian ke tangki umpan lalu kembali masuk ke PTHB
sehingga proses pemanasan air didalam PTHB tidak sempat homogen.
Ada beberapa kondisi dimana suhu naik, kenaikan suhu pada PTHB
dikarenakan terjadi transfer pans dan kal yang terdapat pada PTHB dimana
air mengalami overflow karena menerima air dari tangki umpan secra
terus menerus. Dengan kata lain, laju volumetrik air berbanding lurus
terhadap waktu agar mencapai suhu yang konstan.

Tpercobaan dan Tteori


Termometer
120
100
80 T teori
60 T percobaan
40
20

0
0 3 6 9 12 15 18

Gambar III.3.3 Grafik Tpercobaan dan Tteori Termometer

Tpercobaan dan Tteori


Termocouple
70
60
50
40
T percobaan
30
T teori
20
10
0
0 3 6 9 12 15 18

Gambar III.3.4 Grafik Tpercobaan dan Tteori Termocouple


Dari gambar diatas dapat diketahui hubungan Tpercobaan dan
Tteori pada thermometer didapat persen kesalahan rata-rata 24,44%
sedangkan pada thermocouple adalah 22,59 % . persen kesalahan
thermometer lebih besar karena pada prngukuran thermometer ini
diperlukan volume suatu fluida yang mencukupi agar suhu bisa diukur
selain itu ada kemungkinan kesalahan dalam membaca thermometer, dan
waktu yang diperlukan cairan ke bagian tengh pada pipa kapiler.
Sedangkan pengukuran thermocouple ini perlunya penyusuaian suhu pada
awal pengukuran, jadi kalibrasinya sulit
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka disimpulkan


bahwa :

1. Diperoleh nilai :
a. τp = 178,6517 s
b. τ = 142,7158 s
c. Kp = 0,2518
d. K1 = 0,7988
e. K2 = 0,1775
2. Semakin besar suhu gangguan yang diberikan ke PTHB. Suhu steady state
yang baru akan lebih besar dibandingkan suhu steady tanpa gangguan.
3. Persen kesalahn rata-rata kondisi dinamik :
a. Termometer = 24,44 %
b. Thermocouple = 22,59 %
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Instrumentasi dan Pengendalian

Proses. Yogyakarta. UPN “Veteran” Yogyakarta.

Setianto Arief & Aprilia Ramona,. 2013. Laporan Praktikum Dasar


Teknik Kimia Pemanas Tangki Horizontal Berpengaduk.
Yogyakarta. UPN “Veteran” Yogyakarta.
Soal Pretest Acara 3

Pengukuran Suhu Dengan Tangki Horizontal Berpengaduk

1. Jelaskan beberapa prinsip pengukuran temperatur dan contoh alat


ukurnya!
2. Sebutkan masing-masing kelebihan dan kekurangan alat termometer dan
termocouple!
3. Apa fungsi pengaduk yang terdapat pada rangkaian alat PTHB?
4. Sebutkan dan jelaskan pengaplikasian percobaan PTHB dalam industri!
5. Apa yang membedakan dalam percobaan pada kondisi steady dan kondisi
dinamik?
Jawab :

1. Ada beberapa prinsip pengukuran temperatur, yaitu


a. Perubahan dimensi fisik benda (Bimetal, termometer gelas),
b. Penibahan hambatan listrik (RTD, Thermistor),
c. Pembangkitan tegangan (Thermocouple),
d. Perubahan emisi radiasi termal (infrared PyTometer), dan
e. Perubahan fasa (Quartz Crystal Thermometry)
2. Termocouple
a. Kelebihan
o Biaya murah
o Tidak ada pergerakan, sehingga tidak mudah rusak
o Kisaran temperatur luas
o Waktu respon cepat
o Repeatability dan akurasi cukup baik

b. Kekurangan
o Sensitivity rendah
o Membutuhkan temperatur referensi seperti air es ( 0 OC)
o Nonlinearity. Di atasi dengan kurva kalibrasi dengan persamaan
polinomial
Termometer Alkohol

a. Kelebihan termometer alkohol :


o Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu  
o Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
o Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
o Alkohol lebih murah
o Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan
suhunya kecil sehingga lebih akurat.      
                                                                    
b. Kelemahan / kekurangan termometer alkohol
o Titik didihnya rendah yaitu 78C
o Alkohol membasahi dinding Tabung
o Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah
dibaca
o Alkohol pemuaiannya tidak teratur
3. Fungsi pengaduk yang terdapat pada rangkaian alat PTHB adalah
pengadukan diterapkan dengan maksud untuk menjamin keseragaman
karakteristik fluida di dalam tangki.
4. Sering dijumpai dalam industri/pabrik (sebagai mixing tank atau reactor).
Perubahan atau fluktuasi Control Variable di dalam suatu pabrik
mempengaruhi kinerja proses. Kelakuan dinamis dari Controll
Variable sangat penting untuk diketahui guna mendukung tercapainya
tujuan proses. Selain itu, kelakuan dinamika proses juga bermanfaat dalam
perancangan sistem pengendalian proses.
5. Perbedaan kondisi tunak dan kondisi dinamik
a. Pada kondisi tunak, mencari hubungan suhu dan waktu dari

data yang diperoleh saat percobaan akan didapatkan grafik hubungan


antara waktu dengan suhu .

b. Pada kondisi dinamik, mencari hubungan waktu dan suhu

untuk menghitung proses dinamik.

Anda mungkin juga menyukai