Anda di halaman 1dari 4

Tugas Teknik Polimer

NAMA : DEFRIANSYAH LUBIS

NIM : 19 01 095

KELAS : II TK B

Teknik Polimerisasi

1. Jelaskan tentang

A. Polimerisasi massa

Teknik polimerisasi massa atau bulk polimerisation adalah teknik yang bertujuan untuk
pembuatan polimer kondensasi, reaksinya bersifat eksotermis dengan viskositas campuran yang
rendah sehingga panas dapat berpindah melalui pengeluaran gelembung.Biasanya hanya dipakai
untuk memproduksi polimetil metakrilt tuang.
Penentuan bobot molekul polimer dapat dilakukan dengan fraksinasi polimer yakni untuk
memisahkan sampel polimer tertentu ke dalam beberapa golongan bermassa molekul sama.
Umumnya cara yang digunakan dalam fraksinasi didasarkan pada kenyataan bahwa kelarutan
polimer berkurang dengan naiknya massa molekul.
Prosedur pelaksanaan fraksinasi:
1. Proses Pengendapan bertingkat
Langkah-langkahnya:
 Sampel dilarutkan dalam pelarut yang cocok sehingga membentuk larutan yang
berkonsentrasi 0,1 persen.
 Kedalam larutan ini ditambahkan bukan pelarut setetes demi setetes sambil diaduk cepat.
Bahan bermassa molekul paling tinggi menyebabkan ketidaklarutan tetapi tidak mau
terpisah.
 Tambahkan lagi bukan pelarut sebagai pengendap untuk mengendapkan polimer
bermassa molekul tertinggi berikutnya.
 Prosedur ini dilakukan berulang – ulang sampai terpisah menjadi beberapa fraksi yang
kian berkurang massa molekulnya.
2. Elusi bertingkat
Langkah-langkahnya:
 Polimer diekstraksi dari zat padat yang dimasukkan kedalam larutan.
 Kolom diisi dengan bahan polimer dan diisi sampel, lalu dielusi dengan campuran pelarut
dan bukan pelarut secara bertahap. Jadi polimer yang bermassa molekul rendah keluar
dari kolom pertama kali ialah polimer yang punya masa molekul kecil, diikuti oleh fraksi
yang mengandung bahan bermassa molekul lebih besar.
3. Kromatografi Permiasi Gel (KPG)
Langkah-langkahnya :
 Kolom diisi dengan beberapa bentuk bahan kemasan polimer.
 Larutan sampel polimer yang sedang diteliti dilewatkan ke dalam kolom dan dielusi
dengan lebih banyak pelarut.

B. Polimerisasi larutan
Polimerisasi larutan adalah metode polimerisasi industry. Polimerisasi Larutan tersusun
dari monomer, inisiator,dan pelarut. Dalam prosedur ini, monomer dilarutkan dalam pelarut non-
reaktif yang mengandung katalis. Reaksi menghasilkan polimer yang juga larut dalam pelarut
yang dipilih. Panas yang dilepaskan oleh reaksi diserap oleh pelarut, dan laju reaksi
berkurang.Sehingga pelarut yang sesuai sangat dibutuhkan pada pembuatan atau pembentukan
polimerisasi , untuk menghindari chain transfer dan hasil polimer yang dperoleh bisa dipakai
pada larutan.
Contoh dari polimerisasi larutan ialah konversi polivinil asetat menjadi polivinil alcohol
ester akrilik. Polimerisasi monomer vinil, berlangsung dalam larutan untuk memudahkan
perpindahan panas dan control. pada pembuatan polimerisasi monomer vinil, diperlukan pelarut
yang benar sehingga tidak terjadi chain transfer, dan polimer yang akan dihasilkan dapat
digunakan dalam larutan.
Karakteristik Polimerisasi Larutan :
 Dapat dilakukan untuk polimerisasi vinil dengan pelarut yang sesuai
 Keuntungan: panas dapat dipindahkan kepelarut.
Kesukaran: Polimersasi Larutan :
 dapat terjadi pemindahan rantai kepelarut.
 Sukar menghilangkan pelarut.

C. Polimerisasi emulsi
Polimerisasi emulsi adalah products by process, yang artinya produk polimer yang
dihasilkan dipengaruhi proses polimerisasinya.Polimer yang dihasilkan pada polimerisasi emulsi
ini adalah polimer yang mempunyai kecepatan tinggi dan bobot molekul besar.Banyak monomer
yang dapat dipergunakan dalam polimerisasi emulsi dan penggunaannya dapat berupa
homopolimer ataupun kopolimer. Polimerisasi emulsi memiliki 2 tahap cair yang tidak larut
yaitu tahap continue aqueous sebagai inisiator dan tahap discontinue nonaqueous sebagai
monomer dan polimer.Contohnya pada pengolahan karet SBR.
Salah satu faktor yang menentukan sifat/karakter polimerisasi emulsi adalah ukuran
partikel. Polimerisasi emulsi mengandung partikel dengan diameter berkisar antara 10 sampai
dengan 1.500 nm. Pada umumnya ukuran partikel polimerisasi emulsi berkisar antara 100 sampai
dengan 250 nm. Ukuran partikel sangat menentukan sifat polimerisasi emulsi seperti sifat aliran
dan kestabilan polimer.
Dalam polimerisasi emulsi akan dihasilkan polimer dengan kualita/nilai yang tinggi ,
biaya rendah dan ramah lingkungan .Karena hal-hal tersebut di atas mendorong teknik
polimerisasi emulsi dikembangkan secara luas baik dalam produksinya maupun
implementasinya. Selain itu bila dalam proses pembuatannya dikombinasikan antara mekanisme
polimerisasi novel dengan polimerisasi properties dapat menghasilkan berbagai produk polimer.
Emulsion sangat berguna karena merupakan suatu proses yang kompleks , dimana terjadi
interaksi dua sifat yaitu sifat kimia dan sifat fisik (kinetika polimerisasi dan stabilitas disperse ).
Karakteristik Polimerisasi Emulsi :
 Ada 2 fasa cair saling bercampur :
Fasa luar = fasa kontinu = medium pendispersi = air
Fasa dalam = fasa terkontinu = medium terdispersi = monomer + polimer
 Inisiator berada dalam fsa cair. Partikel monomer – polimer = 0,1µm
 Dispersi cair-cair = emulsi memerlukan stabilisator (emulgator).
 Disperse padat-cair = suspensi
D. Polimerisasi suspensi
Polimerisasi suspensi adalah proses polimerisasi radikal heterogen yang menggunakan
agitasi mekanis untuk mencampur monomer atau campuran monomer dalam fase cair, seperti air,
Teknik pada polimerisasi suspensi berlangsung dalam sistem aqueous dengan monomer sebagai
fase terdispersi sehingga menghasilkan polimer yang berada fase solid terdispersi. Metode
polimerisasi ini digunakan secara komersil untuk menghasilkan polimer vinil yang keras,
contohnya polistirena, polimetil metaklirat, polivinil klorida serta poliakrilonitril. Contoh teknik
polimerisasi suspense adalah pada proses pembuatan PMMA (Poly(methyl methacrylate)).

Keuntungan polimerisasi suspensi:


1 .Penggunaan air sebagai media pertukaran panas lebih ekonomis darpada solven organik.
2 .Dengan nilai CP yang besar, pengambilan panas reaksi lebih efektif dan kontrol terhadap
temperatur menjadi lebih mudah.
3 .Pemisahan dan penanganan polimer lebih mudah daripada polimerisasi emulsi dan larutan.
4 .Produk lebih mudah dimurnikan.

Polimerisasi suspensi paling banyak digunakan untuk memprodukasi resin plastic. Semua jenis
resin termoplastik :
• Polystyrene, Polymethyl methacrylate, Polyvinyl chloride,
• Polyvinylidene chloride,
• Polyvinyl acetate,
• Polyethylene, Polypropylene

Anda mungkin juga menyukai