Anda di halaman 1dari 5

POLIMERISASI

Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi terjadi melalui serangkaian
reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul-moleul
yang dikenal sebagai monomer.

Sifat polimer yang paling nyata adalah plimer terdiri atas molekul-molekul yang
amat besar dan bahwa struktur molekuler tersebut mempunyai konfigurasi dan
perubahan bentuk yang tak terbatas. Polimer terdiri atas satu atau beberapa unit
structural sederhana, yang terbentuk atas struktur monomer individual. Unit monomer
tersebut berhubungan satu intermolekuler berulang yang secara fungsional mampu
berlanjut tidak terbatas. Karena, senyawa kimia apa pun yang memiliki berat lebuh dari
5000 dianggap sebagai molekul makro, kebanyakan molekul polimer dapat disebut
sebagai molekul mkaro. Dalam beberapa contoh, berat molekul dari molekul polimer
dapat menjapai 50juta.

Sebagai tambahan terhadap polimer yang sudah ada, molekul makro dapat juga
terdiri atas polimer anorganik seperti anyaman silicon dioksida yang ditemukan dalam
berbagai bahan pengisi dan keramik kedokteran gigi.

Resin sintetik berpolimerisasi secara acak dari tempat tertentu yang telah di
aktivasi. Jadi, bergantung pada kemampuan rantai untuk tumbuh dari tempat aktivasi
tersebut, molekul-molekul dalam suatu bahan polimerik terdiri atas spesies molekuler
yang bervariasi dalam tingkat polimerisasinya.

MEKANISME POLIMERISASI

Polimerisasi dapat terjadi baik dari serangkaian reaksi terlokalisasi yang seringkali
namun tidak selalu, menghasilkan suatu produk sampingan, atau dari reaksi-reaksi
sederhana tambahan. Bilka polimerisasi terjadi dari mekanisme pertama, proses
tersebut dikenal sebagai pertumbuhan bertahap atau polimerisasi kondensasi. Bila
polimerisasi terjadi dari reaksi tambahan, berarti terjadi polimerisasi tambahan.
Polimerisasi Pertumbuhan Bertahap. Reaksi yang menghasilkan polimerisasi
pertumbuhan bertahap berlangsung dalam mekanisme yang sama seperti reaksi kimia
antara 2 atau lebih molekul-molekul sederhana. Senyawa utama bereaksi, seringkali
dengan pembentukan produk sampingan seperti air, asam halogen, dan amonia.
Pembentukan produk sampingan ini adalah alasan mengapa polimerisasi pertumbuhan
bertahap, seringkali disebut polimerisasi kondensasi. Struktur monomer adalah
sedemikian rupa sehingga proses tersebut dapat berulang sendiri dan membentuk
molekul makro. Mekanisme ini juga digunakan dalam jaringan biologis untuk
menghasilkan molekul makro.

Dahulu, beberapa resin kondensasi telah digunakan dalam kedokteran gigi untuk
membuat basis gigi tiruan. Sekarang, polimerisasi kondensasi terutama digunakan
untuk polimerisasi bahan cetak polisulfida dan siikon kondensasi. Namun, karena reaksi
poimerisasi ini menghasilkan produk kondensasi seperti air (polisulfida) dan alcohol
(bahan cetak silicon terpolimerisasi kondensasi), produk sampingan ini mungkin
menyerap dan mempengaruhi stabilitas dimensi bahan cetak. Usaha-usaha
memperbaiki kestabilan dimensi telah menghasilkan perkembangan bahan cetak lain
seperti polieter dan vinyl polysiloxane, yang tidak berhubungan dengan pembentukan
produk sampingan selama pengerasan dan pengerutan yang terjadi selama
penyimpanan cetakan.

Jadi, resin terpolimerisasi tumbuh bertahap adalah bahan yang proses


polimerisasinya disertai dengan penghilangan berulang dari molekul-molekul kecil atau
gugus fungsional yang berulang pada rantai polimer. Pembentukan polimer dengan
tumbuh bertahap adalah agak lambat, karena berlangsung dengan cara bertahap dari
monomer menjadi dimer menjadi trimer dan seterusnya sampai molekul-molekul primer
besar yang mengandung banyak molekul monomer pada akhirnya terbentuk titik.
Proses polimerisasi tersebut cenderung terhenti sebelum molekul mencapai ukuran
yang berukuran besar, karena begitu rantai tumbuh akan menjadi makin tidak dapat
bergerak dan sedikit jumlahnya. Polimer terpolimerisasi tumbuh bertahap, seperti nilon,
memperoleh sifat berharga bila telah mencapai berat molekul 10.000-20.000. Namun,
proses polimerisasi molekul-molekul dengan berat molekuler ratusan ribu atau juta
dengan tumbuh bertahap adalah sulit dicapai.

Polimerisasi Tambahan. Kebanyakan resin gigi terpolimerisasi dengan polimerisasi


tambahan. Jenis reaksi tambahan ini begitu banyak terjadi sehingga seringkali istilah
polimerisasi secara umum digunakan untuk menggambarkan proses tersebut.

Tidak seperti polimerisasi kondensasi, tidak ada perubahan komposisi selama


polimerisasi tambahan. Makromolekul dibentuk dari unit-unit yang lebih kecil, atau
monomer, tanpa perubahan dalam komposisi, karena monomer dan polimer memiliki
rumus empiris yang sama. Dengan kata lain, struktur monomer diulangi berkali-kali
dalam polimer.

Dibandingkan dengan polimer kondensasi, metode tambahan dapat


menghasilkan molekul raksasa dalam ukuran yang hampir tidak terbatas. Berawal dari
pusat aktif, satu monomer ditambahkan pada suatu saat dan dengan cepat membentuk
rantai yang secara teoritis dapat tumbuh tanpa batas, sepanjang tersedia pasokan blok
pembangun. Prosesnya sederhana, namun tidak dikendalikan.

Suatu prasyarat untuk senyawa berpolimerisasi tambahan adalah adanya gugus


tidak jenuh, yaitu, suatu ikatan ganda. Etilen, c2h4, monomer paling sederhana yang
dapat berpolimerisasi tambahan, dan radikal I* bebas, dapat digunakan untuk contoh:

(1) I+H2C = C2H => IH2-CH2

(2) IH2C-CH2+H2C = C2H => IH2C-CH2-H2C-CH2

Secara teoritis, I* dapat merupakan hampir semua radikal bebas apapun yang mungkin
dipilih. Menurut definisi, satu radikal bebas adalah suatu atom atau kelompok atom
yang memiliki electron ganjil (tidak berpasangan).

TAHAP-TAHAP DALAM POLIMERISASI TAMBAHAN


proses polimerisasi tambahan terjadi dalam 4 tahap. Induksi, penyebaran, pengakhiran,
dan pengalihan rantai.

Induksi. Untuk memulai proses polimerisasi tambahan, haruslah terdapat radikal


bebas. Radikal bebas dapat dihasilkan dengan mengaktifkan molekul monomer dengan
sinar ultraviolet, sinar biasa, panas atau pengalihan energy dari komposisi lain yangt
bertindak sebagai radikal bebas.

Kimiawi radikal bebas yang digunakan untuk memulai polimerisasi bukanlah


suatu katalis, karena masuk kedalam reaksi kimia dan menjadi bagian akhir dari
komposisi kimia. Suatu istilah yang lebih akurat adalah inisiator/pemula. Metode
polimerisasi ini bergantung pada pembentukan suatu persenyawaan dengan electron
tidak berpasangan (radikal bebas), biasanya bagian dari molekul yang lebih besar yang
pecah oleh pemanasan.

Sejumlah substansi yang mampu menghasilkan radikal bebas merupakan


inisiator berpotensi untuk polimerisasi resin poli(metil metakrilat). Inisiator yang paling
sering digunakan adalah benzoil peroksida, yang terurai pada temperature yang relative
rendah untuk membebaskan 2 radikal bebas per satu molekul benzoil peroksida.
Penguragan benzoil peroksida, juga disebut aktivasi, terjadi cukup cepat antara 50° dan
100° C. periode induksi (atau inisiasi) adalah waktu dimana molekul-molekul inisiator
menjadi berenergi atau teraktivasi, membentuk radikal bebas yang berinteraksi dengan
molekul monomer. Periode ini amat dipengaruhi oleh kemurnian monomer. Setiap
ketidakmurnian yang bias bereaksi dengan gugus teraktivasi dapat meningkatkan
lamanya periode ini dengan mengkonsumsi molekul inisiator yang teraktivasi. Meskipun
demikian, semakin tinggi temperature, semakin pendek periode induksi.

Proses polimerisasi yang berguna untuk resin gigi umumnya teraktivasi melalui 1
dari 3 proses: panas, kimia, dan sinar. Kebanyakan resin basis protesa terpolimerisasi
dengan aktivasoi panas. Jadi, rdikal bebas diperoleh dengan pemanasan benzoil
peroksida.

Penyebaran. Karena diperlukan hanya sedikit energy begitu terjadi pertumbuhan,


proses terus berlanjut dengan kecepatan tertentu. Secara teoritis, reaksi rantai harus
berlanjut dengan terbentuknya panas, sampai semua monomer telah diubah menjadi
polimer. Meskipun demikian, reaksi polimerisasi tidak pernah sempurna.

Pengakhiran. Reaksi antara dapat diakhiri baik dengtan penggabungan langsung atau
pertukaran atom hydrogen dari satu rantai yang tumbuh ke yang lain. Dengan kata lain,
kedua molekul berkombinasi dan menjadi tidak teraktivasi oleh pertukaran energy.

Pemindahan Rantai. Meswkipun pengakhiran rantai dapat berasal dari pemindahan


rantai, prosenya berbeda dengan reaksi pengakhiran yang telah dijelaskan, dimana
keadaan aktif diubah dari suatu radikal aktif menjadi suatu molekul tidak aktif, dan
tercipta molekul baru untuk pertumbuhan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai